Anda di halaman 1dari 4

RAWA

Rawa adalah daerah di sekitar sungai atau muara sungai yang cukup besar yang merupakan
tanah berlumpur dengan kadar air relatif tinggi. Rawa juga dikatakan sebagai genangan air di
daratan pada cekungan yang relatif dangkal. Genangan rawa bisa juga terjadi karena terjebak
pada suatu daerah cekungan dan lapisan batuan di bawah rawa merupakan batuan yang
impermiable.
Manfaat rawa diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Rawa yang terdapat pergantian air tawar dapat untuk areal sawah
2. Rawa yang airnya tidak terlalu asam dapat untuk daerah perikanan
3. Sebagai sumber pembangkit listrik
4. Sebagai objek pariwisata.

Jenis-jenis rawa dibedakan menjadi :
1.Berdasarkan sifat airnya dibagi menjadi 3:
a. Rawa Air Tawar
Adalah raw yang airnya tawar karena letaknya di pinggiran sepanjang sungai.
b. Rawa Air Payau
Adalah rawa yang airnya percampuran antara tawar dan asin, biasanya letaknya di muara
sungai menuju laut.
c. Rawa Air Asin
Adalah rawa yang airnya asin dan letaknya di daerah pasang surut laut.

2. Berdasarkan keadaan airnya dibagi menjadi 3 :
a. Rawa yang airnya terlalu tergenang
Adalah rawa yang selalu tergenang airnya, tidak dapat dimanfaatkan sebagai lahan pertanian,
karena lahannya tertutup tanah gambut yang tebal. Di daerah rawa ini sulit terdapat bentuk
kehidupan binatang karena airnya sangat asam dengan warna air kemerah-merahan.
b. Rawa yang airnya tidak selalu tergenang
Adalah rawa yang menampung air tawar dilimpahkan air sungai pada saat air laut pasang dan
airnya relatif mengering pada saat air laut surut.



3. Berdasarkan letaknya dibagi menjadi 3 :
a. Rawa Pantai
Adalah rawa yang berada di muara sungai. Air pada jenis rawa ini selalu mengalami
pergantian
karena dipengaruhi oleh pasang surut air laut.
b. Rawa Pinggiran
Adalah rawa sepanjang aliran sungai, terjadi akibat sering meletupnya sungai tersebut.
c. Rawa Abadi
Adalah rawa yang airnya terjebak dalam sebuah cekungan dan tidak memiliki pelepasan ke
laut. Air hujan yang tertampung dalam rawa hanya dapat menguap tanpa ada aliran yang
berarti.

