Anda di halaman 1dari 12

1

ANALISA STRATEGI, SITUASI, DAN KONDISI PENDIDIKAN


KARAKTER BANGSA MELALUI ILMU PENGETAHUAN
KEDOKTERAN, KESEHATAN/ PERAN DOKTER TERHADAP PASIEN,
DIRI SENDIRI, RUMAH SAKIT DAN TEMAN SEJAWAT DENGAN
STUDI KASUS DI KABUPATEN BOGOR

ASAL MUASAL NAMA BOGOR
Nama Bogor menurut berbagai pendapat bahwa kata Bogor berasal dari kata
Buitenzorg nama resmi dari Penjajah Belanda. Pendapat lain berasal dari kata Bahai yang
berarti Sapi, yang kebetulan ada patung sapi di Kebun Raya Bogor. Sedangkan pendapat ketiga
menyebutkan Bogor berasal dari kata Bokor yang berarti tunggul pohon enau (kawung).
Dalam versi lain menyebutkan nama Bogor telah tampil dalam sebuah dokumen tanggal 7 April
1952, tertulis Hoofd Van de Negorij Bogor yang berarti kurang lebih Kepala Kampung Bogor,
yang menurut informasi kemudian bahwa Kampung Bogor itu terletak di dalam lokasi Kebun
Raya Bogor yang mulai dibangun pada tahun 1817. Asal mula adanya masyarakat Kabupaten
Bogor, cikal bakalnya adalah dari penggabungan sembilan Kelompok Pemukiman oleh Gubernur
Jendral Baron Van Inhof pada tahun 1745, sehingga menjadi kesatuan masyarakat yang
berkembang menjadi besar di waktu kemudian. Kesatuan masyarakat itulah yang menjadi inti
masyarakat Kabupaten Bogor.

SEJARAH PEMERINTAHAN
1. Kehidupan Awal
Pada tahun 1745, cikal bakal masyarakat Bogor semula berasal dari sembilan kelompok
pemukiman digabungkan oleh Gubernur Baron Van Inhof menjadi inti kesatuan masyarakat
Kabupaten Bogor. Pada waktu itu Bupati Demang Wartawangsa berupaya meningkatkan kualitas
lingkungan hidup dan kesejahteraan rakyat yang berbasis pertanian dengan menggali terusan dari
Ciliwung ke Cimahpar dan dari Nanggewer sampai ke Kalibaru/Kalimulya. Penggalian untuk
membuat terusan kali dilanjutkan di sekitar pusat pemerintahan, namun pada tahun 1754 pusat
pemerintahannya terletak di Tanah Baru kemudian dipindahkan ke Sukahati (Kampung Empang
sekarang).
Terdapat berbagai pendapat tentang lahirnya nama Bogor itu sendiri. Salah satu pendapat
menyatakan bahwa nama Bogor berasal dari kata Bahai atau Baqar yang berarti sapi dengan
alasan terdapat bukti berupa patung sapi di Kebun Raya Bogor.
2

Pendapat lainnya menyebutkan bahwa nama Bogor berasal dari kata Bokor yang berarti
tunggul pohon enau (kawung). Pendapat di atas memiliki dasar dan alasan tersendiri diyakini
kebenarannya oleh setiap akhlinya. Namun berdasarkan catatan sejarah bahwa pada tanggal 7
April 1752 telah muncul kata Bogor dalam sebuah dokumen dan tertulis Hoofd Van de Negorij
Bogor, yang berarti kepala kampung Bogor. Pada dokumen tersebut diketahui juga bahwa kepala
kampung itu terletak di dalam lokasi Kebun Raya itu sendiri mulai dibangun pada tahun 1817.
2. Masa Kerajaan
Perjalanan sejarah Kabupaten Bogor memiliki keterkaitan yang erat dengan zaman kerajaan yang
pernah memerintah di wilayah tersebut. Pada empat abad sebelumnya, Sri Baduga Maharaja dikenal
sebagai raja yang mengawali zaman kerajaan Pajajaran, raja tersebut terkenal dengan 'ajaran dari leluhur
yang dijunjung tinggi yang mengejar kesejahteraan'. Sejak saat itu secara berturut-turut tercatat dalam
sejarah adanya kerajaan-kerajaan yang pernah berkuasa di wilayah tersebut, yaitu :

