Anda di halaman 1dari 12

Guru Dan Posisinya Dalam Pengembangan Potensi Anak Didik

KATA PENGANTAR
Memberi kata sambutan bukan sekedar basa-basi apalagi untuk memberi nilai tambah
atas isi tulisan. Dalam budaya pancasila dan tentang budaya pancasila, jangan hendaknya
sekedar ucapan, tetapi harus berakar sebagai perwujudan iman. Dan akibatnya laksanakan
segala sesuatu berdasarkan iman di sirami roh ke-tuhanan YME.untuk menyambut hasil
karya ini diawali dengan niat Lillahi obbil !lamin" dan diawali pula dengan syukur
!lhamdulillah obbil !lamin". #holawat dan salam semoga tercurahkan kepada $abi
Muhammad #!%, utusan dan manusia pilihan-$ya, dialah penyampai, pengamal dan
pena&sir pertama al-'ur(an.
Dengan pertolongan dan hidayahnya-lah, makalah Guru Dan Posisinya Dalam
Pengembangan Potensi Anak Didik ini dapat diselesaikan dan disusun berdasarkan tugas
perkuliyahan, dengan harapan dapat berman&aat bagi semua komponen )nstitut, khususnya
dan bagi berlangsungnya perkuliahan di )!)$ #unan ampel #urabaya, sebagai bahan kuliyah
dan bahan diskusi pada tatap muka perkuliyahan. *entu saja kehadiran makalah ini sama
sekali tidak dimaksudkan membelenggu minat mahasiswa untuk membaca re&rensi lainnya.
+capan terima kasih kepada segenap pihak yang telah membantu penyusunan ini. dan
penghargaan pula kami persembahkan kepada teman-teman yang selalu memberikan,
dorongan dan moti&asi serta suport kepada kami. ,enulis berharap agar para pembaca dapat
memberi kritik dan saran yang positi& untuk kesempurnaan makalah ini.
Merupakan suatu harapan pula, semoga makalah ini tercatat sebagai amal sholeh dan
menjadi moti&ator bagi penulis untuk menyusun makalah lain yang lebih baik dan
berman&aat.!min.
#urabaya, -.-./-0.--
,enulis
DAFTAR ISI
1!L!M!$ #!M,+L........................................................................................ i
2!*! ,E$3!$*!.......................................................................................... ii
D!4*! )#)........................................................................................................ iii
5!5 ) ,E$D!1+L+!$.................................................................................. -
!. Latar 5elakang.......................................................................................... -
5. umusan Masalah..................................................................................... 0
5!5 )),EM5!1!#!$..................................................................................... /
-. ,engertian guru dan
posisinya .................................................................. /
0. #yarat untuk menjadi
guru........................................................................ 6
/. 2ewajiban
guru......................................................................................... 7
8. 9iri-ciri etos atau karakteristik kerja
guru................................................. -0
5!5 ))) 2E#)M,+L!$................................................................................... -:
!. 2E#)M,+L!$........................................................................................ -:
5. D!4*! ,+#*!2!............................................................................... -;
GURU DAN POSISINA DA!A" PENGE"#ANGAN POTENSI ANAK
DIDIK
"akala$
Diajukan +ntuk Memenuhi *ugas Mata 2uliah
Ilmu Pendidikan"
Dosen pembimbing
Dr% &% Ali "udlo'ir( "% Ag%
<LE1=
Farida Nur) Aini * D++,-../0
Elisa 1akiyatur Raa$ma$ * D++,-..2+
&alimatus Sa)diya$ * D.+,-..3-
A$mad 1aini * D.+,-..//
FAKU!TAS TAR#IA&
4URUSAN KEPENDIDIKAN IS!A"
INSTITUT AGA"A IS!A" NEGERI SUNAN A"PE! SURA#AA

,.--
#A# I
PENDA&U!UAN
A% !atar #elakang
#udah kita ma&hum bahwa banyak &aktor yang turut menentukan kualitas pendidikan,
seperti mutu masukan >siswa?, sarana, manajemen, kurikulum, dan &aktor-&aktor instrumental
serta eksternal lainnya. *etapi mengingat peranan strategis guru dalam setiap upaya
peningkatan kualitas, rele@ansi, ino@asi, dan e&isiensi pendidikan maka salah satu komponen
yang sangat menentukan bagi keberhasilan upaya tersebut adalah guru, khususnya
peningkatan pro&esionalisme guru . Di sisi lain, pro&esi guru sepanjang waktu selalu saja
mendapat sorotan tajam. Dewasa ini tidak sedikit gambaran atau wacana yang diangkat untuk
menunjukkan citra guru sedang dituding menurun bersamaan dengan pencitraan penghargaan
masyarakat dan juga pemerintah yang mulai terkesan proporsional dan pro&esional terhadap
pro&esi guru dengan &ungsinya yang strategis. Meskipun demikian sebagai suatu bangsa yang
besar dan masih senantiasa menghargai pro&esi guru sebagai pembimbing dan pengembang
sumber daya manusia menghadapi masa depan, suara dukungan dan upaya bagi
pengembangan pro&esi guru akhir-akhir ini sangat menggembirakan. #alah satunya adalah
ditingkatkannya kewenangan ,3#D untuk menyelenggarakan program #- bagi guru-guru #D
yang sudah memiliki masa kerja tertentu. *rans&ormasi ini bertujuan antara lain agar dalam
&ormat manajemen Lembaga ,endidikan *enaga 2ependidikan >L,*2? yang baru, mampu
dihasilkan calon-calon guru yang lebih pro&esional. 9alon guru pro&essional ini harus mampu
mengantisipasi, menjalani, dan memberikan solusi bagi tantangan masa kini dan masa depan
yang makin global, transparan, kompleks, dan kompetiti&.
