Anda di halaman 1dari 9

MANAJEMEN JARINGAN DAN SERVER

IP VERSI 6




I Putu Budi Setiawan
1304505073


JURUSAN TEKNOLOGI INFORMASI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
2014
Difinisi IP versi 6
IP versi 6 (IPv6) adalah protokol internet versi baru yang didesain sebagai pengganti dari
Internet protocol versi 4 (IPv4). IPv6 yang memiliki kapasitas alamat (address) raksasa (128 bit),
mendukung penyusunan alamat secara terstruktur, yang memungkinkan Internet terus
berkembang dan menyediakan kemampuan routing baru yang tidak terdapat pada IPv4. IPv6
memiliki tipe alamat anycast yang dapat digunakan untuk pemilihan route secara efisien. Selain
itu IPv6 juga dilengkapi oleh mekanisme penggunaan alamat secara local yang memungkinkan
terwujudnya instalasi secara Plug&Play, serta menyediakan platform bagi cara baru pemakaian
Internet, seperti dukungan terhadap aliran datasecara real-time, pemilihan provider, mobilitas
host, endto- end security, maupun konfigurasi otomatis.
Keunggulan IP Version 6
Otomatisasi berbagai setting / Stateless-less auto-configuration (plug&play). Alamat pada
IPv4 pada dasarnya statis terhadap host. Biasanya diberikan secara berurut pada host. Memang
saat ini hal di atas bisa dilakukan secara otomatis dengan menggunakan DHCP (Dynamic Host
Configuration Protocol), tetapi hal tersebut pada IPv4 merupakan fungsi tambahan saja,
sebaliknya pada IPv6 fungsi untuk men-setting secara otomatis disediakan secara standar dan
merupakan default-nya. Pada setting otomatis ini terdapat dua cara tergantung dari penggunaan
address, yaitu setting otomatis stateless dan statefull.
1. Setting Otomatis Statefull
Cara pengelolaan secara ketat dalam hal range IP address yang diberikan pada
host dengan menyediakan server untuk pengelolaan keadaan IP address, dimana cara ini
hampir mirip dengan cara DHCP pada IPv4. Pada saat melakukan setting secara otomatis,
informasi yang dibutuhkan antara router, server dan host adalah ICMP (Internet Control
Message Protocol) yang telah diperluas. Pada ICMP dalam IPv6 ini, termasuk pula IGMP
(Internet Group management Protocol) yang dipakai pada multicast pada IPv4.
2. Setting Otomatis Statefull
Pada cara ini tidak perlu menyediakan server untuk pengelolaan dan pembagian
IP address, hanya men-setting router saja dimana host yang telah tersambung di jaringan
dari router yang ada pada jaringan tersebut memperoleh prefix dari address dari jaringan
tersebut. Kemudian host menambah pattern bit yang diperoleh dari informasi yang unik
terhadap host, lalu membuat IP address sepanjang 128 bit dan menjadikannya sebagai IP
address dari host tersebut. Pada informasi unik bagi host ini, digunakan antara lain
address MAC dari network interface. Pada setting otomatis stateless ini dibalik
kemudahan pengelolaan, pada Ethernet atau FDDI karena perlu memberikan minimal 48
bit (sebesar address MAC) terhadap satu jaringan, memiliki kelemahan yaitu efisiensi
penggunaan alamat yang buruk.
Format Penulisan Alamat pada Ipv6
Dalam IPv6, alamat 128-bit akan dibagi ke dalam 8 blok berukuran 16-bit, yang dapat
dikonversikan ke dalam bilangan heksadesimal berukuran 4-digit. Setiap blok bilangan
heksadesimal tersebut akan dipisahkan dengan tanda titik dua (:). Karenanya, format notasi yang
digunakan oleh IPv6 juga sering disebut dengan colon-hexadecimal format, berbeda dengan IPv4
yang menggunakan dotted-decimal format.
Berikut ini adalah contoh alamat IPv6 dalam bentuk bilangan biner:
001000011101101000000000110100110000000000000000001011110011101100000010101010
1000000000
1111111111111110001010001001110001011010
Untuk menerjemahkannya ke dalam bentuk notasi colon-hexadecimal format, angka-
angka biner di atas harus dibagi ke dalam 8 buah blok berukuran 16-bit
0010000111011010 0000000011010011 0000000000000000 0010111100111011
0000001010101010
0000000011111111 1111111000101000 1001110001011010
Lalu, setiap blok berukuran 16-bit tersebut harus dikonversikan ke dalam bilangan
heksadesimal dan setiap bilangan heksadesimal tersebut dipisahkan dengan menggunakan tanda
titik dua. Hasil konversinya adalah sebagai berikut:
21DA:00D3:0000:2F3B:02AA:00FF:FE28:9C5A