1. Kerajaan Taruma Negara, diperintah oleh 12 orang raja. Berkuasa sejak tahun 358 sampai dengan
tahun 669.
2. Kerajaan Galuh, diperintah oleh 14 raja. Berkuasa sejak 516 hingga tahun 852.
3. Kerajaan Sunda, diperintah oleh 28 raja. Bertahta sejak tahun 669 sampai dengan tahun 1333.
Kemudian dilanjutkan Kerajaan Kawali yang diperintah oleh 6 orang raja berlangsung sejak
tahun 1333 hingga 1482.
4. Kerajaan Pajajaran, berkuasa sejak tahun 1482 hingga tahun 1579. Pelantikan raja yang terkenal
sebagai Sri Baduga Maharaja, menjadi satu perhatian khusus. Pada waktu itu terkenal dengan upacara
Kuwedabhakti, dilangsungkan tanggal 3 Juni 1482. Tanggal itulah kiranya yang kemudian ditetapkan
sebagai hari Jadi Bogor yang secara resmi dikukuhkan melalui sidang pleno DPRD Kabupaten
Daerah Tingkat II Bogor pada tanggal 26 Mei 1972.










3

LAMBANG KABUPATEN BOGOR

BAGIAN INTI

Kujang, jenis senjata tradisional masyarakat Sunda yang identik dengan


keberanian dan keagungan Sunda di masa lampau. Kujang melambangkan
keperwiraan yang berarti gambaran masyarakat Bogor yang memiliki sifat tak
gentar dalam menegakkan kebenaran.

Pakujajar, merupakan lambang keteguhan yang selalu menjadi gema tradisi bagi
kerajaan Pajajaran yang pernah berpusat di Bogor. Pakujajar ini melambangkan
keteguhan dalam mempertahankan tradisi dengan segala kepribadiannya dan
nilai-nilai positif sebagai wujud nyata melestarikan budaya bangsa.

Harupat, yang berarti sagar/ruyung, sebagai gagang (perah) kujang merupakan


perlambang keterikatan Kabupaten Bogor dengan sejarah asal-usul nama Bogor
yang berarti Kawung. Harupat juga bermakna sesuatu yang kuat, kokoh, simbol
kekokohan masyarakat Bogor dalam mempertahankan jati diri.
BAGIAN TENGAH

Puncak Gunung (Meru), pada bagian tengah menunjukkan Gunung Salak dan
Gunung Pangrango yang secara geografis keduanya merupakan patok batas
wilayah Kabupaten Bogor di sebelah selatan. Puncak Gunung melambangkan
tujuan atau cita-cita yang tinggi. Dua puncak gunung yang berbeda tingginya
menggambarkan anak tangga menuju tujuan atau cita-cita.

Aliran Sungai, dua aliran sungai yang mengapit anda (telur) melambangkan
Sungai Ciliwung dan Cisadane mengapit Bogor. Aliran sungai mempunyai makna
filosofis yang melambangkan kesuburan. Sungai Ciliwung dan Cisadane memiliki
arti yang strategis bagi pembangunan pertanian di Kabupaten Bogor.

Anda (telur), yang di dalamnya terdapat Kujang, harupat, pakujajar dan warna
putih melambangkan awal atau inti kehidupan yang ditandai oleh kesucian.

Segitiga Samasisi, membingkai gunung dan sungai yang menjadi sumber


kehidupan bagi masyarakat, bermakna keutamaan. Melambangkan bahwa
kesuburan dan kekayaan alam harus diolah dan dimanfaatkan dengan landasan
nilai-nilai keutamaan agar memperoleh kemaslahatan.
4


BAGIAN LUAR

Lingkaran, melambangkan kesempurnaan. Artinya perjuangan hidup haruslah ditujukan
kearah kesempurnaan lahir dan bathin tanpa cacat seperti lingkaran penuh yang merupakan
proyeksi sebuah pola bumi tempat hidup manusia.
PERISAI

Tiga sudut dalam perisai melambangkan tiga komponen yang menentukan kesejahteraan umat di
suatu kawasan/Negara yang disebut dengan Trinangtung di Bumi yaitu masyarakat, ulama,
cendikiawan dan pemerintahan (Umaro).