Pengertian guru sangat banyak makna dan arti, ada yang bilang juga arti guru di
gugu terus ditiru yang dalam bahasa )ndonesia artinya adalah dipercaya dan di
contoh. 3uru dari bahasa #ansekerta guru yang juga berarti guru, tetapi artinya hara&iahnya
adalah berat" adalah seorang pengajar suatu ilmu.
Dalam bahasa )ndonesia, guru umumnya merujuk pendidik pro&esional dengan tugas
utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan menge@aluasi
peserta didik.
McLeod, berasumsi guru adalah seseorang yang pekerjaanya mengajar orang lain. 2ata
mengajar dapat kita tapsirkan misalnya =
-. Menularkan pengetahuan dan kebudayaan kepada orang lain >bersi&at kognitip?.
0. Melatih ketrampilan jasmani kepada orang lain >psikomotorik?
/. Menanamkan nilai dan keyakinan kepada orang lain >a&ektip?
+ntuk lebih jelasnya disini pemakalah akan memaparkan lebih terperinci tntang apa
yang berhubungan dengan guru.
#% Rumusan "asala$
Dari latar belakang diatas dan judul yang telah ditentukan oleh dosen pembimbing
kepada pemakalah maka pemakalah dapat merumuskan beberapa rumusan masalah sebagai
berikut=
-. !pa ,engertian 3uru Dan ,osisinyaA
0. !pa #yarat +ntuk Menjadi 3uruA
/. !pa 2ewajiban 3uruA
8. 5agaimana 9iri-ciri Etos !tau 2arakteristik 2erja 3uruA
#A# II
PE"#A&ASAN
A% Pengertian Guru Dan Posisinya
3uru adalah pendidik pro&esional, karena secara implisit ia telah merelakan dirinya
menerima dan memikul sebagian tanggung jawab pendidikan yang terpikul dipundak para
orang tua. Mereka ini, tatkala menyerahkan anaknya ke sekolah, sekaigus berarti pelimpahan
sebagian tanggung jawab pendidikan anaknya kepada guru. 1al itupun menunjukkan pula
bahwa orang tua tidak mungkin menyerahkan anaknya kepada sembarang guru atau sekolah
karena tidak sembarang orang dapat menjabat guru.
B-C
Di $egara-negara *imur sejak dahulu kala guru itu dihormati oleh masyarakat.
<rang )ndia dahulu, menganggap guru itu sebagai orang suci dan sakti. Di Depang, giru
disebut sensei, artinya yang lebih dahulu lahir", yang lebih tua". Di )nggris, guru itu
dikatakan teacher" dan di Derman Der Lehrer", keduanya berarti pengajar". !kan tetapi
kata guru sebenarnya bukan saja mengandung arti pengajar", melainkan juga pendidik",
baik didalam maupun diluar sekolah. )a harus menjadi penyuluh masyarakat.
!gama islam sangat menghargai orang-orang yang berilmu pengetahuan >guru atau
ulama(?, sehingga hanya mereka sajalah yang pantas mencapai tara& ketinggian dan keutuhan
hidup.
4irman !llah=
?? st !$# t%!$# (#qZtB#u !"ZB t%!$#ur (#q#$
r%&'()#*+$# ,-./0u1/2 3 !$#ur $/456 t7q#)/48#s$ 9:5;/' <==>
!rtinya= Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang
yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu
kerjakan. >'s. !l-Mujadalah --?.
$abi bersabda=
?
@
A
B
CD
@
E
F
CGHI E
F
CJ
@
K
@
H
B
I
@
E
F
CJ
@
L
@
M
@
N
@
O
P
CJG
B
QR S
@
CG
T
Q @ U
B
CV
@
WS
@
G
T
CX
@
Y
@
E
R
Z
B
G
@
Q @ E
F
GHI [G
T
\
@
EGHI ]F A
B
X
F
^
@
]@ O_
@
(`DabHIc ^
R
Od
T
HI U
@
V
R
?
e
OK
@
G Rf
R
g
R
V
@
OZ
@
h
R
H
B
I
!rtinya= Barangsiapa saja ditanya tentang ilmu kemudian menyimpan ilmunya (tidak mau mengajarkan, maka Allah akan mengekang dia dengan
kekangan api neraka pada hari kiamat!.
+ntuk menjadi seorang guru yang dapat mempengaruhi anak didik ke arah kebahagiaan dunia dan akhirat sesungguhnya tidaklah ringan,
artinya ada syarat-syarat yang harus dipenuhi.
#edangkan posisi seorang guru sbagai ujung tombak keberhasilan anak didik atau siswa, seperti pepatah arab mengatakan=
g
R
h@D
B
i
R
j
T
HI U
@
V
R
S
k
l @ I
@
m
F
^
n
a
@
J
F
HI
B
U
T
M
R
HY
@
# o
R
a
T
J
@
HI
B
U
R
V
R
S
k
l @ I
@
gF h@D
B
i
R
j
T
HI
@
Metosde (pembelajaran lebih penting dari daripada materi (belajar akan tetapi eksistensi guru (dalam proses belajar mengajar jauh lebih
penting daripaa metode (pembelajaran itu sendiri!
