abnormal accumulation of fluid in interstitial tissue spaces or body cavities Jangan terkecoh yaa 14 EDEMA DEFINISI: Akumulasi / timbunan abnormal sejumlah cairan dalam ruang interselular atau rongga tubuh.
Secara garis besar terdiri dari 2 macam: edema lokal & general
PATOGENESIS: Edema terjadi karena peningkatan gaya / tekanan (hidrostatik & osmotik) sehingga terjadi perpindahan cairan dari ruang intravaskular ke interstisial / interselular Aku juga gede lohh. 16 Patogenesis edema 17 Jenis Edema 1. Edema anasarka: edema umum di seluruh jaringan sub-kutan 2. Hidrotoraks: edema di rongga dada 3. Hidroperikardium: edema pada rongga perikardium 4. Hidroperitoneum: edema pada ruang perut (asites) 18 Kategori etiologik edema I. Kenaikan tekanan hidrostatik II. Menurunnya tekanan osmotik plasma III. Retensi natrium/sodium IV. Obstruksi limfatik V. Radang 19 Patogenesis edema 20 I. Kenaikan tekanan hidrostatik A. Gangguan venous return 1. Gagal jantung kongestif 2. Perikarditis konstriktif 3. Sirosis hepatis (asites) 4. Sumbatan/penyempitan vena a. Trombosis b. Tekanan dari luar c. Inaktivitas tungkai bawah dalam waktu lama B. Dilatasi alveolar 1. Pemanasan 2. Kekurangan atau kelebihan neurohumoral 21 II. Berkurangnya tekanan osmotik plasma hipoproteinemia A. Glomerulopati disertai dengan hilangnya protein ---- sindroma nefrotik B. Sirosis hepatis C. Malnutrisi D. Gastroenteropati disertai hilangnya protein 22 23 III. Retensi sodium A. Intake garam berlebihan dengan penurunan fungsi ginjal B. Peningkatan reabsorpsi sodium oleh tubulus 1. Penurunan perfusi ginjal 2. Peningkatan sekresi renin angiotensin -- aldosteron 24 IV. Obstruksi limfatik A. Radang B. Neoplasma C. Post operasi D. Post radiasi 25 V. Radang Radang akut Radang kronis Angiogenesis Selamat belajar teman teman Daaadaaahhh 28 HYPEREMIA (active) & CONGESTION (passive)
localized increase in the volume of blood in capillaries and small vessels of tissue or part of the body 29 HIPEREMIA - KONGESTI Hiperemia: (peningkatan volume darah dalam vasa kecil dan kapilar jaringan/ bagian tubuh) Hiperemia aktif HIPEREMIA Hiperemia pasif KONGESTI 30 HIPEREMIA (hiperemia aktif) Meningkatnya warna merah di daerah/bagian tubuh yang terkena Dilatasi arterial dan arteriolar karena: - mekanisme neurogenik simpatetik - lepasnya substansi vasoaktif Klinis terjadi misalnya pada radang, latihan, emosional, dan febris 31 KONGESTI (hiperemia pasif) Yang jelas di daerah yang terkena (bendungan darah venosa) makin biru bila ada sianosis Dapat terjadi: @ lokal: - sirosis hepatis hipertensi portal - sumbatan vena ekstremitas @ general : gagal jantung Kongesti di daerah capillary bed erat hubungannya dengan edema sering terjadi bersama-sama 32 1. Kongesti terjadi akibat penurunan aliran darah vena 2. Dapat akut maupun kronis 3. Pada kegagalan jantung edema hampir selalu disertai dengan kongesti 4. Kongesti pada ekstremitas inferior, terasa dingin dan pucat karena lebih banyak edemanya, atau berwarna biru keabuan karena kongesti vena yang disertai edema. 33 Kongesti paru 1. Terdapat pada semua bentuk payah jantung. 2. Mikroskopis 1. kapilar alveoli penuh darah, kadang berkelok-kelok dengan aneurisma. 