Anda di halaman 1dari 14

Page 1

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia
dan berkat yang telah diberikan-Nya , sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah Geomorfologi Pantai-Delta.
Makalah ini disusun untuk mengembangkan pengetahuan terhadap Geomorfologi
Pantai-Delta tersebut dapat dipahami melalui pendahuluan , pembahasan masalah , serta
penarikkan garis kesimpulan dalam makalah ini .
Geomorfologi Pantai-Delta ini disajikan dengan pemahaman dari penulis dan
berbagai fakta keilmuwan yang umum.Sehingga terdapat opini atau pemikiran khas dari
penulis yang mungkin berbeda persepsi dengan pembaca.Namun dengan makalah ini ,
diharapkan pembaca dapat lebih Geomorfologi Pantai-Delta
Penulis mendapat bimbingan dari berbagai pihak dalam pengerjaan makalah ini. Oleh
karena itu, penulis berterimakasih kepada :
1. Ibu Dr. Emi Sukiyah sebagai dosen Geomofologi yang memberikan pengetahuan
sehingga makalah ini dapat selesai.
2. Teman-teman yang telah memberikan banyak masukan terhadap perkembangan
makalah ini.

Semoga makalah ini dapat memberikan pemahaman yang baik bagi bagi pembaca.
Saran dan kritik sangat diharapkan penulis demi kemajuan dari makalah yang disajikan.




Jatinangor, 2 Juni 2014


Penulis










Page 2


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................3
BAB 1

1.1 PENDAHULUAN
1.1.1 LATAR BELAKANG...................................................................4
1.1.2 RUMUSAN MASALAH..............................................................5
1.1.3 TUJUAN PENULISAN................................................................5
BAB 2
2.1 PEMBAHASAN
2.1.1 ISI.................................................................................................6
A. GEOMORFOLOGI DELTA...................................................6
B. GEOMORFOLOGI PANTAI..................................................8


BAB 3
3.1. PENUTUP
3.1.1 KESIMPULAN...........................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................15
















Page 3

BAB I
1.1 PENDAHULUAN

1.1.1 LATAR BELAKANG

Bumi ini memiliki bentang alam yang sangat indah dan luas dengan
karakteristik bentang alam yang dimilikinya. Banyak hal yang dapat dikaji dari
bentang alam ini, seperti kejadian tektonik masa lampau.
Di Indonesia sendiri, dengan luas wilayah yang luar biasa, dengan vegetasi
dan makhluk hidup yang beragam, tentu memiliki potensi bentang alam juga yang
baik. Khususnya garis pantai Indonesia adalah garis pantai yang terpanjang kedua
dunia setelah Kanada, serta delta-delta yang ekonomis dengan kelengkapan
petroleum systemnya.
Oleh karena itu, kajian mengenai bentang alam di Indonesia khususnya
bentang alam pantai dan delta menjadi sangat penting karena selain menmabah
wawsan juga bernilai ekonomis.


















Page 4

1.1.2 RUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah ini adalah :
1. Bagaimana karakteristik geomorfologi delta ?
2. Bagaimana karakteristik geomorfologi pantai ?


1.1.3 TUJUAN

Tujuan penulisan makalah ini :
1. Mengetahui karakteristik geomorfologi delta.
2. Mengetahui karakteristik geomorfologi pantai ?





























Page 5

BAB II
2.1 PEMBAHASAN
2.1.1 ISI

A. Geomorfologi Delta


Delta adalah suatu bentuk yang menjorok keluar dari garis pantai (seperti huruf D),
terbentuk saat sungai masuk ke laut, dengan banyaknya suplai sedimen yang dibawa air
sungai lebih cepat dibanding proses pendistribusian oleh proses-proses di pantai.

Proses yang Mempengaruhi Pembentukan Delta

1. Iklim
Iklim berpengaruh terhadap proses fisika, kimia, dan biologi dalam semua
komponen sistem sungai. Pada daerah tropis, penyediaan volume air permukaan
besar. Pelapukan fisika dan kimia berpengaruh terhadap tingkat sedimentasi.

