Anda di halaman 1dari 2

Sejarah Perkembangan ilmu pengetahuan dari zaman ke zaman

1. Zaman gereja mula-mula Pada masa ini belum ada persoalan mengenai iman dan akal budi/
ilmu pengetahuan. Seiring perkembangannya, muncul golongan Gnostik, Montanus,
Marcion, mereka merupakan golongan yang memberikan jawaban atas pertanyaan-
pertanyaan mengenai pasal-pasal iman, dan hal itu hanya sebatas pengajaran. Otoritas
Alkitab belum dipermasalahkan pada masa ini.
2. Zaman sholastik Mulanya universitas (di Eropa) memiliki hubungan dengan gereja maupun
teologi, namun akhirnya lepas dari gereja dan teologi. Sejak masa itu terjadi masalah antara
iman dan akal budi. Sebagai contoh kita melihat pendapat tokoh yang ada pada saat itu,
seperti Anselmus (1033-1109) uskup besar Canterburry, berpendapat Credo ut Inteligam
artinya aku percaya maka aku mengerti. Pandangan yang bertolak belakang dengan
perkataannya diutarakan oleh Petrus Abelardus (1079-1142) yaitu aku mengerti agar aku
percaya. Dari kedua pandangan tersebut sudah dapat kita ketahui telah adanya perbedaan
pandangan yang sangat mendasar sekali dalam lingkungan Kristen sekali pun. Thomas
Aquinas (1225-1274) menggabunkan teologi Agustinus dengan fisafat Aristoteles, hal
inimengakibatkan teologia Wahyu menjadi teologia alamiah (naturalis), yang beranggapan
bahwa manusia mampu memikirkan hikmah ilahi hanya pemikiran itu belum sempurna dan
memerlukan rahmat Allah. Pandangan dari zaman ini akhirnya ditinggalkan, karena orang
menganggap ini hanyalah sebuah permainan pikiran yang didalamnya terdapat berbagai
macam pandangan oleh para tokoh. Kurang bermanfaat bagi hubungan antara iman dan
keKristenan dengan akal budi dan pengetahuan.
3. Zaman renaissance Manusia sudah mengembangkan pikirannya secara bebas, terutama
pemikiran dan penyelidikan mengenai alam semesta. Nicholas Copernicus (1473-1543)
berhasil mengeser teori geocentrisnya Plotomeus,dengan mengeluarkan teori heliocentis,
hal ini pun dapat menjadi penggoyah kepercayaan orang terhadap gereja dan otoritas
Alkitab sendiri pun dipertanyakan. Pada masa ini juga terjadi reformasi gereja, yang
dicetuskan oleh Martin Luther dan John Calvin.
4. Zaman rasionalisme Pada zaman ini ratio menjadi tolak ukur secara mutlak atas kehidupan
manusia. Secara terbuka terlihat perseteruan antara iman dan akal budi. Zaman ini juga
dikenal sebagai zaman kenbangkitan Ilmu Pengetahuan Alam. Beberapa tokoh yang ada
pada zaman ini, G.W. Leibniz (1646-1716) penemu infinitisimal Calculus bersama dengan
Isaac Newton (1642-1727), Blaise Pascal (1523-1662) seorang ahli matematika,menyadari
bahwa kebenaran kristen lebih dalam daripada argumen-argumen logika manusia. Auguste
Comte (1798-1857) membagi perkembangan teologis manusia dalam tiga tahapan yaitu
teologis, metafisis, dan scientific, dimana agama dianggap sesuatu yang sudah lalu.
Pandangan Alkitab terhadap ilmu pengetahuan. Sumber iptek adalah Allah Alkitab
mengatakan Baiklah orang bijak mendengar dan menambah ilmu dan baiklah orang yang
berpengertian memperoleh bahan pertimbangan (Amsal 1:5). Dari ayat ini kita bisa lihat
bahwa Allah sebenarnya menghendaki kita manusia untuk terus mengembangkan diri,
menambah ilmu dan pengertian. Hal ini berarti bahwa kita tidak perlu menjauhi iptek tapi
justru terus mengembangkannya menjadi lebih baik lagi. Iptek bagi kemuliaan Allah Keluaran
35:30-36:1 mencatat bahwa Allah menunjuk orang-orang yang telah dipilihnya untuk
membuat segala keperluan untuk membangun bait Allah. Kemudian Allah memperlengkapi
mereka dengan segala keahlian, pengertian dan pengetahuan dalam segala pekerjaan untuk
membuat segala rancangan tentang bait Allah. Allah memberikan Rohnya untuk membuat
mereka mampu menyelesaikan pembangunan bait Allah seperti yang difirmankan-Nya (ayat
31). Melalui ayat ini kita tahu bahwa sumber segala pengetahuan dan keahlian adalah Allah.
Dan semua itu dipakai untuk melakukan kehendak-Nya (Kel 36:1). Kejadian 11 :1-9 tentang
pembangunan menara Babel menunjukkan betapa manusia begitu sombong dengan
kemampuan yang dimiliki. Mereka menggunakan ilmu pengetahuan yang dimiliki untuk
mencari nama, membangun kota dengan menara sampai ke langit supaya Tuhan tidak
menyerakkan manusia ke seluruh bumi (ayat
5. Hal ini melawan kehendak Tuhan yang mengatakan bahwa manusia harus bertambah
banyak memenuhi bumi (Kej 1:28). Karena itu Allah kemudian murka kepada manusia dan
mengacaubalaukan bahasa dan menyerakkan manusia ke seluruh bumi sehingga
pembangunan kota itu berhenti. Sikap terhadap iptek

