Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PEMBUATAN DAN PENGENCERAN LARUTAN



TUJUAN:
Membuat larutan dengan konsentrasi tertentu
Mengencerkan larutan dengan konsentrasi tertentu

A. PRE-LAB
1. Jelaskan perbedaan molaritas, molalitas dan normalitas?

Dalam ilmu kimia, molaritas (disingkat M) salah satu ukuran konsentrasi larutan.
Molaritas suatu larutan menyatakan jumlah mol suatu zat per liter larutan. Misalnya
1.0 liter larutan mengandung 0.5 mol senyawa X, maka larutan ini disebut larutan
0.5 molar (0.5 M). Sedangkan Molalitas adalah konsentrasi suatu larutan dapat kita
nyatakan dengan beberapa besaran. Kita mungkin lebih familiar menggunakan
besaran molaritas (M). Selain menggunakan molaritas, kita dapat menyatakan
konsentrasi menggunakan besaran molalitas (m). Molalitas dinyatakan sebagai
jumlah mol suatu zat terlarut di dalam 1000 gram pelarut. Normalitas menyatakan
jumlah mol ekivalen zat terlarut dalam 1 liter larutan.


2. Jelaskan perbedaan satuan konsentrasi dalam molar (M), normal (N), %(b/v), %(v/v),
%(b/b), ppm,dan ppb !

Pada fiksasi Molar dengan rumus Xa.na/na.nb atau Xb.nb/na.nb adalah perbandingan untuk
mol salah satu komponen dengan jumlah mol semua komponen. Dikaitkan dengan
normalitasnya (N) untuk mengatur konsentrasi suatu larutan pada molaritas yang
menyatakan banyaknya jumlah mol. Dalam bidang kimia sering digunakan persen untuk
menyatakan konsentrasi larutan. Persen konsentrasi dapat dinyatakan dengan persen berat
(% W/W) dan persen volume (% V/V) dan Persen berat (% W/W). Ppm atau Parts Per
Million dan Ppb atau Parts per Billion adalah di dalam 1 ppm ekuivalen dengan 1 mg zat
terlarut dan dalam 1 L Larutan. Sedangkan pada 1 ppb ekuivalen dengan 1 ug zat terlarut
per 1 L larutan.

3. Jelaskan perbedaan pengenceran larutan HCl dan H
2
SO
4
dari larutan pekatnya!

Dalam melakukan proses pengenceran, penambahan lebih banyak pelarut ke dalam
sejumlah tertentu larutan stok akan mengubah (mengurangi)konsentrasi larutan tanpa
mengubah jumlah mol zat terlarut yang terdapatdalam larutan sehingga, mol zat terlarut
sebelum pengenceran = mol zat terlarut sebelum pengenceran (Chang, 2005). Pada
percobaan kali ini dilakukan pengenceran pada HCl sebanyak 10 ml dan H2SO4 pekat. Asam
Nama
Maria Theresia Y
NIM
125100318113024
Kelas
B
Kelompok
9
klorida atau HClmerupakan asam kuat karena ia terionisasi sempurna dalam air. Asam
kloridaadalah zat atau larutan yang sangat korosif (Anonim, 2011). HCl akan bereaksi
sangat kuat dengan logam, contohnya Fe (Azizah, 2010). Asam sulfat banyak digunakan
dalam industry, cairan kental, amatkorosif, bereaksi dengan jaringan tubuh dan berbahaya
bila kontak dengankulit dan mata. Bereaksi hebat dengan air dan mengeluarkan
panas(eksotermis). Bereaksi pula dengan logam, kayu, pakaian dan zat organik. Pada
pengenceran H2SO4 berbeda dengan pengenceran pada HCl. Pada pengenceran ini,
aquades sebanyak dimasukkan ke dalam labu ukur. Setelah itu, barulah H2SO4 dituangkan
secara perlahan melalui dinding labu. H2SO4 dapat bercampur dengan air dalam segala
perbandingan denganmengeluarkan panas (eksotermik).