Tiga garis sisi membentuk perisai, melambangkan tiga hal yaitu iman, ilmu dan amal yang
merupakan benteng kehidupan umat.

Perisai yang bertuliskan motto juang TEGAR BERIMAN pada bagian bawahnya melambangkan
tameng dan benteng yang mampu menjamin keamanan, ketentraman dan kenyamanan hidup
lahir dan bathin berupa keimanan yang kuat terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
MAKNA WARNA

Hitam dan putih, keduanya melambangkan perjuangan hidup; Putih melambangkan kesucian,
kebenaran dan kebersihan sedangkan hitam melambangkan kebathilan atau kesuraman.

Kuning, merupakan warna emas, melambangkan kejayaan dan kebesaran.

Hijau, digunakan sebagai warna dasar mengandung makna kesuburan. Bagi orang Sunda, hijau
berarti subur.

Biru, merupakan warna yang menimbulkan kesan keindahan, Seperti laut biru, gunung yang
membiru. Karena itu biru melambangkan keindahan. Lambang ini bermakna bahwa Bogor
sebagai daerah wisata alam memiliki keindahan alam yang mempesona.

ARTI RANGKAIAN KATA

PRAYOGA TOHAGA SAYAGA, Prayoga berarti Utama, Tohaga berarti Kokoh dan kuat, Sayaga
berarti sedia, siap siaga. Prayoga Tohaga Sayaga mengandung makna pendirian dan
perjuangan masyarakat Kabupaten Bogor hendaknya selalu mengutamakan kekokohan, kuat
pada pendirian dan perjuangannya serta selalu siap siaga menghadapi berbagai tantangan
dalam mencapai cita-cita, mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila.

KUTA UDAYA WANGSA, Kuta berarti Kota, Udaya berarti fajar, kebangkitan atau pembangkit,
Wangsa berarti bangsa atau suku bangsa. Ketiga kata tersebut mengandung makna bahwa
Kabupaten Bogor dengan dukungan masyarakatnya hendaklah menjadi pembangkit dan pusat
kebangkitan bagi perjuangan pembangunan untuk memperoleh kemajuan dan kemakmuran
bangsa.

TEGAR BERIMAN, Akronim dari Tertib, Segar, Bersih, Indah, Mandiri, Aman dan Nyaman. Tegar
Beriman menggambarkan kondisi masyarakat dan lingkungan alam daerah yang terbentuk oleh
perilaku dan usaha masyarakatnya dengan landasan iman yang kokoh. Hal ini juga merupakan
perwujudan dari Prayoga Tohaga Sayaga dan Kuta Udaya Wangsa. TEGAR BERIMAN
merupakan motto juang Kabupaten Bogor yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah
Nomor 2 tahun 1995. Perisai yang bertuliskan motto juang TEGAR BERIMAN pada bagian
bawahnya melambangkan tameng dan benteng yang mampu menjamin keamanan, ketentraman
dan kenyamanan hidup lahir dan bathin berupa keimanan yang kuat terhadap Tuhan Yang Maha
Esa.
5


SITUASI GEOGRAFIS


Letak Geografis

Koordinat : 618'0'' - 647'10'' LS dan 10623'45'' - 10713'30'' BT

Luas Wilayah : 298.838.304 Ha
Batas Administrasi :
Utara: Kota Tangerang Selatan, Kabupaten Tangerang, Kota Depok, Kabupaten Bekasi,
Kota Bekasi
Timur : Kabupaten Cianjur, Kabupaten Karawang, Kabupaten Purwakarta
Selatan : Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Cianjur
Barat : Kabupaten Lebak
Tengah : Kota Bogor