Penyederhanaan Bentuk Alamat
Alamat di atas juga dapat disederhanakan lagi dengan membuang angka 0 pada awal
setiap blok yang berukuran 16-bit di atas, dengan menyisakan satu digit terakhir. Dengan
membuang angka 0, alamat di atas disederhanakan menjadi:
21DA:D3:0:2F3B:2AA:FF:FE28:9C5A
Konvensi pengalamatan IPv6 juga mengizinkan penyederhanaan alamat lebih jauh lagi,
yakni dengan membuang banyak karakter 0, pada sebuah alamat yang banyak angka 0-nya. Jika
sebuah alamat IPv6 yang direpresentasikan dalam notasi colon-hexadecimal format mengandung
beberapa blok 16-bit dengan angka 0, maka alamat tersebut dapat disederhanakan dengan
menggunakan tanda dua buah titik dua (:). Untuk menghindari kebingungan, penyederhanaan
alamat IPv6 dengan cara ini sebaiknya hanya digunakan sekali saja di dalam satu alamat, karena
kemungkinan nantinya pengguna tidak dapat menentukan berapa banyak bit 0 yang
direpresentasikan oleh setiap tanda dua titik dua (:) yang terdapat dalam alamat tersebut. Tabel
berikut mengilustrasikan cara penggunaan hal ini.Untuk menentukan berapa banyak bit bernilai 0
yang dibuang (dan digantikan dengan tanda dua titik dua) dalam sebuah alamat IPv6, dapat
dilakukan dengan menghitung berapa banyak blok yang tersedia dalam alamat tersebut, yang
kemudian dikurangkan dengan angka 8, dan angka tersebut dikalikan dengan 16. Sebagai contoh,
alamat FF02::2 hanya mengandung dua blok alamat (blok FF02 dan blok 2). Maka, jumlah bit
yang dibuang adalah (8-2) x 16 = 96 buah bit.
Struktur Paket Data pada IPv6
Dalam men-design header paket ini, diupayakan agar cost atau nilai pemrosesan header
menjadi kecil untuk mendukung komunikasi data yang lebih real time. Misalnya, alamat awal
dan akhir menjadi dibutuhkan pada setiap paket. Sedangkan pada header IPv4 ketika paket
dipecah-pecah, ada field untuk menyimpan urutan antar paket. Namun field tersebut tidak
terpakai ketika paket tidak dipecah-pecah. Header pada Ipv6 terdiri dari dua jenis, yang pertama,
yaitu field yang dibutuhkan oleh setiap paket disebut header dasar, sedangkan yang kedua yaitu
field yang tidak selalu diperlukan pada packet disebut header ekstensi, dan header ini
didifinisikan terpisah dari header dasar. Header dasar selalu ada pada setiap packet, sedangkan
header tambahan hanya jika diperlukan diselipkan antara header dasar dengan data. Header
tambahan, saat ini didefinisikan selain bagi penggunaan ketika packet dipecah, juga didefinisikan
bagi fungsi security dan lain-lain. Header tambahan ini, diletakkan setelah header dasar, jika
dibutuhkan beberapa header, maka header ini akan disambungkan berantai dimulai dari header
dasar dan berakhir pada data. Router hanya perlu memproses header yang terkecil yang
diperlukan saja, sehingga waktu pemrosesan menjadi lebih cepat. Hasil dari perbaikan ini,
meskipun ukuran header dasar membesar dari 20 bytes menjadi 40 bytes namun jumlah field
berkurang dari 12 menjadi 8 buah saja.
Transisi IPv6 Untuk mengatasi kendala perbedaan antara IPv4 dan IPv6 serta menjamin
terselenggaranya komunikasi antara pengguna IPv4 dan pengguna IPv6, maka dibuat suatu
metode Hosts dual stack serta Networks Tunneling pada perangkat jaringan, misalnya router
dan server.
Gambar Network tunneling (IPv6 transition) Jadi setiap router menerima suatu paket,
maka router akan memilah paket tersebut untuk menentukan protokol yang digunakan, kemudian
router tersebut akan meneruskan ke layer diatasnya.
Perbedaan IPv4 dan IPv6
Berawal dari dari perubahan IPv4 lalu ke IPv6 dan hal tersebut dapat dibagi dalam
beberapa kategori, yaitu:
a. Kapabilitas pengalamatan yang semakin besar
Pengalamatan yang digunakan meningkat dari 32-bit pada IPv4 menjadi 128-bit pada
IPv6. Hal ini digunakan untuk mendukung hirarki pengalamatan node yang lebih banyak, dan
konfigurasi alamat alamat secara otomatis yang lebih sederhana.
b. Penyederhanaan format header
Beberapa field pada header IPv4 telah dihilangkan atau dibuat menjadi optional untuk
mengurangi cost processing dari penanganan paket dan untuk menjaga cost bandwidth dari
IPv6 sekecil mungkin walaupun ada peningkatan ukuran alamat.
