Anda di halaman 1dari 5

M Geraldy Zarry

1202101010147
Imunologi Kelas 2
Judul : Respon Imun Seluler

Imunitas atau kekebalan adalah sistem mekanisme pada organisme yang
melindungi tubuh terhadap pengaruh biologis luar dengan mengidentifikasi dan membunuh
patogen serta sel tumor. Sistem ini mendeteksi berbagai macam pengaruh biologis luar
yang luas, organisme akan melindungi tubuh dari infeksi, bakteri, virus sampai cacing
parasit, serta menghancurkan zat-zat asing lain dan memusnahkan mereka dari sel
organisme yang sehat dan jaringan agar tetap dapat berfungsi seperti biasa.
Di dalam imunitas seluler, yang berperan adalah limfosit T atau sel T yang berasal
dari sel yang sama dengan sel B tetapi proliferasinya di dalam kelenjar timus atas pengaruh
berbagai faktor asal timus.Limfosit T menyerang antigen yang berada di dalam sel.
Sel T berfungsi untuk mengaktifkan sel-sel pertahanan lain dalam tubuh. Sel
tersebut juga berasal dari sum-sum tulang tetapi pematangan sel ini terjadi di timus. Dalam
timus sel ini akan diseleksi yakni seleksi positif dan seleksi negatif.
Seleksi positif merupakan penyeleksian sel T yang tidak dapat membedakan antara
antigen sendiri (self-antigen) dan antigen luar (non self-antigen). Dalam seleksi ini sel T
yang dapat hidup hanyalah sel T yang dapat mengenal MHC sendiri. Seleksi negatif
merupakan seleksi sel T yang dikarenakan infitasnya yang tinggi terhadap MHC sendiri
sehingga ada kemungkinan sel ini akan menyerang self Ag.
Berbeda dengan sel B, sel T terdiri atas beberapa sel subset dengan fungsi yang
berlainan yaitu sel T naif, sel T helper (TH), T delayed type hypersensitivity (Tdth), CTL
(cytotoxic T Limfosit) atau T cytotoxic atau T cytolitic (Tc) dan Ts / Tr (T supresor /
regulator). Yang berperan pada imunitas selular adalah CD4+ / Th yang mengaktifkan
makrofag yang selanjutnya menghancurkan mikroba dan CD8+ (Cluster of differentiation
8) / CTL yang memusnahkan sel yang terinfeksi.
Sel T helper
Sel T helper adalah golongan sel darah putih yang bertindak sebagai adaptive
immunity. Dimana fungsi dari sel T helper sendiri antara lain adalah :
Membantu sel B untuk membentuk antibody, mengaktifkan sistem pertahanan
adaptive humoral atau adaptive cytolitic
Membantu perkembangan sel T sitotksik
Fasilitator sel-sel pertahanan lain dalam untuk melawan antigen
Sel T helper masih bisa berdiferensiasi menjadi sel T memori dan sel T penekan /
supresor. Sel T merupakan sel limfosit yang pertama kali berinteraksi dengan zat asing.
Hal ini terjadi karena sel T memiliki protein permukaan yang disebut CD4 dan CD8. CD4
atau CD8 akan mendeteksi keberadaan antigen. Sebab dia akan mengenali sel yang
memiliki reseptor MHC kelas 1 atau MHC kelas 2. Apabila dia berinteraksi dengan sel
yang tidak memiliki MHC maka dia akan menganggap sel tersebut sebagai zat asing.
Sehingga sel T akan berdifensiasi dan menyerang zat asing tersebut.
Sel limfosit T-helper berkembang menjadi 2 jenis sel :
1. Sel TH1
Bekerja pada sistem pertahanan cytolitic, mengatur imunitas seluler (cell
mediated immune) untuk melawan antigen asing dari dalam (intraselluler) seperti virus.
Memproduksi:
1. Sitokin adalah protein hormon yang menengahi dua imun (kekebalan tubuh) alami
dan imun spesifik. Sitokin sebagian besar dihasilkan dengan mengaktifkan sel
(limfosit) selama sel kekebalan menengahi.
2. Interleukin-2 (IL-2) adalah sebagian besar sitokin yang bertanggung jawab untuk
mengaktifkan pertumbuhan dan diferensiasi limfosit. IL-2 banyak menghasilkan sel
T CD4+ dan menghasilkan sedikit sel T CD8+ (cytotoksit sel T, atau CTLs). Fungsi
utama dari IL-2 ialah meningkatkan respons imun. IL-2 berperan dalam apoptosis
sel T yang teraktivasi bukan oleh antigen, hal ini penting untuk mencegah
autoimunitas.
3. IFN (Interferon ), nama lainnya adalah Fibroblas IFN atau Tipe I. dihasilkan
oleh sel T helper dan hanya bekerja pada sel-sel tertentu, seperti makrofaga, sel
endotelial, fibroblas, sel T sitotoksik, dan limfosit B.
4. TNF a, (Tumor necrosis factor alpha) adalah sitokin yang diproduksi oleh
makrofag dan sel T yang mempunyai banyak fungsi dalam system imun.
Merupakan protein yang unik yang dihasilkan selama respon inflamasi. TNF-a
tidak hanya akibat dari peradangan, juga merupakan zat yang mempromosikan
peradangan. Memiliki peran sebagai: Mediasi inflamasi akut; Menstimulasi
inflamasi pada sel endotel; dan Chemoattractant untuk sel darah putih
2. Sel TH2
Bekerja mengatur imunitas humoral, atau produksi antibody untuk melawan
antigen asing luar ( ekstraselluler ) seperti bakteri. berfungsi untuk mengaktifkan sel B
untuk berdiferensiasi menjadi sel sel plasma yang selanjutnya menghasilkan antibodi
monomer IgA. Sel epitel juga menghasilkan secretory component yang berfungsi untuk
membawa SIgA keluar dari sel epitel.
Memproduksi:
1. Interleukin-4 (IL-4), adalah glikoprotein dengan ukuran 18 20 kD yang terdiri
dari asam amino yang diproduksi oleh sel T, sel mast dan sel basofil. Efek IL 4
yang paling penting adalah perkembangan sel Th2 dan memerintahkan sel B untuk
memproduksi Ig E dan Ig G4, sedangkan pada endotel IL 4 meningkatkan
ekspresi VCAM-1. Merupakan penanda proses inflamasi. IL-4 berperan dominan
dalam sistem kekebalan untuk aktivasi sel B pada produksi antibody.
2. Interleukin-5 (IL-5) adalah sitokin dengan ukuran sekitar 20 kD yang di sekresi sel
TH. Fungsi IL 5 yang paling penting adalah kemampuan untuk menstimulasi
pertumbuhan dan diferensiasi eosinofil dan aktivasi sel eosinofil matur. IL-5 juga
bersifat kemotaktik terhadap eosinofil, menyebabkan sekresi eosinofil dan
meningkatkan antibody dependent cytotoxicity.
3. Interleukin-6 (IL-6) adalah sitokina yang disekresi dari jaringan tubuh ke dalam
plasma darah, terutama pada fasa infeksi akut atau kronis, dan menginduksi respon
peradangan transkriptis melalui pencerap IL-6 RA, menginduksi maturasi sel B.
dan pencerap gp130.
4. Interleukin-10 (IL-10) adalah sitokina yang banyak disekresi oleh monosit, yang
memiliki efek pleiotrofik pada sistem kekebalan dan peradangan. Pertama kali IL-
10 dikenal karena kemampuannya untuk menghambat aktivasi dan fungsi efektor
dari sel T, monosit dan makrofaga. Fungsi rutin IL-10 tampaknya terutama
menghambat atau meniadakan respon peradangan, selain mengendalikan
perkembangan dan diferensiasi sel B, sel NK, sel TH, sel T CD8, mastosit,
granulosit, sel dendritik, keratinosit dan sel endotelial, dan bersifat imunosupresif
terhadap sel mieloid.
5. Interleukin-13 (IL-13) adalah sebuah protein dengan fungsi sitokin yang disekresi
berbagai sel, tetapi terutama oleh sel TH2. Berbagai efek biologis IL-13, memiliki
sejumlah kemiripan dengan IL-4. Kedua sitokin diketahui berperan pada kejadian
alergi dengan mengatur isotype class switching pada sel B untuk menghasilkan Ig
E, menginduksi ekspresi MHC kelas II dan CD 23, menginduksi VCAM 1,
eotaksin, mengaktivasi sel mast dan eosinofil.

