1.1 PENGERTIAN DAN PEMAHAMAN AKUNTANSI PARTAI POLITIK Untuk mengatur pelaporan keuangan partai politik, dengan adanya standar pelaporan diharapkan laporan keuangan organisasi partai politik dapat lebih mudah dipahami, memiliki relevensi, dapat diandalkan, dan memiliki daya banding yang tinggi. Dalam rangka pesta demokasi di negara ini, tanda tanya besar perlu tidaknya suatu pertanggungjawaban keuangan dialamatkan ke Parpol maupun peserta pemilu. Idealnya mereka harus transparan karena sebagai suatu entitas yang menggunakan dana publik yang besar, tanggung jawab keuangan merupakan hal yang tidak dapat ditawar-tawar lagi. Mereka harus mempertangungjawabkan sumber daya keuangan yang digunakan kepada para konstituennya dan juga sebagai bentuk kepatuhan kepada Undang-undang. Bentuk pertanggungjawaban pengelolaan keuangan para peserta pemilu adalah dengan menyampaikan Laporan Dana kampanye (semua peserta pemilu) serta Laporan Keuangan (khusus untuk Parpol), yang harus diaudit oleh akuntan Publik dan disampaikan ke KPU serta terbuka untuk diakses publik. 1.2 LAPORAN KEUANGAN PARTAI POLITIK 1.2.1 Pengguna Laporan Keuangan Partai Politik Pihak-pihak yang berkepentingan atas informasi dalam laporan keuangan partai politik: 1) pengurus; 2) anggota; 3) pemerintah, termasuk Mahkamah Agung dan lembaga pengawas partai politik; 4) penyumbang; 5) kreditur; dan 6) publik atau masyarakat luas, terutama konstituen partai politik
1.2.2 Jenis Laporan Keuangan Partai Politik 1) Laporan Keuangan Tahunan Laporan Keuangan Tahunan partai politik merupakan laporan pertanggung jawaban keuangan secara periodik. Laporan ini terdiri dari laporan posisi keuangan, laporan aktifitas, dan laporan arus kas, serta catatan atas laporan keuangan. 2) Laporan Keuangan Pemilu Laporan keuangan Pemilu merupakan laporan pertanggungjawaban keuangan pada kegiatan Pemilu, terutama pertanggungjawaban dana kampanye. 1.2.3 Entitas Laporan Keuangan 1) Tujuan dari entitas pelaporan keuangan untuk menunjukkan entitas akuntansi yang menjadi pusat-pusat pertanggungjawaban keuangan partai politik. 2) Entitas pelaporan keuangan partai politik terdiri dari: (a) pengurus tingkat pusat, (b) pengurus daerah tingkat I, (c) pengurus daerah tingkat II, (d) pengurus tingkat kecamatan, dan (e) pengurus tingkat desa/kelurahan.
1.2.4 Laporan Keuangan Konsolidasi Laporan keuangan partai politik merupakan laporan keuangan konsolidasi dari seluruh struktur organisasi partai politik.
1.2.5 Kerangka Dasar Penyusunan Akuntansi Partai Politik Kerangka ini dibuat dengan berdasarkan pada PSAK 45, UU No. 2 dan No. 3 tahun 1999, perdebatan pada proses RUU Parpol dan Pemilu yang sedang terjadi pada saat laporan ini dibuat, serta beberapa standar akuntansi keuangan dari negara-negara lain, terutama Inggris. Tujuan utama laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu partai politik untuk memenuhi kepentingan para anggota, penyumbang, pemerintah dan pihak lain yang menyediakan sumber daya bagi partai politik, serta masyarakat luas.16 Informasi yang perlu diberikan dalam laporan keuangan partai politik adalah mengenai kepatuhan terhadap undang-undang tentang keuangan partai politik serta indikasi adanya politik uang dan konflik kepentingan. 1.2.5.1 Secara lebih rinci, tujuan laporan keuangan partai politik adalah memberikan informasi keuangan untuk : 1) Akuntabilitas Mempertanggung jawabkan pengelolaan sumber daya serta pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepada partai politik dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan melalui laporan keuangan partai politik. 2) Manajerial Menyediakan informasi keuangan yang berguna untuk perencanaan dan pengelolaan keuangan partai politik serta memudahkan pengendalian yang efektif atas seluruh aset, hutang, dan aktiva bersih.