2. Debit Sungai
Debit sungai tergantung dari faktor iklim, mempengaruhi bentuk geometri
delta. Delta dengan debit air dan sedimennnya tinggi dan konstan tiap tahunnya
menghasilkan suatu tubuh pasir yang panjang dan lurus serta umumnya membentuk
sudut yang besar terhadap garis pantai. Sebaliknya bila produk sedimen serta variasi
debit air setiap tahunnya berbeda, maka terjadinya perombakan tubuh-tubuh pasir
yang tadinya diendapkan oleh proses-proses laut dan cenderung membentuk tubuh
delta yang sejajar dengan garis pantai.

3. Produk Sedimen
Delta tidak akan terbentuk jika produk sedimennya terlalu kecil.

4. Energi gelombang
Energi gelombang merupakan mekanisme penting dalam merubah dan mencetak
sedimen delta yang berada di laut menjadi suatu bentuk tubuh pasir di daerah pantai.

5. Proses Pasang Surut
Beberapa delta mayor di dunia didominasi oleh aktivitas pasang yang kuat.
Diantaranya adalah delta Gangga-Brahmanaputra di Bangladesh, dan delta Ord di
Australia.

6. Arus pantai
Arus pantai mengorientasikan tubuh-tubuh pasir hingga membentuk sejajar
atau hampir sejajar dengan arah aliran sungai.

7. Kelerengan paparan
Kelerengan paparan benua sangat berperan dalam menentukan pola
perpindahan delta, yang terjadi dalam waktu yang cukup lama.




Page 6

8. Bentuk Cekungan Penerima dan proses Tektonik
Bentuk cekungan penerima merupakan pengontrol terhadap konfigurasi delta
serta pola perubahannya. Daerah dengan tektonik yang aktif dengan akumulasi
sedimen yang sedikit, sulit terbentuk delta . sebaliknya untuk daerah dengan tektonik
pasif dan akumulasi sedimen yang banyak akan terbentuk delta yang baik.

Syarat-Syarat terbentuknya Delta
1. Arus sungai pada bagian muara mempunyai kecepatan yang minimum.
2. Jumlah bahan yang dibawa sungai sebagai hasil erosi cukup banyak
3. Laut pada daerah muara sungai cukup tenang.
4. Pantainya relatif landai.
5. Bahan-bahan hasil sedimentasi tidak terganggu oleh aktivitas air laut.
6. Tidak ada gangguan tektonik, kecuali penurunan dasar laut seimbang dengan
pengendapan sungai
Unsur-unsur Dasar Delta
1. Sungai : sebagai sarana pengangkut material
2. Distributary Channel
3. Delta Plain : Bagian delta yang berada di daratan, umumnya merupakan rawa-rawa.
4. Delta Front / Delta Slope : bagian delta yang berada di depan delta plain, dan
merupakan laut dangkal.
5. Pro delta : bagian terdepan dari delta yang menuju ke laut lepas.
Klasifikasi Delta
1. Menurut Fisher, dkk. (1969)
Dasar klasifikasi :
a. Proses fluvial dan influks sedimen.
b. Proses laut (gelombang dan arus bawah permukaan).

Dibagi menjadi 3 kelas, yaitu :
a. Cuspate Delta.
b. Lobate Delta.
c. Elongate Delta / Bird Food Delta

2. Menurut Galloway (1975) :
Dasar : dominasi proses fluvial, gelombang dan pasang surut, yaitu :
a. Bird foot delta : jika pengaruh fluvial paling dominan.
b. Cuspate delta : jika pengaruh gelombang paling dominan.
c. Estuarine delta : jika pengaruh pasang surut paling dominan.

Ada 2 hal yang penting untuk diperhatikan :
a. Homopyonal Flow : densitas air sungai dan laut equal
b. Hyperpyonal Flow : densitas air sungai lebih tinggi
c. Hypopyonal Flow : densitas air sungai lebih rendah.




