Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

Penelitian atau riset adalah terjemahan dari bahasa Inggris research, yang
merupakan gabungan dari kata re (kembali) dan to search (mencari). Beberapa
sumber lain menyebutkan bahwa research adalah berasal dari bahasa Perancis
recherche.Intinya hakekat penelitian adalah mencari kembali.Definisi tentang
penelitian yang muncul sekarang ini bermacam-macam, salah satu yang cukup
terkenal adalah menurut Websters New Collegiate Dictionary yang mengatakan
bahwa penelitian adalah penyidikan atau pemeriksaan bersungguh-sungguh,
khususnya investigasi atau eksperimen yang bertujuan menemukan dan
menafsirkan fakta, revisi atas teori atau dalil yang telah diterima. Dalam buku
berjudul Introduction to Research, T. Hillway menambahkan bahwa penelitian
adalah studi yang dilakukan seseorang melalui penyelidikan yang hati-hati dan
sempurna terhadap suatu masalah, sehingga diperoleh pemecahan yang tepat
terhadap masalah tersebut. Ilmuwan lain bernama Woody memberikan gambaran
bahwa penelitian adalah metode menemukan kebenaran yang dilakukan dengan
critical thinking (berpikir kritis).
Jenis penelitian sangat beragam macamnya, disesuaikan dengan cara pandang dan
dasar untuk memberikan klasifikasi akan jenis penelitian tersebut. Secara umum
jenis penelitian didasarkan pada cara pandang Etika Penelitian dan Pola Pikir yang
melandasi suatu model konseptual.













BAB II
JENIS-JENIS PENELITIAN

1. A. BERDASAR FUNGSINYA
2. 1. Penelitian Dasar
Penelitian dasar (basic research) disebut juga penelitian murni (pure research)
atau penelitian pokok (fundamental research) adalah penelitian yang
diperuntukan bagi pengembangan suatu ilmu pengetahuan serta diarahkan pada
pengembangan teori-teori yang ada atau menemukan teori baru. Peneliti yang
melakukan penelitian dasar memiliki tujuan mengembangkan ilmu pengetahuan
tanpa memikirkan pemanfaatan secara langsung dari hasil penelitian tersebut.
Penelitian dasar justru memberikan sumbangan besar terhadap pengembangan
serta pengujian teori-teori yang akan mendasari penelitian terapan.
Penelitian dasar lebih diarahkan untuk mengetahui, menjelaskan, dan
memprediksikan fenomena-fenomena alam dan sosial. Hasil penelitian dasar
mungkin belum dapat dimanfaatkan secara langsung akan tetapi sangat berguna
untuk kehidupan yang lebih baik. Tujuan penelitian dasar adalah untuk menambah
pengetahuan dengan prinsip-prinsip dasar, hukum-hukum ilmiah, serta untuk
meningkatkan pencarian dan metodologi ilmiah (Sukmadinata, 2005).
Tingkat generalisasi hasil penelitian dasar bersifat abstrak dan umum serta berlaku
secara universal. Penelitian dasar tidak diarahkan untuk memecahkan masalah
praktis akan tetapi prinsip-prinsip atau teori yang dihasilkannya dapat mendasari
pemecahan masalah praktis. Dengan kata lain, hasil penelitian dasar dapat
mempengaruhi kehidupan praktis. Contoh penelitian dasar yang terkait erat
dengan bidang pendidikan adalah penelitian dalam bidang psikologi, misalnya
penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi sikap dan perikalu manusia.
Hasil penelitian tersebut sering digunakan sebagai landasan dalam pengembangan
sikap untuk merubah perilaku melalui proses pembelajaran/pendidikan.

1. 2. Penelitian Terapan
Penelitian terapan atau applied research dilakukan berkenaan dengan kenyataan-
kenyataan praktis, penerapan, dan pengembangan ilmu pengetahuan yang
dihasilkan oleh penelitian dasar dalam kehidupan nyata. Penelitian terapan
berfungsi untuk mencari solusi tentang masalah-masalah tertentu. Tujuan utama
penelitian terapan adalah pemecahan masalah sehingga hasil penelitian dapat
dimanfaatkan untuk kepentingan manusia baik secara individu atau kelompok
maupun untuk keperluan industri atau politik dan bukan untuk wawasan
keilmuan semata (Sukardi, 2003). Dengan kata lain penelitian terapan adalah satu
jenis penelitian yang hasilnya dapat secara langsung diterapkan untuk
memecahkan permasalahan yang dihadapi. Penelitian ini menguji manfaat dari
teori-teori ilmiah serta mengetahui hubungan empiris dan analisis dalam bidang-
bidang tertentu. Implikasi dari penelitian terapan dinyatakan dalam rumusan
bersifat umum, bukan rekomendasi berupa tindakan langsung. Setelah sejumlah
studi dipublikasikan dan dibicarakan dalam periode waktu tertentu, pengetahuan
tersebut akan mempengaruhi cara berpikir dan persepsi para praktisi. Penelitian
terapan lebih difokuskan pada pengetahuan teoretis dan praktis dalam bidang-
bidang tertentu bukan pengetahuan yang bersifat universal misalnya bidang
kedokteran, pendidikan, atau teknologi. Penelitian terapan mendorong penelitian
lebih lanjut, menyarankan teori dan praktek baru serta pengembangan metodologi
untuk kepentingan praktis. Penelitian terapan dapat pula diartikan sebagai studi
sistematik dengan tujuan menghasilkan tindakan aplikatif yang dapat dipraktekan
bagi pemecahan masalah tertentu. Hasil penelitian terapan tidak perlu sebagai
suatu penemuan baru tetapi meupakan aplikasi baru dari penelitian yang sudah
ada (Nazir, 1985). Akhir-akhir ini, penelitian terapan telah berkembang dalam
bentuk yang lebih khusus yaitu penelitian kebijakan (Majchrzak, 1984). Penelitian
kebijakan berawal dari permasalahan praktik dengan maksud memecahkan
masalah-masalah sosial. Hasil penelitian biasanya dimanfaatkan oleh pengambil
kebijakan.