3) Compliance Menyediakan informasi bagi kepatuhan terhadap undangundang dan bebas dari konflik kepentingan dan politik uang. 1.2.5.2 Ruang Lingkup akuntansi partai politik, termasuk catatan atas laporan keuangan, adalah sebagai berikut: 1) Jumlah, sifat, likuiditas, dan fleksibilitas aktiva, kewajiban, dan aktiva bersih suatu partai politik, serta hubungan antara aktiva dan kewajiban. 2) Pengaruh transaksi, peristiwa dan situasi lainnya yang mengubah nilai dan sifat aktiva bersih. 3) Jenis dan jumlah arus masuk dan arus keluar sumber daya dalam satu periode dan hubungan antara keduanya. 4) Cara partai politik mendapatkan dan membelanjakan kas, memperoleh pinjaman dan melunasi pinjaman, dan faktor lainnya yang berpengaruh pada likuiditasnya. 5) Pertanggungjawaban keuangan partai politik dalam kegiatan Pemilu. 6) Laporan aktivitas partai politik secara rutin, misalnya kegiatan kongres, munas, rapim, malam dana, pendidikan politik, kegiatan think tank, ulangtahun partai, dan sebagainya. 7) Analisis mengenai kepatuhan terhadap undang-undang, terutama mengenai batasan jumlah sumbangan, sumber sumbangan, dan identitas penyumbang, pengelolaan keuangan. 8) Catatan mengenai pencatatan akuntansi partai politik, jangka waktu catatan, apakah ada data yang dimusnahkan, atau tidak lengkap, penyimpanan data, dan sebagainya. 9) Catatan mengenai hibah dan sumbangan yang berbentuk barang dan jasa yang dinilai berdasarkan harga pasar. Sumbangan- sumbangan yang bersifat spontan dari masyarakat harus dicatat, tetapi yang menonjol dalam segi jumlah dari satu kelompok harus diberikan perhatian dan catatan khusus.
Setiap laporan keuangan menyediakan informasi yang berbeda, dan informasi dalam suatu laporan keuangan biasanya melengkapi informasi dalam laporan keuangan yang berbeda. 1.2.6 Laporan Posisi Keuangan 1) Tujuan laporan posisi keuangan adalah untuk menyediakan informasi mengenai aktiva, kewajiban, dan aktiva bersih, serta informasi mengenai hubungan di antara unsur-unsur terscbut pada waktu tertentu. 2) Informasi dalam laporan posisi keuangan yang digunakan bersama pengungkapan dan informasi dalam laporan keuangan lainnya dapat membantu anggota partai politik, para penyumbang, kreditur, masyarakat dan pihak-pihak lain untuk menilai: (a) Kemampuan partai politik untuk memperjuangkan kepentingan anggota, bangsa dan negara secara berkelanjutan; (b) Likuiditas, fleksibilitas keuangan, kemampuan untuk memenuhi kewajibannya, dan kebutuhan pendanaan eksternal.
1.2.7 Penyajian Aktiva dan Kewajiban 1) Laporan posisi keuangan, termasuk catatan atas laporan keuangan, menyediakan informasi yang relevan mengenai sifat, likuiditas, fleksibilitas keuangan, dan hubungan antara aktiva dan kewajiban. Informasi tersebut umumnya disajikan dengan pengumpulan aktiva dan kewajiban yang memiliki karakteristik serupa dalam suatu kelompok yang relatif homogen. 2) Kas atau aktiva lain yang dibatasi penggunaannya oleh penyumbang harus disajikan terpisah dari kas atau aktiva lain yang tidakterikat penggunaannya. Pembatasan penggunaan aktiva tersebut bisa bersifat permanen maupun temporer,baik pembatasan waktu maupun tujuan penggunaan aktiva dimaksud.
1.2.8 Pengukuan dan Pengukuran Aktiva dan Kewajiban 1) Aktiva diakui dalam laporan posisi keuangan kalau besar kemungkinan bahwa manfaat ekonominya di masa depan diperoleh oleh partai politik dan aktiva tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal. 2) Kewajiban diakui dalam laporan posisi keuangan kalau besar kemungkinan bahwa pengeluaran sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi akan dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban sekarang. 3) Jumlah yang harus diperlakukan sebagai pendapatan sumbangan. 4) Pada prinsipnya, aktiva diakui pada saat diterima atau pada saat hak kepemilikan berpindah. Sedangkan kewajiban diakui pada saat dana pinjaman diterima atau pada saat kewajiban timbul. 5) Pengukuran pos-pos dalam laporan posisi keuangan menggunakan nilai historis. Aktiva yang berasal dari sumbangan berupa barang atau jasa harus dinilai menurut nilai pasar yang berlaku pada saat itu. Sedangkan pinjaman yang bebas bunga atau mempunyai tingkat suku bunga yang lebih rendah dibandingkan dengan nilai pasar harus dinilai berdasarkan nilai pasar yang wajar.
