Anda di halaman 1dari 7

BAB IV

METODE PENELITIAN
4.1 Jenis Penelitian
Analitik eksperimental laboratoris

4.2 Sampel
a. Bentuk dan Ukuran
Bentuk lempeng akrilik dengan ukuran (20 x 20 x 1) mm.
b. Kriteria Sampel
1. Bentuk dan ukuran sesuai kriteria di atas.
2. Sampel tidak dipoles.
3. Permukaan sampel rata dan datar.
4. Tidak porus.
c. Jumlah Sampel
Menurut Supranto J (2000) untuk penelitian ekperimental dengan rancangan acak
lengkap, acak kelompok atau factorial, secara sederhana dapat dirumuskan




Keterangan :
r = jumlah sampel tiap kelompok perlakuan
r= banyaknya kelompok perlakua

Dari rumus di atas dapat dilakukan perhitungan besar sampel sebagai berikut : t = 3,
maka didapatkan :
(3-1) (r-1) = 15
(2) (r-1) = 15
r-1 = 15/2 = 7,5
r =7,5+ 1 = 8,5 9
Dari hasil perhitungan, diperoleh besar sampel sebanyak 9 buah pada tiap tiap
kelompok perlakuan sehingga jumlah sampel seluruhnya 27.
d. Metode Sampling
(t-1)(r-1) 15
Sampel sengaja dipilih menurut kriteria sampel, bila tidak sesuai pembuatan sampel
diulang sampai memperoleh sampel yang sesuai dengan kriteria.

4.3 Variabel Penelitian
a. Variabel Bebas
Konsentrasi ekstrak kulit durian 25%, 50%, dan 75%
b. Variabel Terikat
Jumlah koloni jamur Candida albicans.
c. Variabel Terkendali
1. Proses pembuatan ekstrak kulit durian
2. Resin akrilik tipe heat cured
3. Bentuk dan ukuran lempeng akrilik
4. Sterilisasi alat dan bahan
5. Cara Kerja

4.4 Definisi Operasional Variabel
a. Resin akrilik tipe heat-cured adalah derivat dari etylen dan terdiri dari group vynil
dengan rumus struktur yang sempurna. Resin akrilik yang dipakai di kedokteran gigi
adalah jenis ester terdiri dari:
1. Acrylic acid, CH2+CHOOH
2. Methacrylic acid, CH2=C(CH3)COOH
95% bahan dental ini sekarang ini digunakan sebagai bahan utama resin akrilik (Craig
RG, 2006).
b. Untuk mendapatkan kosentrasi 25% maka ditambahkan 150 ml aquadest dan larutan
kulit durian sebanyak 25 ml
c. Untuk mendapatkan kosentrasi 50% maka ditambahkan 150 ml aquadest dan larutan
kulit durian 50 ml
d. Untuk mendapatkan kosentrasi 75% maka ditambahkan 150 ml aquadest dan larutan
kulit durian 75 ml
e. Jumlah koloni Candida albicans adalah jumlah koloni jamur Candida albicans pada
media Saborauds Agar yang dihitung dengan satuan colony forming unit (cfu/ml)



4.5 Lokasi dan Waktu Penelitian
4.5.1 Lokasi Penelitian
a. Laboratorium Farmakognosi Fitokimia Fakultas Farmasi Universitas Airlangga untuk
pembuatan ekstraksi kulit durian.
b. Laboratorium Mikrobiologi Analis Medis Fakultas Kedokteran Universitas
Airlangga untuk melakukan perlakuan terhadap Candida albicans.
c. Departemen Prostodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga untuk
pembuatan sampel.