Diskursus mengenai determinan pendidikan tampaknya masih menarik dan aktual dibicarakan sebagian ahli dan pemerhati pendidikan
berpandangan bahwa guru merupan determinan pendidikan yang paling utama! pandangan ini melahirkan pola pendidikanteacher centered, guru
adalah sentral proses pendidikan. #ebaliknya, sebagian berpandangan bahwa anak didik atau sis"alah yang menjadi unsur determinan
pendidikan!. ,andangan ini mengaplikasikan pola pendidikan student centered, anak didik atau siswa merupakan sentral orientasi dalam proses
pendidikan.
B0C
2edua pandangan diatas semula berawal dri pradigma kependidikan yang mengatakan bahwa proses pendidikanbisa terjadi cukup dengan
adanya guru dan anak didik. $abi #!% bersabda, #uru dan anak didik bersekutu dalam memperoleh pahala!>1.. #a(id ibn Muhammad?.
#ekalipun dewasa ini dikembangkan corak pendidikan yang lebih berorentasi kepada kompetensi anak didik >student oriented?, tetapi kenyataan ini
tidak mengurangi arti dan peran guru dalam proses pendidikan. ,ada pola pendidikan apapun eksistensi guru tetap penting. 3uru tetap merupakan
unsur dasar pendidikan yang sangat berpengaruh terhadap proses pendidikan itu sendiri.
Dalam perspekti& pendidikan islam keberadaan, peranan, dan &ungsi guru merupakan keharusan yang tak diingkari. *idak ada pendidikan
tanpa kehadiran" guru. 3uru merupakan penentu arah dan sitematika pembelajaran mulai dari kurikulum, sarana, bentuk pola, sampai kepada usaha
bagaimana anak didik seharusnya belajar dengan baik dan benar dalam rangka mengakses diri akan pengetahuan dan nilai-nilai hidup. 3uru
merupakan resi yan berperan sebagai pemberi petunjuk" ke arah masa depan anak didik yang lebih baik.
,eran dan tangung jawab guru dalam proses pendidikan sangat erat. !palagi dalam konteks pendidikan dalam islam, dimana semua aspek
kependidikan dalam islam terkait dengan nilai-nilai >$alue bound?, yang melihat guru bukan saja pada penguasaan material-pengethuan, tetapi juga
pada in@estasi nilai-nilai moral dan spiritual yang diembannya untuk ditranspormasikan ke arah pembentukan kepribadian anak didik. #ebagai
komponin paling pokok dalam pendidikan )slam, guru dituntut bagaimana membimbing, melatih, dan membiasakan anak didik berperilaku yang baik.
2arena itu, eksistensi guru tidak saja mengajarkan tetapi sekaligus mempraktikkan ajaran-ajaran dan nilai-nilai pendidikan islam.
5egitu muliyanya posisi guru dalam pendidikan )slam, Al- %urnuji dalam kitabnya &a'lim al-Muta'alim &hari(ah al-&a'allum mengingatkan
bahwa anak didik >thalib al-)ilm? tidak akan memperoleh ilmu dan tidak akan mendapatkan man&aat dari ilmu itu kecuali menghargai ilmu dan orang
yang berilmu, serta menaruh hormat kepada guru. #ehingga Al- %urnuji mengingatkan anak didik untuk tidak memilih mata pelajaran kecuali atas
iEin guru. 5erkaitan dengan kemuliaan guru dalam mengajar dan mendidik, penyair Muslim terkenal Ahmad *yau(i mengidenti&ikasi laksana rasul
bagi kaumnya. #ebagaimana dilukiskan dalam syairnya +um li al-Mu'allim "a +ihi al-&abjila, ,ada al-Mu'allim )an -akuna .asula! >5erdirlah
kamu disaat kamu datang dan jagalah kehormatannya karena eksistensi guru itu nyaris laksana rasul bagi umatnya?. 3uru, adalah pribadi yang
menyuguhkan makanan kejiwaan >ta(/iyah al-na0s?, membenahi dan membangun akhlak >tahd/ib al-akhla( "ata("imuha? bagi anak didik, dan
mengantarkan mereka kearah kehormatan hidup.
B/C
#% Syarat Untuk "en5adi Guru
Dilihat dari ilmu pendidikan )slam, maka secara umum untuk menjadi guru yang baik
dan diperkirakan dapat memenuhi tanggung jawab yang dibebankan kepadanya hendaknya
bertakwa kepada !llah, berilmu, sehat jasmaniyahnya, bertanggung jawab dan berjiwa
nasional.
#yarat-syarat menjadi guru secara umum ialah=
-. *aFwa 2epada !llah.
3uru, sesuai dengan tujuan )lmu ,endidikan )slam, tidak mugkin mendidik anak agar
bertaFwa kepa !llah, jika ia sendiri tidak bertaFwa kepada-$ya. #ebab ia adalah teladan bagi
muridnya sebagaimana asulullah #!% menjadi teladan bagi umatnya. #ejauh mana seorang
guru mampu memberi teladan baik kepada murid-muridnya sejauh itu pulalah ia
diperkirakan akan berhasil mendidik mereka agar menjadi generasi penerus bangsa yang baik
dan mulia.
0. 5erilmu.
)jaEah bukan semata-mata secarik kertas, tetapi suatu bukti, bahwa pemiliknya telah
mempunyai ilmu pengetahuan dan kesanggupan tertentu yang diperlukannya untuk suatu
jabatan.
3urupun harus mempunyai ijaEah supaya ia dibolehkan mengajar. 2ecuali dalam keadaan
darurat, misalnya jumlah murid sangat meningkat, sedangkan jumlah guru jauh daripada
mencukupi, maka terpaksa untuk menyimpang sementara, yakni menerima guru yang belum
berijaEah. *etapi dalam keadaan normal ada patokan bahwa semakin tinggi pendidikan guru
semakin baik mutu pendidikan dan pada gilirannya makin tinggi pula derajat masyarakat.