1. 3. Penelitian Evaluatif
Penelitian evaluatif pada dasarnya merupakan bagian dari penelitian terapan
namun tujuannya dapat dibedakan dari penelitian terapan. Penelitian ini
dimaksudkan untuk mengukur keberhasilan suatu program, produk atau kegiatan
tertentu (Danim, 2000). Penelitian ini diarahkan untuk menilai keberhasilan
manfaat, kegunaan, sumbangan dan kelayakan suatu program kegiatan dari suatu
unit/ lembaga tertentu. Penelitian evaluatif dapat menambah pengetahuan tentang
kegiatan dan dapat mendorong penelitian atau pengembangan lebih lanjut, serta
membantu para pimpinan untuk menentukan kebijakan (Sukmadinata, 2005).
Penelitian evaluatif dapat dirancang untuk menjawab pertanyaan, menguji, atau
membuktikan hipotesis. Makna evaluatif menunjuk pada kata kerja yang
menjelaskan sifat suatu kegiatan, dan kata bendanya adalah evaluasi. Penelitian
evaluatif menjelaskan adanya kegiatan penelitian yang sifatnya mengevaluasi
terhadap sesuatu objek, yang biasanya merupakan pelaksanaan dan rencana. Jadi
yang dimaksud dengan penelitian evaluatif adalah penelitian yang bertujuan untuk
mengumpulkan informasi tentang apa yang terjadi, yang merupakan kondisi nyata
mengenai keterlaksanaan rencana yang memerlukan evaluasi. Melakukan evaluasi
berarti menunjukkan kehati-hatian karena ingin mengetahui apakah implementasi
program yang telah direncanakan sudah berjalan dengan benar dan sekaligus
memberikan hasil sesuai dengan harapan. Jika belum bagian mana yang belum
sesuai serta apa yang menjadi penyebabnya.
Penelitian evaluatif memiliki dua kegiatan utama yaitu pengukuran atau
pengambilan data dan membandingkan hasil pengukuran dan pengumpulan data
dengan standar yang digunakan. Berdasarkan hasil perbandingan ini maka akan
didapatkan kesimpulan bahwa suatu kegiatan yang dilakukan itu layak atau tidak,
relevan atau tidak, efisien dan efektif atau tidak. Atas dasar kegiatan tersebut,
penelitian evaluatif dimaksudkan untuk membantu perencana dalam pelaksanaan
program, penyempurnaan dan perubahan program, penentuan keputusan atas
keberlanjutan atau penghentian program, menemukan fakta-fakta dukungan dan
penolakan terhadap program, memberikan sumbangan dalam pemahaman suatu
program serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Lingkup penelitian
evaluative dalam bidang pendidikan misalnya evaluasi kurikulum, program
pendidikan, pembelajaran, pendidik, siswa, organisasi dan manajemen. Satu
pengertian pokok yang terkandung dalam evaluasi adalah adanya standar, tolok
ukur atau kriteria. Mengevaluasi adalah melaksanakan upaya untuk
mengumpulkan data mengenai kondisi nyata sesuatu hal, kemudian dibandingkan
dengan kriteria agar dapat diketahui kesenjangan antara kondisi nyata dengan
kriteria (kondisi yang diharapkan). Penelitian evaluatif bukan sekedar melakukan
evaluasi pada umumnya. Penelitian evaluatif merupakan kegiatan evaluasi tetapi
mengikuti kaidah-kaidah yang berlaku bagi sebuah penelitian, yaitu persyaratan
keilmiahan, mengikuti sistematika dan metodologi secara benar sehingga dapat
dipertanggungjawabkan. Sejalan dengan makna tersebut, penelitian evaluatif
harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut (Arikunto, 2006):
1. Proses kegiatan penelitian tidak menyimpang dari kaidah-kaidah yang
berlaku bagi penelitian ilmiah pada umumnya.
2. Dalam melaksanakan evaluasi, peneliti berpikir sistemik yaitu memandang
program yang diteliti sebagai sebuah kesatuan yang terdiri dan beberapa
komponen atau unsur yang saling berkaitan antara satu sama lain dalam
menunjang keberhasilan kinerja dan objek yang dievaluasi.
3. Agar dapat mengetahui secara rinci kondisi dan objek yang dievaluasi,
perlu adanya identifikasi komponen yang berkedudukan sebagai factor
penentu bagi keberhasilan program.
4. Menggunakan standar, kriteria, dan tolok ukur yang jelas untuk setiap
indikator yang dievaluasi agar dapat diketahui dengan cermat keunggulan
dan kelemahan program.
5. Agar informasi yang diperoleh dapat menggambarkan kondisi nyata secara
rinci untuk mengetahui bagian mana dari program yang belum terlaksana,
perlu ada identifikasi komponen yang dilanjutkan dengan identifikasi sub
komponen, dan sampai pada indikator dan program yang dievaluasi.
6. Dari hasil penelitian harus dapat disusun sebuah rekomendasi secara rinci
dan akurat sehingga dapat ditentukan tindak lanjut secara tepat.
7. Kesimpulan atau hasil penelitian digunakan sebagai masukan/
rekomendasi bagi kebijakan atau rencana program yang telah ditentukan.
Dengan kata lain, dalam melakukan kegiatan evaluasi program, peneliti
harus berkiblat pada tujuan program kegiatan sebagai standar, criteria, atau
tolak ukur.