Page 7

B. Geomorfologi Pantai

Pantai adalah jalur atau bidang yang memanjang, tinggi serta lebarnya dipengaruhi
oleh pasang surut dari air laut, yang terletak antara daratan dan lautan (Thombury, 1969).
Wilayah pantai, seperti juga wilayah-wilayah lain di bumi, terbentuk oleh berbagai
proses geologi yaitu proses endogen yang diprakarsai oleh proses yang terjadi dari dalam
bumi, dan proses exogen yang dimotori oleh kegiatan dari luar bumi.
Proses endogen bermula dari gerak-gerak daari dalam bumi seperti gempa bumi,
letusan gunungapi; proses tersebut membentuk benua, lautan, deretan pegunungan, dsb.
Proses exogen diprakarsai oleh pancaran sinar matahari, kegiatan atmosfir tanah, erosi
oleh air/angin/es, transport sediment, dan sedimentasi di berbagai tempat.
Pemanasan global merupakan bagian dari aktivitas iklim dan cuaca secara global
yang penyebabnya tidak mudah untuk diketahui dengan pasti antara lain oleh
- menaiknya intensitas radiasi matahari (?)
- variasi dari perputaran bumi, dan berubahnya sumbu bumi (?)
- faktor geologi : berkurangnya ketinggian daratan oleh berbagai sebab sehingga
berkurangnya curah hujan, berkembangnya tudung es di ketinggian sehingga turut
memanaskan bumi secara global
- menaiknya jumlah karbon dioxida di udara oleh berbagai faktor; sebaliknya
menurunnya karbon dioxida yang disertai dengan naiknya permukaan daratan ke
elevasi yang lebih tinggi akan dapat menurunkan suhu bumi dan menimbulkan
glasiasi
- pergerakan benua ke arah wilayah ayang labil tinggi temperaturnya juga
dapatmenyebabkan melelehnya es.
Wilayah pantai merupakan wilayah pertemuan antara daratan dan lautan.
Perubahan-perubahan yang terjadi sebagai akibat proses endogen dan exogen akan dapat
terlihat pada wilayah tersebut, baik perubahan dari geomorfologi, proses-proses erosi dan
sedimentasi, jenis tanah dan batuan sedimen yang terbentuk, kondisi hidrogeologi,
berbagai proses bencana alam, dan perubahan ekosistem maupun lingkungan manusia
Wilayah pantai yang umumnya datar, berbatasan dengan laut, banyak sungai,
airtanah yang relatif dangkal, serta terkadang mengandung mineral ekonomis,
berpandangan indah dan mempunyai terumbu karang tentu sangat menarik dan dapat
mendukung berbagai pembangunan. Kota-kota, pelabuhan, pertanian dan perikanan,
wisata bahari, kawasan industri, bahkan kadang-kadang penambangan mineral dan bahan
bangunan dapat berkembang di wilayah pantai. Banyak kota besar, kota pelabuhan, kota
perdagangan, dan ibu kota negara atau ibu kota daerah berada di sana. Pemanasan global
yang berakibat naiknya muka laut dengan demikian akan dapat menimbulkan dampak
yang serius bagi wilayah pantai tersebut.





Page 8

Faktor-faktor yang mempengaruhi morfologi pantai : pengaruh diatropisme, tipe
batuan, struktur geologi, perubahan naik turunnya muka air laut, serta pengendapan
sedimen asal daratan/sungai, erosi daratan dan angin.
Daerah pantai yang masih mendapat pengaruh air laut dibedakan menjadi 3 (tiga),
yaitu :
a. Beach (daerah pantai), yaitu daerah yang langsung mendapat pengaruh air laut dan
selalu dapat dicapai oleh pasang naik dan pasang surut.
b. Shore line (garis pantai), yaitu jalur pemisah yang relatif berbentuk baris dan
relatif merupakan batas antara daerah yang dicapai air laut dan yang tidak bisa.
c. Coast (pantai), yaitu daerah yang berdekatan dengan laut dan masih mendapat
pengaruh dari air laut.

