Anda di halaman 1dari 3

1

SIROSIS HATI

DEFINISI
Sirosis hati adalah penyakit hati kronis dimana terjadi
kerusakan sel hati yang terus menerus dan terjadi
regenerasi noduler serta proliferasi jaringan ikat yang difus
untuk menahan terjadinya nekrosis parenkim atau
timbulnya inflamasi.

KLASIFIKASI
Secara morfologi:
1. Makronoduler (Ireguler, multilobuler) : > 3 mm
2. Mikronoduler (Reguler, monolobuler) : < 3 mm
3. Campuran (Kombinasi antara makro dan mikro
noduler).

Secara etiologi :
1. Diketahui penyebabnya seperti : Hepatitis virus B
dan C, alkohol, metabolik, kolestasis kronik,
obstruksi aliran vena hepatik, gangguan
imunologis,obat dan zat toksik, manutrisi dll.
2. Tidak diketahui penyebabnya. Dinamakan sirois
kriptogenik atau heterogenous.

Secara Fungsional/Klinis :
1. Kompensasi (Laten, sirosis dini, tanda klinis belum
nyata)
2. Dekompensasi (Tanda klinis telah nyata, Aktif
disertai kegagalan hati dan hipertensi portal).

MANIFESTASI KLINIS
Anamnesa
Pada fase kompenasi :
Asimtomatik
Keluhan samar-samar/tidak khas seperti :
- Badan lemah
- Cepat lelah
- Nafsu makan
- BB
- Perut terasa lekas kenyang
- Kembung dan mual
- Pengurangan massa otot terutama daerah
pectoralis mayor
Pada fase dekompensasi:
Mata menjadi kuning
Air kemih berwarna teh pekat
Perut membesar
Hilangnya rambut badan
Gangguan tidur
Demam tak begitu tinggi
Kaki yang membengkak
Gangguan perdarahan :
- Perdarahan gusi - Gangguan siklus haid
- Epistaksis - Haid berhenti
Keluhan lain akibat komplikasi
Perdarahan SCBA : hematemesis dan melena
Penurunan kesadaran : ensefalopati sampai koma

Pemeriksaaan Fisik
1. Sklera ikterik, frenulum lingua ikterik
2. Pada pria dapat ditemukan ginekomastia
3. Asites
4. Caput Medusae/venektasi
5. Hepatomegali : konsistensi keras, tepi yang tumpul,
nyeri tekan (+), multi noduler
6. Splenomegali
7. Kelainan kulit
Spider nevi ditemukan pada daerah yang mendapat
vaskularisasi vena cava superior seperti :
- Wajah, Punggung, Leher, Lengan atas, Dada
Kulit bertambah gelap akibat bertambahnya melanin.
Eritema palmaris.
8. Jari tangan seperti tabuh genderang/clubbing
9. Liver nails/Muehrcke line/Terrys line
10. Flapping tremor, asterexis
11. Rambut ketiak dan pubis jarang atau tidak ada
12. Edema tungkai dan sakral.
13. Atropi testis, hipogonadisme
14. Hemoroid
15. Foetor hepatikum
16. Subfebril

KOMPLIKASI
1. Peritonitis Bakterial Spontan
2. Sindrom Hepatorenal
3. Hipertensi porta - varises esophagus
4. Ensephalopati Hepatik
5. Sindrom Hepatopulmonal (hidrotoraks, PH)
2

Insufisiensi hati Hiperestrinisme Hipertensi Portal Spleenomegali
- Koma
- Ikterus
- Kerusakan hati
- Asites
- Anemi
- Mudah perdarahan
- Edema
- Spider Naevi
- Alopesia pektoralis
- Ginekomastia
- Rambut rontok
- Eritema Palmaris
- Atrofi testis
- Varises esophagus
- Spleenomegali
- Caput medusa/venektasi
- Asites
- Edema
- Perubahan sumsum
tulang
- Kelainan sel darah tepi
(anemi, leukopeni,
trombositopeni)

PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Hematologi
Anemia normokrom normositer ringan
Kadang makrositer : defisiensi asam folat dan Vit B12
Bila ada perdarahan SCBA anemia hipokrom
Leukopenia dan trombositopenia akibat
hipersplenisme (splenomegali)
2. Tes faal hati
SGOT, SGPT dan gamma GT
bilirubin, transaminase dan gamma GT tak
meningkat pd sirosis inaktif
3. Albumin
4. Protrombin time
5. Kadar gula darah , terutama pada fase lanjut
6. Urine
Urobilinogen dan bilirubin bila ada ikterus
Natrium berkurang bila ada ascites
7. Feses
Sterkobilinogen/ berkurang bila ada ikterus
Melena bila ada perdarahan SCBA
Hematoksezia bila ada hemoroid
8. Kolinesterase
pada perbaikan
Bila bertahan di bawah normal, prognosis jelek.
9. Elektrolit darah
Pada encelopati bila Na < 4 meq/ menunjukan telah
terjadi sindroma hepatorenal.
10. Serologi virus penyebab
11. Alfa feto protein untuk menilai transformasi keganas
MANAGEMENT
Obati penyebab
Diet : tinggi kalori (2000-3000 kkal/d), tinggi protein
Asites
- Diet rendah garam
- Spironolakton 100-200 mg/d (furosemid 20-40 mg/d)
- Parasentesis
Ensefalopati
- Laktulosa mengeluarkan amonia tubuh.
- Kanamisin/Neomisin mengurangkan bakteri usus
penghasil amonia
- Diet protein 0.5gr/kgBB/hari yang kaya dengan asam
amino rantai cabang.
Varises esofagus (hipertensi portal)
- Propanolol (-blocker)
- Perdarahan akut somatostatin/oktreotid ditambah
skleroterapi/ligasi endoskopi
- Peritonitis bakterial spontan sefotaksim secara i.v,
amoxicillin/aminoglikosida.
Gastropati PPI, Sukralfat
Vit K


Klasifikasi Child-Turcotte-Pugh (CTP)
Points 1 2 3
Ensefalopati (-) Stadium I-II Stadium III-IV
Asites (-) dengan
perawatan
Sedang-
parah
Klasifikasi Kelangsungan hidup
selama 1 tahun
Bilirubin <2 2-3 >3 A : 7 100 %
Albumin (g/dL) >3,5 2,8-3,5 <2,8 B : 8-9 80 %
PT < 15 detik 15-17 Detik > 17 detik C : 10 45 %





3

MANAGEMENT
1. Pada sirosis tanpa hipertensi portal dan kegagalan faal
hati :
Diberikan diit tinggi kalori dan tinggi protein 2500 kkl
Protein 80-100 gr/hari.
Hindari alkohol zat hepatotoksik.
Bila perlu, tambahkan roboransia.
2. Pada sirosis dgn kegagalan hati dan hipertensi portal.
a) Istirahat
b) Diit. Bila tanpa tanda-tanda koma hepatikum :
Diberikan diit 1500-2000 kkl dgn protein
1gr/kgbb/hari.
Diit rendah garam
Pembatasan cairan 1-1,5 liter pehari.
Hindari alkohol dan zat hepatotoksik
c) Diuretikum
Bila dalam 4 hari dgn terapi dietetik BB tidak turun
> 1 kg.
Spironolacton dimulai dgn dosis rendah yaitu
25mg.
Bila 3 hari tidak ada perubahan dosis ditingkatkan
atau digabung dgn diuretik lain seperti furosemid.
d) Peritoneo-Venous shunt. Bila diuretikum tidak
berhasil
e) Paracentesis.
Pengeluaran cairan maksimal 2 liter/hari.
Perlu diperhatikan adanya komplikasi berupa
Infeksi
Hiponatremi
Koma hepatkum yg dicetuskan gangguan
keseimbangan elektrolit
Kehilangan protein tubuh
Perdarahan
Perforasi usus

3. Penatalaksanaan komplikasi
a. Perdarahan saluran cerna bagian atas.
1) Tindakan umum:
Pengelolaan jalan pernafasan (Airway),
Bantuan Pernafasan (Breathing) dan bantuan
sirkulasi (Circulation)
Bila stabil maka dirawat utk terapi lanjutan
atau persiapan endoskopi
Untuk pasien dgn resiko tinggi perlu tindakan
lebih agresif seperti
Pemasangan IV line minimal 2 dgn angiocath
besar minimal no 18. Penting utk tranfusi.
Disarankan pasang CVP
Oksigen sungkup/kanula. Bila ada gangguan A-
B perlu dipasang ETT.
Mencatat input dan output cairan, harus
dipasang kateter urine.
Memonitor tekanan darah,nadi, saturasi
oksigen dan keadaan lainnya sesuai komorbid
yang ada.
Melakukan bilas lambung agar mempermudah
dalam tindakan endoskopi.
Dalam melaksanakan tindakan umum ini
terhadap pasien dapat diberikan terapi :
Transfusi utk mempertahankan hematokrit >
25%
Pemberian vitamin K
Obat penekan sintesa asam lambung (PPI).
Terapi lainnya sesuai dgn komorbid.

2) Tindakan/Terapi khusus :
Terapi medikamentosa dgn obat vassoaktif :
Oktreoid
Somatostatin
Glipresin (Terlipressin)
Terapi mekanik dgn balon Sengstaken
blackmore atau minesota
Terapi endoskopi dgn cara skleroterapi dan
ligasi.
Terapi secara radiologik dgn pemasangan TIPS
(Transjugular intrahepatic portosistemic
shunting) dan perkutaneus obliterasi spleno
porta
Terapi pembedahan berupa :
Shunting
Transeksi esofagus + devaskulasasi +
splenektomi
Devaskularisasi + Splenektomi

Anda mungkin juga menyukai