Anda di halaman 1dari 7

MACERATION

Maceration occurs if there is intrauterine fetal


retention after fetal death.
Maceration(Latin macerate to soften by
soaking) is characterized by softening and peeling
of the skin, discoloration and softening of the
viscera, and fluid accumulation in body cavities.
The changes of maceration are nonputrefactive
and result from fetal immersion in amniotic fluid
and digestion of fetal tissues by autolytic
enzymes
The extent of maceration in stillborn fetuses may
be a rough indicator of the time interval from
fetal death to delivery; however, its rate may be
influenced by maternal fever, fetal or placental
infection, fetal hydration at the time of death,
amniotic fluid volume, and delay from delivery to
postmortem examination.
Stromal fibrosis, calcifications, syncytial knotting,
and thickening of the basement membrane occur
>7 days after the death of the fetus

Maserasi Tingkat I
Timbul lepuh-lepuh pada kulit. Lepuh ini mula-mula
berisi cairan jernih. Tapi kemudian menjadi merah.
Berlangsung sampai 48 jam setelah mati.
c. Maserasi Tingkat II
Lepuh pecah dan mewarnai air ketuban menjadi merah
coklat, jam setelah anak mati.
d. Maserasi Tingkat III
Terjadi kira-kira 3 minggu setelah anak mati. Badan
janin sangat lemas, hubungan antar tulang-tulang
sangat longgar. Edema di bawah kulit.

Bila janin mati dalam kehamilan yang telah lanjut terjadilah
perubahan- perubahan sebagai berikut :
Rigor mostis (tegang mati)
Berlangsung 2,5 jam setelah mati, kemudian lemas kembali.
Stadium maserasi I
Timbul lepuh-lepuh pada kulit, mula-mula terisi cairan jernih tapi
kemudian menjadi merah. Stadium ini berlangsung 48 jam setelah
mati.
Stadium maserasi II
Lepuh-lepuh pecah dan mewarnai air ketuban menjadi merah
coklat, stadium ini berlangsung 48 jam setelah anak mati.
Stadium maserasi III
Terjadi kira-kira 3 minggu setelah anak mati. Badan janin sangat
lemas, hubungan antara tulang-tulang sangat longgar dan terdapat
oedem dibawah kulit

Anda mungkin juga menyukai