Klasifikasi Pantai
1. Klasifikasi Pantai Secara Klasik, Johnson (1919), dibagi menjadi :
a. Pantai tenggelam (submergence coast)
Dibentuk karena penenggelaman daratan atau naiknya muka laut, ciri :
garis pantai tidak teratur, ada pulau-pulau di depan pantai, teluk yang dalam, dan
lembah lembah yang turun.
Contoh pantai ini adalah :
- Pantai Ria : pantai yang sebelum teggelam telah mengalami erosi darat, terutama
erosi fluvial.
- Pantai Fyord : pantai yang sebelum tenggelam mengalami proses glasiasi (lihat
gambar VII.6.).
Kenampakan pada peta topografi :
- Garis pantainya tidak teratur.
- Garis kontur berkelok-kelok tidak beraturan.
- Pantainya relatif curam, ditandai dengan adanya garis kontur yang relatif rapat.
- Perkampungan di sekitar pantai umumnya tidak sejajar dengan garis pantai.
b. Pantai Naik (emergence coast)
Pantai yang dibentuk oleh majunya garis pantai atau turunnya muka laut, ciri :
garis pantai relatif lurus, relief-relief rendah, terbentuknya undak-undakan pantai dan
gosong pantai atau tanggul-tanggul dimuka pantai.
Kenampakan pada peta topografi :
- Garis pantai relatif lurus, ditandai dengan kontur yang lurus.
- Pantai relatif landai, ditunjukkan oleh garis kontur yang renggang.
- Jika dijumpai perkampungan umumnya relatif sejajar dengan garis pantai.
c. Pantai Netral
Pantai yang tidak mengalami penenggelaman ataupun penaikkan dan biasanya
dicirikan oleh adanya garis pantai yang relatif lurus, pantainya landai dan ombak tidak
besar.
Beberapa contoh pantai ini antara lain :
- Pantai delta
- Pantai dataran aluvial
- Pantai gunung api
- Pantai terumbu karang
- Pantai sesar




Page 9

Kenampakan pada peta topografi :
- Adanya delta plain, alluvial plain, dll
- Biasanya garis kontur renggang
- Bentuk garis pantainya relatif lurus melengkung
- Sungai dibagian muara mempunyai banyak cabang, yang seolah-olah mempunyai
pola sungai berbentuk pohon (dendritik).

d. Pantai Campuran
Pantai yang mempunyai kenampakan lebih dahulu terbentuk daripada yang
lain. Seperti kanampakan undak pantai, lembah yang tenggelam, yang merupakan
hasil dari naik turunnya permukaan air laut.
Kenampakan pada peta topografi :
- Adanya dataran pantai, teras-teras (emergence)
- Adanya teluk-teluk dengan kontur yang relatif rapat (submergence)
- Perkampungan tidak teratur.

2. Klasifikasi Pantai Secara Genetik dan Deskriptif, Valentine (1952)

3. Klasifikasi Pantai Berdasarkan Tenaga Geomorfik
Shepard (1963) dikutip Sunarto (1991) mengelompokkan pantai menjadi 2 (dua),
yaitu :
a. Pantai primer (muda).
Pantai primer terbentuk ole\h tenaga-tenaga dari darat (erosi, deposisi darat,
gunung api, sesar dan lipatan).
Macam-macam Pantai Primer
Pantai karena erosi dari daratan. Erosi baik oleh sungai maupun glasial
sebelum mengalami pengangkatan.
Pantai yang dibentuk oleh pengendapan asal darat.
Pantai hasil pengendapan fluvial, misalnya pantai delta, pantai daratan aluvial
yang turun (Pantai semarang).
Pantai pengendapan glasial, misalnya sebagai morena yang tenggelam atau
sebagai drumline yang tenggelam
Pantai yang karena pengendapan pasir oleh angin (prograding sand dune).
Meluasnya tumbuh-tumbuhan pada pantai atau rawa bakau yang luas
(contohnya pantai di dekat Townsvill, timur laut Queensland, australia).
Bentuk pantai akibat aktivitas volkanisme
Pantai yang dipengaruhi oleh aliran lava masa kini. Cirinya jika lavanya basa
bentuk pantai tak teratur, kalau asam bentuk pantai lebih teratur.
Pantai amblesan volkanik dan pantai kaldera.
Pantai yang terbentuk akibat adanya pengaruh diatrophism atau tektonik
Pantai yang terbentuk karena patahan.
Pantai yang terbentuk karena lipatan