/. #ehat Dasmani.
2esehatan jasmani kerapkali dijadikan salah satu syarat bagi mereka yang melamar untuk
menjadi guru. 3uru yang mengidap penyakit menular umpamanya sangat membahayakan
kesehatan anak-anak. Di samping itu, guru yang berpenyakit tidak akan bergairah mengajar.
2ita kenal ucapanMens sana in corpore sano!, yang artinya dalam tubuh yang sehat
terkandung jiwa yang sehat.
%alaupun pepatah itu tidak benar secara menyeluruh, akan tetapi bahwa kesehatan badan
sangat mempengaruhi semangat bekerja. !dalah jenis guru yang sakit, sakit kerap kali
terpaksa absen dan tentunya merugikan anak-anak.
8. 5erkelakuan 5aik.
5udi pekerti guru sangat penting dalam pendidikan watak murid. 3uru harus menadi suri
teladan, karena anak-anak suka bersi&at suka meniru. Di antara tujuan pendidikan ialah
membentuk akhlak baik pada anak dan ini hanya mungkin jika guru itu berakhlak baik pula.
3uru yang tidak berakhlak baik tidak mungkin dipercayakan pekerjaan mendidik. Yang
dimaksud dengan akhlak baik dalam )lmu ,endidikan )slam adalah akhlak yang sesuai
dengan ajaran islam, seperti dicontohkan oleh pendidik utama, Muhammd #!%.
Diantara akhlak guru tersebut adalah=
a. Mencintai jabatannya.
*idak semua orang yang menjadi guru karena panggilan jiwa". Di antara mereka ada yang
menjadi guru karena terpaksa", misalnya karena keadaan ekonomi, dorongan teman atau
orang tua, dan sebagainya. Dalam keadaan bagaimanapun pekerjaan guru akan bertambah
besar apabila diniyati benar-benar keindahan dan kemuliaan tugas itu. Yang paling baik ialah
apbila seseorang menjadi guru karena dorongan oleh panggilan jiwanya.
b. 5ersikap adil terhadap semua muridnya.
!nak-anak tajam pandangannya terhadap perlakuan yang tidak adil. 3uru-guru, lebih-lebih
yang masih muda, kerap kali bersikap pilih kasih, guru laki-laki lebih memperhatikan anak
perempuan yang cantik atau anak yang pandai daripada yang lain. 1al itu jelas tidak baik.
<leh karena itu guru harus memperlakukan sekalian anak dengan cara yang sama.
c. 5erlaku sabar dan tenang di sekolah seringkali merasakan kekecewaan karena murid-murid
kurang mengerti apa yang diajarkannya. Murid-murid yang tidak mengerti kadang-kadang
menjadi pendiam atau sebaliknya membuat keributan-keributan. 1al itu sudah terang
mengecewakan guru atau malah mungkin menyebabkannya putus asa. Dalam keadaan
demikian guru harus tetap tabah, sabar sambil berusaha mengkaji masalahnya dengan tenang,
sebab mungkin juga kesalahan terletak pada dirinya yang kurang simpatik atau cara
mengajarnya yang kurang terampil atau bahan pelajaran yang belum terkuasai olehnya.
d. 3uru harus berwibawa.
!ak-anak ribut dan berbuat dengan sekehendaknya, lalu guru merasa jengkel, berteriak
sambil memukul-mukul meja. 2etertiban hanya dapat dikembalikannya dengan kekerasan,
senantiasa bersi&at semu. 3uru yang semacam ini tidak berwibawa. #ebaliknya, ada juga guru
yang sesaat ketika ia memasuki dan menghadap dengan tenang kepada murid-murid yang lagi
ribut, segera kelas menjadi tenang, padahal ia tidak kerasan. )a mampu menguasai anak-anak
seluruhnya. )nilah guru yang berwibawa.
e. 3uru harus gembira.
3uru yang gembira memiliki si&at humor, suka tertawa dan suka memberi kesempatan
tertawa kepada anak-anak. Dengan senyumnya ia dapat memikat hati anak-anak. #ebab
apabila pelajaran diselingi oleh humor, gelak dan tertawa, niscaya jam pelajaran terasa
pendek saja. 3uru yang gembira biasanya tidak lekas kecewa. )a mengeeti, bahwa anak-anak
tidak bodoh, tetapi belum tahu. Dengan gembira ia mencoba menerangkan pelajaran sampai
anak itu memahaminya.
&. 3uru harus bersi&at manusiawi.
3uru adalah manusia yang tidak bisa lepas dari kekurangan dan cacat. )a bukan manusia
sempurna. <leh karena itu ia harus berani melihat kekurangan-kekurangannya sendiri segera
memperbaikinya. Dengan demikian pandangannya tidak picik terhadap kelakuan manusia
umumnya dan anak-anak khususnya. )a dapat melihat perbuatan yang salah menurut ukuran
yang sebenarnya. )a memberi hukuman yang adil dan suka memaa&kan apabila anak insa&
akan kesalahannya.
g. 5ekerjasama dengan gur-guru lain.
,ertalian dan kerjasam yang erat antara guru-guru lebih berharga daripada gedung yang
molek dan alat-alat yang cukup. #ebab apabila guru-guru saling betentangan, anak-anak akan
bingung dan tidak tau apa yang dibolehkan dan apa yang dilarang. <leh karena itu kerja sama
antara gur-guru itu sangat penting.