Kabupaten Bogor memiliki tipe morfologi wilayah yang bervariasi, dari dataran yang relatif
rendah di bagian utara hingga dataran tinggi di bagian selatan, yaitu sekitar 29,28% berada pada
ketinggian 15-100 meter di atas permukaan laut (dpl), 42,62% berada pada ketinggian 100-500
meter di atas permukaan laut (dpl), 19,53% berada pada ketinggian 500-1.000 meter dpl, 8,43%
berada pada ketinggian 1.000 2.000 meter dpl dan 0,22% berada pada ketinggian 2.000 2.500
meter dpl.
Selain itu, Kabupaten Bogor sebagian besar berupa dataran tinggi, perbukitan dan pegunungan
dengan batuan penyusunnya didominasi oleh hasil letusan gunung, yang terdiri dari andesit, tufa
dan basalt. Gabungan batu tersebut termasuk dalam sifat jenis batuan relatif lulus air.
6

Kemampuannya meresap air hujan tergolong besar. Jenis pelapukan batuan ini relatif rawan
terhadap gerakan tanah bila mendapatkan siraman curah hujan yang tinggi.
Selanjutnya, jenis tanah penutup didominasi oleh material vulkanik lepas agak peka dan
sangat peka terhadap erosi, antara lain latosol, aluvial, regosol, podsolik dan andosol. Oleh
karena itu, beberapa wilayah rawan terhadap tanah longsor.

PEMERINTAHAN
Dalam melaksanakan tata pemerintahan, Kabupaten Kotabaru membentuk Satuan Kerja
Perangkat Daerah yang terdiri dari:
1. Sekretariat DPRD
2. Sekretariat Daerah
3. Sekretariat Daerah Bagian Perundang-undangan
4. Sekretariat Korpri
5. Inspektorat
6. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
7. Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan
8. Badan Lingkungan Hidup
9. Badan Perizinan Terpadu
10. Badan Pemberdayaan Masyarakat Pemerintah Desa
11. Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana
12. Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan
13. Badan Penanggulangan Bencana Daerah
14. Satuan Polisi Pamong Praja
15. Dinas Komunikasi dan Informasi
16. Dinas Pendidikan
17. Dinas Kesehatan
18. Dinas Pendapatan Daerah
19. Dinas Binamarga dan Pengairan
20. Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi
21. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
22. Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
7

23. Dinas Pertanian dan Kehutanan
24. Dinas Pemuda dan Olahraga
25. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
26. Dinas Tata Ruang dan Pertanahan
27. Dinas Tata Bangunan dan Pemukiman
28. Dinas Pengelolaan Keuangan dan Barang Daerah
29. Dinas Peternakan dan Perikanan
30. Dinas Kebersihan dan Pertamanan
31. Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral
32. Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan
33. RSUD Ciawi
34. RSUD Cileungsi
35. RSUD Cibinong
36. RSUD Leuwiliang
37. Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik
38. Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah
39. Kantor Layanan Pengadaan Barang / Jasa
KESEHATAN
Kabupaten Bogor telah tersedia fasilitas kesehatan sebanyak 101 Puskesmas, 73
Puskesmas pembantu, 3 RSUD, dan 1 RS Khusus. Di sektor swasta, pelayanan kesehatan dasar
dan rujukan diselenggarakan dalam bentuk dokter praktek, bidan praktek, klinik, Balai
Pengobatan Swasta dan Rumah Bersalin serta 4 RS Swasta. Fasilitas tersebut ditunjang dengan
jumlah dokter sebanyak 934 dokter umum, 180 dokter gigi dan 150 dokter spesialis. Disamping
itu telah dikembangkan pula sarana upaya kesehatan bersumber daya masyarakat. Pada saat ini
tercatat sebanyak 3.805 Posyandu dengan jumlah kader aktif 10.178 orang, 82 Pondok Bersalin
Desa (Polindes) dan 30 Pos Obat Desa (POD). Untuk menunjang pembangunan kesehatan
dengan Paradigma Sehat diperlukan berbagai tenaga kesehatan yang terampil dan profesional.
Jumlah keseluruhan tenaga kesehatan dengan berbagai keahlian yang bekerja di Kabupaten
Bogor baik di lingkungan Pemerintah maupun Swasta telah mencukupi sehingga diharapkan
dapat melaksanakan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan baik. Dalam beberapa
8