B. DIAGRAM ALIR
1. Pembuatan 100 ml larutan H
2
C
2
O
4
0,05 M
Dihitung konsentrasi larutan yang akan dibuat

NaCl ditimbang dengan timbangan analitik


Diletakkan dalam beaker glass


Dilarutkan


Dipindahkan ke dalam labu takar ukuran 100mL


Ditambah hingga tanda batas


Dihomogenkan













H
2
C
2
0
4
0,045 gram
Aquades secukupnya
Aquades
Hasil

2. Pembuatan 100 ml larutan NaCl 100 ppm




NaCl ditimbang dengan timbangan analitik


Diletakkan dalam beaker glass


Dilarutkan


Dipindahkan ke dalam labu takar ukuran 100mL



Ditambahkan hingga tanda batas


Dihomogenisasi



3. Pembuatan 100 ml larutan etanol 20% (v/v)




Dihitung volume etanol dengan rumus pengenceran


Dipindahkan ke dalam labu takar ukuran 100mL


Ditambahkan hingga tanda batas

Dihomogenkan


NaCl 10 mg
Aquades secukupnya
Aquades
Hasil
Etanol 96%
Aquades
Hasil
4. Pembuatan 100 ml larutan gula 5% (b/v)



Ditimbang sebanyak 5 gram


Diletakkan dalam beaker glass


Diaduk hingga larut

Dipindahkan ke dalam labu takar ukuran 100mL


Ditambahkan hingga tanda batas

Dihomogenkan


















Gula pasir
Aquades secukupnya
Aquades
Hasil
5. Pembuatan 100 ml larutan HCl 0,1 M dari larutan HCl 32%
Perhitungan konsentrasi HCl 32% dan volume yang dibutuhkan





Dihitung volume HCl yang akan diambil dengan rumus pengenceran


Diletakkan dalam labu ukur yang berukuran 100 ml


Ditambahkan hingga tanda batas


Dikocok hingga homogen



















Konsentrasi HCl 32% dalam (M)
Larutan HCl 32%
Aquades
Hasil


C. DATA HASIL PRAKTIKUM
Larutan Konsentrasi Solute (zat
terlarut) /
satuan (g/ml)
Solven (pelarut)
/ satuan (g/ml)
H
2
C
2
O
4


0,1 M




NaCl

100 ppm


Etanol

20% (v/v)


Gula

5 % (b/v)


HCl

0,1 M



D. PEMBAHASAN
1. Hal apakah yang harus diperhatikan dalam pembuatan larutan dari padatan dan cairan
(larutan pekat), sebutkan dan jelaskan !
Pada awalnya harus mengetahui teknik dasar menimbang zat dan mengukur volume zat. Teliti
dan hati hati dalam melakukan percobaan. Mengetahui rumus rumus yang digunakan dalam
perhitungan menentukan massa dan volume larutan yang diperlukan untuk melarutkan dan
mengencerkan zat. Mengetahui teknik dasar membersihkan alat alat laboratarium kimia.
(Keenan, Donald dan Jesse. 2004 )
Beberapa hal dan langkah tentang pembuatan larutan dari padatan dan teknik pelarutannya
yang harus diperhatikan adalah mengetahui sifat analisis : tetapkan apakah akan melakukan
analisis kuantitatif atau kualitatif (sesuaikan dengan tujuan analisis). Kuantitas larutan (volum,
konsentrasi) : tetapkan sesuai dengan kebutuhan. Kuantitas zat padat (rumus, kelarutan,
massa) : tetapkan rumus zat padat (kristal) , daya larut dan massa padatan yang akan
dilarutkan (dihitung). Sifat zat padat: tetapkan apakah stabil, higroskopis, atau dapat bereaksi
dengan air. Alat ukur massa (neraca) : jika kualitatif gunakan neraca T atau Sa dan jika
kuantitatif gunakan neraca T dan neraca A. Alat ukur volume : jika kualitatif gunakan gelas ukur
dan jika kuantitatif gunakan labu takar. Lalu yang terakhir adalah pelarutan. ( Oxtoby, 2007 )


2. Jelaskan langkah-langkah pembuatan larutan NaCl 10 M dan 100 ppm dari kristal padat
NaCl! Jelaskan langkah kerja pengenceran larutan tersebut menjadi 1 M !









3. Jelaskan cara pembuatan larutan 100 ml HCl 0,1 M dari larutan HCl pekat 32% !









4. Jelaskan cara pembuatan larutan 50 ml larutan NaCl 100 ppm dari krital garam NaCl !








5. Jelaskan cara pembuatan larutan gula 15 % (b/v) !









Tanggal Nilai Paraf
Asisten






BAB II
ASIDI-ALKALIMETRI

TUJUAN
Membuat larutan standar sekunder NaOH 0,1 M
Melakukan standarisasi larutan NaOH 0,1 M
Menggunakan larutan standar NaOH 0,1 M untuk menetapkan kadar asam asetat cuka
perdagangan

A. PRE LAB
1. Apa yang dimaksud dengan analisis volumetri?

Volumetri adalah analisis yang didasarkan pada pengukuran volume dalam
pelaksanaan analisinya. Tidak semua reaksi dapat ditentukan dengan cara titrasi.
Analisis degan cara titrasi harus memenuhi syarat-syarat bahwa reaksi harus
berlangsung sempurna, tunggal, dan menurut persamaan yang jelas. Reaksi harus
cepat dan reversible. Bila tidak cepat, titrasi akan memakan waktu terlalu banyak
apalagi menjelang titik akhir reaksi. Bila reaksi tidak reversible, penentuan akhir titrasi
tidak tegas. Harus ada penunjuk akhir (indikator).