#uasana dikalangan guru sebagian besar bertanggung pada sikap dan kebijaksanaan guru
kepala. <leh karena itu kepala sekolah hendaknya jangan bersikap seperti majikan terhadap
bawahannya. Malahan ia harus mengabdi kepada guru-guru lain, artinya ia harus mengurus
dan siap sedia memperjuangkan kepentingan gru-guru lainnya.
h. 5ekerjasama dengan masyarakat.
3uru harus mempunyai pandangan luas. )a harus bergaul dengan segala golongan manusia
dan secara akti& berperan serta dalam asyarakat supaya sekolah idak terpencil. #ekolah hanya
dapat berdiri di tengah-tengah masyarakat, apabila guru rajin bergaul, suka mengunjungi
orang tua murid-murid, memasuki perkumpulan-perkumpulan dan turut serta dalam kejadian-
kejadian yang penting dalam lingkungannya, maka masyarakat akan rela memberi
sumbangan-sumbangan kepada sekolah berupa gedung, alat-alat, hadiah-hadiah jika
diperlukan oleh sekolah.
6% Ke7a5iban Guru
!l-3aEali berpandangan idialistik" terhadap pro&esi guru. )dealisasi guru, menurutnya
adalah orang yang berilmu, beramal dan mengajar,. <rang seperti ini adalah gambaran orang
yang terhormat di kolong langit. Dari sini !l-3aEali menekankan perlunya keterpaduan ilmu
dengan amal. )a menyerupakan guru sejati dengan matahari yang menyinari sekelilingnya,
dan dengan minyak wangi >misk? yang membawa harum di sekitarnya. !dapun orang yang
berilmu yang tidak mau mengamalkan ilmunya, maka ia ibarat lembar kertas yang
berman&aat bagi lainnya, namun dirinya sendiri kosong. !tau ibarat jarum yang menjahit baju
untuk yang lain, sementara dirinya sendiri justru telanjang. !tau ibarat lilin yang menerangi
lainnya, namun dirinya sendiri justru meleleh terbakar.
B8C
2ode etik atau tugas pro&esi yang harus dipatuhi oleh guru sebagai pendidik meliputi
delapan hal=
BGC
1ertama2 menyayangi para peserta anak didiknya, bahkan memperlakukan mereka
seperti perlakuan dan kasih sayang guru kepada anaknya sendiri. $abi #!% pernah
bersabdaH *esungguhnya posisi saya bagi kamu sekalian sama halnya dengan posisi orang
tua bagi anak-anaknya!. !rtinya, guru memiliki kepedulian tinggi menyelamatkan para
peserta didiknya dari siksa neraka. )ni merupakan hal sebenarnya yang lebih penting daripada
penyelamatan yang telah dilakukan kedua orang tua trhadap anak-anak mereka dari panas api
dunia. 2arena itu, hak guru lebih besar dibanding hak kedua orang tuanya. <rang tua
penyebab peserta didik di dunia &ana, sedangkan guru penyebab peserta anank didik atau
peserta didik >selamat? dikehidupan abadi. Dikalau tanpa jasa guru, apa yang telah diperoleh
anak dari orang tuanya justru menjerumuskannya ke kebinasaan abadi. Yang dimaksud guru
disini adalah orang yang memberi bimbingan bagi kehidupan akhirat yang abadi, yakni
mengajarkan ilmu-ilmu akhirat atau ilmu-ilmu dunia yang di orentasikan pada tujuan akhirat,
bukan tujuan duniawi, maka ia merupakan kebinasaan" >halak? dan pembinasaan" >ihlak?.
,edua2 guru bersedia sungguh-sunguh mengikuti tuntunan asulullah #!%, sehingga
ia tidak mengajar untuk mencari upah atau untuk mendapatkan penghargaaan dan tanda jasa.
!kan tetapi mengajar semata-mata mencari keridhoan !llah dan mendekatkan diri kepada-
$ya. 3uru tidak merasa dirinya sangat berhak untuk di hargai oleh para peserta didik, meski
tindakan menghargai merupakan keharusan bagi mereka. #ebaliknya guru harus merasa
mendapatkan penghargaan, ketika para peserta anak didiknya mau membersihkan hati dan
mendekatkan dirinya kepada !llah. *ugas guru dalam mengajarkan ilmu, sama halnya
dengan mendapatkan sewaan tanah, lalu kamu tanami. #ekiranya tidak ada orang yang
menuntut ilmu, maka kamu tidak akan mendapatkan hasil tanam.
,etiga2 guru tidak boleh mengabaikan memberi nasehat kepada para peseta didiknya.
)a melarang anak didiknya menggeluti keilmuan yang abstrak-0iloso0is,sebelum
menyelesaikan studi keilmuan kongkrit-elementer >pengantar?. 3uru juga perlu
mengingatkan anak didiknya bahwa tujuan menuntut ilmu adalah mendekatkan diri kepada
!llah, bukan mencari kedudukan, kekayaan dan popularitas. #edapat mungkin guru dapat
menanamkan sikap benci dalam diri peserta anak didik terhadap tujuan-tujuan duniawi
semacam itu.
