Anda di halaman 1dari 3

Pendahuluan

Salah satu penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan di dunia adalah
Malaria. Malaria merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit plasmodium yang
hidup dan berkembang biak dalam sel darah merah manusia yang ditularkan melalui nyamuk
anopheles betina (Hyukkie, 2013). Malaria berkembang di negara yang memiliki iklim tropis dan
sub tropis khusunya Indonesia. Sifat penyebaran yang luas serta potensi untuk menginfeksi yang
tinggi menyebabkan penyakit ini sulit untuk dikendalikan. Seperti kebanyakan penyakit tropis
lainnya, malaria merupakan penyebab utama kematian di Negara berkembang. Setiap tahun lebih
dari 500 juta penduduk dunia terinfeksi malaria dan lebih dari 1.000.000 orang meninggal dunia
(Wardah, 2013). Kasus malaria di Indonesia banyak terjadi pada wilayah bagian timur seperti
Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, Sulawesi dan Nusa Tenggara. Selain itu banyak
pula terdapat Negara lain seperti di Afrika serta beberapa negara Asia, Amerika Latin, Timur
Tengah dan beberapa Negara Eropa.
Pada laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2012 menyatakan bahwa pada
tahun 2009 mencapai 145 juta kasus, sedangkan pada 2010 menurun menjadi 66 juta pada 2012.
Walaupun tercapai kemajuan pengurangan kasus malaria di berbagai Negara, Namun kurangnya
persiapan dalam mengantisipasi kembali terjadinya kasus malaria dapat menyebabkan penyakit
malaria marak kembali (Meow, 2012). Persiapan tersebut dapat berupa dana, sarana prasarana,
pengadaan obat malaria, dan persiapan lainnya. Pengadaan obat yang dapat menyembuhkan
secara total dirasa sangat perlu dipersiapkan, mengingat proses infeksi yang berlangsung cepat
dan sifat parasit yang dapat dengan berkembang dan berevolusi menjadi jenis lainnya.
Proses pengadaan Obat malaria sendiri belum dapat ditemukan yang efek terapinya
langsung menyembuhkan secara total. Namun hanya menghentikan akitivitas parasit yang
sifatnya sementara, ketika parasit tersebut berevolusi maka obat tersebut tidak mampu lagi
menghentikannya karena parasite menjadi resisten. Bahkan menurut WHO malaria di Asia
tenggara semakin kebal terhadap obat (Anonim, 2012). Berdasarkan latar belakang tersebut
maka dilakukanlah pencarian kandidat obat antimalaria sebagai inhibitor parasit plasmodium
menggunakan metode virtual screening dengan bantuan komputer. Metode virtual screening
adalah metode proses penseleksian jutaan senyawa kimia yang terdapat di berbagai basis data
berdasarkan efektifitasnya sebagai inhibitor parasit plasmodium menggunakan perhitungan
komputasi. Melalui proses virtual screening dihasilkan beberapa senyawa kimia yang berpotensi
sebagai inhibitor akan diseleksi sifat fisiko-kimianya agar kemudian dapat diuji secara in vivo
dan invitro (Tejo, 2014).

Daftar pustaka

Wardah, Fathiyah. 2013. Kasus Malaria Di Indonesia Masih Tinggi. [Online]. Tersedia di:
http://www.voaindonesia.com/content/kasus-malaria-di-indonesia-masih-tinggi/1648507.html.
Diakses tanggal 09 Agustus 2014.

Hyukkie, Dias. 2013. Malaria Epidemilogi. [Online]. Tersedia Di
http://www.academia.edu/5310277/Makalah_malaria_epm. Diakses tanggal 09 Agustus 2014.

Meow. 2012. Malaria Masih Mengancam. [Online]. Tersedia di:
http://www.voaindonesia.com/content/who-malaria-masih-mengancam/1569421.html. Diakses
tanggal 09 Agustus 2014.

Anonim, 2012. Malaria Di Asia Tenggara Semakin Kebal Terhadap Obat. [Online]. Tersedia
di: http://www.voaindonesia.com/content/who-malaria-di-asia-tenggara-semakin-kebal-
terhadap-obat/1536990.html. Diakses tanggal 09 Agustus 2014.

Tejo.A, Bimo. 2014. Penemuan Kandidat Obat Baru Untuk Demam Berdarah Dengue
Melalui Metode Virtual Screening. [Online]. Tersedia di:
http://www.suryaresearch.com/research-detail/penemuan-kandidat-obat-baru-untuk-demam-
berdarah-dengue-melalui-metode-virtual-screening/14/76. Diakses tanggal 09 Agustus 2014.

Anda mungkin juga menyukai