1.2.9 Klasifikasi Aktiva Bersih Terikat atau Tidak Terikat 1) Laporan posisi keuangan menyajikan jumlah masing-masing kelompok aktiva bersih berdasarkan ada atau tidaknya pembatasan oleh penyumbang, yaitu terikat secara permanen, terikat secara temporer, dan tidak terikat. 2) Informasi mengenai sifat dan jumlah pembatasan permanen atau temporer diungkapkan dengan cara menyajikan jumlah tersebut dalam laporan keuangan atau dalam catatan atas laporan keuangan.
Catatan: Alternatif Pengelompokan Aktiva Bersih a) Aktiva bersih lancar: selisih antara aktiva lancar dan hutang lancar. b) Aktiva bersih diinvestasikan (aktiva yang diinvestasikan secara permanen, aktiva tetap, dan aktiva lainnya). c) Aktiva bersih dicadangkan (aktiva bersih yang dicadangkan).
1.2.10 Laporan Aktivitas 1) Tujuan utama laporan aktivitas adalah menyediakan informasi mengenai: (a) Pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang mengubah jumlah dan sifat aktiva bersih; (b) Hubungan antar transaksi dan peristiwa lain.(3) Bagaimana penggunaan sumber daya dalam pelaksanaan berbagai program atau kegiatan. 2) Aktivitas yang dilaporkan ada dua macam: kegiatan di luar kampanye (untuk laporan keuangan tahunan) dan kegiatan kampanye (laporan dana kampanye). Biaya-biaya dan sumbangan kampanye harus menjelaskan secara rinci kegiatankegiatan antara lain: iklan (radio, televisi, majalah/koran), rapat raksasa, perjalanan (biaya transportasi), biaya pawai, pertunjukan musik, dan sebagainya. Semua sumbangan baik dalam bentuk uang tunai maupun barang/jasa harus dilaporkan dengan nilai pasar yang berlaku saat itu. Kegiatan di luar kampanye harus memasukkan seluruh kegiatan partai politik termasuk kegiatan organisasi onderbouw maupun yayasan atau think tank yang dibentuknya, kegiatan pencarian dana, kongres, malam dana, munas, ulang tahun, dan sebagainya. 3) Informasi dalam laporan aktivitas dapat membantu pengguna laporan keuangan untuk: (a) Mengevaluasi kinerja dalam suatu periode; (b) Menilai upaya, kemampuan, dan kesinambungan partai politik dalam memperjuangkan kepentingan politiknya; (c) Menilai pelaksanaan tanggungjawab dan kinerja pengurus.
1.2.11 Perubahan Kelompok Aktiva Bersih 1) Laporan aktivitas menyajikan perubahan aktiva bersih terikat permanen, terikat temporer, dan tidak terikat dalam suatu periode. 2) Pendapat dan keuntungan yang menambah aktiva bersih, serta beban dan kerugian yang mengurangi aktiva bersih dikelompokkan berdasarkan klasifikasi pendapatan, beban keuntungan dan kerugian. 1.2.11.1 Klasifikasi Pendapatan, Beban, Keuntungan dan Kerugian: 1) Laporan aktivitas menyajikan pendapatan sebagai penambah aktiva bersih tidak terikat kecuali jika penggunaannya dibatasi oleh penyumbang dan menyajikan beban sebagai pengurang aktiva bersih tidak terikat. 2) Sumbangan disajikan sebagai aktiva bersih tidak terikat, terikat permanen, atau terikat temporer, tergantung pada ada tidaknya pembatasan. 3) Laporan aktivitas menyajikan keuntungan dan kerugian yang diakui dari investasi dan aktiva lain (atau kewajiban) sebagai penambah atau pengurang aktiva bersih tidak terikat, kecuali jika penggunaannya dibatasi. 4) Klasifikasi pendapatan, beban, keuntungan, dan kerugian dalam kelompok aktiva bersih tidak menutup peluang adanya klasifikasi tambahan dalam laporan aktivitas.
1.2.12 Informasi Pendapatan dan Beban 1) Laporan aktivitas menyajikan jumlah pendapatan dan beban secara bruto. Namun demikian pendapatan investasi dapat disajikan secara neto dengan syarat beban-beban terkait, seperti beban penitipan dan beban penasihat investasi, diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan. 2) Sebagai perwujudan kewajiban partai politik untuk memelihara daftar penyumbang dan jumlah sumbangannya, serta terbuka untuk diaudit oleh akuntan publik, dalam catatan atas laporan keuangan harus diungkapkan daftar penyumbang dan jumlah sumbangannya, serta informasi lain yang dipersyaratkan oleh peraturan perundang- undangan. 3) Laporan aktivitas menyajikan jumlah neto keuntungan dan kerugian yang berasal dari transaksi insidental atau peristiwa lain yang berada di luar pengendalian organisasi manajemen. Misalnya keuntungan atau kerugian penjualan tanah dan gedung yang tidak digunakan lagi.