,eempat2 termasuk kedalam pro&esionalisme guru, adalah mencegah peserta anak didik
jatuh terjerembab ke dalam akhlak tercela melalui cara sepersuasi& mungkin dan melalui cara
penuh kasih sayang, tidak dengan cara mencemooh dan kasar. #ebab, cara yang terahir ini
menyebabkan hilangnya kewibawaan guru dan harga diri peserta anak didik, dan pada
gilirannya peserta anak didik pun malah semakin kurang ajar. $abi Muhammad #!% sebagai
guru ideal bersabda,jikalau manusia dilarang untuk mencolek-colek kotoran, niscaya ia
malah justru ingin melakukannya. Mereka beranggapan2 kita dilarang pasti karena ada apa-
apanya!. 2isah !dam dan 1awa menguatkan hal ini >mereka dilarang mendekati
pohon khuldi, namun justru mereka malah melakukan larangan itu?. ,enuturan kisah mereka
agar dijadikan sebagai bahan pelajaran yang berguna. Didalamnya berisi pengingatan secara
santun yang sangat e&ekti&, menggugah jiwa dan pikiran yang sehat untuk menggali makna
pesan normati@e, agar timbul kesadaran diri yang tidak dipaksakan.
,elima2 kepakaran guru dalam spesialisasi keilmuan tertentu tidak menyebabkannya
memandang remeh disiplin keilmuan lainnya, semisal guru yang pakar dalam ilmu bahasa,
tidak menganggap remih ilmu &ikih. Dan demikian pula sebaliknya. #ebab, sikap
meremehkan adalah akhlak tercela bagi guru. dengan demikian sudah seharusnya apabila
guru memberi kelonggaran kepada peserta anak didiknya untuk menekuni disiplin ilmu lain
yang tidak ia ajarkan. #elain itu, gurupun mau menuntun proses pembelajaran peserta
didiknya dalam bidang keilmuan yang ia ajarkan secara gradual dan sistematis.
,eenam2 guru menyampaikan materi pengajarannya sesuai dengan tingkat pemahaman
peserta anak didiknya. )a tidak mengajarkan materi yang berada diluar jangkauan pemahaman
peserta anak didiknya, karena dapat mengakibatkan keputus-asaan atau apatisme terhadap
materi yang diajarkan. 1al ini sejalan dengan sabda $abi,",ami para 3abi diperintahkan
untuk menempatkan manusia sesuai dengan proporsinya, dan mendak"ahi mereka sesuai
dengan tingkat kecerdasannya!. Maka dari itu, perlu disampakan kebenaran secara luas
sekiranya memang memungkinkan dicerna. $abi jaga bersabda, *eseorang yang
menyampaikan "arta kepada suatu kaum yang diluar jangkauan pemahaman mereka,
niscahaya akan menimbulkan 0itnah bagi sebagian yang lain!.
,etujuh2 terhadap peserta anak-didik yang berkemampuan rendah, guru menyampaikan
materi yang jelas, kongkrit dan sesuai dengan tingkat kemampuan peserta anak-didik dalam
mencernanya. Dangan sampai guru menuturkan kepada peserta anak-didik tersebut bahwa
nanti akan ada materi yang sangat rumit dan kompleks, karena hal itu dapat berpengaruh
buruk bagi minat belajarnya dan mengacaukan pikirannya.
,edelapan2 guru mau mengamalkan ilmunya, sehingga yang ada adalah menyatunya
ucapan dan tindakan. 1al ini penting, sebab bagaimanapun ilmu hanya diketahui dengan mata
hati>basha'ir?, sedangkan perbuatan diketahui dengan mata kepala >abshar?.
,emilik abshar jauh lebih banyak dibandingkan dengan pemilik basha'ir, sehingga bila
terjadi kontradiksi antara ilmu dan amal, tentu akan menghambat keteladanan.
Demikianlah prinsip-prinsip umum yang dikemukakan al-3haEali berkenaan dengan
teori pendidikannya dalam kitab ihya'. ,emikirannya tersebut secara utuh merupakan suatu
pandangan komprehensip tentang praktek pendidikan. $amun demikian, konsep &iloso&is
pendidikannya tampak lebih banyak tertuang dalam kitab Ayyuh al-4alad >dibandingkan
dalam kitab 5hya'?, karya yang ia tulis setelah merampungkan penyusunan kitab ihya'.
D% 6iri89iri Etos Atau Karakteristik Ker5a Guru
2ata etos" bersal dari bahasa Yunani ethos", yang berarti ciri, si&at atau kebiasaan,
adat istiadat, atau juga kecendrungan moral, pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang,
suatu golongan atau suatu bangsa. Dari kata etos terambil pula kata etika dan etis yang
mengacu kepada makna akhlak atau bersi&at akhlaki,yakni kualitas esensial seseorang atau
suatu kelompok, termasuk suatu bangsa. Dadi, etos kerja berarti karakteristik >ciri-ciri atau
si&at? mengenai cara bekerja, sikap atau kebiasaan terhadap kerja, kualitas esensial dari cara
bekerja, sikap atau kebisaan terhadap kerja, pandangan terhadap kerja, yang dimiliki oleh
seseorang, suatu kelompok atau bangsa.
B6C
6tos kerja guru dapat berarti cirri-ciri atau si&at >karakteristik? mengenai cara bekrja,
yang sekaligus mengandung makna kualitas esensialnya, sikap dan kebiasaannya serta
pandangannya terhadap kerja yang dimiliki oleh guru dalam melaksanakan dan
mengembangkan kegiatan pendidikan agama )slam di sekolah.
,ada dasarnya, )slam adalah agama atau kerja >praksis?. )nti ajarannya adalah bahwa
hamba mendekati dan memperoleh ridha !llah melalui kerja atau amal saleh dan dengan
memurnikan sikap penyembahan hanya kepada-$ya. 4irman !llah dalam surah !l-2ah&i=
--.
p#% !$/4qr5c ($trr& 9:stuv 6"#)8wiB #x/rq yzn{5c !
