Anda di halaman 1dari 4

Auskultasi

Pada saat kedua atrium kontraksi, darah dialirkan kedua artikel di sebelah kanan melewati
katup trikuspid, sedangkan disebelah kiri melewati katup mitral. Selanjutnya kedua ventrikel
berkontraksi dan darah dipindahkan dari ventrikel kanan ke arteri pulmonalis, sedangkan dari
ventrikel kiri menuju aorta. Permulaan kontraksi ventrikel (sistolik) terjadi saat katup mitral
dan trikuspid menutup, kedua katup ini terbuka selama atrium berkontraksi. Permulaan
relaksasi ventrikel (diastol) terjadi saat katup aorta dan pulmonal menutup sedangkan selama
ventrikel berkontraksi tetap terbuka. Arteri karotis berdenyut segera setelah sistolik ventrikel,
kemudian disusun oleh denyut arteri radialis. Oleh karena itu, denyut arteri karotis dijadikan
sebagai pegangan untuk menentukan sistolik ventrikel.
1. Katup semilunar pulmonal terdengar lebih jelas pada persambungan iga ke-3 kiri
dengan sternum.
2. Katup semilunar aorta terdengar lebih jelas pada sternum, lebih rendah dan lebih
medial daripada katup pulmonal.
3. Katup mitral terdengar lebih jelas pada sternum, dekat batas atas sendi antara iga ke -
4 dengan sternum.
4. Katup trikuspid terdengar lebih jelas pada sternum arah menyilang sternum, sesuai
garis penghubung proyeksi katup mitral dengan sendi antara sternum dengan iga
kanan ke-5. Bila ada kelainan jantung, maka proyeksi katup berpindah. Misalnya pada
stenosis mitral, maka katup mitral bergerak ke kiri bawah.

Prinsip auskultasi
Sebelumnya kita harus mengetahui bahwa stetoskop terdiri atas dua bagian yaitu Bel
dan diafragma. Kualitas stetoskop yang baik mempunyai dua saluran terpisah yang
menghubungkan bagian kepala stetoskop ke masing-masing bagian telinga.
Untuk auskultasi yang akurat, pengalaman mendengarkan bunyi-bunyi yang normal
adalah sangat penting. Ini hanya dapat diperoleh dengan latihan yang terus menerus.
Auskultasi bunyi jantung yang normal menunjukan adanya dua bunyi yang dsebut bunyi
jantung pertama dan kedua. Penjelasan asal usul bunyi-bunyi ini berubah dari tahun ketahun.
Bunyi-bunyi tersebut mungkin berhubungan dari getaran-getaran dari penutupan katup
jantung bersama-sama dengan perubahan aliran darah yang cepat dan tegangan dalam
struktur jantung yang terjadi ketika katup-katup menutup.
Bagian bell: digunakan untuk mendengarkan suara yang nadanya rendah.
Misalnya bunyi jantung 3, bunyi jantung 4, dan bising middiastol
mitral/triskupid. Tempelkan dengan penekanan yang ringan saja pada dinding
dada.
Digfragma : merupakan kepala yang bermembran, digunakan untuk
mendengarkan suara yang nadanya tinggi. Misalnya bunyi jantung 1 dan 2, OS
(ofening Snap), bunyi ejeksi (ejection sound),pericardial friktion rub, bising
sidtolik, dan awal diastolik.