1.2.13 Informasi Program atau Kegiatan 1) Laporan aktivitas atau catatan atas laporan keuangan harus menyajikan informasi mengenai beban menurut klasifikasi fungsional seperti menurut kelompok program kegiatan utama dan aktivitas pendukung. 2) Klasifikasi secara fungsional bermanfaat untuk membantu para penyumbang, kreditur, dan pihak lain dalam menilai program dan kegiatan partai politik, serta penggunaan sumber daya. 3) Di samping penyajian klasifikasi beban secara fungsional, partai politik dianjurkan untuk menyajikan informasi tambahan mengenai beban menurut sifatnya, misalnya berdasarkan gaji, sewa, listrik, bunga, dan penyusutan.
1.2.14 Laporan Arus Kas Tujuan laporan arus kas: Tujuan utama laporan arus kas adalah menyajikan informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran kas dalam suatu periode. Klasifikasi penerimaan dan pengeluaran kas: Laporan arus kas disajikan sesuai PSAK 2 tentang Laporan Arus Kas.
1.2.15 Laporan Keuangan Pemilu Tujuan laporan keuangan Pemilu: Laporan keuangan Pemilu yang merupakan pertanggungjawaban keuangan pada kegiatan Pemilu, terutama pertanggungjawaban dana kampanye. Tujuan utama dari laporan keuangan Pemilu adalah untuk meyajikan informasi mengenai penerimaan dan penggunaan dana untuk kegiatan kampanye Pemilu. Klasifikasi pendapatan dan beban Pemilu: Pendapatan Pemilu yang merupakan penerimaan dana dalam kegiatan Pemilu diklasifikasikan berdasarkan sifat dan sumber dana. Pengklasifikasian sumber dana tersebut dapat dilakukan antara lain: (1) Penerimaan kas dari pinjaman, baik pinjaman dari kas partai politik maupun pihak ketiga; (2) Penerimaan kas dari sumbangan, yang dipisahkan dari sumber penyumbang, antara lain perorangan, perusahaan, dan pemerintah; (3) Penerimaan kas dari iuran anggota (4) Penerimaan kas dari bunga dan hasil investasi yang diperkenankan lainnya. II. AKUNTANSI UNTUK LSM 2.1 Sistem Akuntansi Pada LSM Psak No. 45 Tentang Standar Akuntansi Untuk Entitas Nirlaba Pertanggungjawaban keuangan terhadap segala aktivitas pada semua organisasi LSM adalah PSAK No. 45 mengenai pelaporan keuangan organisasi nirlaba.Organisasi itu memperoleh sumber daya dari lembaga donor dan para penyumbang lainnya. Para pengguna laporan keuangan organisasi nirlaba, dalam hal ini LSM, memiliki kepentingan bersama yang tidak berbeda dengan organisasi bisnis, yakni untuk menilai: 1. Jasa yang diberikan oleh LSM dan kemampuannya untuk terus memberikan jasa tersebut. 2. Cara pengelolah pelaksaan dan pertanggungjawabannya. 3. Aspek kinerja pengelolaan. Laporan keuangan dapat menyediakan informasi kepada pemakainya ,seperti: a. Menidentifikasikan apakah sumber daya telah didapatkan dan digunakan sesuai dengan anggaran yang ditetapkan.b. Mengidentifikasi apakah sumber daya telah didapatkan dana digunakan sesuai dengan persyaratan, termasuk data keuangan yang ditetapkan oleh pengambil kebijakan di masing-masing LSM.Untuk mencapai tujuannya, laporan keuangan LSM harus disusunatas dasar akrual. Laporan keuangan LSM yang disusun atasdasar akrual akan memberikan informasi kepada pemakai tidak hanyatransaksi masa lalu yang melibatkan penerimaan dan pembayaran kas di masadepan serta sumber daya yang mempresentasikan kas yang akan diterima dimasa depan. Oleh karena itu, laporan keuangan LSM menyediakan jenistransaksi masa lalu dan peristiwa lainnya yang paling berguna bagi pemakaidalam pengambilan keputusan. Laporan Keuangan LSM biasanya disusun atas dasar kelangsunganusaha organisasi LSM dan dalam melanjutkan usahanya di masa depan. Olehkarena itu, organisasi ini diasusikan tidak bermaksud atau berkeinginanmelikuidasi atau mengurangi secara material skala pelayanannya. Laporan keuangan organisasi nirlaba meliputi laporan posisi keuangan padaakhir periode laporan, laporan aktivitas, serta laporan arus kas untuk suatuperiode pelaporan.Tujuan laporan posisi keuangan adalah untuk menyediakan informasimengenai aktiva, kewajiban dan aktiva bersih, serta