Anda di halaman 1dari 6

Anemia dalam kehamilan adalah kondisi dengan kadar hemoglobin di bawah 11gr% pada trimester 1 dan

3 atau kadar <10,5gr% pada trimester 2, nilai batas tersebut dan perbedaannya dengan kondisi wanita
tidak hamil, terjadi karena hemodilusi, terutama pada trimester 2 (Saifuddin, 2006).
Anemia defisiensi Fe disebabkan oleh beberapa hal antara lain hipervolemia yang terjadi saat kehamilan.
Pada wanita hamil saat volume darah meningkat 1,5 liter. Peningkatan volume tersebut terutama terjadi
peningkatan plasma bukan peningkatan jumlah sel eritrosit. Walaupun ada peningkatan jumlah eritrosit
dalam sirkulasi yaitu 450 ml atau 33%, tetapi tidak seimbang dengan peningkatan volume plasma
sehingga terjadi hemodilusi. Pada awalnya, volume plasma meningkat pesat dari usia gestasi 6 minggu,
kemudian laju peningkatan melambat. Sementara eritrosit mulai meningkat pada trimester kedua dan
lajunya memuncak pada trimester ketiga.
Hipervolemia yang diinduksi oleh kehamilan mempunyai beberapa fungsi penting antara lain : mengisi
ruang vaskular di uterus, jaringan pembuluh di payudara, otot, ginjal dan kulit. Hipervolemia juga
mengurangi efek pengeluaran hemogloblin pada persalinan. Penurunan kekentalan darah memperkecil
resistensi terhadap aliran sehingga kerja jantung untuk
mendorong darah menjadi lebih ringan. Faktor lain dari penyebab defisiensi Fe adalah meningkatnya
kebutuhan Fe ibu hamil. Kebutuhan ibu hamil akan zat besi sebesar 900 mgr Fe, pada trimester dua
(puncaknya usia kehamilan 32 sampai 34 minggu) akan terjadi hemodilusi (pengenceran darah) pada ibu
hamil sehingga hemoglobin akan mengalami penurunan, mengakibatkan anemia kehamilan fisiologis
(Budiarti, 2009).
Menurut (Mochtar, 1998) mengemukakan pengaruh anemia pada hamil, bersalin dan nifas adalah
:
1) Keguguran.
2) Partus prematurus.
3) Inersia uteri dan partus lama, ibu lemah.
4) Atonia uteri dan menyebabkan perdarahan.
5) Syok.
6) Afibrinogen dan hipofibrinogen.
7) Infeksi intrapartum dan dalam nifas.
8) Bila terjadi anemia gravis ( Hb dibawah 4 gr% ) terjadi payah jantung yang bukan saja menyulitkan
kehamilan dan persalinan tapi juga bisa fatal.

Menurut (Manuaba, 1998) pengaruh anemia di bagi menjadi 2 yaitu
1) Bagi ibu
a) Bahaya selama kehamilan
(1)Dapat terjadi abortus
(2)Persalinan prematuritas

(3) Hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim
(4) Mudah terjadi infeksi
(5) Ancaman dekompensasi kordis ( Hb < 6 gr% )
(6) Mola hidatidosa
(7) Hiperemesis gravidarum
(8) Perdarahan antepartum

(9) Ketuban pecah dini (KPD)
b) Bahaya saat persalinan
(1) Gangguan his-kekuatan mengejan.
(2) Kala pertama dapat berlangsung lama, dan terjadi partus terlantar.
(3) Kala dua berlangsung lama, sehingga dapat melelahkan dan seringmemerlukan tindakan operasi
kebidanan.
(4) Kala uri dapat diikuti retensio plasenta, dan perdarahan postpartum karena atonia uteri.
(5) Kala empat dapat terjadi perdarahan postpartum sekunder dan atonia uteri.
c) Bahaya pada saat nifas
Terjadi subinvolusi uteri menimbulkan perdarahan postpartum
Memudahkan infeksi puerperium
Pengeluaran ASI berkurang
Terjadi dekompensasi kordis mendadak setelah persalinan
Anemia kala nifas
Mudah terjadi infeksi mamae
d) Bagi janin
Abortus
Terjadi kematian intra uteri
Persalinan prematuritas tinggi
Berat badan lahir rendah
Kelahiran dengan anemia

Dapat terjadi cacat bawaan
g) Bayi mudah mendapat infeksi sampai kematian perinatal
h) Inteligensia rendah
f. Pencegahan anemia pada ibu hamil