Komponen Ekosistem Rawa
Komponen pembentuk ekosistem rawa ini terdiri dari abiotik dan biotik. Abiotik atau
komponen tak hidup adalah komponen fisik dan kimia yang berupa medium atau substrat
tempat berlangsungnya kehidupan atau lingkungan tempat hidup. Komponen abiotik dapat
berupa suhu, air, garam, cahaya matahari, tanah dan batu, serta iklim. Komponen biotik atau
disebut dengan komponen hidup adalah suatu komponen yang menyusun suatu ekosistem
selain komponen abiotik (tidak bernyawa). Misalnya pada perairan rawa lebak lebung di
Sumatera Selatan terdapat ikan nila (Oreochromis niloticus), betok (Anabas testudineus),
sepat siam (Trichogaster pectoralis), gabus (Channa striata), ikan lele (Clarias spp), belut
(Monopterus albus), dan berbagai jenis vegetasi air dari familia Graminae dan berbagai jenis
pepohonan besar yang merupakan sumberdaya hayati yang sangat menentukan kehidupan
hewan-hewan air (Irwan 1997).
Berdasarkan, peran dan fungsinya, makhluk hidup dalam ekosistem air tawar ini dibedakan
menjadi tiga macam, yaitu autotrof, heterotrof, dan decomposer. Autotrof merupakan
komponen produsen yang terdiri dari organisme yang dapat membuat makanannya sendiri
dari bahan organik dengan bantuan energi seperti sinar matahari dan bahan
kimia. Autotrof berperan sebagai produsen. Pada ekositem rawa ini yang tergolong autotrof
adalah tumbuhan berklorofil seperti gulma dan eceng gondok. Heterotrof adalah komponen
yang terdiri dari organisme yang memanfaatkan bahanbahan organik yang disediakan oleh
organisme lain sebagai makanannya. Komponen heterotrof disebut juga konsumen makro
karena makanan yang dimakan berukuran lebih kecil. Golongan heterotrof adalah manusia,
hewan, jamur dan mikroba. Dekomposer atau disebut juga pengurai adalah organisme yang
menguraikan bahan organik yang berasal dari organisme mati. Organisme pengurai menyerap
sebagian hasil penguraian tersebut dan melepaskan bahan-bahan yang sederhana yang dapat
digunakan kembali oleh produsen. Golongan pengurai pada ekosistem ini adalah bentos yang
berupa cacing darah atau larva chironomid (Susanto 2000).
Penyebaran jenis dan populasi komunitas bentos tidak jauh berbeda dengan komponen biotik
lainnya yaitu ditentukan oleh sifat fisika, kimia dan biologi perairan. Sifat fisik perairan
seperti pasang surut, kedalaman, kecepatan arus, warna, kekeruhan atau kecerahan dan suhu
air. Sifat kimia perairan antara lain, kandungan gas terlarut, bahan organik, pH, kandungan
hara dan faktor biologi yang berpengaruh adalah komposisi biotik jenis hewan dalam perairan
diantaranya adalah produsen yang merupakan sumber makanan bagi hewan bentos dan
hewan predator yang akan mempengaruhi kelimpahan bentos penyebaran jenis dan populasi
komunitas bentos ditentukan oleh sifat fisika, kimia dan biologi perairan (Irwan 1997).
Menurut penelitian tentang plankton di Rawa pening menyebutkan bahwa fitoplankton lebih
banyak ditemukan di bagian permukan dan tengah . hal ini karena fitoplankton suka terhadap
cahaya untuk proses fotosintesis. Sedangkan zooplankton lebih banyak ditemukan pada
semua kedalaman air, karena mereka memiliki kemampuan untuk bergerak. Organisme di
Rawa pening misalnya Caridina laevis Heller (Udang air tawar) dan ikan nila. Pertumbuhan
ikan misalnya sangat tergantung pada ketersediaan pakannya khususnya pakan alami. Pakan
alami merupakan pakan hidup bagi larva ikan yang mencakup fitoplankton, zooplankton,
perifiton, dan bentos (Arika 2005).
Pada ekosistem ini, maka terbentuklah suatu rantai makanan. Rantai makanan adalah
peristiwa makan dan dimakan antara makhluk hidup dengan urutan tertentu. Dalam rantai
makanan ada makhluk hidup yang berperan sebagai konsumen, dan produsen. Rantai
makanan ini dimulai dari gulma atau lumut sebagai peghasil atau produsen yang dapat
dimakan oleh komponen heterotrof berupa ikan nila. Pakan Alami dapat mempercepat
pertumbuhan ikan nila, seperti pitoplankton dan zooplankton. Selain itu ikan nila adalah jenis
ikan pemakan tumbuh-tumbuhan (herbivora). Komponen heterotrof yang mati diuraikan oleh
dekomposer yang ada di air tawar berupa cacing dengan bantuan sinar matahari membentuk
komponen baru autotrof seperti gulma.Keberadaan dekomposer sangat penting dalam
ekosistem. Hewan atau tumbuhan yang telah mati akan diuraikan oleh dekomposer dan
dikembalikan ke tanah menjadi unsur hara (zat anorganik) yang penting bagi pertumbuhan
tumbuhan. Aktivitas pengurai juga menghasilkan gas karbondioksida yang penting bagi
fotosintesis. Proses rantai makanan ini selalu berjalan untuk mempertahankan kehidupan
pada ekositem air rawa. Akan tetapi, siklus dalam rantai makanan dapat berjalan seimbang
apabila semua komponen tersedia. Apabila salah satu komponen didalamnya tidak ada maka
akan terjadi ketimpangan dalam urutan makan dan dimakan dalam rantai makanan tersebut
(Susanto 2000).

Anda mungkin juga menyukai