Anda di halaman 1dari 11

1

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG TERHADAP PERTUMBUHAN


KANGKUNG DARAT (Ipomoea reptans Poir)
PADA MEDIA PASIR PANTAI

Triana Kartika Santi

ABSTRAK

Pasir pantai merupakan tanah yang sangat miskin hara, karena strukturnya
tidak mampu menahan hara dan air menyebabkan tanah pasir ini memerlukan
bantuan pupuk kandang guna menjadikannya sebagai media tanam yang lebih
baik. Pupuk kandang merupakan bahan organik yang memiliki hara dan mineral
yang dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhan yang maksimal. Kangkung darat
membutuhkan unsur hara yang cukup dan berimbang bagi pertumbuhannya..
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Pupuk Kandang terhadap
Pertumbuhan Kangkung Darat pada Media Pasir Pantai.Obyek yang digunakan
adalah pupuk kandang dan bibit tanaman kangkung darat. Kombinasi perlakuan
berupa campuran tanah pasir dengan pupuk kandang dengan prosentase
100%:25%, 100%:50%, 100%:75%, 100%:100%, 100%:125%. Masing-masing
perlakuan diulang 4 kali. Parameter yang digunakan adalah tinggi batang dan
panjang daun,. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap
(RAL), diuji dengan ANAVA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari kelima
kombinasi memberikan pengaruh yang berbeda-beda terhadap pertumbuhan
tanaman kangkung darat dan pengaruh yang terbaik pada perlakuan campuran
tanah pasir dan pupuk kandang dengan perbandingan !00%: 125%. Hal ini
disebabkan karena pada perlakuan ini memiliki persediaan unsur hara yang paling
sesuai untuk pertumbuhan tanaman kangkung .

Kata kunci: Pupuk kandang, pertumbuhan, tanaman kangkung darat
(Ipomoea reptans,Poir), pasir pantai.

PENDAHULUAN

Faktor edafik yang ekstrem
pada kawasan pantai adalah berupa
tanah pasir. Tanah pasir mempunyai
kemampuan manahan air yang
rendah dan jumlah pori-pori makro
lebih besar dari pada pori-pori
mikronya. Hal ini menyebabkan tanah
pasir mudah meloloskan air sehingga
tanahnya mudah kering dan
menyababkan tanah pasir memiliki
kadar air tanah (kelembaban tanah)
yang rendah. Tanah pasir juga miskin
bahan organik (miskin hara) karena
struktur haranya tidak mantap (daya
ikat antara partikelnya yang satu
dengan yang lain rendah).
Dengan kondisi yang demikian,
ternyata masih bisa ditemukan
beberapa jenis tumbuhan yang
mampu bertahan hidup di daerah
ekstrem tersebut. Salah satunya
adalah Ipomoea sp seperti yang
ditemukan di daerah kawasan pantai.
Spesies-spesies tumbuhan lain yang
dapat hidup di daerah tersebut antara
Amaranthus sp, dan Spinifex sp.
Mengacu pada keadaan
tersebut, menunjukkan kepada kita
untuk dapat memanfaatkan potensi
lahan pasir yang sangat luas untuk