Amsal 1:7 memberikan dasar bagi kita bagaimana harus bersikap terhadap perkembangan iptek.
Takut Tuhan merupakan dasar pengertian yang benar tentang ilmu pengetahuan dan hikmat dari
Tuhan merupakan pegangan supaya kita tidak jatuh dalam pencobaan karena iptek. Sering kali iblis
memakai iptek untuk memperdaya kita melalui tipu muslihatnya. Internet, ponsel, televise, mobil,
bahkan apapun bisa membuat kita jatuh dalam pencobaan. Apapun bentuk pencobaannya, sadar
atau tidak sadar iptek sering kali membuat kita terlena. Efesus 6 : 10-17 membekali kita untuk
berperang melawan tipu muslihat iblis.
Perisai iman dan ketopong keselamatan Dengan keyakinan iman bahwa kita telah ditebus
dari dosa dan diselamatkan maka kita telah menjadi milik Kristus seutuhnya. Iman kita menjadi
perisai yang melindungi kita sehingga si jahat tidak akan dapat mengambil kita dari pada-Nya. Ketika
kita berada dalam posisi sulit dalam pencobaan, kita tahu dan yakin Tuhan akan menyelamatkan kita
karena kita adalah milik-Nya.
Pedang Roh Firman Allah Firman Allah menjadi pelita saat berjalan dalam dunia yang
semakin gelap (119:105). Membaca firman Tuhan setiap hari membuat kita semakin mengerti
kehendak Tuhan. Firman Tuhan yang tertanam dalam hati menjadi senjata bagi kita untuk melawan
godaan-godaan dari si jahat. Bahkan orang yang merenungkan firman Tuhan siang dan malam akan
bertumbuh dan berbuah seperti pohon yang ditanam di tepi aliran air (Mzm 1: 1-3). Orang yang
sungguh-sungguh merenungkan dan melakukan firman Tuhan bukan hanya menjaga dirinya dari
dosa tapi juga menjadi saluran berkat bagi orang lain.
Berdoa merupakan cara berkomunikasi secara pribadi dengan Tuhan. Dengan berdoa kita
mengundang campur tangan Tuhan dalam kehidupan kita. Doa seperti peperangan roh, Roh Tuhan
bekerja melawan si jahat, sementara kita diberi kekuatan untuk tetap bertahan dalam pencobaan
dengan tetap memiliki damai sejahtera dari Tuhan. Akhirnya kenakanlah sluruh perlengkapan
senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat iblis (Efesus 6:11).

Anda mungkin juga menyukai