$/4qrr&!"|g.s+5c 9}.s+5c x~nur ( /4s t7% (#q0t u!$sc+
}5n6u1p/48#u)s wut $s5).s ur 5:t u/2$t;#56
}5n6u1 #4~tnr&<==>
!rtinya= ,atakanlah7 *esungguhnya Aku 5ni manusia biasa seperti kamu, yang di"ahyukan
kepadaku7 8Bah"a *esungguhnya &uhan kamu itu adalah &uhan yang 6sa8. barangsiapa
mengharap perjumpaan dengan &uhannya, Maka hendaklah ia mengerjakan amal yang
saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada
&uhannya8. >'.s. !l-2ah&i= --.?
Dengan ayat diatas tersebut mengandung makna bahwa )slam adalah agama yang
mengajarkan orientasi kerja" >achie$ement rientation?, sebagaimana juga dinyatakan dalam
ungkapan bahwa penghargaan dalam jahiliyah berdasarkan keturunan, sedangkan
penghargaan dalam islam berdasarkan amal". *inggi atau rendahnya derajat takwa seseorang
juga sangat ditentukan oleh prestasi kerja atau kualitas amal saleh sebagai aktualisasi dari
potensi imannya.
B:C
$ilai-nilai mendasar yang terkandung dalam ajaran islam tersebut menggaris bawahi
suatu totalitas pandangan muslim yang seharusnya lebih menghargai dan concern terhadap
kualitas proses dan produk kerja ketimbang bersikap dan bekerja apa adanya untuk sekedar
melaksanakan tugas dan kewajiban yang bersi&at rutinitas. $ialai-nilai tersebut sekaligus
harus menjadi inspirasi kekuatan, pendorong bagi berbagai gerakan umat islam, termasuk
didalamnya yang berkaitan dengan gerakan ilmiyah dan atau gerakan peningkatan dan
pengembangan kualitas pendidikan agama islam di sekolah.
$amun demikian, agaknya nilai-nilai mendasar tersbut belum tentu senantiasa
menjadi kesadaran setiap muslim dan tere&leksi dalam realitas kehidupannya, sungguhpun
>kadangkala? ia di kenal sebagai muslim yang memiliki kesalehan ritual dikalangan
masyarakatnya. 5angsa )ndonisia yang mayoritas beragama islam sepatutnya merasa
perihatin ketika membaca dan menyimak setatimen !min ais, sebagaimana telah dimuat
dalan 9a"a 1os, yang mengemukakan hasil penelitian dari %orld 5ank bahwa dari sekitar
empat puluh lima bangsa di dunia ternyata bangsa )ndonesia tidak termasuk yang paling rajin.
*etapi dari yang paling malas, ternyata bangsa )ndonesia menduduki rangking ke tiga dari 8G
bangsa itu. hal ini merupakan salah satu indikasi akan lemahnya etos kerja bangsa )ndonesia.
B;C
obert Le@inne, pada tahun -7;G, telah mengadakan penelitian tentang kesadaran
waktu dari masyarakat Depang, *aiwan, )tali, )ngris, !merika serikat, dan )ndonesia. )a
memilih indikator-indikator akurasi jam di 5ank, kecepatan laju pejalan kaki dan waktu rata-
rata yang dibutuhkan pegawai pos melayani pembeli sehelai perangko. Dari beberapa $egara
tersebut ternyata )ndonesia adalah yang paling molor dan lamban. 2urang tingginya
kesadaran terhadap waktu bisa dipandang sebagai salah satu indikator dari lemahnya etos
kerja dari bangsa)ndonesia.
#inggih D. 3unarsa juga menyatakan bahwa kepekaan orang )ndonesiaterhadap
waktu agak kurang. !da kebiasaan hidup santai yang akhirnya memasyarakat. Latar belakang
hidup agraris, dijadikan alasan sikap santai tersebut. 5agi obert Le@ine, melihat &aktor lain
yang patut dipertimbangkan lebih serius, yaitu menyangkut hubungan waktu dengan kondisi
kesehatan >kelainan jasmani dan rohani?. 2arena itu, #lamet )mam #antoso menyatakan
bahwa jiwa santai nasional perlu diatasi dengan tekad panjang berkesinambungan dalam
mengejar ketinggalan disegala bidang.
#ikap males, lemahnya kesadaran terhadap waktu dan kebiasaan atau jiwa hidup
santai pada seseorang akan berimplikasi pada sikap semprono >acuh tak acuh? dalam bekerja,
kurang peduli terhadap proses dan hasil kerja yang bermutu, suka memandang enteng bentuk-
bentuk kerja yang dilaksanakannya, kurang sungguh-sungguh dan tidak teliti, tidak e&isien
dan e&ekti&, dan kurang memiliki dinamika dan komitmen yang tinggi terhadap pekerjaannya.
Dika sikap semacam itu melekat pada diri guru disekolah umum, dimana porsi
pendidikan agama hanya 0 >dua? jam pelajaran maka pendidikan agama akan semakin berada
pada posisi marginal dan periperal dan kurang memberikan makna bagi para siswa dan
masyarakat sek olah itu sendiri.
2eadaan etos kerja seseorang setidak-tidaknya dapat dididik dari cara kerjanya yang
memiliki / dari dasar, yaitu >-? keinginan untuk menjunjung tingi mutu pekerjaan (job
(ualityH >0? menjaga harga diri dalam melaksanakan pekerjaanH dan >/? keinginan untuk
memberikan layanan kepada masyarakat melalui karya pro&esionalnya.