informasi mengenaihubungan diantara unsur-unsur tersebut pada waktu tertentu. Informasi dalamlaporan posisi keuangan yang digunakan bersama pengungkapan daninformasi dalam laporan keuangan lainnya, dapat membantu parapenyumbang, anggota organisasi, kreditor, dan pihak-pihak lain yang menilai: 1. Kemampuan organisasi untuk memberikan jasa secara berkelanjutan, 2. Likuiditas, Fleksibilitas keuangan, kemampuan untuk memenuhi kewajibannya, dan kebutuhan pendanaan eksternal Laporan posisi keuangan mencakup organisasi secara keseluruhan dan menyajikan total aktiva, kewajiban, dan aktiva bersih. Laporan posisi keuangan menyediakan informasi yang relevanmengenai likuiditas, fleksibitas keuangan, dan hubungan antara aktiva sertakewajiban. Informasi tersebut, pada umumnya disajikan denganmencatumkan aktiva yang memiliki karakteristik yang serupa dalam suatukelompok yang relative homogen. Informasi tentang likuiditas diberikan dengan cara:1. Menyajikan aktiva berdasarkan urutan likuiditas dan kewajiban berdasarkan jatuh tempo.2.Mengelompokan aktiva ke dalam lancar dan tidak lancar serta kewajiban ke dalam jangka pendek dan jangka panjang.3.Mengungkapkan informasi mengenai likuiditas aktiva atau saat jatuh tempo kewajiban termasuk pembatasan penggunaan aktiva, pada catatan atas laporan keuangan.Laporan posisi keuangan menyajikan jumlah masing-masingkelompok aktiva bersih berdasarkan ada atau tidaknya pembatasan olehpenyumbang, yaitu terikat secara permanen, terikat secara temporer, dantidak terikat. Informasi mengenai sifat dan jumlah dari pembatasanpermanen atau temporer diungkapkan dengan cara menyajikan jumlahtersebut dalam laporan keuangan, atau dalam catatan dalam laporankeuangan. Pembatasan permanen terhadap : (1) aktiva, seperti tanah ataukarya seni yang disumbangkan untuk tujuan tertentu, untuk dirawat dantidak untuk dijual, atau (2) aktiva yang disumbangkan untuk investasiyang mendatangkan pendapatan secara permanen dapat disajikan sebagaiunsure terpisah dalam kelompok aktiva bersih yang penggunaannyadibatasi secara permanen, atau disajikan dalam catatan atas laporankeuangan. Pembatasan permanen atas kelompok ke dua tersebut berasaldari Hibah atau wakaf dan warisan yang menjadi dana abadi. Pembatasan temporer terhadap: (1) sumbangan berupa aktivitasoperasi tertentu, (2) investasi untuk jangka waktu tertentu, (3) penggunaanselama periode tertentu di masa depan, atau (4) perolehan aktiva tetap,dsapat disajikan sebagai unsur terpisah dalam kelompok aktiva bersihyang penggunaannya dibatasi secara temporer, atau disajikan dalamcatatan atas laporan keuangan. Pembatasan temporer oleh penyumbang Laporan aktivitas menyajikan keuntungan dan kerugian yang diakui dari investasi dan aktiva lain (kewajiban) sebagai penambah atau pengurang aktiva bersih tidak terikat, kecuali jika penggunaannya dibatasi.5. Klasifikasi pendapatanm, beban, keuntungan, dan kerugian dalam kelompok aktiva bersih tidak mengatur peluang adanya klasifikasi tambahan dalam laporan aktivitas. Laporan arus kas, Tujuan utama laporan arus kas adalah menyajikan informasi mengenaipenerimaan dan pengeluaran kas selama suatu priode. Laporan arus kas disajikan sesuai PSAK 2 tentang laporan arus kas dengantambahan berikut ini: 2.1.2 Aktivitas pendanaan : a) Penerimaan kas dari penyumbang yang penggunaannya dibatasi untuk jangka panjang. b) Penerimaan kas dari sumbangan dan pengembalian investasi yang penggunaannya dibatasi untuk perolehan, pembangunan, dan pemeliharaan aktiva tetap, atau peningkatan dana abadi. c) Bunga dan deviden yang dibartasi oleh pengguna untuk jangka panjang.2. Pengungkapan informasi mengenai aktivitas investasi dan pendanaan non kas, sumbangan berupa bangunan atau aktiva investasi.a.Aktifitas investasi.Meliputi pemberian dan penagiahan pinjaman, pembelian atau pewakafan tanah, gedung, dan peralatanny, yakni aktiva yang digunakan untuk menyelenggarakan pelayanan bagi masyarakat.b.Aktivitas pembiayaan atau pendanaan.