2
dijadikan lahan tanam terutama untuk
budidaya tanaman yang memiliki nilai
ekonomis tinggi.
Kawasan pantai mempunyai
kandungan lempung, debu, dan zat
hara yang sangat minim ( 90%
berupa pasir, sisanya bagian yang
lain). Akibatnya, tanah pasir mudah
mengalirkan air dan kemampuan
tanah pasir menyimpan air sangat
rendah (mampung / mudah
merembeskan air.
Untuk dapat memanfaatkan
lahan berpasir, terlebih dahulu
dilakukan pengolahan dengan
rekayasa tanah agar dapat menjadi
media yang baik untuk pertumbuhan
tanaman. Salah satu cara untuk
memanipulasi lingkungan adalah
pemulsaan. Pemulsaan adalah usaha
menutupi permukaan tanah sebagai
perlindungan dengan berbagai
substansi yaitu berupa material
organik maupun kimia sintetis untuk
mencegah terjadinya penguapan air
tanah (penguapan kelembaban),
mengatur suhu, dan mengendalikan
gulma.
Pemulsaan ini sangat penting
pada tanah berpasir dikarenakan
tanah pasir memiliki sifat-sifat yang
tidak baik untuk tanah pertanian.
Dengan pemberian mulsa, aktivitas
mikroba dalam tanah akan meningkat
sehingga dapat mempercepat proses
mineralisasi bahan organik dengan
melepaskan unsur hara yang siap
diserap oleh akar tanaman.
Usaha lain dalam peningkatan
kandungan bahan organik pada lahan
berpasir adalah dengan penambahan
pupuk kandang. Pengaruh
penambahan pupuk kandang
terhadap tanah adalah dapat
memperbaiki struktur tanah dan
menyebabkan tanah berpasir lebih
pekat sehingga mampu menahan air
lebih banyak dan zat-zat yang
terkandung dalam tanah tidak mudah
terlepas. Selain itu juga menambah
kandungan bahan organik tanah
sehingga meningkatkan kesuburan
tanah.
Agar tumbuh dengan baik,
tanaman memerlukan unsur hara
yang cukup sebagai nutrisi. Unsur
hara merupakan unsur-unsur penting
bagi pertumbuhan, perkembangan,
dan kesehatan tanaman. Kekurangan
dan ketidakseimbangan unsur hara
merupakan halangan utama bagi
produksi tanaman, khususnya di
daerah dengan kadar unsur hara
buruk atau tanahnya terlalu asam atau
basa. Pemberian pupuk kandang
sebagai alternatif untuk penambahan
unsur hara.
Kangkung darat (Ipomoea
reptans Poir) merupakan tanaman
yang tumbuh cepat dan merupakan
salah satu sayuran khas daerah
tropis. Tanaman ini merupakan
sumber gizi yang relatif mudah
pemeliharaannya serta cepat dapat
diambil manfaatnya.
Pemberian mulsa organik,
dalam hal ini pemanfaatan jerami
padi, dan penambahan pupuk
kandang pada tanah berpasir tersebut
diharapkan dapat memberikan
kontribusi yang positif terhadap
pertumbuhan kangkung darat. Dengan
bermacam pertimbangan di atas,
maka penelitian ini perlu dilakukan
sebagai usaha yang diharapkan dapat
berguna dalam memanfaatkan lahan
berpasir di sekitar pantai sebagai
lahan untuk budidaya sayuran
khususnya sayuran kangkung darat di
media pasir.
Menurut Mul Mulyani Sutejo
(1995 : 97), pupuk kandang dapat
menambah tersedianya bahan
makanan (unsur hara) bagi tanaman