4.5.2 Waktu Penelitian
Penelitian akan dilakukan sekitar bulan Agustus Oktober

4.6 Alat dan Bahan Penelitian
4.6.1 Alat
a. Master model dari stainless steel dengan ukuran (20x20x1) mm.
b. Pot porselen untuk mencampur akrilik.
c. Pinset, sonde, pisau malam, pisau model, pisau gips.
d. Vibrator, bowl dan spatula gips.
e. Kuvet besar, spring clamp.
f. Kertas selophan, kuas, gunting.
g. Press hidrolik, kertas gosok / amplas no. 00 waterproof.
h. Blender, pisau, kain saring, sendok.
i. Wadah durian, wadar air.
j. Stopwatch atau timer
k. Gelas ukur 100m.
l. Filter unit milipore 0,2 mm, ose, spreader.
m. Spiritus brander.
n. Alat penghitung koloni Candida albicans (colony counter).
o. Tabung reaksi, petridisk
p. Centrifuge, autoclave, inkubator.
q. Syringe tuberculin 1 cc
4.6.2 Bahan
a) Resin akrilik tipe heat-cured merk
b) Gips keras tipe III.
c) Gips lunak.
d) Could mould seal.
e) Vaselin dan bahan separasi.
f) Akuades steril.
g) Kulit buah durian.
h) Saliva steril.
i) Suspensi Candida albicans.
j) Larutan Phosphat Buffer Saline (PBS).
k) Saborouds Dextrose Agar dan Saboruds Broth.

4.7 Cara Kerja
4.7.1 Pembuatan lempeng akrilik
a. Persiapan mould untuk pembuatan spesimen (lempeng uji).
b. Menyediakan master model dari stainless steel dengan ukuran (20 x 20 x 1) mm.
c. Membuat adonan gips lunak dengan perbaingan air : bubuk = 15 ml : 50 gram
(Anusavice, 2003), diaduk dengan spatula diatas vibrator selama 30 detik, kemudian
adonan dimasukkan ke dalam kuvet bawah yang telah disiapkan di atas vibrator.
Master model dari malam merah diletakkan di atas adonan gips tersebut dengan
posisi di tengah kuvet dan mendatar sampai tertanam separuh bagian. Masing
masing kuvet diisi 3 buah model master. Didiamkan sampai mengeras (setting) yaitu
kurang lebih 15 menit.
d. Setelah gips mengeras, permukaan gips diulasi bahan separasi (vaselin) dan kuvet
bagian atas dipasang dan diisi adonan gips keras dengan perbandingan air ;: bubuk
12 ml : 50 gram (aturan pabrik) di atas vibrator. Setelah gips mengeras, kuvet
dibuka, dan model master diambil.
e. Pengisian resin akrilik heat-cured, bubuk dan cairan resin akrilik diaduk dalam pot
porselen dengan perbandingan bubuk : cairan resik akrilik = 23 mg : 10 ml, sesuai
aturan pabrik dan diaduk pada suhu kamar.
f. Setelah 4 mrnit, adonan mencapai dough stage (Anusavice, 2003) kemudian
dimasukkan ke dalam mould pada kuvet yang permukaannya telah diulasi could
mould seal kemudian ditutup dengan kertas selophan dan kuvet atas dipasang.
g. Kuvet ditutup dan ditekan dengan press hidrolik perlahan lahan. Kuvet dibuka,
kelebihan akrilik dipotong, kuvet ditutup kembali lalu diproses ulang. Bila masih
ada kelebihan, akrilik dipotong. Lalu kuvet dipindahkan ke dalam spring clamp.
h. Kuvet yang sudah terisi dengan resin akrilik heat cured dilakukan proses curing
secara konvensional dengan temperatur 70
o
C sealam 90 menit setelah itu temperatur
dinaikkan sampai 100
o
C selama 30 menit kemudian dibiarkan mendingin sampai
temperaturnya sama dengan suhu kamar.
i. Setelah dingin, kuvet dibuka, hasil akrilik diambil, kemudian dihaluskan dengan
kertas gosok/ amplas no 00 waterproof di bawah air mengalir lalu dikeringkan.

