Anda di halaman 1dari 14

CORRELATING THE SITE OF TYMPANIC

MEMBRANE PERFORATION WITH


HEARING LOSS
T I T U S S I B E K W E , O N Y E K W E R E G N WA O R G U
A N D T A I W O G I J A D U O L A

B M C E A R , N O S E A N D T H R O A T D I S O R D E R
2 0 0 9





LATAR BELAKANG
Besarnya ukuran perforasi membran timpani sebanding dengan
besarnya gangguan pendengaran yang dialami oleh pasien
Tidak terdapat penelitian yang menunjukan adanya korelasi antara
lokasi terjadinya perforasi membran timpani dengan gangguan
pendengaran yang diderita.
MEMBRAN TIMPANI
Batas luar telinga tengah
Berfungsi sebagai penerus impuls suara dari telinga luar ke tulang-
tulang pendengaran
Bagian atas = pars flaksida (membran sharpnell)
Bagian bawah = pars tensa (membran propria)
MEMBRAN TIMPANI
Perforasi pada membran timpani dapat
mengurangi luas permukaan membran untuk
transmisi tekanan suara, yang memungkinkan
suara untuk langsung menuju ke telinga tengah.
.
METODE
Cross sectional
Target populasi orang dewasa (usia 15 tahun ke atas)
Klinik Telinga Hidung dan Tenggorokan (THT) di
University
College Hospital (UCH) Ibadan Nigeria,
Perforasi membran timpani
Sampel: 62 pasien dengan 77 perforasi membran timpani
PENGUMPULAN DATA
Peserta(pasien) diwawancara menggunakan kuesioner
Pemeriksaan gejala klinis perforasi membran timpani
WelchAllyn compact Video Otoscope System
PENGUMPULAN DATA
Bagian perforasi ditandai dengan (P), Membran timpani utuh
dengan (T)
Dengan perhitungan persentase adalah (P/T x 100%) setiap
telinga yang diperiksa
membran timpani secara komprehensif dibagi menjadi lima
segmen:
- Anterosuperior
- Posterosuperior
- Anteroinferior
- Posteroinferior
- Central
PENGUMPULAN DATA
Tingkat pendengaran pasien dalam desibel dinilai dengan Kamplex
Audiometer diagnostik dikalibrasi pada frekuensi 250 KH, 500 KH, 1000
KH 2000 KH, 4000 KH dan 8000 masing-masing KH dalam suara akustik
. Ambang konduksi udara dan tulang akan ditentukan.
Gangguan pendengaran dihitung melalui rata-rata nada murni diambil
pada 500 Hz, 1000 Hz dan 2000 Hz untuk setiap lokasi perforasi (1
sampai 5).

Audiogram: Perforasi MT (kronis) memberikan gangguan pendengaran
campuran

Perforasi MT akut didefinisikan sebagai perforasi MT akibat trauma
dan otitis media akut dalam durasi dua minggu atau kurang

ANALISIS DATA

Menggunakan SPSS versi
11
Kruskal-Wallis dan uji
Pearson.
HASIL
62 pasien dengan 77 perforasi gendang telinga, dengan usia 16-75
tahun( (mean 35,4)
Perforasi membran timpani bilateral terdapat pada 15 pasien (24,2%)
Perforasi unilateral bagian kanan pada 21 pasien (33,9%)
Perforasi unilateral bagian kiri pada 26 pasien (41,9)

Central 60(77,9%)
Antero-inferior 6 (9,6%)
Postero-inferior 4(5,2%)
Antero-superior 4 (5,2%)
Postero-superior 3 (3,9%)
HASIL
Kruska-Wallis test:
Koefisisien korelasi (r) untuk tuli konduktif dan campur pd perforasi
membran timpani adalah 3,930 dan 3,556, dan hasil P adalah 0,313 dan
0,046.
Ukuran (% perforasi = P / T 100%) perforasi berkisar antara 1,51% -
89,05%, dengan peserta mendengar pada tingkat 30 dB - 80 dB.
Perforasi MT menunjukkan korelasi positif dengan besarnya gangguan
pendengaran (dBHL) menggunakan uji korelasi Pearson (p = 0,01, r =
0,05)

DISKUSI
Lokasi perforasi membran timpani pada
pasien dengan gangguan pendengaran
tuli konduktif tidak terdapat korelasi
dengan besarnya rekaman gangguan
pendengaran.
HASIL
Lokasi perforasi berkorelasi positif
dengan besarnya gangguan
pendengaran dengan perforasi membran
timpani kronis yang mengakibatkan
gangguan pendengaran campuran.
KESIMPULAN
Lokasi perforasi pada membran timpani tidak
berpengaruh pada besarnya gangguan
pendengaran pada perforasi membran timpani
akut. Namun, memiliki dampak signifikan dalam
perforasi membran timpani kronis

Anda mungkin juga menyukai