Anda di halaman 1dari 4

Cara Menulis Karya Ilmiah|Sedang kebingungan mengerjakan tugas menulis karya ilmiah?

Berikut ini adalah panduan dasar sederhana menulis karya ilmiah. Pada dasarnya kegiatan
menulis itu membutuhkan langkah-langkah yang tepat. Terlebih ketika kita menulis karya tulis
ilmiah. Karena bentuk dan tujuan penulisannya yang berbeda dari penulisan jenis tulisan yang
lain.
Cara penulisan karya ilmiah berikut ini akan dibagi menjadi beberapa bagian, sebagai berikut:
tahap persiapan
tahap pengumpulan informasi
tahap penulisan karya ilmiah itu sendiri
tahap evaluasi
Kita mulai dari yang pertama dulu ya.
Tahap Persiapan
Apa saja yang perlu dipersiapkan sebelum mulai menulis
karya ilmiah?
1. Pilih topik/masalah. Bisa dikatakan ini adalah
langkah paling krusial dari seluruh prosesnya
nanti. Jika topik/masalahnya dirumuskan dengan
tidak tepat maka kemungkinan nanti kita harus
mengulang seluruh proses dari awal bisa terjadi.
Dan, percayalah, ini buruk sekali. Maka
upayakan anda rumuskan dengan benar.
Bagaimana caranya? Usahakan pilihlah topik
dengan jelas dan spesifik. Jangan terlalu umum.
Dalam penulisannya harus mengikuti kaidah
kebenaran isi, metode kajian, serta tata cara
penulisannya yang bersifat keilmuan. Tentu ini
gambaran yang terlalu umum juga. Yang spesifik
itu seperti apa?
2. Rumuskan tujuan. Dengan tujuan yang jelas, kita akan lebih mudah fokus pada inti dari
penulisan karya ilmiah tersebut tanpa harus terseret-seret pada ide yang terlalu melebar,
yang ujung-ujungnya malah memaksa kita membuat definisi masalah baru yang akan
menjadi bahan hantaman penguji. Caranya begini:
1. Usahakan merumuskan tujuan dalam satu kalimat yang sederhana
2. Ajukan pertanyaan dengan menggunakan salah satu kata tanya terhadap rumusan
yang kita buat
3. Jika kita dapat menjawab dengan pasti pertanyaan-pertanyaan yang kita ajukan,
berarti rumusan tujuan yang kita buat sudah cukup jelas dan tepat.
3. Telusuri Topik. Terkadang setelah kita berhasil menemukan topik atau masalah, pada
waktu pengembangannya kita menemukan bahwa orang lain sudah melakukan penelitian
tersebut. Apakah harus berhenti? Tidak, atau belum, hehehe. Amati dulu, apakah
kesemuanya sama dengan penelitian yang sedianya akan kita lakukan? Dengan subjek
penelitian yang berbeda, hasil bisa berbeda. Masalahnya juga bisa berbeda. Ingat, tidak
harus bahwa hipotesis sama plek dengan hasil.
4. Identifikasi pembaca. Mau nulis sesuatu yang tidak usah dibaca? Hehe, ini kebutuhan
loh, bagi setiap penulis untuk memahami seperti apa pembaca karyanya. Sebelum
menulis, kita harus mengidentifikasi siapa kira-kira yang akan membaca tulisan kita. Hal
tersebut perlu dipertimbangkan pada saat kita menulis karya tulis ilmiah agar tulisan kita
tepat sasaran.
5. Tentukan cakupan atau ruang lingkup karya ilmiahmu. Terlalu sempit terlihat kita
kurang referensi, terlalu luas bunuh diri. Cakupan materi adalah jenis dan jumlah
informasi yang akan disajikan di dalam tulisan. Tipsnya adalah tidak ada yang terlalu
sederhana bagi orang yang banyak tahu.
Tahap Pengumpulan Informasi
Bahan Studi Pustaka
1. Manfaatkan perpustakaan. Selain gratis, perpustakaan sekolah, kampus, atau
perpustakaan daerah menyimpan buku-buku yang kalau kita memaksa beli akan
menguras seluruh tabungan. Jadi manfaatkanlah. Pada umumnya tersedia koleksi berupa
buku, majalah, maupun video.
2. Manfaatkan internet. Seperti yang anda lakukan sekarang. Cari informasi tentang topik
anda di internet. Terserah mau pakai Google, Yahoo, atau Bing. Yang penting semuanya
harus tercatat. Wajib baca: Cara Membuat Daftar Pustaka dari Internet.
3. Kelola dan pilah bahan-bahan pustaka. Mengapa? Karena keasyikan mengumpulkan
informasi bisa membuat kita terlena dan asyik dengan hal-hal yang menjauh dari topik
tulisan ilmiah kita. Istilahnya tersesat. Dengan teratur mengelolanya, kamu bisa dengan