3
yang dapat diserapnya dari dalam
tanah. Dengan kata lain pupuk
kandang mempunyai kemampuan
mengubah berbagai faktor dalam
tanah, sehingga menjadi faktor-faktor
yang menjamin kesuburan tanah.
Pupuk kandang dianggap
sebagai pupuk lengkap karena selain
menimbulkan tersedianya unsur hara
bagi tanaman, juga mengembangkan
kehidupan jasad renik
(mikroorganisme) di dalam tanah.
Jasad renik sangat penting bagi
kesuburan tanah dan sisa-sisa
tanaman yang dapat diubahnya
menjadi humus, senyawa-senyawa
tertentu disintesisnya menjadi bahan-
bahan yang berguna bagi tanaman
(Mul Mulyani Sutejo, 1995 : 108).
Dengan pemberian pupuk
kandang, maka tercipta tanah yang
baik dan memiliki unsur hara yang
cukup sehingga dapat digunakan
sebagai lingkungan tumbuh bagi
tanaman dan dapat meningkatkan
pertumbuhan serta produktivitas
tanaman. Dalam hal ini adalah dapat
meningkatkan pertumbuhan tanaman
kangkung darat yang merupakan
tanaman yang memiliki daya adaptasi
yang tinggi dan tahan panas.
Redaksi Agromedia (2007 : 2),
menyatakan bahwa tanah yang baik
adalah tanah yang mampu
menyediakan unsur-unsur hara secara
lengkap. Menurut Loveless (1999) jika
unsur-unsur dalam tanah terjadi
kekurangan (biasa kita sebut tidak
subur), maka akan tampak jelas
(seringnya dalam waktu beberapa
hari) muncul gejala pertumbuhan yang
tidak sehat pada tanaman). Misalnya
pertumbuhan kerdil, daun menguning,
dan pertumbuhan kayu berlebihan,
daun-daun muda yang cepat berubah
menjadi hijau pucat yang lama
kelamaan mati.
Menurut Novizan (2005 : 10
35), tanah bertekstur pasir sangat
mudah diolah. Tanah jenis ini memiliki
ketersediaan rongga udara dan
drainase yang baik. Namun, tekstur
pasi yang memiliki luas permukaan
kumulatif yang relatif kecil, sehingga
kemampuan menyimpan airnya
sangat rendah atau tanahnya cepat
kering. Kemampuan menyimpan hara
pada tekstur pasir juga sangat rendah,
sehingga unsur hara yang diberikan
melalui pemupukan cepat hanyut
terbawa air keluar dari area
perakaran.

Tabel 1. Perbandingan kandungan hara berbagai jenis tekstur tanah

Jenis
Partikel
P K Ca Fe
2
O
3
MgO
Pasir 0.08 2.53 2.92 5.19 1.02
Debu 0.10 3.44 6.58 9.42 2.22
Liat 0.20 4.20 5.73 17.10 1.77
Sumber: Sifat dan Ciri Tanah, 1983

Dari tabel diatas dapat dibaca
bahwa tanah pasir memerlukan
bantuan unsur hara yang jauh lebih
besar dari jenis tanah yang lain.
Tanah berpasir memerlukan proses
granulasi (proses pembentukan butir-
butir kecil yang berisi sitoplasma),
sehingga hanya ada satu cara yang
praktis mengatasinya yaitu
penambahan bahan oraganik, seperti
kompos dan pupuk kandang dalam
jumlah banyak. Bahan ini bertindak