2. Bila kapilar pecah, pigmen hemosiderin yang lepas difagosit makrofag di dalam alveoli. 3. Makrofag ini disebut heart failure cell. 4. Pada kongesti lama, septum interalveolar melebar, baik oleh dilatasi vena maupun oleh edema jaringan ikat, yang akhirnya fibrosis 5. Pigmentasi hemosiderin mengakibatkan gambaran brown induration. 6. Akibat lain dari konfesti kronis adalah penebalan dinding arteri/arteriole paru-paru. 34 Kongesti hati 1. Akibat dari payah jantung kanan, atau obstruksi vena cava, atau vena hepatis. 2. Penampang hati terlihat kemerahan seperti darah, vena centralis terlihat jelas. 3. Pada kongesti kronis bagian central lobuli menjadi merah biru dikelilingi daerah kuning kecoklatan yang tidak kongestif, sehingga memberi gambaran seperti penampang buah pala, dan disebut hati pala (nutmeg liver). 35 KONGESTI HATI 36 HEMORRHAGE
the escape of blood from the vasculature into surrounding tissues, a hollow organ or body cavity, or to the outside 37 PERDARAHAN robeknya pembuluh darah disertai keluarnya darah ETIOLOGI: - trauma - aterosklerosis - radang dinding vasa darah - neoplasma - diatesis hemoragik vasa darah kecil/kapiler (sistemik) JENIS (lokasi & kejadian): hemoragi interna & eksterna KEPENTINGAN KLINIS PERDARAHAN, tergantung pada: - Jumlah darah yang hilang - waktu perdarahan (akut/kronis) - lokasi perdarahan 38 Perdarahan interna Hematoma: perdarahan dalam jaringan Hemotoraks: perdarahan dalam ruang pleura Hemoperikardium: perdarahan dalam ruang perikardial Hemoperitoneum: perdarahan dalam ruang peritoneum Hemartrosis: perdarahan dalam ruang sendi Petechiae: perdarahan kecil-kecil dalam kulit, serosa, mukosa ( trombositopeni ) Purpura: seperti petechiae tetapi lebih besar sedikit ( trauma, vasculitis ) Ecchymosis: hematoma subkutan diameter 1-2 cm The erythrocytes are degraded and phagocytosed by local macrophages, hemoglobin ( red-blue color ) is then enzymatically converted into bilirubin ( blue green color ) and eventually into hemosiderin ( gold-brown ) Hematokolpos hematometra hematosalping 39 KASKADE KOAGULASI DARAH INTRINSIK EKSTRINSIK Kontak permukaan (kolagen, trombosit) Prekallikrein HMW-kininogen
XII XIIa
permukaan trombosit(?)
XI XIa
IX IXa
VIIIa PF-3 Kerusakan jaringan
VII
Faktor jaringan
VIIa
X
Xa
V Va PF-3
Protrombin (II)
Trombin (IIa)
Fibrinogen Fibrin
40 HEMOSTASIS 41 HEMOSTASIS & THROMBOSIS Normal hemostasis: maintain blood in fluid, clot free state in normal vessels induce a rapid & localized hemostatic plug at a site of vascular injury Thrombosis : pathologic opposite of hemostasis ; inappropiate activation of normal hemostatic proces 42 Both hemostasis and thrombosis depend on three general components : the vascular wall, platelets and the coagulation cascade 43 Normal hemostasis Vasoconstriction, by reflex neurogenic mechanisms, augmented by endothelin Endothelial injury exposed highly thrombogenic subendothelial extracellular matrix, allow platelets to adhere and activated, undergo shape change & release secretory granules, recruit additional platelets 44 Tissue factor : coagulation cascade, thrombin induce further platelets recruitment & granule release Counter-regulatory mechanisms : release