Upaya pencegahan dapat dilakukan dengan pemberian suplemen Fe dosis rendah 30 mg pada
trimester III ibu hamil non anemik Hb 11 gr/dl, sedangkan untuk hamil dengan anemia defisiensi besi
dapat diberikan suplemen sulfat 325 mg 1-2 kali sehari. Untuk yang disebabkan oleh defisiensi asam folat
dapat diberikan asam folat 1 mg/hari atau untuk dosis pencegahan dapat diberikan 0,4 mg/hari. Dan bisa
juga diberi vitamin B12 100-200 mcg/hari (Budiarti, 2009)
Kepandaian dalam mengatur pola makan dengan mengkombinasikan menu makanan serta
mengkonsumsi buah dan sayur yang mengandung vitamin C pada waktu makan bisa membuat tubuh
terhindar dari anemia. Mengindari makanan yang dapat menghambat penyerapan zat besi yaitu kopi dan
teh.
1) Mengkonsumsi pangan lebih banyak dan beragam, contoh sayuran warna hijau, kacang
kacangan, protein hewani, terutama hati.

2) Mengkonsumsi makanan yang kaya akan vitamin C seperti jeruk, tomat, mangga dan lain
lain yang dapat meningkatkan penyerapan zat besi (Mei, 2009).
Penderita anemia ringan sebaiknya tidak menggunakan suplemen zat besi. Lebih cepat bila
mengupayakan perbaikan menu makanan. Misalnya dengan konsumsi makanan yang banyak
mengandung zat besi seperti telur, susu,

MAL
MAL menggunakan praktik menyusui untuk menghambat ovulasi sehingga berfungsi sebagai
kontrasepsi. Apabila seorang wanita memiliki seorang bayi berusia kurang dari 6 bulan dan amenore serta
menyusui penuh, kemungkinan kehamilan terjadi hanya sekitar 2%. Namun, jika tidak menyusui penuh
atau tidak amenorea, risiko kehamilan akan lebih besar. Banyak wanita akan memilih bergantung pada
metode kontrasepsi lain seperti pil hanya progesteron serta MAL (Everett, 2007, hal. 51).
b. MAL dapat dipakai sebagai kontrasepsi bila :
1) Menyusui secara penuh, lebih efektif bila pemberian > 8 x sehari.
2) Belum haid.
3) Umur bayi kurang dari 6 bulan (Saifuddin, dkk, 2006, hal. MK-1).
Proses menyusui dapat menjadi metode kontrasepsi alami karena hisapan bayi pada puting susu dan
areola akan merangasang ujung- ujung saraf sensorik, rangsangan ini dilanjutkan ke hipotalamus,
hipotalamus akan menekan pengeluaran faktor-faktor yang menghambat sekresi prolaktin namun
sebaliknya akan merangsang faktor-faktor tersebut merangsang hipofise anterior untuk mengeluarkan
hormon prolaktin. Hormon prolaktin akan merangsang selsel alveoli yang berfungsi untuk memproduksi
susu.
Bersamaan dengan pembentukan prolaktin, rangsangan yang berasal dari isapan bayi akan ada yang
dilanjutkan ke hipofise anterior yang kemudian dikeluarkan oksitosin melalui aliran darah, hormon ini
diangkut menuju uterus yang dapat menimbulkan kontraksi pada uterus sehingga terjadilah proses
involusi. Oksitosin yang sampai pada alveoli akan merangsang kontraksi dari sel akan memeras ASI yang
telah terbuat keluar dari alveoli dan masuk ke sistem duktulus yang selanjutnya mengalirkan melalui
duktus laktiferus masuk ke mulut bayi (Anggraini, 2010, hal. 11-12). Hipotesa lain yang menjelaskan efek
kontrasepsi pada ibu menyusui menyatakan bahwa rangsangan syaraf dari puting susu diteruskan ke
hypothalamus, mempunyai efek merangsang pelepasan beta endropin yang akan menekan sekresi hormon
gonadotropin oleh hypothalamus. Akibatnya adalah penurunan sekresi dari hormon Luteinizing Hormon
(LH) yang menyebabkan kegagalan ovulasi (BKKBN, 1991, hal. 8).

Fundus
Tabel 2.1 Umur Kehamilan Berdasarkan Tinggi Fundus Uteri
Tinggi Fundus Uteri secara
Internasional
TFU (cm) Usia Kehamilan
1-2 jari diatas Sympisis
Pertengahan Sympisis-pusat
3 jari dibawah pusat
Setinggi pusat
3 jari diatas pusat
Pertengahan pusat PX
3 jari dibawah PX
Pertengahan PX pusat


20
23
26
30
33

12 minggu
16 minggu
20 minggu
24 minggu
28 minggu
32 minggu
36 minggu
40 minggu
Sumber: Manuaba, 2007
Subjektif
Amenorrhoe, Perubahan pada payudara, Mual dan muntah, Sering kencing, Hyperpigmentasi pada
kulit, Merasakan gerakan janin oleh klien, Merasa lelah,
eningkatan suhu basal
Peningkatan suhu tubuh ddapat dirasakan oleh klien pada daerah payudara sekitar 0,7 derajat C
dibandingkan daerah diatas sternum.