4
sebagai perekat partikel pasir dan
menambah kemampuannya dalam
menyimpan air dan unsur hara.
Pemulsaan merupakan usaha
menutup permukaan tanah dengan
bahan-bahan tertentu (sisa-sisa
tanaman atau lembaran plastik).
Pemulsaan merupakan teknik penting
untuk memperbaiki tanah,
meningkatkan kehidupan
mikroorganisme dalam tanah,
menjaga kesuburan dan kelembaban
tanah, mengurangi pertumbuhan
gulma, mencegah kerusakan akibat
dampak radiasi sinar matahari dan
curah hujan (pengendalian erosi) dan
mengurangi kebutuhan akan
pengolahan tanah. (Reijntjes,
www.google.com).
Menurut Mul Mulyani Sutejo
(1988 : 128), perlakuan pemulsaan
ternyata dapat menekan
berlangsungnya penguapan air dalam
tanah. Hasil penelitian Mc. Cown
(1978) dalam Mul Mulyani Sutejo
(1988) antara lain menyatakan bahwa
pada tanah-tanah pertanian jika
diantar larikan-larikan tanamannya
diberi pemulsaan sekitar 5 ton
jerami/rerumputan bagi setiap hektar,
walaupun pada tanah berpasir
sekalipun ternyata akan dapat
memperbaiki potensi kelembaban dan
temperatur tanah.
Tanaman memerlukan makanan
yang sering disebut hara tanaman
(plant nutrient). Dengan adanya hara,
tanaman dapat memenuhi siklus
hidupnya yakni dengan mengolah
bahan anorganik yang tanaman
butuhkan kenudian diolahnya
sehingga tanaman baik optimal dalam
pertumbuhannya.
Fungsi hara pada tanaman tidak
dapat digantikan oleh unsur lain.
Apabila ada suatu unsur hara yang
dibutuhkan tanaman tidak tersedia
maka kegiatan metabolisme akan
terganggu.
Beberapa unsur hara diperoleh
tanaman dari tiga sumber, yaitu dari
udara, air, dan tanah. Unsur hara
yang berasal dari udara antara lain
karbon dalam bentuk gas
karbondioksida (CO
2
), oksigen dalam
bentuk gas oksigen (O
2
), dan hidrogen
dalam bentuk H
2
O. Selain itu,
hidrogen dan oksigen juga disuplai
dari air. Karena keterangannya
melimpah, maka unsur-unsur tersebut
jarang dipermasalahkan.
Menurut Dwijoseputro, D. (1978
: 21), tubuh tanaman sebagian besar
terdiri dari tiga unsur, yaitu C, O, dan
H. Unsur-unsur tersebut diambil dari
udara berupa CO
2
dan O
2
. Tanaman
tidak mungkin hidup dengan ketiga
unsur ini saja, melainkan memerlukan
unsur-unsur lain yang sangat penting
untuk pembentukan protein, zat lemak
dan zat-zat organik lainnya.
Ke-13 unsur yang tertera dalam
tabel 1, ketersediaannya terbatas di
dalam tanah. Bahkan tak jarang ada
unsur yang dibutuhkan tanaman habis
persediannya lantaran telah
digunakan tanaman atau terbawa
erosi. Akibatnya, pertumbuhan
tanaman menjadi lambat dan
cenderung kerdil.
Dari ke-13 unsur tersebut, ada
enam unsur yang dibutuhkan tanaman
dalam jumlah banyak. Diantaranya N,
P, K, Ca, S, dan Mg yang lebih dikenal
sebagai unsur hara makro. Bahkan N,
P, dan K disebut sebagai unsur hara
pokok, karena mutlak dibutuhkan
tanaman untuk tumbuh. Sementara
Ca, S, dan Mg dikenal sebagai unsur
hara sekunder atau penunjang. Tujuh
unsur lainnya, seperti Cl, B, Mn, Fe,
Zn, dan Mo, dikenal sebagai unsur
hara mikro. (Redaksi Agromedia, 2007
: 3)..


5
Menurut Loveless (1999),
apabila unsur N, P, K dapat dipenuhi,
maka pertumbuhan akan menjadi
normal dan baik. Sebailknya, apabila
terjadi kekurangan atau kelebihan
akan menunjukkan gejala-gejala
kekurangwajaran dan mengganggu
pertumbuhan tanaman.
Menurut Gembong
Tjitrosoepomo (2004), sistematika
kangkung darat termasuk Kelas
Dicotyledoneae, Bangsa Tubiflorae,
Famili Convolvulaceae, Genus
Ipomoea dan Species Ipomoea
reptans Poir.
Tanaman kangkung memiliki
sistem perakaran tunggang dan
cabang-cabang akarnya menyebar ke
semua arah, dapat menembus tanah
sampai kedalaman 60 100cm, dan
melebar secara mendatar pada radius
100 150sm atau lebih, terutama
pada jenis kangkung air. Tangkai
daunnya melekat pada buku-bulu
batang dan ketiak daunnya terdapat
bintil tunas yang bisa tumbuh menjadi
cabang baru.
Selama fase pertumbuhannya,
kangkung dapat berbunga, berbuah,
dan berbiji, terutama kangkung darat.
Bentuk bunganya seperti bentuk
terompet dan helai mahkotanya
berwarna putih atau merah-
lembayung. Buah kangkung berbentuk
bulat telur yang didalamnya berisi biji.
Sedang bentuk bijinya bersegi-segi
atau agak bulat, berwarna coklat atau
kehitam-hitaman, dan termasuk dikotil.
Tujuan yang ingin dicapai dari
penelitian ini adalah sebagai berikut :
Untuk mengetahui pengaruh
pupuk kandang terhadap pertum-
buhan kangkung darat (Ipomoea
reptans Poir) pada media pasir pantai
dan perlakuan mana yang terbaik.


Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, rancangan
penelitian yang digunakan adalah
Rancangan Acak Lengkap (RAL) dan
dianalisis dengan ANOVA dengan 5
perlakuan dan 4 kali ulangan .
Rancangan penelitian
merupakan cara untuk menyeleng-
garakan percobaan. Didalamnya nanti
akan nampak cara mengatur
pemberian perlakuan kepada satuan-
satuan percobaan sehingga
keragaman respon yang ditimbulkan
oleh keadaan lingkungan dapat
ditampung dan disingkirkan. Penelitian
yang dilakukan merupakan alat dari
suatu penelitian Eksperimen.
Penempatan perlakuan diatur
secara random/acak, sehingga pada
seluruh tempat (tanpa pembatasan-
pembatasan tertentu). Pengacakan-
nya dilakukan dengan pengundian
dengan simbol A
100% : 25%
, B
100% : 50%
,
C
100% : 75%
, D
100% : 100%
, E
100% : 125%,
pada
polibag masing-masing diulang 4 kali.
Lokasi penelitian adalah desa
Singotrunan kecamatan Banyuwangi
Parameter yang diukur adalah
rata-rata tinggi tanaman, panjang
daun.

Hasi Penelitian

Berdasarkan hasil pengamatan
yang penulis lakukan tehadap
tanaman kangkung darat (Ipomoea
reptans Poir) selama 30 hari
pengamatan, diperolah hasil
pengumpulan data tinggi tanaman,
panjang daun, lebar daun, diameter
batang, dan panjang akar. Untuk
diameter batang dan panjang akar
digunakan sebagai pelengkap data.
Adapun jumlah bunga dan biji tidak
digunakan sebagai data karena
keterbatasan waktu.


6
Proses penanaman kangkung
darat relatif mudah. Yakni dengan
cara memasukkan biji ke dalam media
tanah pasir laut yang telah diolah
dengan pupuk kandang dan ditutupi
mulsa pada polibag. Pengambilan
data dilakukan per 5 hari dan pada
sesaat sebelum pemanenan.
Data yang digunakan dalam
metode Analisis Variannya (RAL)
adalah data yang terakhir yakni pada
30 hst. Adapun data-data tersebut
adalah sebagai berikut

Tabel 2. Pertumbuhan Tinggi Tanaman Kangkung Darat Pada 30 hst.

Perlakuan
Ulangan
Total
Rata-
rata 1 2 3 4
A 16 13 17.4 18 64.4 16.1
B 18 15.5 19.2 21 73.7 18.4
C 20.5 18.5 21 23.6 83.6 20.9
D 23.9 22.1 25 24.5 95.5 23.9
E 33 31.5 32.3 37 133.8 33.45
JUMLAH 451 122.8
Keterangan :
A = Perlakuan pupuk kandang 25 %.
B = Perlakuan pupuk kandang 50 %.
C = Perlakuan pupuk kandang 75 %
D = Perlakuan pupuk kandang 100 %
E = Perlakuan pupuk kandang 125 %

Tabel 3. Pertumbuhan Panjang Daun Tanaman Kangkung Darat Pada 30 hst.