t-PA and thrombomodulin limit the hemostatic process to the site of injury 45 ENDOTHELIUM Antithrombotic properties Antiplatelet : endothelial prostacyclin and nitric oxide : vasodilator & inhibitor of platelet aggregation Anticoagulant : heparin-like molecules , cofactor allowing antithrombine III to inactivate thrombin ; thrombomodulin bind to thrombin, activating protein C, proteolytic cleavage of factors Va & VIIa Fibrinolytic : t-PA , clear fibrin deposits from endothelial surface 46 Prothrombotic : von Willebrand factor : cofactor for platelet binding to collagen & other surface tissue factor inhibitor of PAI 47 Platelet :granula alfa ( fibrinogen, fibronectin, faktor V& VIII, PDGF ), electrodence bodies ( penyimpanan ADP, ATP, ion kalsium, histamin dll ) Jejas pembuluh darah : terpaparnya kolagen dgn platelet, perubahan adhesi, sekresi, agregasi. Sekresi ADP : agregasi antar platelet & memperkuat pelepasan ADP dari platelet lain. 48 Sistem koagulasi : perubahan proenzim teraktivasi yang mencapai puncaknya dengan terbentuknya trombin, merubah protein plasma firinogen menjadi fibrin
49 TROMBOSIS
intravascular coagulation of blood, often causing significant interruption of blood flow 50 Segitiga Virchow 51 Predisposisi terbentuknya trombus : 1. Jejas endotel 2. Aliran darah yang statis atau turbulensi 3. Hiperkoagulabilitas darah 52 1. Perubahan aliran darah : mendekatkan (kontak) trombosit ke dinding pembuluh darah 1. Melambatnya aliran darah, misalnya pada gagal jantung aliran lambat aliran tengah hilang lekosit dan trombosit menepi melekat 2. Turbulensi, terjadi di daerah deformitas dinding vasa darah & dekat katup vena. 2. Kerusakan endotel : menyebabkan melekat-nya trombosit pada dinding pembuluh darah, karena : 1. Penyakit dinding pemblh drh mis atheroma 2. Toksin di daerah inflamasi 3. kompresi lokal pada pemblh drh (operasi) 3. Perubahan komposisi darah 1. Pe jml trombosit, fibrinogen,protrombin 2. trombosit lebih adesif, ssdh operasi hr X.
53 STATUS HIPERKOAGULABEL
PRIMER (genetik)
Defisiensi antitrombin III Defisiensi Protein C Defisiensi Protein S Defek fibrinolisis Defek kombinasi yang lain (?)
SEKUNDER (dapatan)
Risiko Tinggi Immobilisasi lama Infark miokard Kerusakan jaringan (terma- suk operasi, kombustio, fraktur) Gagal jantung Kanker Lekemia akut Kelainan Mieloproliferatif Katup jantung buatan DIC Trombositopenia trombotik Homosistinuria
Risiko Rendah Fibrilasi atrium Kardiomiopati Sindroma nefrotik Kehamilan lanjut Post partum Kontrasepsi oral Hiperlipidemia Antikoagulan lupus Anemia sel sabit (sickle cell anemia) Merokok Trombositosis
54
Antitrombotik Protrombotik
Menghambat agregasi trombosit
PGI 2
NO ADPase
Antikoagulan mengikat dan menghambat trombin
Molekul laksana-heparin akselerasi antitrombin- III Protein C/S aktivasi trombomodulin Makroglobulin Alfa 2
Fibrinolisis
Aktivator plasminogen jaringan (t-PA)
Memacu agregasi trombosit
Faktor von Willebrand Platelet activating factor (PAF)
Faktor Prokoagulan
Faktor jaringan Faktor pengikat IXa & Xa Faktor V
Menghambat Fibrinolisis
t-PA inhibitor
55 Faktor-faktor yang mendorong & menghambat trombosis 56 Gangguan aliran darah 57 Nasib trombus 58 Trombus mural 59 Nasib trombus 60 Trombus dan reorganisasi 61