2. Apa yang dimaksud dengan asidi-alkalimetri?

Asidi-alkalimetri adalah teknik analisis kimia berupa titrasi yang menyangkut asam
dan basa atau sering disebut titrasi asam-basa. Pada saat ekivalen, penambahan
titrant harus dihentikan, saat ini dinamakan titik akhir titrasi. Untuk mengetahui
keadaan ekivalen dalam proses asidi-alkalimetri ini, diperlukan suatu zat yang
dinamakan indikator asam-basa

3. Apa yang dimaksud dengan larutan standar primer?

Larutan baku primer yaitu larutan dimana dapat diketahui kadarnya dan stabil pada
Nama
NIM
Kelas
Kelompok
proses penimangan, pelarutan, dan penyimpanan. Larutan standar primer adalah
larutan standar yang konsentrasinya diperoleh dengan cara menimbang. Contoh
senyawa yang dapat dipakai untuk standar primer adalah : Arsen trioksida (As2O3)
dipakai untuk membuat larutan natrium arsenit NaASO2 yang dipakai untuk
menstandarisasi larutan natrium periodat NaIO4, larutan iodine I2, dan cerium (IV)
sulfat Ce(SO4)2.

4. Apa yang dimaksud dengan larutan standar sekunder?

Larutan standar sekunder adalah larutan yang konsentrasinya diperoleh dengan cara
mentitrasi dengan larutan standar primer, biasanya melalui metode titrimetri. Contoh:
AgNO3, KMnO4, Fe(SO4)2. Biasanya memiliki karakteristik seperti tidak mudah
diperoleh dalam bentuk murni ataupun dalam keadaan yang diketahui kemurniannya.
Zatnya tidak mudah dikeringkan, higrokopis, menyerap uap air, menyerap CO2 pada
waktu penimbangan.

5. Apa yang dimaksud dengan standarisasi/pembakuan larutan?

Standarisasi merupakan suatu proses yang digunakan untuk menentukan secara teliti
konsentrasi suatu larutan. Larutan standar kadang-kadang dapat dibuat dengan
menimbang secara teliti sejumlah contoh solut yang digunakan dan melarutkannya ke
dalam volume larutan yang secara teliti diukur volumenya. Cara ini biasanya tidak
dapat dilakukan, karena relatif sedikit pereaksi kimia yang dapat diperoleh dalam
bentuk cukup murni untuk memenuhi permintaan analis akan ketelitiannya.

6. Apa yang digunakan untuk menstandarisasi larutan NaOH? Tuliskan persamaan reaksinya!

larutan NaOH yang akan distandarisasi kedalam erlenmeyer kemudian
menambahkan 2-3 tetes indikator phenophtalein. Proses Standarisasi larutan NaOH
dan penentuan kadar asam cuka perdagangan menggunakan cara titrasi atau
titrimetri. Pada standarisasi ini NaOH digunakan sebagai titran sementara asam
oksalatnya sebagai titrat karena mengingat indikator yang digunakan adalah
fenolftalein sehingga ketika PP ditambahkan pada asam oksalat, akan menunjukkan
warna bening. H2C2O4.2H2O + 2 NaOH = Na2C2O4 + 2 H2O

7. Jenis asam apa yang dominan ada pada asam cuka perdagangan? Tuliskan persamaan
reaksinya dengan NaOH!










B. DIAGRAM ALIR
1. Pembuatan larutan standar NaOH 0.1 M





Dimasukkan dalam gelas beaker



Dilarutkan dengan aquades



Dimasukkan dalam labu ukur 100 ml



Ditambahkan aquades hingga tanda batas



Di homogenkan



Dipindahkan dalam erlenmeyer











2. Standarisasi Larutan NaOH
Timbang NaOH kristal 0,4
gram
Hasil




Dimasukkan dalam gelas beaker



Dilarutkan dengan Aquades



Dimasukkan dalam labu ukur 100 ml



Diambil 10 ml



Dimasukkan dalam erlenmeyer



Diberi indikator PP 2-3 tetes



Dititrasi dengan larutan NaOH



Diamati perubahan warna dan catat volume NaOH









Timbang Asam Oksalat 0,63
gram
Hasil
3. Penggunaan larutan standar asam dan basa untuk menetapkan kadar asam
asetat pada cuka
1. Cuka