Teknik
Bagian bell dirancang sebagai rongga resonansi, terutama efesien untuk memperkuat bunyi-
bunyi yang bernada rendah, seperti murmur distolik pada stenosis mitral atau bunyi jantung
ke-3.
1. Bagian stetoskop ini harus di tempelkan dengan ringan pada dinding dada, sebab
penempelan yang terlalu kuat akan merengggangkan kulit dibawah permukaan bell
stetoskop hingga membentuk diafragma.
2. Selanjutnya dengarkan pada daerah mitral dengan permukaan diafragma, stetoskop,
bagian ini merupakan bagian yang paling baik mereproduksi bunyi-bu nyi yang
bernada tinggi, seperti murmur sistolik pada inkompetensi mitral atau bunyi jantung
ke empat.
3. Lalu letakan stetoskop pada daerah trikuspid, (sela iga ke-2 kiri) dan daerah aorta
(sela iga ke-2 kanan) dengarkan dengan seksama pada setiap posisi dengan
permukaan bell dan diafragma.
Bunyi jantung 1 (BJ 1=S2=P2). Bunyi jantung pertama mempunyai dua komponen:
penutupan katup mitral dan trikuspid. Penutupan katup mitral tejadi lebih awal sedikit dari
pada trikuspid, tetapi biasanya hanya satu bunyi yang terdengar. Bunyi jantung pertama
menunjukan awal dari sistol ventrikel.
Bunyi jantung 2 (BJ 2=S2=P2). Bunyi jantung ke-2, yang nadanya sedikit lebih rendah
daripada bunyi jantung pertama menandai adanya akhir dari sistol yang ditimbulkan oleh
penutupan katup aorta dan pulmonal. Pada keadaan normal, karena tekanan dalam sirkulasi
pulmonal lebih rendah daripada suirkulasi aorta, maka penutupan katup pulmonal lebih
lambat dari penutupan katup aorta.
Komponen-komponen ini biasanya terpisah saat terjadi, sehingga dapat terdengar splitting
dari bunyi jantung kedua. Oleh karena komponen pulmonal bunyi jantung ke-2 tidak dapat
terdengar diseluruh prekordium, maka spiliting dari bunyi jantung ke-2 paling bagus
terdengar pada daerah pulmonal dan sepanjang tepi sternal kiri.
Bunyi jantung ke-2 menandai permulaan diastol yang biasanya lebih lama daripda sistol.
Kesulitan dapat timbul untuk menentukan bunyi jantung mana, palfasi denyut arteri karotis
akn menunjukan timing dari sistol dan memungkinkan bunyi-bunyi jantung menjadi lebih
mudah dibedakan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan mengenai pemeriksaan jantung adalah sebagai berikut:
1. Mengenai bunyi jantung
Apakah BJ 1 lebih keras daripada BJ 2?
Apakah BJ 2 melemah atau hampir tidak terdengar?
Apakah BJ 1 dan BJ 2 masing-masing merupakan satu suara atau terpisah?
Apakah komponen-komponen BJ 1 dan BJ 2 itu?
Apakah selama fase sistolik dan diastolik tersapat bunyi jantung tambahan?
Bagaimana kualitas BJ tambahan itu?
2. Mengenai bising jantung
Di daerah mana bising itu terdengar paling jelas dan paling keras?
Penjalarannya kearah mana dan sampai daerah mana bising menjalar?
Bagaimana hubungan bising dengan BJ 1 dan BJ 2?
Apakah terdengar pada fase sistolik ataukah fase diastolik?
Perlu juga di tentukan apakah terdengar pada awal, pertengahan, atau akhir
fase-fase tersebut?
Bagaimana kekuatan (intensitas) bising?
Umumnya bising digolongkan di dalam 6 derajat yaitu sebagai berikut:
1/6-bising lemah sekali
2/6-bising lemah
3/6-bising agak keras
4/6-bising cukup keras (thrill)
5/6-bising keras
6/6-bising sangat keras (stetoskop belum menempel didada bising sudah
terdengar)

Tentukan kualitas bising
Apakah bising itu tinggi atau rendah bunyinya?
Apakah kasar atau halus?
Apakah seperti tiupan angin atau bergemuruh?
3. Cara mengatur sikap klien saat di auskultasi sangat penting, karena dengan
perubahan posisi, bising yang lemah bisa menjadi lebih keras/terdengar jelas
terdengar.

Anda mungkin juga menyukai