JENIS-JENIS TROMBUS
Trombus Putih - Terutama terdiri dari trombosit, - kebanyakan di sirkulasi cepat (arteri) - Biasanya non-oklusif (mural)
Trombus Merah - Sedikit trombosit jaringan fibrin menangkap eritrosit
Campuran / Laminar - Berlapis-lapis: trombus putih dan merah berganti-ganti - Biasanya di aneurisma
Agonal - Terbentuk pada saat akhir kehidupan pada kematian yang lambat - Terutama terdiri dari fibrin kekuningan - Biasanya melekat pada apeks ventrikel kanan sebagai massa
62 EMBOLISM
is the passage and eventual trapping within the vasculature of any of a wide variety of mass objects 63 Macam-macam emboli : Tromboemboli Emboli gas Emboli lemak Emboli air ketuban Emboli fragmen arteriosklerosis Emboli tumor 64 Saddle embolus 65 Emboli asal jantung 66 INFARCTION
is necrosis resulting from ischemia caused by obstruction of the blood supply; the necrotic tissue is referred to as an infarct 67 I SCH AEMI A (i sk emi a) Def inisi: kurangnya supl ai darah
Terjadi bila aliran darah terhenti sama sekali (iskemia lengkap), atau rendah (iskemia parsial) Sumbatan arteri lebih penting & banyak daripada sum- batan vena Sumbatan arteri lengkap: trombosis & emboli Sumbatan arteri parsial: atheroma Akibat: Iskemia (jantung)
Iskemia parsial Iskemia lengkap
Atrofi iskemik Nekrosis + fibrosis
Disfungsi organ Infark (angina pektoris)
Kematian mendadak
Akibat iskemia pada organ tergantung pada suseptibilitas organ, yang ditentukan oleh: 1. Anatomi dan fisiologi pembuluh darah jaringan 2. Metabolisme jaringan.
68 suseptibilitas
Suseptibilitas (kerentanan) jaringan terhadap iskemia diten- tukan oleh: I. Suplai darah (vaskularisasi - anatomi & fisiologi) 1. Open-arteries resisten vaskularisasi ganda: paru & hati anastomosis: sirkulus Willisi, tungkai overlap (tumpang tindih): usus 2. End-arteries suseptible (rentan) ginjal, limpa, dan otak selain daerah vaskulari- sasi sirkulus Willisi sumbatan mendadak (akut) infark sumbatan pelan-pelan (kronis) kolateral
II. Sifat metabolisme jaringan 1. Metabolisme erobik tinggi, bahan bakar intraselular kurang tergantung pada suplai dari luar rentan 2. Metabolisme anerobik tinggi, bahan bakar intra- selular cukup tidak tergantung suplai dari luar resisten.
69 Lokasi Infark Penting
1. Jantung Biasanya karena trombosis a.coronaria
1/3 bagian luar hidup 2/3 bagian dalam karena kolateral miokardium pucat
daerah perbatasan kongestif
2. Otak
akibat trombosis pada a.cerebral media nekrosis kolikuatif
3. Paru
Biasanya berbentuk kerucut
4. Ginjal
Biasanya akibat komplikasi pembentukan trombus di jantung kiri karena Fibrilasi aurikular atau Endokarditis bakterial
Gangren 6. Limpa Cukup banyak dijumpai akibat emboli (end arteries) 70 Akibatobstruksiarterial
A. Arteri dengan kolateral baik, ada 3 tahap 1. Obstruksi kontraksi reflek vasa lain denut nadi distal hilang tekanan darah lokal turun pucat
2. Dilatasi vasa kolateral
darah mengisi vasa distal obstruksi
denyut nadi muncul lagi jaringan kembali normal
3. Dilatasi permanen
tekanan vasa kolateral
hipertrofi otot dan jaringan elastik dinding vasa
Organisasi obstruksi arteri jaringan ikat fibrosa, sangat jarang rekanalisasi.