tahun terakhir ini komitmen pemerintah untuk pembiayaan kesehatan telah meningkat. Meskipun
demikian pembiayaan dari sektor swasta termasuk masyarakat merupakan porsi terbesar dari
pembiayaan kesehatan. Kontribusi dari sektor swasta dan masyarakat dalam pembiayaan
kesehatan mencapai 65 - 70 %.
PENDIDIKAN
Pada bidang pendidikan di Kabupaten Bogor telah tersedia sarana pendidikan SD Negeri
sebanyak 1.558 unit dengan jumlah guru 10.280 orang, SD swasta 82 unit dengan jumlah guru
1.398 orang, Madrasah Ibtidaiyah sebanyak 559 unit dengan jumlah ruang kelas 9.634 buah dan
guru sebanyak 9.155 orang.
Jumlah SLTP Negeri berjumlah 61 unit dengan jumlah guru 1.398 orang dan SLTP
Swasta berjumlah 437 unit dengan jumlah guru 5.447 orang. Madrasah Tsanawiyah Negeri 4
unit, Madrasah Tsanawiyah Swasta 161 unit dengan jumlah guru SLTP 4.435 orang dan
Madrasah Tsanawiyah 3.125 guru.Sementara SLTA terdapat 31 SLTA Negeri dengan jumlah
guru 933 orang dan 240 SLTA swasta dengan jumlah guru sebanyak 3.954 orang.
AGAMA
Ruang lingkup bidang agama yang akan di jelaskan dibawah ini adalah berkenaan dengan
sarana keagamaan , jumlah pemeluk agama serta aktivitas keagamaan khususnya pelaksanaan
ibadah Haji. Kegiatan umat beragama di Kabupaten Bogor semakin semarak dan telah berjalan
sebagaimana mestinya. Hal ini menunjukan adanya peningkatan penghayatan dan pengalaman
ajaran agama sebagaimana tuntunan kitabsuci dan rasulNya. Kegiatan keagamaan itu sangat
didukung pula oleh ketersediaan sarana keagamaan, berupa Masjid sebanyak 3.336, Musholla
sebanyak 4.078, Gereja khatolik sebanyak 35 dan Gereja Protestan 7 serta Pura 8 dan Vihara 24.
Jumlah penduduk berdasarkan agama yang dianut terdiri dari pemeluk agama Islam sebanyak
3.340.425 jiwa, Katolik sebanyak 20.311 jiwa, Protestan sebanyak 28.427 jiwa, Hindu sebanyak
10.150 jiwa dan pemeluk agama Budha sebanyak 20.207 jiwa.


9

Prasarana Wilayah
Prasarana wilayah adalah segala fasilitas yang menyangkut kelengkapan dasar suatu
wilayah yang sifatnya membentang dalam suatu sistim jaringan, meliputi : prasarana transportasi
darat, jaringan irigasi, jaringan listrik, jaringan telepon, jaringan air bersih, jaringan drainase,
jaringan air kotor, sedangkan persampahan, perumahan dan permukiman termasuk dalam sarana
wilayah yang sifatnya lokalitas atau berada pada suatu tempat tertentu (on the spot).
Transportasi
Panjang jalan = 1.790,060 km. Status jalan adalah jalan negara = 72,444 km (3 ruas)
dan jalan propinsi = 144,240 km (8 ruas) serta jalan kabupaten = 1.300,740 km (251
ruas). Kondisi jalan kategori baik = 428,025 km, kategori sedang = 329,510 km
kategori rusak ringan = 289,240 km, kategori rusak berat = 526,600 km.
Jembatan
Jumlah jembatan adalah 496 buah. Status jembatan sebagai berikut: jembatan negara
= 29 buah, jembatan propinsi = 134 buah, jembatan kabupaten = 281 buah, jembatan
desa = 52 buah.
Jaringan Listrik
Daya terpasang = 645.189.610 kva , KVA terjual = 1.758.483.994 kva, Jumlah
pelanggan = 322.807 pelanggan.
Terminal
Jumlah terminal yang ada yaitu 8 buah terdiri dari : trayek antar kota dalam propinsi
(AKDP) = 31 trayek jumlah angkutan = 5.370 unit dan trayek antar kota antar
propinsi (AKAP) = 6 trayek jumlah angkutan = 1.601 unit serta trayek di dalam
wilayah Kabupaten Bogor = 22 trayek jumlah angkutan = 1.876 unit.
Jaringan Drainase
Dikelompokan menjadi dua sistem jaringan yaitu: jaringan drainase alami perdesaan:
menggunakan saluran-saluran badan air yang ada (sungai dan parit/saluran) serta
jaringan drainase perkotaan: meliputi sistem saluran primer (badan air/sungai),
saluran sekunder dan tersier.
Jaringan Air Kotor
Dikelompokkan menjadi dua sistem pengelolaan yaitu: sistem jaringan (off site)
terutama dipakai untuk kegiatan industri dan rumah sakit dilakukan dengan cara
komunal atau dengan membuat alat pengolahan limbah (ipal) serta sistem on site
10