cepat membuang bahan yang tidak relevan dan menghemat banyak waktu dengan
mengatur waktu membaca. Jangan lupa catatlah. Manfaatkan kartu indeks.
4. Membuat Ringkasan dan Paraphrasing. Disamping membuat catatan, kita pun dapat
membuat ringkasan atau paraphrasing dari sumber bacaan yang kita dapatkan di dalam
menunjang keberhasilan proyek tulisan kita.
5. Membuat Kutipan. Kita harus mengutip dengan persis dan apa adanya pernyataan dari
sumber bacaan yang kita gunakan jika pernyataan tersebut merupakan pandangan
mendasar dari penulis dan jika kita ubah ke dalam bahasa kita sendiri akan mengaburkan
arti sesungguhnya.
Wawancara
Ada empat hal yang harus diperhatikan pada saat akan melakukan wawancara untuk keperluan
proyek penulisan karya ilmiah, yaitu;
1. Menentukan orang yang tepat untuk diwawancarai
2. Mempersiapkan pedoman wawancara
3. Melaksanakan wawancara
4. Mengolah hasil wawancara
Tahap Penulisan Karya Ilmiah
Wow! Sekarang baru menulis. Penulisan ini adalah proses penjabaran ide yang sudah kita susun
dari persiapan tadi, ditambah dengan pembahasan selama dan setelah proses penulisan. Jangan
takut ketika anda mengalami kebuntuan. Berikut ini yang sebaiknya dipertimbangkan:
1. Mempertimbangkan bentuk karangan
2. Merumuskan judul
3. Merumuskan tesis
4. Meyusun ide dalam bentuk karangan atau outline
Jangan berpikir kalau menulis itu harus sekali jadi. Akan butuh banyak perubahan di sana-sini.
Mulailah dari draft dulu. Ini bisa diselesaikan kog. Hehe.
Tahap Penulisan Draf
o Mengekspresikan ide-ide ke dalam tulisan kasar.
o Pengembangan ide masih bersifat tentatif.
o Pada tahap ini, konsentrasikan perhatian pada ekspresi/gagasan, bukan pada
aspek-aspek mekanik.
Tahap Revisi
o Memperbaiki ide-ide dalam karangan, berfokus pada penambahan, pengurangan,
penghilangan, penataan isi sesuai dengan kebutuhan pembaca.
o Baca ulang seluruh draf
o sharing atau berbagi pengalaman tentang draf kasar karangan dengan teman
o merevisi dengan memperhatikan reaksi, komentar/masukan.
Tahap Penyuntingan
o Perbaiki perubahan-perubahan aspek mekanik karangan (huruf kapital, ejaan,
struktur kalimat, tanda baca, istilah, kosakata, format karangan.)
o Perbaiki karangan pada aspek kebahasaan dan kesalahan mekanik yang lain.
Tahap Publikasi
o Tulisan akan berarti dan lebih bermanfaat jika dibaca orang lain.
o Sesuaikan tulisan dengan media publikasi yang akan kita tuju.
Tahap Evaluasi
Phew! Selesai! Eh, belum. Setelah tulisan kita anggap jadi dan selesai, melalui beberapa kali
konsultasi dengan guru atau dosen pembimbing, bahkan setelah selesai di uji, kita masih harus
melakukan revisi terakhir. Pada tahap inilah kita akan mengevaluasi secara keseluruhan tulisan
ilmiah kita tadi.
Pada tahap ini kita akan memeriksa fokus, kejelasan ide, bagian yang terlewat sehingga perlu
ditambahkan, penepatan kalimat atau diksi supaya lebih sesuai dengan konteks, dan lain-lain.
Ketika melakukan evaluasi ini, ada beberapa kriteria untuk memudahkan pemeriksaan, seperti
ini:
Fokus.
Apakah bahasan anda terlalu sempit atau terlalu luas? Apakah detail yang disampaikan sudah
cukup atau malah mengaburkan inti? Adakah bagian yang tidak perlu sehingga perlu dibuang?
Apakah topik anda sesuai dengan yang ditugaskan?
Pembangunan.
Apakah anda cukup mendapat dan menggunakan referensi dengan tepat? Bagaimana ide dasar
dikembangkan menjadi ide yang masuk akal dan bisa dipertanggungjawabkan?
Organisasi
Apakah tulisan anda terorganisir dengan baik? Adakah kebingungan ketika membaca karya anda
sehubungan dengan urutan penulisan?
Gaya
Apakah gaya bahasa anda perlu diubah sehingga tulisan menjadi lebih nyaman dibaca dan
dipahami? Adakah bagian dari tulisan yang berarti ganda?
Konvensi
Apakah masih ada kesalahan penggunaan tanda baca dan salah ketik? Penggunaan istilah yang
tidak tepat? Apakah semua rujukan valid?

Anda mungkin juga menyukai