4.7.2 Pembuatan ekstrak kulit durian (Oktavianingrum, 2007 cit Leni Yos Santi 2010)
4.7.2.1 Cara mendapat ekstrak kulit durian
a. Menyiapkan kulit durian segar yang sudah di cincang dan diambil bagian kulit
dalamnya yang berwarna putih menjadi potongan-potongan kecil sebanyak 1500
gram.
b. Potongan-potongan kulit durian dihaluskan dengan blender ditambah dengan
aquades sebagai pelarut sebanyak 450 ml.
c. Larutan yang telah di blender diperas menggunakan kain saring.
d. Larutan yang telah diperas menjadi berwarna abu - abu kekeruhan.
e. Kemudian dilakukan penyulingan sehingga menghasilkan warna putih bening seperti
air.
f. Hasil ekstrak kulit durian yang sudah di suling siap di gunakan pada objek penelitian
dengan konsentrasi 0 % sebagai kontrol, 25%, 50 %, 75 % sebagai perlakuan.
4.7.2.2 Cara melakukan pengenceran konsentrasi larutan durian
Cara untuk mendapatkan masing-masing kosentrasi kulit durian adalah sebagai berikut:
a. Untuk mendapatkan kosentrasi 0 % maka yang digunakan aquadest sebanyak 100 ml
tanpa penambahan larutan kulit durian.
b. Untuk mendapatkan kosentrasi 25% maka ditambahkan 150 ml aquadest dan larutan
kulit durian sebanyak 25 ml
c. Untuk mendapatkan kosentrasi 50% maka ditambahkan 150 ml aquadest dan larutan
kulit durian 50 ml
d. Untuk mendapatkan kosentrasi 75% maka ditambahkan 150ml aquadest dan larutan
kulit durian 75 ml.
4.7.3 Penghitungan Candida albicans
a. Sampel dicuci dengan air mengalir selama 48 jam untuk mengurangi sisa monomer
(Tamamoto et al, 1985).
b. Pengumpulan saliva (unstimulate) dari satu orang, sebanyak 50 cc. Saliva yang
telah terkumpul dipusingkan (centrifuge) selama 15 20 menit dengan kecepatan
1000 rpm pada suhu 4
o
C, guna mendapatkan supernatant.
c. Setelah supernatant berada pada lapisan atas, kemudian disaring dengan filter
berukuran 0,2 mm (cellulose acetat membrane) untuk mendapatkan saliva yang
steril.
d. Supernatant saliva dimasukkan ke dalam tabung reaksi steril, untuk persiapan
pembentukan pelikel pada basis akrilik heat cured.
e. Sterilisasi lempeng akrilik heat cured dilakukan dengan menggunakan autoclave
121
o
C selama 18 menit.
f. Lempeng akrilik heat cured dimasukkan ke dalam saliva steril selama 1 jam dalam
temperatur kamar guna pembentukan pelikel.
g. Lempeng akrilik heat cured diambil dan dibilas dengan larutan Phosphat Buffer
Saline (PBS) dua kali untuk membersihkan dari kotoran yang ikut menempel.
h. Lempeng akrilik dikontaminasikan dengan Candida albicans dengan cara
dimasukkan ke dalam tabung yang berisi suspense Candida albians (setelah inkubasi
selama 24 jam) lalu diinkubasi lagi selama 24 jam pada suhu 37
o
C.
i. Sampel direndam dalam ekstrak kulit durian 25%, 50%, dan 75% serta direndam
dalam akuades steril sebagai kontrol. Maisng masing tabung reaksi berisi satu
sampel dan 15 ml bahan perendam, kemudian direndam selama 30 menit.
j. Sampel dikeluarkan dan dibilas dengan PBS dua kali.
k. Sampel dimasukkan ke dalam Sabourous Broth 10 ml, kemudian divibrasi dengan
vibrator selama 30 detik untuk melepaskan Candida albicans yang melekat pada
sampel.
l. Selanjutnya mengambil 0,1 ml suspensi Candida albicans (dari Sabourouds Broth
10 ml) menggunakan syringe tuberculin 1 cc, diteteskan pada Sabourouds Dextrose
Agar, dilakukan spreading dengan spreader, kemudian diinkubasi selama 48 jam
pada suhu 37
o
C.
m. Dilakukan penghitungan koloni Candida albicans dengan menggunakan alat hitung
counter. Hasil penghitungan dinyatakan dengan satuan Colony Forming Unit
(CFU/ml).



4.8 Analisis Data
Analisis data statistik yang digunakan adalah dengan uji Kruskal Wallis pada taraf
kemaknaan 5% untuk mengetahui apakah ada perbedaan jumlah koloni Candida albicans
terhadap perendaman pada beberapa konsentrasi infusa biji pinang. Apabila ada perbedaan
yang bermakna, maka dilanjutkan dengan uji Mann- Whitney.

Anda mungkin juga menyukai