CTL (Cytotoxic T Limfosit)
Cytotoxic T Lymphocyte/CTL/ T cytotoxic/T cytolitic/Tc) atau sel T pembunuh
(killer) adalah sel tersebut mengenal antigen yang dipresentasikan bersama molekul MHC-
I yang ditemukan pada semua sel tubuh yang bernukleus. CTL merupakan sub-grup dari
sel T yang berfungsi :
1. membunuh sel yang terinfeksi dengan virus (dan patogen lainnya) dengan
menghancurkan sel yang mengandung virus tersebut
2. membunuh berbagai bibit penyakit dan sel kanker
3. merusak dan mematikan pathogen intraseluler
4. menghancurkan sel ganas dan sel histoimkompatibel yang menimbulkan penolakan
pada transplantasi.
Sel T sitotoksik disebut juga sel T CD8+ karena terdapat glikoprotein CD8 pada
permukaan sel yang mengikat antigen MHC kelas I. Sel T sitotoksik dapat menjadi pasif
pada status anergik, seperti pada penyakit autoimun.

Sel limfosit T sitotoksik mengandung granula azurofilik yang berlimpah dan
mampu menghancurkan berbagai sel yang terinfeksi, sel tumor, tanpa sensitisati
(rangsangan) sebelumnya. Sel limfosit T sitotoksik ini diklasifikasikan sebagai sistem
kekebalan tubuh bawaan yang merupakan lapis ketiga pertahanan tubuh terhadap berbagai
macam serangan. Secara langsung menyerang sel lainnya yang membawa antigen asing
atau abnormal di permukaan mereka.
Sel limfosit T sitotoksik dalam meningkatkan sistem pertahanan dengan cara
mengikutsertakan sistem pertahanan yang lain. Mengenal kembali material asing oleh
sistem imun oleh dirinya sendiri, tidak selalu menghasilkan pengrusakan material tersebut.
Sel dari sistem imun melepaskan messenger kimiawi (seperti sitokin) yang mengambil dan
mengaktifkan sel lain seperti polimorf, makrofag dan sel mast atau sistem kimiawi (seperti
komplemen, amine, kinin, dan sistem lisosomal) untuk menghancurkan material asing




Daftar Pustaka
Anonim, 2014, Imunitas http://id.wikipedia.org/wiki/Imunitas Diakses pada 23 September
2014
Permatasari, F.R., 2012, Sistem Imun Spesifik Seluler
http://blog.ub.ac.id/cdrhfitria/2012/09/19/sistem-imun-spesifik-seluler/ Diakses pada 23
September 2014

Anda mungkin juga menyukai