1. B. BERDASAR METODENYA
2. 1. Penelitian Historis
Penelitian ditujukan kepada rekonstruksi masa lampau sistematis dan objektif
memahami peristiwa-peristiwa masa lampau itu. Data yang dikumpulkan pada
penelitian ini sukar dikendalikan. Maka tingkat kepastian pemecahan
permasalahan dengan metode ini adalah paling rendah. Data yang dikumpulkan
biasanya hasil pengamatan orang lain seperti surat-surat arsip atau dokumen-
dokumen masa lalu. Penelitian seperti ini jika ditujukan kepada kehidupan pribadi
seseorang, maka penelitian disebut penelitian biografis.
Tujuan penelitian histonis adalah untuk membuat rekonstruksi masa lampau
secara sistematis dan secara sistematis dan objektif, dengan cara mengumpulkan,
mengevaluasi, memverifisi, serta mensintesiskan bukti-bukti untuk menegakkan
fakta dan memperoleh kesimpulan yang kuat. Seringkali penelitian yang demikian
itu berkaitan dengan hipotesis-hipotesis tertentu.
Ciri yang menonjol dari penelitian historis adalah;
1. Penelitian historis lebih bergantung kepada data yang diobservasi orang
lain dari pada yang diobservasi oleh peneliti sendiri. Data yang baik akan
dihasilkan oleh kerja yang cermat yang menganalisis keotentikan,
ketepatan, dan pentingnya sumber-sumbernya.
2. Berlainan dengan anggapan yang populer, penelitian historis haruslah
tertib ketat, sistematis, dan tuntas; seringkali penelitian yang dikatakan
sebagai suatu penelitian historis hanyalah koleksi informasi-informasi
yang tak layak, tak reliabel, dan berat sebelah.
3. Penelitian historis tergantung kepada dua macam data, yaitu data primer
dan data sekunder. Data primer diperoleh dari sumber primer, yaitu Si
peneliti (penulis) secara langsung melakukan observasi atau menyaksikan
kejadian-kejadian yang dituliskan. Data sekunder diperoleh dan sumber
sekunder, yaitu peneliti melaporkan hasil observasi orang lain yang satu
kali atau lebih telah lepas dari kejadian aslinya. Di antara kedua sumber
itu, sumber primer dipandang sebagai memiliki otoritas sebagai bukti
tangan pertama, dan diberi prionitas dalam pengumpulan data.
4. Untuk menentukan bobot data, biasa dilakukan dua macam kritik, yaitu
kritik eksternal dan kritik internal. Kritik eksternal menanyakan apakah
dokumen relik itu otentik, sedang kritik internal menanyakan Apabila
data itu otentik, apakah data tersebut akurat dan relevan?. Kritik internal
harus menguji motif, keberatsebelahan, dan keterbatasan si penulis yang
mungkin melebih-lebihkan atau mengabaikan sesuatu dan memberikan
informasi yang terpalsu. Evaluasi kritis inilah yang menyebabkan
penelitian historis itu sangat tertib-ketat, yang dalam banyak hal lebih
dibanding dari pada studi eksperimental.
5. Walaupun penelitian historis mirip dengan penelaahan kepustakaan yang
mendahului lain-lain bentuk rancangan penelitian, namun cara pendekatan
historis adalah lebih tuntas, mencari informasi dan sumber yang lebih luas.
Penelitian historis juga menggali informasi-informasi yang lebih tua dari
pada yang umum dituntut dalam penelaahan kepustakaan, dan banyak juga
menggali bahan-bahan tak diterbitkan yang tak dikutip dalam bahan acuan
yang standar.
Langkah pokok untuk melaksanakan penelitian historis sebagai berikut:
1. Definisi masalah.
2. Rumuskan tujuan penelitian dan jika mungkin, rumuskan hipotesis yang
akan memberi arah dan fokus bagi kegiatan penelitian itu.
3. Kumpulkan data, dengan selalu mengingat perbedaan antara sumber
primer dan sumber sekunder.
4. Suatu keterampilan yang sangat penting dalam penelitian historis adalah
cara pencatatan data : dengan sistem kartu atau dengan sistem lembaran,
kedua duanya dapat dilakukan.
5. Evaluasi data yang diperoleh dengan melakukan kritik eksternal dan kritik
internal.
6. Tuliskan laporan.

1. 2. Penelitian Filosofis

1. 3. Penelitian Observasional
Penelitin yang bertujuan untuk mengamati dan mendeskripsikan gejala-gejala
yang terjadi dalam (pada) fenomena natural ataupun sosial, yang terjadi dalam
tingkatan waktu tertentu, dan tidak dapat dikendalikan oleh si peneliti, seperti
perubahan iklim, pergerakan binatang, pencemaran lingkungan, perubahan
perilaku masyarakat, kriminalitas, dsb.

1. 4. Penelitian Eksperimental
Penelitian yang dilakukan dengan menciptakan fenomena pada kondisi terkendali.
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan hubungan sebab-akibat dan pengaruh
faktor-faktor pada kondisi tertentu.
Dalam bentuk yang paling sederhana, pendekatan eksperimental ini berusaha
untuk menjelaskan, mengendalikan dan meramalkan fenomena seteliti mungkin.
Dalam penelitian eksperimental banyak digunakan model kuantitatif.

Berdasarkan sumber yang lain, penelitian berdasar metodenya digolongkan
menjadi:

1. 1. Penelitian Survey
Penelitian yang dilakukan pada popolasi besar maupun kecil, tetapi data
yangdipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut,
sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi dan hubungan-hubungan
antar variabel sosilogis maupun psikologis.
2. Penelitian Ex Post Facto
Yaitu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi yang
kemudian merunut ke belakang untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat
menimbulkan kejadian tersebut.
1. 3. Penelitian Eksperimen
Yaitu suatu penelitian yang berusaha mencari pengaruh variabel tertentu terhadap
variabel yang lain dalam kondisi yang terkontrol secara ketat. Variabel
independennya dimanipulasi oleh peneliti.
1. 4. Penelitian Naturalistic
Metode penelitian ini sering disebut dengan metode kualitatif, yaitu metode
penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek alami (sebagai
lawannya) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci. Contoh : Sesaji
terhadap keberhasilan bisnis.
1. 5. Policy Reserach
Yaitu suatu proses penelitian yang dilakukan pada, atau analisis terhadap
masalah-masalah sosial yang mendasar, sehingga temuannya dapat
direkomendasikan kepada pembuat keputusan untuk bertinak secara praktis dalam
menyelesaikan masalah.
1. 6. Action Research
Merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan metode kerja yang
paling efisien, sehingga biaya produksi dapat ditekan dan produktifitas lembaga
dapat meningkat. Tujuan utama penelitian ini adalah mengubah: 1) situasi, 2)
perilaku, 3) organisasi termasuk struktur mekanisme kerja, iklim kerja, dan
pranata.
1. 7. Penelitian Evaluasi
Merupakan bagian dari proses pembuatan keputusan, yaitu untuk membandingkan
suatu kejadian, kegiatan dan produk dengan standar dan program yang telah
ditetapkan.
1. 8. Penelitian Sejarah
Berkenaan dengan analisis yang logis terhadap kejadian-kejadian yang
berlangsung di masa lalu. Sumber datanya bisa primer, yaitu orang yang terlibat
langsung dalam kejadian itu, atau sumber-sumber dokumentasi yang berkenaan
dengan kejadian itu. Tujuan penelitian sejarah adalah untuk merekonstruksi
kejadian-kejadian masa lampau secara sistematis dan obyektif, melalui
pengumpulan, evaluasi, verifikasi, dan sintesa data diperoleh, sehingga ditetapkan
fakta-fakta untuk membuat suatu kesimpulan.


1. C. BERDASAR SIFAT PERMASALAHANNYA
2. 1. Penelitian Historis

1. 2. Penelitian Deskriptif
Penelitian deskripsi berusaha memberikan dengan sistematis dan cermat fakta-
fakta aktual dan sifat populasi tertentu.
Tujuan penelitian deskriptif adalah untuk membuat pecandraan secara sistematis,
faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah
tertentu.
Misalnya: penelitian yang dilakukan mahasiswa untuk menyusun tesis
memperoleh gelar sarjana kependidikan di IKIP, biasanya adalah penelitian
deskriptif, seperti penelitian mengenai kemunduran prestasi belajar siswa.
Ciri yang menonjol dan penelitian deskriptif adalah sebagai berikut : Secara
harfiah, penelitian deskriptif adalah penelitian yang bermaksud untuk membuat
pencandaan (deskripsi) mengenai situasi atau kejadian. Dalam anti ini penelitian
deskriptif itu adalah akumulasi data dasar dalam cara deskriptif semata-mata tidak
perlu mencari atau menerangkan saling berhubungan, mentest hipotesis, membuat
ramalan, atau mendapatkan makna dan implikasi, walaupun penelitian yang
bertujuan untuk menemukan hal-hal tersebut dapat mencakup juga metode
deskriptif. Tetapi para ahli dalam bidang penelitian tidak ada kesepakatan
mengenai apa sebenarnya penelitian deskriptif itu. Sementara ahli memberikan
arti penelitian deskriptif itu lebih luas dan mencakup segala macam bentuk
penelitian kecuali penelitian historis dan penelitian eksperimental, dalam anti luas,
biasanya digunakan istilah penelitian survei.
Tujuan penelitian survei:
1. Untuk mencari informasi faktual yang mendetail yang mencandra gejala
yang ada.
2. Untuk mengidentifikasi masalah-masalah atau bentuk mendapatkan
justifikasi keadaan dan praktek-praktek yang sedang berlangsung.
3. Untuk membuat komparasi dan evaluasi.
4. Untuk mengetahui apa yang dikerjakan oleh orang-orang lain dalam
menangani masalah atau situasi yang sama, agan dapat belajar dari meneka
untuk kepentingan pembuatan rencana dan pengambilan keputusan di
masa depan.

1. 3. Penelitian Perkembangan
Penelitian perkembangan menyelidiki pola dan proses pertumbuhan atau
perubahan sebagai fungsi dari waktu.
Kekhususan:
1. Memusatkan perhatian pada ubahan-ubahan dan perkembangannya selama
jangka waktu tertentu. Meneliti pola-pola pertumbuhan, laju, arah, dan
urutan perkembangan dalam beberapa fase.
2. Penelitian ini umumnya memakai waktu yang panjang atau bersifat
longitudinal. Dan biasa dilakukan oleh peneliti ahli dengan fasilitas cukup.
Tujuan penelitian perkembangan adalah untuk menyelidiki pola dan perurutan
pertumbuhan dan/atau perubahan sebagai fungsi waktu.
Ciri penelitian perkembangan yang menonjol sebagai berikut:
a. Penelitian perkembangan memusatkan perhatian pada studi mengenai variabel-
variabel dan perkembangannya selama beberapa bulan atau beberapa tahun.
Tugasnya adalah menjawab pertanyaan-pertanyaan ~ pola-pola pertumbuhannya,
lajunya, arahnya, perurutannya, dan bagaimana berbagai faktor berhubungan satu
sama lain dan mempengaruhi sifat-sifat perkembangan itu?.
b. Masalah sampling dalam studi longitudinal adalah kompleks karena terbatasnya
subyek yang dapat diikuti dalam waktu yang lama
c. Studi-studi cross-sectional biasanya meliputi subyek lebih banyak, tetapi
mencandra faktor pertumbuhan yang lebih sedikit dari pada studi longitudinal.
Walaupun metode longitudinal itu adalah satu-satunya metode langsung untuk
mempelajari perkembangan manusia, namun cara pendekatan cross-sectional
lebih murah dan lebih cepat karena kurun waktu yang panjang diganti oleh
pengambilan sampel dan berbagai kelompok umur. Dalam metode cross sectional
soal sampling adalah rumit. Untuk membuat generalisasi intrinsik mengenai pola
perkembangan dan sampel anak-anak dan perurutan umur ini mengandung risiko
mencampuradukkan perbedaan-perbedaan antar kelompok yang timbul dan proses
sampling.
d. Studi kecenderungan mengandung kelemahan bahwa faktor-faktor yang tak
dapat diramalkan mungkin masuk dan memodifikasi atau membuat
kecenderungan yang didasarkan masa lampau menjadi tidak sah. Pada umumnya,
ramalan untuk masa yang panjang adalah hanya educated guess, sedang ramalan
untuk waktu yang pendek lebih reliabel dan lebih valid.
Langkah pokok yang harus dilakukan dalam penelitian perkembangan:
1. Definisikan masalahnya atau rumuskan tujuan-tujuannya.
2. Lakukan penelaahan kepustakaan untuk menentukan garis dasar informasi
yang ada dan memperbandingkan metodologi-metodologi penelitian,
termasuk alat-alat yang telah ada dan teknik-teknik pengumpulan data
yang telah dikembangkan.
3. Rancangan cara pendekatan.
4. Kumpulkan data.
5. Evaluasi data yang terkumpul
6. Susun laporan mengenai hasil evaluasi itu.