Aktivitas ini meliputi perolehan sumber daya, pemeberian layanan kepada masyarakat, peminjaman uang atau membantu masyarakat yang memerlukan dan membayar kembali jumlah yang dipinjam, perolehan dan pembayaran sumber sumber lainnya. Unsur-unsur laporan keuangan: 1. Posisi keuangan 2. Aktiva 3. Kewajiban4. Ekuitas5. Kinerja6. Penghasilan7. Beban .Karakteristik kualitasti laporan keuangan LSM Dapat dipahami, Relevan, Materialitas, Keandalan atau realibilitas, Penyajian judul, Substansi mengungguli bentuk, Netralitas, Pertimbangan sehat, Kelengkapan, Dapat dibandingkan.
2.2 Siklus Akuntansi Keuangan LSM Siklus akuntansi merupakan sistematika pencatatan transaksikeuangan, peringkasannya dan pelaporan keuangan.. Siklus akuntansi adalah suatu proses penyedia laporan keuanganorganisasi selama suatu periode tertentu. Siklus akuntansi dapat dibagi menjadipekerjaan yang dilakukan selama periode tersebut, yaitu penjurnalan akuntansidan pemindahbukuan kedalam buku besar, serta penyiapan laporan keuangan padaakhir peride.Pekerjaan yang dilakukan pada akhir periode adalah mempersiapkanakun untuk mencatat transaksi-transaksi pada periode selanjutnya. 2.3 Alur Proses Siklus Akuntansi Proses akuntansi a. Pencatatan dan penggolongan (dalam jurnal) b. Peringkasan (dalam akun-akun buku besar) c. Penyajian dalam bentuk laporan keuangan, yaitu laporan posisi keuangan/ neraca, laporan arus kas, dan laporan aktivitas LSM
2.4 Laporan Keuangan Dan Komponennya Laporan keuangan adalah hasil akhirnya dari proses akuntansi, yangmenyajikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan oleh berbagaipihak yang berkepentingan. Laporan keuangan mengabarkan tentang pencapaiankinerja program dan kegiatan, kemajuan realisasi pencapaian target pencatatan,realisasi penyerapan belanja, dan realisasi pembiayaan. Beberapa komponenlaporan keuangan yang sering tampil di surat kabar, yaitu neraca, laporan labarugi, laporan perubahan modal, dan laportan arus kas yang dilengkapi oleh catatanatas laporan keuangan, seperti pada laporan tahunan dan prospectus. 2.5 Penerapan Sistem Akuntansi Biaya LSM Definisi Akuntansi Biaya LSM Akuntansi mendefinisikan biaya sebagai sumber daya yang dikorbankanuntuk mencapai tujuan tertentu. Pengorbanan ini biasanya di ukur sebagai jumlahmoneter yang harus di bayarkan untuk mendapatkan barang dan jasa.Sedangkan akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolonga, peringkasan,dan penyajian biaya pembuatan produk atau jasa serta penjualannya dengan cara-cara dan penafsiran terhadapnya. Proses akuntansi biaya ditujukan untukmemenuhi kebutuhan pemakai dalam organisasi .Siklus akuntansi biaya lsm sangat dipengaruhi oleh siklus kegiatan LSM tersebut.Siklus kegiatan LSM dimulai dengan pembelian barang atau peralatandan jasa berdasarkan kegiatan program yang telah ditentukan.Tujuan akuntansibiaya adalah untuk menyajikan informasi biaya yang telah digunakan untukmembeli barang atau peralatan serta pelaksaan program LSM tersebut.