c. Kemampuan pelabelan aliran
Kemampuan baru ditambahkan, yakni memberi label pada paket pada paket yang
mengalir pada jaringan tertentu ketika pengirim meminta perlakuan khusus, seperti Qos
(Quality of service) atau layanan real- time.
d. Peningkatan dukungan untuk header tambahan dan header pilihan (optimal)
Perubahan pada penandaan pilihan pada header memungkinkan proses pelewatan paket
yang lebih besar, dan flaksibilitas untuk option yang mungkin ada di masa depan.
e. Kapabilitas untuk QoS (Quality of service)
Sebuah kapabilitas untuk memungkinkan pemberian label pada paket paket dari aliran
trafik tertentu dimana pengirim membutuhkan penanganan khusus.
f. Kapabilitas autentifikasi dan privasi
IPv6 mendukung autentifikasi, integritas data, dan kerahasiaan data tertentu.
IPv6 dirancang sebagai perbaikan dari IPv4, dan bukan merupakan perubahan yang
ekstrim dari IPv4. Fungsifungsi yang bekerja pada IPv4 juga ada pada IPv6, sedangkan fungsi
fungsi yang tidak bekerja pada IPv4 dihilangkan pada IPv6. Implementasi IPv4 umumnya
menggunakan representasi dotted decimal untuk network prefixnya, yang dikenal dengan subnet
mask. IPv6 menggunakan istilah prefix length yaitu 3ffe:ffff:0100:0210:a4ff:fee3:9566, dengan
Mask ffff:ffff:ffff:ffff:0000:0000:0000:0000, network 3ffe:ffff:0100:f101:0000:0000:0000:0000,
IPv6 prefix 3ffe:ffff:0100:f101::/64. 64 bit dicadangkan untuk porsi network-id, dan 64 bit
direpresentasikan dengan /64.
Mekanisme transisi IPv4 IPv6 antara lain:
1. Dual Stack: dimana dalam mekanisme ini, perangkat yang ada pada jaringan
mendukung kedua protocol, baik IPv4 maupun IPv6.
2. Tunneling: dalam mekanisme ini, node IPv6 yang akan berkomunikasi membuat suatu
tunnel untuk melewati jaringan IPv4 yang ada diantaranya.
3. Translation: memungkinkan node IPv6 untuk berkomunikasi dengan node IPv4 dengan
menterjemahkan protocol pada lapis jaringan.
Beberapa metode translasi adalah sebagai berikut:
Metode ini bekerja pada lapisan transport. Metode ini biasanya bekerja dengan sebuah
pseudo-interface. Jika router mendeteksi adanya data di dalam paket IPv6 yang memiliki alamat
tujuan yang memiliki prefix translasi, Maka data tersebut akan diteruskan ke pseudo-interface.
Dan data dari trafik IPv6 tersebut akan diteruskan ke trafik IPv4.
Metode NAT-PT
Metode ini memungkinkan host dan aplikasi native IPv6 untuk berkomunikasi dengan
host dan aplikasi IPv4. Setiap host yang berperan sebagai address translator menyimapan
sekumpulan alamat yang diberikan secara dinamis ke host IPv6 dan sebuah sesi dibentuk antara
dua host yang mendukung protocol yang berbeda. NAT-PT mendukung translasi header dan
alamat. Mekanisme ini tidak mendukung implementasi sekuriti end-to-end dan memerlukan
ruang IPv4 yang besar. Merujuk ke table translasi dimana alamat IP dari node host IPv6 dan pool
adderss pada translator bersusaian, translasi sebuah alamat IP dan bagian header IP diubah untuk
IPv4 dan IPv6. Untuk mempersiapkan pool address untuk koneksi yang diinisiasi kea rah IPv4
dari IPv6, dimungkinkan untuk menggunakan Network address Port Translation (NAPT) yang
membagi sebuah alamat ke dua atau lebih node host IPv6 dengan mengganti nomor port untuk
setiap koneksi TCP atau UDP. Ketika sebuah node yang lain, data dikirimkan dalam bentuk
paket IP. Untuk paket paket IP ini, data seharusnya tidak difragmentasi ketika dikirimkan dari
node sumber ke node sumber ke node tujuan. Walaupun, perbedaan panjang header IP dari kedua
protocol melebihi Maximum Transmission Unit (MTU) dari translator dikarenakan link pada
perbatasan IPv4 dan IPv6.
Pv4- Address Mepped IPv6 Address
Teknik ini merujuk kepada korenspondensi satu-ke-satu antara alamat tujuan IPv6 dan
alamat tujuan IPv4 dan sebaliknya. Ruang alamat 128-bit pada IPv6 sangat besar bila
dibandingkan dengan alamat 32-bit pada IPv4. Karakteristik sebagai berikut: Tidak mungkin
untuk memetakan seluruh alamat IPv6 ke IPv4 dengan dasar satu-ke-satu.Sebuah alamat Ipv4
ditulis dalam 32 low-order bit dan dikombinasikan dengan prefix yang berasal dari 96-bit high-
order untuk membentuk 128-bit alamat IPv6.