1. 4. Penelitian kasus dan Penelitian lapangan
Penelitian kasus memusatkan perhatian pada suatu kasus secara intensif dan
terperinci mengenai latar belakang keadaan sekarang yang dipermasalahkan.
Kekhususan:
1. Subjek yang diteliti terdiri dari suatu kesatuan (unit) secara mendalam,
sehingga hasilnya merupakan gambaran lengkap atau kasus pada unit itu.
Kasus bisa terbatas pada satu orang saja, satu keluarga, satu daerah, satu
peristiwa atau suatu kelompok terbatas lain.
2. Selain penelitian hanya pada suatu unit, ubahan-ubahan yang diteliti juga
terbatas, dari ubahan-ubahan dan kondisi-kondisi yang lebih besar
jumlahnya, yang terpusat pada spek yang menjadi kasus. Biasanya
penelitian ini dengan cara longitudinal.
Tujuan penelitian kasus dan penelitian lapangan adalah untuk mempelajari secara
intensif tentang latar belakang keadaan sekarang, dan interaksi lingkungan sesuatu
unit sosial: individu, kelompok, lembaga, atau masyarakat.
Ciri utama yang menonjol adalah:
1. Penelitian kasus adalah penelitian mendalam mengenai unit sosial tertentu
yang hasilnya merupakan gambaran yang lengkap dan terorganisasi baik
mengenai unit tersebut. Tergantung kepada tujuannya, ruang lingkup
penelitian itu mungkin mencakup keseluruhan siklus kehidupan atau hanya
segmen-segmen tertentu saja; studi demikian itu mungkin
mengkonsentrasikan diri pada faktor-faktor khusus tertentu atau dapat pula
mencakup keseluruhan faktor-faktor dan kejadian-kejadian.
2. Dibanding dengan studi survei yang cenderung untuk meneliti sejumlah
kecil variabel pada unit sampel yang besar, studi kasus cenderung untuk
meneliti jumlah unit yang kecil tetapi mengenai variabel-variabel dan
kondisi-kondisi yang besar jumlahnya.
Keunggulan yang utama dan penelitian kasus sebagai berikut:
1. Penelitian kasus terutama sangat berguna untuk informasi latar belakang
guna perencanaan penelitian yang lebih besar dalam ilmu-ilmu sosial.
Karena studi yang demikian itu intensif sifatnya, menerangi variabel yang
penting, proses, dan interaksi, yang memerlukan perhatian yang lebih luas.
Penelitian kasus itu merintis dasar baru dan sering kali merupakan sumber
hipotesis-hipotesis untuk penelitian lebih jauh.
2. Data yang diperoleh dan penelitian kasus memberikan contoh yang
berguna untuk memberi ilustrasi mengenai penemuan yang
digeneralisasikan dengan statistik.
Kelemahan penelitian kasus meliputi:
1. Karena fokusnya yang terbatas pada unit-unit yang sedikit jumlahnya,
penelitian kasus itu terbatas sifat representatifnya. Studi yang demikian itu
tidak memungkinkan generalisasi kepada populasinya, sebelum penelitian
lanjutan yang berfokus pada hipotesis tertentu dan menggunakan sampel
yang layak selesai dikerjakan.
2. Penelitian kasus terutama sangat peka terhadap keberatsebelahan
subyektif. Kasusnya sendiri mungkin dipilih atas dasar sifat dramatiknya
dan bukan atas dasar sifat khasnya. Sejauh pendapat selektif menentukan
apakah data tertentu diikutsertakan atau tidak, atau memberikan makna
tinggi atau rendah, atau menempatkan data tersebut dalam konteks tertentu
dan bukan pada konteks yang lain, maka interpretasi subyektif akan
mempengaruhi hasilnya.
Langkah pokok yang harus dilakukan untuk melaksanakan penelitian kasus
meliputi:
1. Rumuskan tujuan yang akan dicapai. Apakah yang dijadikan unit studi itu
dan sifat-sifat, saling hubungan serta proses yang mana yang akan
menuntun penelitian?
2. Rancangan cara pendekatannya. Bagaimana unit-unit itu akan dipilih?
Sumber data mana yang tersedia? Metode pengumpulan data mana yang
akan digunakan?.
3. Kumpulkan data.
4. Organisasikan data dan informasi yang diperoleh itu menjadi rekonstruksi
unit studi yang koheren dan terpadu secara baik.
5. Susunlah laporannya dengan sekaligus mendiskusikan makna hasil
tersebut.
6. 5. Penelitian Korelasional
Penelitian korelasional bertujuan melihat hubungan antara dua gejala atau
lebih.misalnya, apakah ada hubungan antara status sosial orang tua siswa dengan
prestasi anak mereka.
Ciri penelitian korelasional meliputi:
1. Penelitian macam ini cocok dilakukan bila variabel yang diteliti rumit
dan/atau tak dapat diteliti dengan metode eksperimental atau tak dapat
dimanipulasikan.
2. Studi macam ini memungkinkan pengukuran beberapa variabel dan saling
berhubungannya secara serentak dalam keadaan realistiknya.
3. Apa yang diperoleh adalah taraf atau tinggi rendahnya saling hubungan
dan bukan ada atau tidak adanya saling hubungan tersebut.
4. Hal ml berbeda misalnya dengan pada penelitian eksperimental, yang
dapat memperoleh hasil mengenai ada atau tidak adanya efek tertentu.
Penelitian korelasional mengandung kelemahan-kelemahan, antara lain:
1. Hasilnya cuma mengidentifikasikan apa sejalan dengan apa, tidak mesti
menunjukkan saling hubungan yang bersifat kausal.
2. Jika dibandingkan dengan penelitian eksperimental, penelitian korelasional
kurang tertib, karena kurang melakukan kontrol terhadap variabel-variabel
bebas.
3. Pola saling hubungan itu sering tak menentu dan kabur.
4. Sering merangsang penggunaannya sebagai macam short-gun approach,
yaitu memasukkan berbagal data tanpa pilih-pilih dan menggunakan setiap
interpretasi yang berguna dan bermakna.
Langkah pokok dalam melaksanakan penelitian korelasional adalah;
a. Definisikan masalah.
b. Lakukan penelaahan kepustakaan.
c. Rancangkan cara pendekatannya:
1) Indentifikasikan variabel-variabel yang relevan;
2) Tentukan subyek yang sebaik-baiknya;
3) Pilih atau susun alat pengukur yang cocok;
4) Pilih metode korelasional yang cocok untuk masalah yang sedang digarap.
d. Kumpulkan data.
e. Analisis data yang telah terkumpul dan buat interpretasinya.
f. Tuliskan laporan.