pengelolaan air kotor dari kegiatan-kegiatan perumahan dan permukiman serta
kegiatan jasa dan perdagangan dengan cara setempat (on site) berupa septic tank.
Persampahan
Timbunan sampah Kabupaten Bogor dan Kota Bogor: 6.456.891 m3/hari. Sampah
yang sudah terlayani: 1.291,39 m3/hari , sisa sampah yang tidak terlayani untuk
Kabupaten Bogor: 5.165,501 m3/hari dan Kota Bogor: 656m 3/hari. Dinas
Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Bogor: 968,54 m3/hari. Dinas Kebersihan
Kota Bogor: 1.394 m3/hari, swakelola: 322,85 m3/hari. Armada angkutan sampah
yaitu truk: 33 buah, whellloader: 2 buah, penyapu jalan: 1unit, mobil tinja: 7 buah,
mobil taman: 1 buah, tempat pembuangan akhir (TPA). Sampah yang dikelola oleh
Pemda Kabupaten Bogor dan Pemda Kota Bogor dilayani oleh 3 TPA yaitu: TPA
Pondok Rajeg di Kecamatan Cibinong: 700 m3/hari, TPA Jonggol di Kecamatan
Jonggol: 269 m3/hari, TPA Galuga di Kecamatan Cibungbulang: 1.394 m3/hari.
Perumahan Dan Permukiman
Jumlah rumah di Kabupaten Bogor sampai tahun 2005 sebanyak 1.034.135 unit
rumah dari jumlah keluarga sebanyak 913.206, dengan kondisi rumah milik sendiri
sebanyak 82.681 unit (79,46 %), rumah kontrak sebanyak 64.214 (6,21 %), rumah
sewa sebanyak 36.980 (3,58 %), rumah bebas sewa sebanyak 13.149 unit (1,27 %),
rumah dinas sebanyak 6.134 (0,59 %) dan rumah milik orang tua/saudara sebanyak
91.107 (8,81 %) serta lainnya sebanyak 870 (0,08 %).
Jaringan Air Bersih
PDAM total kapasitas terpasang = 1.074l/dt, kapasitas terpakai =1.015l/dt sisa
kapasitas = 59l/dt, total sambungan langganan = 36.568 sambungan (dari 7 cabang
pelayanan). Jumlah penduduk terlayani = 219.408 jiwa.
Jaringan Irigasi
Jumlah jaringan irigasi yang ada yaitu irigasi pemerintah = 11.588 ha, irigasi
pedesaan = 17.144 ha , saluran induk daerah irigasi =1 49,758 km, saluran
sekunder/tersier =1 01,038 km, bendung = 20 buah, pintu air = 1.336 buah, bangunan
air = 933 buah, pemerintah = 11.588 ha, pedesaan = 17.144 ha, sumber air lain: DAS
(Daerah Aliran Sungai) = 6 bh Cisedane, Ciliwung, Cidurian, Cipamingkis, Kali
Bekasi, Cimanceuri, 95 setu dan 63 buah mata air.



11

Pola Pikir





12

Daftar Pustaka
http://cuma-asal-usul.blogspot.com/2013/01/asal-usul-nama-kota-bogor.html#1vWeheT3RYIBJhVh.99

http://bogorkab.go.id/

Anda mungkin juga menyukai