E. Pat of i s i ol ogi
Hi per e me s i s gr a vi dar um yang mer upa kan kompl i kas i mual dan munt a h pada hamil
muda terjadi terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan tidak seimbangnya elektrolit dengan
alkalosis hipokloremik.Hiperemesis gravidarum dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat
danl e ma k habi s t er pakai unt uk ke per l ua n e ner gi . Kar ena oks i das i l e ma k ya ng
t i da k s e mp u r n a t e r j a d i l a h k e t o s i s d e n g a n t e r t i mb u n n y a a s a m a s e t o n
a s e t i k , a s a mhidroksi butirik dan aseton dalam darah. Kekurangan volume cairan yang
diminumd a n k e h i l a n g a n k a r e n a m u n t a h m e n y e b a n k a n d e h i d r a s i
s e h i n g g a c a i r a n ekstraseluler dan plasma berkurang. Natrium dan khlorida air kemih
turun. Selaini t u j ug ada pt menyeba bka n hemokons ent r as i s ehi ngga al i r an dar ah
ber kur a ng. Kekurangan kalium sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya ekskresi
lewatginjal menambah frekuensi muntah muntah lebih banyak, dapat merusak hati
danterjadilah lingkaran yang sulit dipatahkan.
Sel ai n dehi dr as i dan t er ganggunya kes ei mba nga n el e kt r ol i t da pat
t er j adi r obe kan pa da s el aput l ender es opha gus dan l a mbung ( Si ndr oma Mal l or y
Wei s s ) dengan akibat perdarahan gastrointestinal. Pada umumnya robekan ini ringan
dan perdarahan dapat berhenti sendiri, jarang sampai diperlukan transfusi atau tindakanoperatif
(Wiknjosastro, 2005).
F. Mani f es t a s i Kl i ni k
Bat as j el as ant ar a mual ya ng mas i h f i s i ol ogi k dal a m keha mi l a n de nga n hiperemesis
gravidarum tidak ada; tetapi bila keadaan umum penderita terpengaruh,sebaiknya ini dianggap
sebagai hiperemesi s gravidarum. Hiperemesis gravidarummenurut berat ringannya gejala dapat
dibagi dalam 3 tingkatan:1 . T i n g k a t a n I : Mu n t a h t e r u s me n e r u s y a n g
me mp e n g a r u h i k e a d a a n u mu m penderita, ibu merasa lemah, nafsu makan tidak ada, berat
badan menurun danmer as a nye r i pa da epi ga s t r i um. nadi me ni ngkat s e ki t ar 100
kal i / me ni t dantekanan darah sistolik turun, turgor kulit mengurang, lidah mongering dan
matacekung.2. Tingkatan II: penderita tampak lebih lemah dan apatis, turgor kulit
mengurang,lidah mengering dan Nampak kotor, nadi kecil dan cepat, suhu kadang-
kadangnaik dan mata sedikit ikterik. Berat badan menurun dan mata menjadi cekung, t e ns i
t ur un, he mokons ent r as i ol i gur i a dan kons t i pas i . As et on da pat t er ci umdal a m
hawa per naf as an, kar e na pe mpunyai ar oma yang khas dan dapat pul a ditemukan
dalam kencing.

21
3. Tingkatan III : Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran
makinme n u r u n h i n g g a me n c a p a i s o mn o l l e n a t a u k o ma , t e r d a p a t
e n s e f a l o p a t i we r n i c h e y a n g d i t a n d a i d e n g a n : n i s t a g mu s , d i p l o p i a ,
g a n g g u a n me n t a l , k a r d i o v a s k u l e r d i t a n d a i d e n g a n : n a d i k e c i l , t e k a n a n
d a r a h me n u r u n , d a n temperature meningkat, gastrointestinal ditandai dengan: ikterus
makin berat, t er dapat t i mbunan as et on yang ma ki n t i nggi de ngan ba u yang ma ki n
t aj a m. Keadaan ini adalah akibat sangat kekurangan zat makanan termasuk vitamin
Bkompleks. Timbulnya ikterus menunjukkan adanya payah hati (Wiknjosastro, 2005)

Anda mungkin juga menyukai