Page 10

b. Pantai sekunder (dewasa).
Pantai sekunder terjadi dari hasil proses laut, meliputi erosi laut, deposisi laut
dan bentukan organik.
Macam-macam Pantai Sekunder
Bentuk pantai karena erosi laut
Pantai yang berliku-liku karena erosi gelombang
Pantai terjal yang lurus karena erosi gelombang
Bentuk pantai karena pengendapan laut
Pantai yang lurus karena pengendapan gosong pasir (bars) yang memotong
teluk.
Pantai yang maju karena pengendapan laut.
Pantai dengan gosong pasir lepas pantai (offshore bars and longshore spit)


4. Klasifikasi Pantai secara Klimato- genetik
Dasar : hubungan antara energi gelombang dengan morfologi pantai, serta
memperhatikan signifikasi peninggalan sejarah dan aspek-aspek geologis dalam
evolusi pantai.
Dibagi menjadi :
a. Pantai Lintang Rendah
Ciri : energi gelombang rendah dan lingkungan angin pasat. Sedimen pantai
banyak, terdapat hubungan antara variasi morfologi pantai dan wilayah hujan.
Mangrove tumbuh di daerah beriklim tropis panas-basah, sedangkan gumuk pantai
terdapat di lingkungan yang beriklim tropik panas-kering.
b. Pantai Lintang tengah
Terdapat di lingkungan gelombang berenergi tinggi. Karena aktivitas
gelombang dan abrasi bertenaga tinggi itu, maka cliff dan bentukan yang berasosiasi
dapat berkembang dengan baik.
c. Pantai Lintang Tinggi
Pantai ini dicirikan dengan gelombang berenergi rendah. Kebanyakan
merupakan sisa-sisa pembekuan. Perkembangan morfologi cliff dipengaruhi kuat oleh
gerakan massa batuan dalam skala besar.
Proses-Proses di Pantai.
Kenampakan menyerupai jembatan pada batuan lava (lava bridge) akibat
abrasi oleh gelombang. Kenampakan cliff akibat abrasi gelombang pada tebing yang
berlitologi batugamping