B7C
2etiga ciri dasar tersebut pada dasarnya terkait dengan kuali&ikasi yang harus dimiliki
oleh guru pada umumnya, yaitu kuali&ikasi personal dan pro&esional. 9iri yang pertama
terkait dengan kuali&ikasi personal, sedangkan ciri kedua dan ketiga terkait dengan kuali&ikasi
personal dan sosial.
Dalam pola pemahaman sistem tenaga kependidikan di )ndonesia, terdapat tiga
dimensi umum kompetensi yang saling menunjang membentuk kompetensi pro&esional
tenaga kependidikan, yaitu >-? kompetensi personalH >0? kometensi sosialH dan >/? kompetensi
pro&esional.
B-.C
Dilihat dari sini, maka ciri dasar yang pertama tersebut diatas terkait
dengan kompetensi pro0esisonal, yakni menyangkut kemampuan dan kesediaan serta tekad
guru untuk mewujudkan tujuan-tujuan pendidikan agama yang telah dirancang melalui proses
dan produk kerja yang bermutu. 9iri dasar yang kedua terkait dengan kompetensi
personal, yakni ciri hakiki dari kepribadian guru untuk menjaga harga diri dalam
melaksanakan pekerjaannya guna mencapai tujuan pendidikan agama yang ditetapkan. 9iri
dasar yang ketiga terkait dengankompetensi sosial,yakni prilaku guru yang berkeinginan dan
bersedia memberikan layanan kepada masyrakat melalui karya pro&esionalnya untuk
mencapai tujuan pendidikan agama.
#A# III
PENUTUP
Kesim:ulan
3uru adalah pendidik pro&esional, karena secara implisit ia telah merelakan dirinya
menerima dan memikul sebagian tanggung jawab pendidikan yang terpikul dipundak para
orang tua. #edangkan posisi seorang guru sebagai ujung tombak keberhasilan anak didik atau
siswa.
#yarat-syarat menjadi guru secara umum ialah=
-. *aFwa 2epada !llah.
0. 5erilmu.
/. #ehat Dasmani.
8. 5erkelakuan 5aik.
2ode etik atau tugas pro&esi yang harus dipatuhi oeh guru sebagai pendidik meliputi
delapan hal, seperti yang telah dipaparkan panjang lebar dalam makalah ini.
6tos kerja guru dapat berarti ciri atau si&at >karakteristik? mengenai cara bekrja, yang
sekaligus mengandung makna kualitas esensialnya, sikap dan kebiasaannya serta
pandangannya terhadap kerja yang dimiliki oleh guru dalam melaksanakan dan
mengembangkan kegiatan pendidikan agama )slam di sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
!li, !. Mukti, Beberapa 1ersoalan Agama De"asa 5ni, >Dakarta= ajawali ,ress, -7;:?.
!l-3aEali, al-Munki/ min al-Dahal, >5eirut= Dar al-!ndalus, -76:?.
!thiyah !l-!brasyi Muhammad, Al-&arbiyyah "a :alasi0atuha, >Mesir= )sa !L-5abi, t.th?.
Daradjat, Iakiyah, 5lmu pendidikan 5slam, >Dakarta= 5umi !ksara, 0..;?.
Muhammad Dawwad idla, &iga Aliran ;tama &eori 1endidikan 5slam, > Yokya karta=
*arawacana yogya?.
Muhaimin, 1radigma 1endidikan 5slam, >5andung= emaja osdakarya. 0..8?.
Majid, $urcholis, 5slam Agama ,emanusiaan, >Dakarta= ,ramadina, -77G?.
Mokhtar, 5ukhori, 1endidikan Dalam 1embangunan, >Yogya 2arta= *iara %acana, -778?.
#jahminan, Iaini, ,uliyah Akidah 5slam, >#urabaya= !l-)khlas, -7;/?.
*holhan )mam dan 5ariEi !hmad, Membuka 9endela 1endidikan,>Dakarta= raja gra&indo persada,
0..8?.
B-C
Iakiyah Daradjat, 5lmu pendidikan 5slam, >Dakarta= 5umi !ksara, 0..;?, hlm. /7
B0C
)mam *holhan dan !hmad 5ariEi, Membuka 9endela 1endidikan,>Dakarta= raja gra&indo persada, 0..8?, hlm.
0-;
B/C
Muhammad !thiyah !l-!brasyi, Al-&arbiyyah "a :alasi0atuha, >Mesir= )sa !L-5abi, t.th?, hlm. -/7
B8C
!l-3aEali, al-Munki/ min al-Dahal, >5eirut= Dar al-!ndalus, -76:?, hlm. --6
BGC
Muhammad Dawwad idla, &iga Aliran ;tama &eori 1endidikan 5slam, > Yokya karta= tarawacana yogya?,
hlm. -07
B6C
Muhaimin, 1radigma 1endidikan 5slam, >5andung= emaja osdakarya. 0..8?, ---
B:C
$urcholis Majid, 5slam Agama ,emanusiaan, >Dakarta= ,ramadina, -77G?, hlm. 0-:
B;C
!. Mukti ali, Beberapa 1ersoalan Agama De"asa 5ni, >Dakarta= ajawali ,ress, -7;:?, -:.
B7C
5ukhori Mokhtar, 1endidikan Dalam 1embangunan, >Yogya 2arta= *iara %acana, -778?, hlm. 8-
B-.C
Iaini #jahminan, ,uliyah Akidah 5slam, >#urabaya= !l-)khlas, -7;/?,1al. /6

Anda mungkin juga menyukai