Dimasukkan dalam labu ukur 100 ml

Diencerkan dengan aquades hingga tanda batas

Diambil 10 ml

Dimasukkan dalam erlenmeyer

Diberi indikator PP 2-3 tetes

Dititrasi dengan NaOH standar

Diamati perubahan warna dan catat volume NaOH

Dilakukan Duplo














Diambil 10 ml asam
cuka
Hasil

C. DATA HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN
1. Pembuatan larutan standar NaOH
Berat NaOH :
Volume larutan NaOH :
Molaritas larutan NaOH :
Perhitungan






Mengapa larutan NaOH harus distandarisasi?
NaOh adalah salah satu larutan garam yang bersifat basa. Mengapa harus distandarisasikan,
karna hal ini adalah salah satu cara dalam penentuan kadar larutan asam basa adalah dengan
melalui proses titrasi asidi-alkalimetri. Cara ini cukup menguntungkan karena pelaksanaannya
mudah dan cepat, ketelitian dan ketepatannya juga cukup tinggi. Dapat dicontohkan melalui
standarisasi larutan NaOH dengan asam oksalat.

2. Standarisasi larutan standar NaOH
Berat Na-oksalat :
BM Na-oksalat :
Volume akuades :
Volume larutan NaOH 0,1 M :
Molaritas larutan NaOH :
Perhitungan:








a. Mengapa standarisasi larutan NaOH menggunakan Na-oksalat?
Larutan NaOH tergolong dalam larutan baku sekunder yang bersifat basa. Natrium hidroksida
(NaOH), juga dikenal sebagai soda kaustik, adalah sejenis basa logam kaustik. Natrium
hidroksida membentuk larutan alkalin yang kuat ketika dilarutkan ke dalam air. Dengan asam
oksalat, ia akan bercampur dengan NaOH dan akan berubah warna menjadi pink bening.
Dimana Asam oksalat adalah asam divalent dan pada titrasinya selalu sampai terbentuk
garam normalnya.

b. Mengapa indikator yang digunakan adalah pp (fenolftalein)?
Indikator fenolftalein lebih dikenal dengan nama indikator pp. Indikator ini berwujud cairan
yang bening atau tidak berwarna. Indikator pp jika diteteskan ke dalam larutan asam tidak akan
menghasilkan perubahan warna (larutan tetap jernih). Sebaliknya, jika indikator pp diteteskan
ke dalam larutan basa, maka larutan akan berubah warna menjadi merah muda (pink).

6. Penetapan kadar asam asetat pada cuka
Volume larutan asam cuka :
Volume NaOH (titrasi) :
Molaritas NaOH :
BM asam organik dominan :
Persamaan reaksi :
Kadar total asam (% b/v) :
Perhitungan:








Apakah prinsip analisis kadar total asam bisa digunakan untuk menentukan keasaman produk
pangan yang lain? Jelaskan contoh aplikasinya!










KESIMPULAN








DAFTAR PUSTAKA











Tanggal Nilai Paraf
Asisten







BAB III
PENENTUAN KONSENTRASI ZAT WARNA MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER UV-
VIS

TUJUAN:
1. Membuat kurva standar kalium permanganat
2. Menentukan konsentrasi kalium permanganate dalam larutan sampel yang belum diketahui
konsentrasinya dengan metode spektrometri

A. PRE-LAB
1. Jelaskan prinsip dasar analisis menggunakan spektrofotometri UV-Vis!
Spektrofotometri UV-Vis adalah anggota teknik analisis spektroskopik yang memakai sumber
REM (radiasi elektromagnetik) ultraviolet dekat (190-380 nm) dan sinar tampak (380-780
nm) dengan memakai instrumen spektrofotometer. Prinsip kerja spektrofotometer UV-Vis
adalah interaksi yang terjadi antara energi yang berupa sinar monokromatis dari sumber
sinar dengan materi yang berupa molekul. Besar energi yang diserap tertentu dan
menyebabkan elektron tereksitasi dari keadaan dasar ke keadaan tereksitasi yang memiliki
energi lebih tinggi.