Perlakuan
Ulangan
Total
Rata-
rata 1 2 3 4
A 10.9 11.2 11.9 12.6 46.6 11.65
B 11.4 13.8 13.4 13.8 52.4 13.1
C 12.8 15.2 14.8 15 57.8 14.45
D 13.3 16.3 15.9 16.7 62.2 15.55
E 14 17.6 17.3 17.7 66.6 16.65
JUMLAH 285.6 71.4
Keterangan :
A = Perlakuan pupuk kandang 25 %.
B = Perlakuan pupuk kandang 50 %.
C = Perlakuan pupuk kandang 75 %
D = Perlakuan pupuk kandang 100 %
E = Perlakuan pupuk kandang 125 %

Berdasarkan hasil analisis RAL terhadap pertumbuhan tinggi tanaman
kangkung darat diperoleh hasil sebagai berikut.





7
Tabel 4. Analisis varian tinggi tanaman kangkung darat.

SK DB JK KT
UJI F
F hitung
F tabel
5 % 1 %
Perlakuan 4 727.625 181.91
40.43 3.06 4.89 Galat 15 66.845 4.5
Total 19 794.47

Dari tabel diatas diperoleh F
hitung = 43.93. Karena F hitung lebih
besar dari F tabel 1 %, berarti ada
perbedaan yang sangat nyata antar
perlakuan.
Berdasarkan hasil analisis RAL
terhadap pertumbuhan panjang daun
tanaman kangkung darat diperoleh
hasil sebagai berikut.

Tabel 5. Analisis varian panjang daun kangkung darat.

SK DB JK KT
UJI F
F hitung
F tabel
5 % 1 %
Perlakuan 4 62.27 15.56
9.01 3.06 4.89 Galat 15 25.92 1.728
Total 19 88.19

Dari tabel diatas diperoleh F hitung = 9.01. Karena F hitung lebih besar dari F
tabel 1 %, berarti ada perbedaan yang sangat nyata antar perlakuan.

Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis
varians dari kelima perlakuan jumlah
perbandingan prosentase pupuk
kandang (A, B, C, D E) yang diujikan
dalam penelitian ini, menunjukkan
bahwa kelimanya memberikan
pengaruh yang berbeda-beda
terhadap pertumbuhan tanaman
kangkung darat (Ipomoea reptans
Poir). Hal ini dapat dilihat pada uji F.
Dari hasil analisis varian tinggi
tanaman menunjukkan bahwa F
hitung = 43.93 F tabel 5 % (3.06)
dan 1 % (4.89). Pada analisis varian
panjang daun, F hitung = 9.01 F
tabel 5 % (3.06) dan 1 % (4.89).
sedangkan untuk hasil analisis varian
lebar daun menunjukkan bahwa F
hitung = 9.375 F tabel 5 % (3.06)
dan 1 % (4.89). dari ketiga hasil
analisis varian tersebut dapat dilihat
bahwa F hitung lebih besar daripada F
tabel 5 % dan 1 %, hal ini berarti
terdapat perbedaan yang sangat
nyata antar masing-masing perlakuan
terhadap tinggi, panjang daun maupun
lebar daun tanaman kangkung darat
(Ipomoea reptans Poir).
Terjadinya perbedaan yang
sangat nyata terhadap pertumbuhan
tanaman kangkung darat antara
perlakuan A (pupuk kandang 25%)
sebagai tanaman kontrol dengan B
(pupuk kandang 50%), A (pupuk
kandang 25%) dengan C (pupuk
kandang 75%), A (pupuk kandang
25%) dengan D (pupuk kandang
100%), dan A (pupuk kandang 25%)