SOAL
1. Sebuah perusahaan memiliki 5 divisi yaitu A B C D E masing-masing divisi membatasi
jaringan komputernya Rancanglah jarinagn menggunakan ipvp 4 kelas C
a. Tentukan alamat network dari masing-masing divisi
b. Tentukan alamat broadcast masing-masing divisi
c. Ip yang valuebel dari masing-masing divisi

2. Jika divisiA ternyata memiliki 2 divisi atau sub divisi dan masing-masing divisi tidak dapat
berkomunikasi tentukanlah ip divisi A1 dan A2


JAWABAN
1. IP address yang di gunakan pada perusahaan adalah 192.168.7.22/27
Subnet Mask = 11111111.11111111.11111111.11100000 (255.255.255.224)
Penghitungan
Jumlah Subnet = 2
x
, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada oktet terakhir subnet
mask. oktet terakhir ialah 1110000 Jadi Jumlah Subnet adalah 2
3
= 8 subnet
Jumlah Host per Subnet = 2
y
- 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu
banyaknya binari 0 pada oktet terakhir subnet. Jadi jumlah host per subnet adalah 2
5
- 2 =
30 host
Blok Subnet = 256 - 224 (nilai oktet terakhir subnet mask) = 32. Subnet berikutnya
adalah 32 + 32 = 64, dan 64+32=96 dan seterusnya
Divisi A B C D E

Alamat
Network

192.168.7.0


192.168.7.32

192.168.7.64

192.168.7.96

192.168.7.128

Alamat
Broadcast

192.168.7.31


192.168.7.63

192.168.7.95

192.168.7.127

192.168.7.157

IP
Valuebel

192.168.7.1
Sampai
192.168.7.30


192.168.7.33
Sampai
192.168.7.62


192.168.7.65
Sampai
192.168.7.94

192.168.7.97
Sampai
192.168.7.126

192.168.7.129
Sampai
192.168.7.156

2. IP yang di gunakan 192.168.7.0/28
Oktet terakhir ialah 11110000 : 2
4
=16 host
Alamat IP Divisi A1 : 192.168.7.0
IP valuebel192.168.7.1- 192.168.7.14
Alamat broadcast 192.168.7.15
Alamat IP Divisi A2 :192.168.7.17
Ip pertama 192.168.7.18- 192.168.7.30
Alamat broadcast 192.168.7.31

Anda mungkin juga menyukai