Nama

NIM

Kelas

Kelompok

2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan spektrum cahaya tampak dan warna komplementer!
Cahaya Tampak adalah Cahaya yang dapat dilihat oleh mata manusia adalah cahaya
dengan panjang gelombang 400-800 nm dan memiliki energi sebesar 299149 kJ/mol.
Warna-warna yang saling berlawanan satu sama lain pada roda warna dikatakan sebagai
warna-warna komplementer. Biru dan kuning adalah warna komplementer ; merah dan sian
adalah komplementer ; demikian juga hijau dan magenta (merah muda). Pencampuran dua
warna komplementer akan menghasilkan sinar putih.

3. Jelaskan yang dimaksud dengan kurva standar/kurva baku!
Kurva standar merupakan kurva yang dibuat dari sederetan larutan standart yang masih
dalam batas linieritas sehingga dapat diregresilinierkan. Fungsi : Biasanya digunakan untuk
menunjukkan besarnya konsentrasi larutan sampel dari hasil pengukuran sehingga
konsetrasi sampel larutan bisa diperoleh dengan mudah melalui kurva standart. Kurva
standart menunjukkan hubungan antara konsentrasi larutan ( sumbu-x) dengan absorbansi
larutan (sumbu-y). Dari kurva standart akan dihasilkan suatu persamaan yang
diregresilinierkan, yaitu persamaan y = mx + c, dengan m : kemiringan garis, dan c :
konstanta.

4. jelaskan hukum yang melandasi spektrofotometri !
Menurut Lambert (1760) Menyelidiki hubungan terhadap Io dan It terhadap tebal media dan
memberikan suatu hukum yang bunyinya : Bila suatu cahaya monokromatik melalui suatu
media yang transparan maka bertambah turunnya intensitas cahaya yang dipancarkan
sebanding dengan bertambahnya tebal media. Jika dibandingkan menurut Beer (1852)
Memberikan suatu hokum yang menunjukan hubungan antara It dan Io terhadap kepekatan
(C), yaitu : Bila suatu cahaya monokromatis melalui suatu media yang transparan maka
bertambah turunnya intensitas cahaya yang dipancarkan sebanding dengan bertambahnya
kepekatan (C). Maka didapatkan gabungan Lambert-beer Bila suatu cahaya
monokromator melalui suatu media yang transparan maka bertambah turunnya intensitas
cahaya yang ditruskan sebanding dengan ketebalan dan kepekatan media.



B. Diagram Alir
1. Penentuan panjang gelombang maksimum
Larutan KMNO
4
5x10
-4
M
Diukur absorbansinya pada panjang gelombang 400nm-700nm
Dicari nilai absorbansi tertinggi
Hasil
2. Pembuatan kurva standar
Larutan KMNO
4
10
-3
M
Diencerkan dengan aquades


Diukur absorbansi masing-masing larutan pada maksimum
Buat kurva standar antara Absorbansi (y) terhadap konsentrasi (sumbu x)
Hasil

3. Pengukuran absorbansi sampel KMNO
4


Larutan KMNO
4
sampel
Diukur absorbansinya pada maksimum
Hasil absorbansi dimasukkan ke dalam rumus dari kurva standart
Hasil

KMNO
4
7x10
-
4
M
KMNO
4
10
-
4
M
KMNO
4
3x10
-4
M KMNO
4
5x10
-
4
M
KMNO
4
9x10
-
4
M
C. DATA HASIL PRAKTIKUM
a. Penentuan panjang gelombang maksimum
Konsentrasi KMNO
4
yang digunakan untuk mencari panjang gelombang maksimum = M

Panjang gelombang (nm)
range 400-700 nm
Absorbansi (A)




























Panjang gelombang maksimum adalah nm (panjang gelombang maksimum adalah
panjang gelombang yang menghasilka nabsorbansi paling tinggi)
b. Pembutan kurva standar

Konsentrasi Larutan
KMNO
4
(M) (sumbu x)
Absorbansi (diukur pada panjang gelombang
maksimum) (sumbu y)


















Kurva standar / baku yang diperoleh (pakai excel)














c. Pengukur anabsorbansi sampel KMNO
4

Absorbansi sampel KMNO
4
diukur pada panjang gelombang maksimum = ......... nm
Konsentrasi sampel KMNO
4
=



PERTANYAAN
1. Bahas penentuan panjang gelombang maksimum!















2. Bahas pennetuan kurva standar!
















3. Bahas hasil konsentrasi sampel KMNO4!














KESIMPULAN







DAFTAR PUSTAKA




Tanggal Nilai
Paraf
Asisten

Anda mungkin juga menyukai