8
dengan E (pupuk kandang 125%)
disebabkan karena pada setiap media
perlakuan mempunyai persediaan
unsur hara yang berbeda untuk
masing-masing pertumbuhan
tanaman. Penambahan pupuk
kandang yang mengandung unsur-
unsur penting yang diperlukan setiap
media perlakuan memungkinkan
pengaruh yang tinggi pada
pertumbuhan tanaman kangkung
darat.
Pemberian pupuk kandang
dapat memperbaiki struktur tanah dan
memberikan suplai hara yang tinggi
seiring pemberian pupuk. Faktor
mulsa berinteraksi dengan pupuk
kandang dalam menciptakan kondisi
tanah menjadi lebih baik. Menurut
Novizan (2005), pupuk kandang
mempunyai daya untuk meningkatkan
kesuburan tanah karena dapat
menambah zat makanan,
mempertinggi kadar humus,
memperbaiki struktur tanah dan
mendorong kehidupan jasad renik.
Pupuk kandang juga penting sebagai
sumber unsur mikro yang dibutuhkan
oleh tanaman, sehingga
keseimbangan unsur hara di dalam
tanah menjadi lebih baik. Pemberian
pupuk kandang yang memiliki hara
yang dibutuhkan oleh pertumbuhan
tanaman sangat berpengaruh
terhadap pertumbuhan tanaman. Hal
ini dapat dilihat pada hasil penelitian
media yang mendapat perlakuan E
(pupuk kandang 125%). Semakin
tinggi kadar pupuk yang diberikan
maka kondisi tanah semakin baik,
karena penambahan bahan organik
kedalam tanah yang dapat
memperbaiki struktur tanahpun
semakin maksimal.
Menurut Loveles (1999), unsur
N diperlukan untuk pertumbuhan
vegetatif dan memperlambat
pertumbuhan bunga dan buah
tanaman. Bila tanaman terlalu banyak
mendapat unsur N, tanaman akan
tumbuh terlalu subur sehingga sulit
menghasilkan bunga. Sebaliknya, bila
kekurangan, pertumbuhan tanaman
menjadi kecil-kecil, berwarna pucat,
berbunga banya, buah yang
dihasilkan berukuran kecil dan mudah
rontok. Adanya unsur P menyebabkan
terbentuknya bunga dan buah lebih
banyak. Kekurangan unsur tersebut
menyebabkan tanaman tidak mampu
menyerap unsur lainnya. Meskipun
jumlah unsur phospat yang diangkut
tanaman sedikit, akan tetapi karena
efisiensi penggunaan phospat dari
pupuk sangat penting. Maka apabila
kekurangan phospat pertumbuhan
tanaman akan menurun secara
drastis. Unsur K sangat berperan
dalam pembentukan dan transportasi
karbohidrat, megatur kebutuhan air
yang diperlukan jaringan tanaman,
dan mendorong daya serap air. Unsur
K sangat menentukan produktivitas
tanaman dalam menghasilkan buah,
baik jumlah dan mutunya. Apabila
tanaman kekurangan unsur ini, maka
pada bagian tepi dan pucuk daun
berwarna coklat dan lambat laun
kering. Buah yang dihasilkanpun akan
terasa hambar dan kadar airnya ren
Untuk menunjukkan hal
tersebut, dapat dilihat dalam gambar
grafik dibawah ini :


9
0
5
10
15
20
25
30
35
40
A B C D E
Perlakuan
c
m
Ulangan 1
Ulangan 2
Ulangan 3
Ulangan 4


Gambar 1 dan 2 : Grafik perbedaan tinggi tanaman setiap perlakuan dan rata-
ratanya


0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
A B C D E
Perlakuan
c
m
Ulangan 1
Ulangan 2
Ulangan 3
Ulangan 4