Page 11

Budidaya daerah pantai
a. Daya Dukung Wilayah Pantai
Kawasan pantai umumnya merupakan wilayah yang merupakan koridor
pembangunan yang diminati. Hal tersebut disebabkan karena wilayah tersebut
mengandung banyak hal yang memberi kemudahan dan memberi daya dukung untuk
pembangunan. Kemudahan dan daya dukung tersebut adalah :
1) Wilayah pantai sebagian besar merupakan wilayah dataran dengan kemiringan
lereng yang datar atau hampir datar, sehingga mudah dicapai dan banyak
pembangunan dapat dilaksanakan.
2) Berbatasan dengan laut sehingga di beberapa tempat dapat dikembangkan
menjadi pelabuhan sehingga dapat terjalin komunikasi ke luar pulau, serta
adanya wilayah penangkapan dan budidaya perikanan laut.
3) Banyak sungai mengalir dan bermuara di wilayah pantai ini. Sungai dapat
menjadi sumbu air tawar, dan muara sungai menjadi wilayah pelabuhan.
4) Tanah di wilayah dataran pantai mempunyai tanah yang lunak, gembur,
berpori sehingga dapat menjadi akifer air tanah yang baik dan dangkal
dibandingkan dengan wilayah pegunungan. Tanah yang lunak dan gembur
merupakan tanah yang relatif mudah digarap menjadi kawasan pertanian dan
sawah.
5) Wilayah pantai yang merupakan pertemuan antara daratan dan lautan pada
umumnya mempunyai pemandangan yang indah dan mempesona, sehingga
dapat berkembang menjadi daerah pariwisata bahari, lebih-lebih jika terdapat
terumbu karang.
6) Wilayah pantai merupakan berbagai ekosistem seperti wilayah hutan bakau,
terumbu karang, laguna, serta gua-gua pada tebing terjal di pantai, muara
sungai/delta, dan pantai landai berpasir.
b. Budi Daya Wilayah Pantai
Kondisi wilayah pantai yang demikian menjadikan wilayah tersebut sering
merupakan titik permukaan pengembangan wilayah selanjutnya. Banyak kota-kota tua
di Dunia dan di Nusantara berawal dari wilayah pantai ini seperti Mesir, Babilonia,
Sriwijaya, Sunda Kelapa, Semarang, dsb. Juga pulau-pulau kecil yang letaknya
strategis dapat berkembang menjadi kawasan yang disegani seperti P. Malta dilaut
Mediteran, P. Singapura, P. Hongkong, dsb.
Selanjutnya, atas berbagai pertimbangan ekonomi, pertahanan, perdagangan,
administrasi pemerintaha, dll. Wilayah pantai dapat berkembang menjadi kota
pelabuhan, ibu kota daerah/negara, kawasan permukiman, kawasan industri. Pusat
listrik tenaga uap (PLTU), kawasan nelayan, pertanian, olah raga air dan bahari, dan
kawasan pariwisata, bahkan karena kondisi geologi tertentu menjadi kawasan
pertambangan. (Cilacap, Bangka/Biliton/Singkep, dsb.).
Jakarta yang terletak di wilayah pantai yang datar dan luas menjadi ibu kota
negara R.I. dengan pembangunan di wilayah pantai berupa pelabuhan, PLTU, kota
pantai, pariwisata dan rekreasi pantai, gedung-gedung pemerintahan dan perdagangan,
waduk-waduk pengendali banjir, permukiman dan tambak.
Page 12

Kota lain seperti Semarang, Surabaya, Ujung Pandang juga terletak di dataran
pantai dan juga berkembang menjadi kota besar bahkan kota metropolitan dengan
berbagai fasilitasnya.
Kota Palembang, yang terletak di tepi sungai Musi, juga dapat mengalami
dampak yangsama sebagai akibat dari kenaikan muka air laut secara global tersebut.
Air pasang yang masuk ke dalam sungai Musi akan dapat menjadi banjir yang
menggenangi wilayah endapan aluvial dan rawa-rawa di sekitarnya; perlu diingat pula
bahwa di tepian sungai Musi di seberang kota Palembang terdapat kota pengolahan
dan pelabuhan wilayah yang besar yaitu Plaju dan Sungai Gerong.































Page 13

BAB III
3.1 PENUTUP


3.1.1 KESIMPULAN

Delta adalah suatu bentuk yang menjorok keluar dari garis pantai (seperti huruf
D), terbentuk saat sungai masuk ke laut, dengan banyaknya suplai sedimen yang dibawa
air sungai lebih cepat dibanding proses pendistribusian oleh proses-proses di pantai.
Sementara Pantai adalah jalur atau bidang yang memanjang, tinggi serta lebarnya
dipengaruhi oleh pasang surut dari air laut, yang terletak antara daratan dan lautan
(Thombury, 1969).
Kawasan pantai umumnya merupakan wilayah yang merupakan koridor
pembangunan yang diminati. Hal tersebut disebabkan karena wilayah tersebut
mengandung banyak hal yang memberi kemudahan dan memberi daya dukung untuk
pembangunan


























Page 14

DAFTAR PUSTAKA


http://geologist24.blogspot.com/2011/09/bentang-alam-delta-dan-pantai.html
http://kelompoklimahmg09.wordpress.com/tag/bentuk-dan-genesa-pantai-delta/
http://syawal88.wordpress.com/2012/10/24/mengenal-lebih-dekat-tentang-delta-mahakam/

Anda mungkin juga menyukai