1. 6. Penelitian Kausal-Komparatif
Penelitian untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab akibat antara faktor
tertentu yang mungkin menjadi penyebab gejala yang diselidiki dengan cara:
berdasar atas pengamatan terhadap akibat yang ada mencari kembali faktor yang
mungkin menjadi penyebab melalui data tertentu. Hal ini berlainan dengan
metode eksperimental yang mengumpulkan datanya pada waktu kini dalam
kondisi yang dikontrol.
Misalnya : sikap santai siswa dalam kegiatan belajar mungkin disebabkan
banyaknya lulusan pendidikan tertentu yang tidak mendapat lapangan kerja.
Kekhususan:
1. Pengumpulan data mengenai gejala yang diduga mempunyai hubungan
sebab akibat itu dilakukan setelah peristiwa yang dipermasalahkan itu
telah terjadi ( penelitian bersifat ex post facto ).
2. Suatu gejala yang diamati, diusut kembali dari suatu faktor atau beberapa
faktor pada masa lampau.
Kelemahan utama setiap rancangan ex post facto adalah tidak adanya kontrol
terhadap variabel bebas. Dalam batas pemilihan yang dapat dilakukan, penelitian
harus mengambil fakta yang dijumpainya tanpa kesempatan untuk mengatur
kondisi atau memanipulasikan variabel-variabel yang mempengaruhi fakta-fakta
yang dijumpainya itu. Untuk dapat mencapai kesimpulan yang sehat, peneliti
harus mempertimbangkan segala alasan yang mungkin diajukan yang mungkin
mempengaruhi hasil-hasil yang dicapai. Sejauh peneliti dapat dengan sukses
membuat justifikasi kesimpulannya terhadap alternatif lain itu, dia ada dalam
posisi yang secara relatif kuat.

1. 7. Penelitian Eksperimental
Penelitian dengan melakukan percobaan terhadap kelompok-kelompok
eksperimen. Kepada tiap kelompok ekspremen dikenakan perlakuan-perlakuan
tertentu dengan kondisi-kondisi yang dapat dikontrol.
Data sebagai hasil pengaruh perlakuan terhadap kelompok ekspremen diukur
secara kuantitatif kemudian dibandingkan.
Misalnya, hendak meneliti keefektifan metode-metode mengajar. Penerapan tiap
metode dicobakan terhadap kelompok-kelompok coba. Pada akhir percobaan
prestasi belajar tiap kelompok dievaluasi.
Penelitian eksperimental dibagi menjadi dua yaitu penelitian eksperimental
sungguhan dan penelitian eksperimental semu.
Penelitian eksperimental sungguhan
Tujuan penelitian eksperimental sungguhan adalah untuk menyelidiki
kemungkinan saling hubungan sebab-akibat dengan cara mengenakan kepada satu
atau lebih kelompok eksperimental satu atau lebih kondisi perlakuan dan
memperbandingkan hasilnya dengan satu atau lebih kelompok kontrol yang tidak
dikenai kondisi perlakuan.
Contoh: Penelitian untuk menyelidiki pengaruh dua metode mengajar sejarah pada
murid-murid kelas Ill SMA sebagai fungsi ukuran kelas (besar dan kecil) dan taraf
inteligensi murid (tinggi, sedang, rendah), dengan cara menempatkan guru secara
random berdasarkan inteligensi, ukuran kelas, dan metode mengajar.
Ciri-ciri:
1. Pengaturan variabel-variabel dan kondisi-kondisi eksperimental secara
tertib ketat, baik dengan kontrol atau manipulasi langsung maupun dengan
randomisasi (pengaturan secara rambang).
2. Secara khas menggunakan kelompok kontrol sebagai garis dasar untuk
dibandingkan dengan kelompok (kelompok-kelompok) yang dikenal
perlakuan eksperimental.
3. Memusatkan usaha pada pengontrolan variable
4. Internal validity merupakan tujuan pertama metode eksperimental.
Pernyataan yang perlu dijawab adalah: Apakah manipulasi eksperimental pada
studi ini memang benar-benar menimbulkan perbedaan?
Tujuan ke dua metode eksperimental adalah external validity yang menanyakan
persoalan: seberapa repsentatifkah penemuan penelitian ini dan seberapa jauh
hasilnya dapat digeneralisasikan kepada subyek atau kondisi yang semacam?
Dalam rancangan eksperimental yang klasik, semua variabel penting diusahakan
agar konstan kecuali variabel perlakuan yang secara sengaja dimanipulasikan atau
dibiarkan bervariasi. Misalnya rancangan faktoral dan analisis variabel, dapat
sekaligus menggunakan lebih dan satu kelompok eksperimental. Hal-hal yang
demikian itu memungkinkan untuk secara serempak menentukan (1) efek variabel
bebas utama (perlakuan), (2) variasi yang berkaitan dengan variabel yang
digunakan untuk membuat klasifikasi, dan (3) interaksi antara kombinasi variabel
bebas dan atau variabel yang digunakan untuk membuat klasifikasi tertentu.
Walaupun cara pendekatan eksperimental itu adalah yang paling kuat karena cara
ini memungkinkan untuk mengontrol variabel-variabel yang relevan, namun cara
ini juga paling nestnktif dan dibuat-buat (artificial). Ciri inilah yang merupakan
kelemahan utama kalau metode ini dikenakan kepada manusia dalam dunianya,
karena manusia sering berbuat lain apabila tingkah lakunya dibatasi secara
artifisial, dimanipulasikan atau diobservasi secara sistematis dan dievaluasi.