2.6 Anggaran LSM Anggaran dapat diinterpretasikan sebagai paket pernyataan perkiraan penerimaan dan pengeluaran yang diharapkan akan terjadi selama satu atau beberapa periode mendatang. Prosedur rencana anggaran biaya (RAB) Pertama buatlah daftar rincian biaya dengan akurat. Kemudian pisah- pisahkan menjadi item-item yang berbeda, seperti: gaji, biaya sewa, material, transportasi, komunikasi, peralatan, pelatihan, dan publikasi. Perhitungan lebih detail harus ada, jika donaturnya memintanya, dan memasukan biaya operasional dalam proposal proyek 3. Biaya standar Biaya standar adalah biaya yang ditentukan di muka, yaitu jumlah biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk membiayai kegiatan tertentu dengan asumsi kondisi ekonomi, efisiensi, dan factor-faktor lainnya. 4. Manfaat biaya standar Biaya standar akan membantu penyusunan anggaran belanja program atau kegiatan bagi lembaga yang bersangkutan ini berarti biaya standar sangat berpengaruh terhadap proses pengambilan kebijakan, pengelolah lembaga, khususnya dalam proses penganggaran. 5. Analisis biaya volume laba pada LSM Sebagai lembaga non profit, LSM tidak mengenal istilah laba. Namun dalam hal ini analisis biaya volume laba atau Cost Volume Profit analisis (CVP analysis) digunakan untuk membantu LSM agar tidak mengalami masalah biaya dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan program
2.7 Laporan Biaya LSM Dalam siklus pengendalian manajemen organisasi sector public, fase setelahpenganggaran adalah pelaksanaan dan penganggaran. Laporan biaya LSMdirancang untuk melakukan apa yang sedang terjadi dengan biaya pelaksaankegiatan LSM. Namun beberapa laporan tidak selalu mengarah pada kegiatan.Informasi ini berisi laporan yang berasal dari catatan akuntansi berupa penerimaan dan pembiayaan.
III. AKUNTANSI UNTUK YAYASAN 3.1 KARAKTERISTIK DAN LINGKUNGAN YAYASAN 3.1.1 Pengertian Dan Ruang Lingkup Yayasan Menurut UU No. 16 Tahun 2001, sebagai dasar hukum positif yayasan, pengertian yayasan adalah badan hukum yang kekayaannya terdiri dari kekayaan yang dipisahkan dan diperuntukkan untuk mencapai tujuan tertentu dibidang sosial, keagamaan, dan kemanusiaan. Yayasan dapat melakukan kegiatan usaha untuk menunjang pencapaian maksud dan tujuannya dengan cara mendirikan badan usaha dan/atau ikut serta dalam suatu badan usaha. Yayasan berbeda dengan perkumpulan karena perkumpulan pengertian yang lebih luas, yaitu meliputi suatu persekutuan, koperasi, dan perkumpulan saling menanggung. Selanjutnya, perkumpulan terbagi atas 2 jenis, yaitu: a) Perkumpulan yang berbentuk badan hukum, seperti PT, Koperasi, dan perkumpulan saling menanggung. b) Perkumpulan yang tidak berbentuk badan hukum, seperti persekutuan perdata, CV, dan Firma. Dilain pihak, yayasan merupakan bagian dari perkumpulan yang berbentuk badan hukum dengan pengertian yang dinyatakan dalam pasal 1 Butir 1 UU No 16 Tahun 2001 tentang yayasan, yaitu suatu badan hukum yang kekayaannya terdiri dari kekayaan yang dipisahkan untuk mencapai tujuan tertentu di bidang sosial, keagamaan, dan kemanusiaan dengan tidak mempunyai anggota.
3.2 Akuntanbilitas Yayasan Pemakai laporan keuangan yayasan memiliki kepentingan bersama, yaitu untuk menilai : a) Jasa yayasan dan kemampuan yayasan untuk memberikan jasa secara berkesinambungan. b) Mekanisme pertanggungjawaban dan aspek kinerja pengelola. Kemampuan yayasan dalam mengelola jasa dikomunikasikan melalui laporan posisi keuangan, dimana informasi mengenai aktiva, kewajiban, aktiva bersih, dan informasi mengenai hubungan diantara unsur-unsur tersebut, akan disampaikan. Laporan ini harus menyajikan secara terpisah aktiva bersih baik yang terikat maupun yang tidak terikat penggunaannya. Pertanggungjawaban pengelola yayasan tentang hasil pengelolaan sumber daya yayasan disajikan melalui laporan aktifitas akan dan laporan arus kas. Laporan aktifitas akan menyajikan informasi mengenai perubahan yang terjadi dalam kelompok aktiva bersih. Tujuan utama laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang relevan dalam memenuhi kepentingan para penyumbang, anggota pengelola, kreditur, dan pihak lain yang menyediakan sumber daya bagi yayasan. Pengelola yayasan perlu mengembangkan keahlian dasar tentang manajemen keuangan. Dalam suatu yayasan, tugas lainnya adalah mengelola keuangan yang secara jelas merupakan tugas yang sulit. Keahlian dasar dalam manajemen keuangan mulai dari bidang kritis manajemen kas dan pembukuan, harus dilakuakan sesuai dengan kontrak keuangan tertentu untuk memastikan keterpaduan proses pembukuan. Pengelola yayasan sebaiknya mempelajari bagaimana menyusun laporan keuangan (dari jurnal pembukuan) dan menganalisis laporan tersebut agar dapat memahami kondisi keuangan dari aktivitas yayasan tersebut dengan benar. Analisis keuangan akan memperlihatkan realitas keadaan aktifitas yayasan sebagaimana yang terlihat dalam manajemen keuangan sebagai salah satu dari sebagian besar praktek penting dalam manajemen.