Gambar 3 dan 4: Grafik yang menunjukkan perbedaan panjang daun dan rata-
ratanya

Pada perlakuan A (pupuk
kandang 25 %), pupuk kandang yang
diberikan hanya 25 % saja. Hal ini
menyebabkan tanaman pada media
perlakuan A kurang maksimal
dikarenakan unsur hara pada tanah
pasir sangat minimal sekali. Minimnya
ketersediaan hara dalam tanah
memperlambat pertumbuhan tanaman
pada media perlakuan A. Sehingga
terbukti pada perlakuan ini dihasilkan
pertumbuhan tanaman kangkung
darat yang lebih lambat dan tidak
maksimal.
Dari hasil pengamatan pada
grafik dapat diketahui bahwa
perlakuan E dengan penambahan
pupuk kandang 125 % memeberikan
hasil yang paling baik pada tinggi dan
panjang daun tanaman kangkung.
Pupuk kandang dapat
memperbaiki struktur tanah dan dapat
menyebabkan tanah berpasir menjadi
lebih pekat sehingga lebih banyak
menahan air dan zat-zat yang
terkandung dalam tanah tidak mudak
hanyut oleh air. Pupuk kandang
mengandung unsur mikro dan makro
yang cukup mumpuni yang dibutuhkan
Rata-rata pertumbuhan tinggi
0
5
10
15
20
25
30
35
40
A B C D E
Perlakuan
c
m
rata-rata
Rata-rata pertumbuhan panjang daun
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
A B C D E
Perlakuan
c
m
rata-rata


10
tanaman. Tingginya kandungan
nitrogen sangat mendukung
pertumbuhan tanaman yang cepat,
phospat merangsang pertumbuhan
akar dan pembungaan, kalium
mendukung kekuatan batang
tanaman.
Mengingat Nitrogen (N) adalah
unsur yang paling banyak dibutuhkan
untuk tanaman kangkung darat, maka
pupuk kandang sangat bermanfaat
terhadap pertumbuhan tanaman
kangkung darat khususnya pada saat
pertumbuhan batang dan daun
dengan perlakuan E (pupuk kandang
125%) mempunyai pengaruh yang
paling baik. Diharapkan hasil
penelitian ini memerikan alternatif
memanfaatkan media pasir untuk
pertumbuhan suatu tanaman.


Kesimpulan dan Saran

Berdasarkan hasil penelitian
yang penulis lakukan dapat diambil
kesimpulan bahwa, ada pengaruh
penggunaan pupuk kandang terhadap
pertumbuhan kangkung darat pada
media pasir pantai dan perlakuan
yang terbaik adalah media pasir 100%
dan pupuk kandang 125%.
Banyak tanah pasir pantai yang
dimiliki Indonesia terbengkalai.
Dengan kondisi bangsa Indonesia
yang demikian rupa, mengharuskan
kita sumber mencari alternatif lain
untuk dapat diolah. Dengan
tersedianya pupuk kandang yang
mencukupi, kami menyarankan untuk
memanfaatkan sumber alternatif
pengolahan tanah baru sehingga
tanah non produktif (pasir) dapat
menjadi tanah yang produktif.

DAFTAR PUSTAKA

Ausubel, D.P. (1968) Educational Psycology. New York Rean dan Straton.

Bidwell, R.G.S. (1979). Plant Physiology. 3 rd ed. New York. Mac Millan.

Campbell, Reece dan Mitchell.(2003). Biologi. Jakarta: Gelora Aksara Pratama

Coen Reijntjes. (1999). Pertanian Masa Depan. Kaninus. Jakarta

Dwijoseputro, D. (1988). Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta. Gramedia.

Gembong Tjitrosoepomo. (2005). Morfologi Tumbuhan . Yogyakarta: Gajah
Mada University Press.

Loveless, A.R. (1987). Prinsip-prinsip Biologi Tumbuhan untuk daerah tropic 1 (
Terjemahan). Jakarta. Gramedia.

Nasution MA. ( 2003). Bertanam Kangkung. Yogyakarta : Kanisius.

Redaksi Agromedia. (2007 ). Petunjuk Pemupukan. Jakarta : Agromedia Pustaka.

Reijntjes, C. (1999). Pertanian Masa Depan. Jakarta :Kaninus.



11
Novizan. (2005). Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Jakarta : Agromedia Pustaka.

Mul Mulyani Sutejo, (1995). Pupuk dan Cara Pemupukan . Jakarta : Rineka Cipta.

Reijntjes, www.google.com).

Saifuddin Azwar. (1998). Metodologi Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Offset.

Sulastri, A. (2002). Fisiologi Tumbuhan. Unsoed Purwokerto.

Anda mungkin juga menyukai