Penelitian Eksperimental-Semu (quasi-experimental research)
Tujuan penelitian eksperimental-semu adalah untuk memperoleh informasi yang
merupakan perkiraan bagi informasi yang dapat diperoleh dengan eksperimen
yang sebenarnya dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol
dan/atau memanipulasikan semua variabel yang relevan.
Contoh: Penelitian pendidikan yang menggunakan pre test-post test, yang di
dalamnya variabel seperti kematangan, efek testing, regresi statistik, atrisi selektif,
dan adaptasi tidak dapat dihindari atau justru terlewat dan penelitian.
Ciri-ciri:
1. Penelitian eksperimental-semu secara khas mengenai keadaan praktis,
yang di dalamnya adalah tidak mungkin untuk mengontrol semua variabel
yang relevan kecuali beberapa dan variabel tersebut. Si peneliti
mengusahakan untuk sampai sedekat mungkin dengan ketertiban
penelitian eksperimental yang sebenarnya, dengan hati-hati menunjukkan
perkecualian dan keterbatasannya. Karena itu, atas identifikasi secara hati-
hati mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi internal validity dan
external validity.
2. Perbedaan antara penelitian eksperimental-sungguhan dan penelit1an
eksperimental-semu adalah kecil, terutama kalau yang dipergunakan
sebagai subyek adalah manusia misalnya dalam psikologi.
3. Walaupun penelitian tindakan dapat mempunyai status eksperimental-
semu, namun seringkali penelitian tersebut sangat tidak formal, sehingga
perlu diberi kategori tersendiri. Sekali rencana penelitian telah dengan
sistematis menguji masalah validitas, bergerak menjauhi alam intuitif dan
penjelajahan (exploratory), maka permulaan metode eksperimental telah
mulai terwujud.

1. 8. Penelitian Tindakan
Penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan keterampilan baru untuk
mengatasi kebutuhan dalam dunia kerja atau kebutuhan praktis lain. Misalnya,
meneliti keterampilan kerja yang sesuai bagi siswa putus sekolah di suatu daerah.
Kekhususan
1. Dipersiapkan untuk kebutuhan praktis yang berkaitan dengan dunia kerja.
2. Penelitian didasarkan pada pengamatan aktual dan data tingkah laku.
Menyiapkan program kerja untuk pemecahan masalah.
3. Bersifat fleksibel, dapat diadakan perubahan selama proses penelitian bila
dianggap penting untuk pembaruan ( inovasi ).
Penelitian tindakan bertujuan mengembangkan keterampilan-keterampilan baru
atau cara pendekatan baru dan untuk memecahkan masalah dengan penerapan
langsung di dunia kerja atau dunia aktual yang lain.
Contoh: Suatu program inservice training untuk melatih para konselor bekera
dengan anak putus sekolah; untuk menyusun program penjajagan dalam
pencegahan kecelakaan pada pendidikan pengemudi.
Ciri-ciri:
a. Praktis dan langsung relevan untuk situasi aktual dalam dunia kerja.
b.Menyediakan rangka-kerja yang teratur untuk pemecahan masalah dan
perkembangan barn, yang lebih baik dari pada cara pendekatan impresionistik dan
fragmentaris. Cara penelitian ini juga empiris dalam arti bahwa penelitian tersebut
mendasarkan diri kepada observasi aktual dan data mengenai tingkah laku, dan
tidak berdasar pada pendapat subyektif yang didasarkan pada pengalaman masa
lampau.
c. Fleksibel dan adaptif, membolehkan perubahan selama masa penelitiannya dan
mengorbankan kontrol untuk kepentingan on the spot experimentation dan
inovasi.
1. Walaupun berupaya supaya sistematis, namun penelitian tidak akan
terlepas dan ketidaktertiban ilmiah, karenanya validitas internal dan
eksternalnya adalah lemah. Tujuannya situasional, sampelnya terbatas dan
tidak representatif, dan kontrolnya terhadap variabel bebas sangat kecil.
Karena itu, hasilnya walaupun berguna untuk dimensi praktis, namun tidak
secara langsung memberi sumbangan kepada ilmunya.
1. D. BERDASAR BIDANG ILMU
Ragam penelitian ditinjau dari bidangnya adalah: penelitian pendidikan (lebih
lanjut lagi pendidikan guru, pendidikan ekonomi, pendidikan kesenian),
ketekhnikan, ruang angkasa, pertanian, perbankan, kedokteran, keolahragaan, dan
sebagainya.