3.3 Pengendalian Keuangan Sistem pengendalian keuangan (akuntansi) adalah serangkaian prosedur yang melindungi praktek manajemen secara umum maupun dari segi keuangan. Prosedur pengendalian akuntansi bertujuan agar : 1. Informasi keuangan reliable (dapat dipercaya) sehingga pengelola dapat memperoleh informasi yang akurat untuk perencanaan program dan keputusan lainnya. 2. Aktiva dan catatan-catatan organisasi tidak dicuri, disalahgunakan, atau dirusak dengan sengaja. 3. Kebijakan-kebijakan yayasan diikuti. 4. Peraturan-peraturan pemerintah terpenuhi. Langkah pertama dalam pengembangan sistem pengendalian akuntansi yang efektif adalah mengidentifikasi bidang dimana penyalahgunaan atau kesalahan-kesalahan sangat mungkin terjadi. Beberapa akuntan akan memberikan checklist (daftar pengecekan) menyangkut bidang dan pertanyaan tentang waktu perencanaan sistem. Price Waterhouses booklet, Effective Internal Accounting Control for Nonprofit Organizations : A Guide for Directors and Management, memasukkan bidang dan tujuan pengembangan sistem pengendalian akuntansi yang efektif. Sistem pengendalian akuntansi diperlukan untuk memastikan pencatatan yang tepat atas barang yang didermakan, sumbangan, dan penerimaan lainnya. Laporan keuangan dan pengembalian informasi harus dicatat secara akurat dan tepat waktu, serta memenuhi peraturan pemerintah lainnya.
3.4 Audit Yayasan Audit adalah proses pengujian keakuratan dan kelengkapan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan yayasan. Proses pengujian ini akan memungkinkan akuntan publik independen yang bersertifikasi mengeluarkan suatu pendapat atau opini mengenai seberapa baik laporan keuangan yayasan mewakili posisi keuangan yayasan, dan apakah laporan keuangan tersebut memenuhi prinsip-prinsip akuntansi yang berterima umum atau Generally Accepted Accounting Principles (GAAP). GAAP ditetapkan oleh the American Institute of Certified Public Accountants (AICPA). Anggota dewan pengurus, staf, dan sanak kelurganya tidak dapat melakukan audit, karena hubungan kekeluargaan dengan yayasan akan mempengaruhi independensi auditor. Diindonesia, permasalahan agen audit sektor publik merupakan hal yang serius. Ini berarti kejelasan tentang peristilahan perlu dilakukan sebelum membahas audit dan pengawasan. Dalam buku ini, istilah auditor merupakan sebutan bagi seseorang yang melakukan pemeriksaan eksternal disektor publik, seperti Badan Pemeriksa Keuangan dan Kantor Akuntan Publik. Disisi lain, peristilahan pegawas digunakan untuk sebutan auditor internal. Saat ini, auditor internal yang ada dalam pemerintahan seperti Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan, Inspektur Jendral, dan Badan Pengawas Daerah, selalu dikaitkan dengan peristilahan pengawas. Diyayasan, pengawas ditunjuk oleh dewan pengurus, yang bisa berasal dari staf bagian keuangan atau bendahara dewan pengurus. Dalam audit, penetapan tujuan perlu dimulai untuk menentukan jenis audit apa yang akan dilaksanakan serta standar audit apa yang harus diikuti oleh auditor. Audit dapat mempunyai gabungan tujuan dari audit keuangan dan audit kinerja, atau dapat juga mempunyai tujuan yang terbatas pada beberapa aspek dari masing-masing jenis audit. Misalnya, dalam pelaksanaan audit atas kontrak pemborongan pekerjaan atau atas bantuan Pemerintah kepada yayasan atau badan hokum lainnya; tujuan audit yang demikian sering kali mencakup baik tujuan audit keuangan maupun tujuan audit kinerja. Audit semacam ini umumnya disebut audit kontrak, yang contohnya adalah audit atas pelaksanaan sistem pengendalian internal, atas masalah yang berkaitan dengan ketaatan pada peraturan perundang-undangan, atau atas suatu sistem berbasis computer.