B. End arteries a. Tanpa kolateral, mis: a.lienalis b. Anastomosis kapilar: a.renali, a.coronaria c. Anastomosis arterial tetapi terlalu kecil untuk memenuhi kebutuhan: a.mesenterica superior
71 Infark 72 Infark 73 Evolusi infark 74 SHOCK
is circulatory collapse with resultant hypoperfusion and decreased oxygenation of tissues 75 Syok Definisi Suatu keadaan tertekan/terganggunya fungsi vital tubuh akibat berkurangnya volume darah efektif secara akut dan berat Klinis Kolaps kardiovaskular dengan tanda khas: hipotensi, hiperventilasi, dan penurunan kesadaran Perubahan reaktif I. Perubahan awal syok II. Perubahan lanjut syok 76 PATOGENESI S D AN D ERAJAT SYOK
Jenis Syok
Patogenesis
Derajat Syok
Hemoragik Hipovolemik
Kardiogenik
Septik
Hipotensi terkompensasi
Curah jantung rendah atau vasodilatasi
Perfusi jaringan berkurang
Kegagalan mikrosirkulasi, endotel rusak
Jejas membran sel
Kematian sel
I
Stres pada sirkulasi
II
III Jejas sel
Derajat I: non-progresif, Derajat II: progresif, Derajat III: ireversibel 77 I. Perubahan awal syok (otak & jantung belum terlibat karena mempunyai mekanisme otoregulator tensi 50 60 mmHg) Hipovolemik akut
Tekanan venosa sentrasl menurun
Pengisian/curah jantung menurun
Reseptor perifer Tekanan darah arterial menurun reseptor sentral
Traktus GI, Hati, Limpa Kulit Ginjal (Sekresi menurun) (pucat) (oliguria)
78 II. Perubahan lanjut syok 1. Masuk ke dalam circulus vitiosus memperberat
HIPOKSIA
Kerusakan sel & jaringan Rusaknya endotel
Produksi vasodilator Permeabilitas naik - Enzim - Kinin - Prostaglandin Cairan masuk jaringan
Cairan sirkulasi mengurang (hipovolemia)
TEKANAN DARAH TURUN 79 Akibat syok pada sel, jaringan dan organ 1. Darah sistem koagulasi DIC 2. Sel (metabolisme) asidosis metabolik, hiperglikemia, gamgguan cairan dan elektrolit 3. Jantung: dapat sebagai penyebab atau komplikasi 4. Paru: - hiperventilasi - kongesti & edema syok (wet lung) 5. Ginjal: GFR menurun iskemia tubular (oliguria) nekrosis tubular anuria UREMIA 6. Adrenal: peningkatan produksi (aldosteron, glukokortikoid, katekolamin) 7. Traktus gastrointestinal: hemoragi (kolon), ulkus Curling 8. Otak: infark
80 2. Tensi turun <50 60 mmHg kerusakan otak dan jantung Sirkulasi koroner iskemia otak
Iskemia miokard TEKANAN DARAH depresi pusat RENDAH vasomotor
Kerja jantung vasodilatasi viseral 81 3 bentuk syok utama KARDIOGENIK - Akibat dari pompa jantung gagal, karena rusaknya miokardium (intrinsik), atau karena tekanan dari luar atau sumbatan aliran darah - Contoh: infark miokard, ruptur jantung, arithmia, tamponade kordis, emboli pulmonal HIPOVOLEMIK - Karena volume darah atau plasma tidak adekwat - Hemoragi dan kehilangan cairan (vomitus, diare, kombustio, trauma SEPTIK - Mekanisme dasar: dilatasi perifer & pooling darah, aktivasi/jejas endotel, kerusakan akibat lekosit, DIC - Akibat infeksi bakteri hebat: septisemia gram pos. & neg.
Pompa jantung gagal Karena: faktor intrinsik: ru- saknya miokard faktor ekstrinsik: tekanan dari luar atau sumbatan alir- an darah
Volume darah atau plasma tidak adekwat
Dilatasi perifer dan pooling darah aktivasi / jejas en- dotel kerusakan akibat lekosit koagulasi intravas- kular merata (DIC)
Bentuk syok lain yang jarang: Syok neurogenik: karena kecelakaan anestesi, trauma pada medula spinalis vasodilatasi perifer masif Syok anafilaktik: reaksi hipersensitif tipe I general 83 Pelepasan Lipopolisaccharide (LPS) (hubungannya dengan syok)