1. E. BERDASAR JENIS DATA
2. 1. Penelitian primer
Penelitian primer membutuhkan atau mengumpulkan data dari sumber pertama
yang biasanya diperoleh dengan menggunakan metode kuesioner atau metode
wawancara. yang termasuk dalam kategori ini adalah : studi kasus (menggunakan
individu atau kelompok sebagai bahan studi dan biasanya bersifat longitudinal),
survei (studi yag bersifat kuatitatif untuk meneliti gejala suatu kelompok atau
perilaku individu,yang menganut aturan pendekatan kuantitatif yaitu semakin
besar sampel semakin mencerminkan populasi) dan Riset eksperimental (pada
umumnya menggunakan 2 atau lebih kelompok sebagai objek studi yang
bertujuan untuk melakukan perbandingan hasil, yang menggunakan desain yang
sudah baku, terstruktur dan spesifik)
1. 2. Penelitian sekunder
Penelitian ini menggunakan bahan yang bukan dari sumber pertama sebagai
sarana untuk memperoleh data atau informasi yang menggunakan studi
kepustakaan yang biasanya digunakan oleh para peneliti yang menggunakan
pendekatan kualitatif, data dikumpulkan dari suatu lembaga survey, perpustakaan
atau lembaga2 negara yang memiliki pustaka data yang up date.

1. F. PENELITIAN BERDASARKAN TEMPAT ATAU LATAR :
2. Penelitian laboratorium, penelitian ini biasanya dilakukan dalam bidang
ilmu eksakta misalnya penelitian kedokteran, elektro, sipil, biologi, dll
2. Penelitian lapangan, biasanya dilakukan oleh ilmuwan sosial dan
ekonomi dimana lokasi penelitiannya berada di masyarakat atau kelompok
manusia tertentu dan objek tertentu.
3. Penelitian perpustakaan, melakukan kajian terhadap literatur, penelitian
yang telah dilaksanakan sebelumnya, jurnal dan sumber-sumber lainnya
yang ada di perpustakaan.

1. PENELITIAN BERDASAR TINGKAT EKSPLANASI
Tingkat eksplanasi adalah tingkat penjelasan. Jadi penelitian menurut tingkat
eksplanasi adalah penelitian yang bermaksud menjelaskan kedudukan variabel-
variabel yang diteliti serta hubungan antara satu variabel dengan variabel yang
lain.
1. 1. Penelitian Deskriptif
Adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik
satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau
penghubungan dengan variabel yang lain.
1. 2. Penelitian Komparatif
Adalah suatu penelitian yang bersifat membandingkan. Variabelnya masih sama
dengan penelitian varabel mandiri tetapi untuk sample yang lebih dari satu, atau
dalam waktu yang berbeda.
1. 3. Penelitian Asosiatif/Hubungan
Merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua
variable atau lebih. Dengan penelitian ini maka akan dapat dibangun suatu teori
yang dapat berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu
gejala.

1. PENELITIAN REKAYASA
Penelitian rekayasa (termasuk penelitian perangkat lunak) adalah penelitian yang
menerapkan ilmu pengetahuan menjadi suatu rancangan guna mendapatkan
kinerja sesuai dengan persyaratan yang ditentukan.
Rancangan tersebut merupakan sintesis unsur-unsur rancangan yang dipadukan
dengan metode ilmiah menjadi suatu model yang memenuhi spesifikasi tertentu.
Penelitian diarahkan untuk membuktikan bahwa rancangan tersebut memenuhi
spesifikasi yang ditentukan. Penelitian berawal dari menentukan spesifikasi
rancangan yang memenuhi spesifikasi yang ditentukan, memilih alternatif yang
terbaik, dan membuktikan bahwa rancangan yang dipilih dapat memenuhi
persyaratan yang ditentukan secara efisiensi, efektif dan dengan biaya yang
murah.
Penelitian perangkat lunak komputer dapat digolongkan dalam penelitian rekayasa
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Penelitian dapat digolongkan sebagai berikut:
1. Berdasar Fungsinya
1. Penelitian Dasar
2. Penelitian terapan
3. Penelitian evaluative

1. Berdasarkan Metodenya
1. Penelitian historis
2. Penelitian filosofis
3. Penelitian observasional
4. Penelitian experimental
Dalam sumber yang lain, digolongkan menjadi:
1. Penelitian Survey
2. Penelitian Ex Post Facto
3. Penelitian Eksperimen
4. Penelitian Naturalistic
5. Policy Reserach
6. Action Research
7. Penelitian Evaluasi
8. Penelitian Sejarah

1. Berdasarkan sifat permasalahannya
1. Penelitian Historis
2. Penelitian Deskriptif
3. Penelitian Perkembangan
4. Penelitian Kasus dan penelitian lapangan
5. Penelitian korelasional
6. Penelitian kausal komparatif
7. Penelitian experimental
Penelitian experimental sungguhan
Penelitian experimental semu
1. Penelitian tindakan

1. Berdasar Bidang Ilmu
Penelitian ketekhnikan, ruang angkasa, pertanian, perbankan, kedokteran,
keolahragaan, dan sebagainya.

1. Berdasar Jenis Data
1. Penelitian primer
2. Penelitian sekunder

1. Berdasar Tempat atau Latar
1. Penelitian Laboratorium
2. Penelitian Lapangan
3. Penelitian Perpustakaan

1. Penelitian berdasar tingkat eksplanasi
1. Penelitian Deskriptif
2. Penelitian Komparatif
3. Penelitian Asosiatif/Hubungan

1. Penelitian Rekayasa

Anda mungkin juga menyukai