Anda di halaman 1dari 43

i

LAPORAN
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
DI BADAN PELAKSANA KONSUIL (KOMITE NASIONAL
KESELAMATAN UNTUK INSTALASI LISTRIK) AREA KUDUS
JL. R. AGIL KUSUMADYA NO. 106-108 KUDUS
TELP. : 0291-4251588 FAX. : 0291-434930
PEMERIKSAAN INSTALASI LISTRIK TEGANGAN RENDAH
450 VA 197 KVA B.P KONSUIL UNIT REMBANG
Disusun oleh
Nama : Muhammad Hasan Ali
NIM : 5301406008
Jurusan/ Prodi : Teknik Elektro/ Pendidikan Teknik Elektro, S1
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
TAHUN 2010
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Praktek Kerja Lapangan telah disahkan oleh Badan Pelaksana KONSUIL
Area Kudus dan Jurusan Teknik Elektro
Hari :
Tanggal :
Dosen Pembimbing Pembimbing Lapangan
KOPEM Rembang, Blora Cepu
Drs. Suwadi Supardi, Amd
NIP 194808161975011003
Mengetahui, Mengetahui,
Ketua Jurusan Kepala BP. Konsuil Area Kudus
Drs. Djoko Adi Widodo, M.T Ir. H. Soekirman
NIP. 195909271986011001
iii
Abstrak
Muhammad Hasan Ali
Pemeriksaan Instalasi Listrik Tegangan Rendah 450 VA 197 KVA B.P KONSUIL
Unit Rembang
Badan Pelaksana Konsuil (Komite Nasional Keselamatan Untuk Instalasi Listrik)
Area Kudus
Jl. R. Agil Kusumadya no. 106-108 Kudus
Telp. : 0291-4251588 FAX. : 0291-434930
Pendidikan Teknik Elektro Teknik Elektro
Tahun 2010
Kita sadari maupun tidak, terjadinya kecelakaan maupun kebakaran rumah atau
bangunan terkadang disebabkan oleh hubungan arus pendek, yang berawal dari
pemasangan maupun mutu material instalasi listrik yang tidak sesuai dengan standar
Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2000. Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini
untuk mengetahui apa saja pemeriksaan yang dilakukan Badan Pelaksana Komite
Nasional Keselamatan Untuk Instalasi Listrik (KONSUIL) sebagai pemeriksa dan
penguji instalasi pemanfaatan tenaga listrik konsumen tegangan rendah daya 450
VA 197 KVA dan menerbitkan Sertifikat Laik Operasi (SLO) apabila hasil
pemeriksaan dan pengujiannya memenuhi kesesuaian dengan standar yang berlaku
(PUIL 2000 dan SNI). Manfaat dari hasil PKL ini adalah mengetahui kriteria-
kriteria pemeriksaan Instalasi yang dapat digunakan sebagai acuan dalam
pemasangan instalasi listrik baru.
Metode pengumpulan data dalam PKL ini menggunakan tiga cara, yaitu : 1.
Wawancara dengan petugas pemeriksa terkait 2. Observasi dan Praktik langsung
dilapangan 3. Literatur (Buku maupun internet).
Pekerjaan yang dilakukan adalah memeriksa instalasi listrik dengan acuan PUIL
2000 dengan 11 (sebelas) kriteria yang sudah ditentukan, sesuai dengan Laporan
Hasil Pemeriksaan Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik Tegangan Rendah (LHP).
Adapun sebelas kriteria tersebut, antara lain : A. Gambar instalasi B. Proteksi
terhadap sentuh langsung C. proteksi terhadap bahaya kebakaran D. Proteksi
terhadap sentuh tak langsung E. Penghantar F.Perlengkapan hubung bagi (PHB) G.
Elektrode bumi H. Polaritas I. Pemasangan J. Perlengkapan/ lengkapan bertanda
SNI K. Instalasi khusus kamar mandi. Dari sebelas kriteria tersebut dimasukkan
dalam data yang diperiksa : Jumlah PHB, Jumlah saluran cabang, Jumlah saluran
akhir, Jumlah titik lampu, Jumlah KKB, Jumlah KKK, Tahanan isolasi Penghantar
Ph/ N / PE, Sistem pembumian, dan Resistan Pembumian. Jika semua kriteria
memenuhi syarat dalam PUIL 2000, maka instalasi dinyatakan Langsung Laik
Operasi (LLO). Dan sebaliknya, jika salah satu saja kriteria tidak terpenuhi maka
dinyatakan Tidak Laik Operasi (TLO).
Dari PKL ini dapat disimpulkan bahwa ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi
untuk memenuhi persyaratan standar laik operasi. Disarankan kepada pemilik
instalasi maupun instalatir agar mengacu pada PUIL 2000 agar dapat menunjang
dikeluarkanya SLO, maupun terhindar dari kecelakaan atau kebakaran.
iv
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penyusun panjatkan kehadirat Alloh SWT, sehingga
penyusunan laporan Praktek Kerja Lapangan ( P K L ) dengan judul
PEMERIKSAAN INSTALASI LISTRIK TEGANGAN RENDAH 450 VA
197 KVA B.P KONSUIL UNIT REMBANG dapat diselesaikan.
Pada kesempatan ini penyusun menghaturkan penghargaan dan ucapan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Drs. Djoko Adi Widodo, M.T selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro;
2. Drs. Suwadi selaku Dosen Pembimbing PKL;
3. Ir. H. Soekirman selaku Kepala B.P KONSUIL Area Kudus;
4. Soepardi Amd. selaku Koordinator Pemeriksa (KOPEM) KONSUIL Unit
Rembang, Blora, dan Cepu;
5. Syamsul Bakhri, Eka Prasetyo Aji, S.Pd, dan Ali Mahsun selaku Pemeriksa
KONSUIL Unit Rembang dan partner kerja;
6. Keluarga yang selalu mendukungku; dan
7. Semua pihak yang telah membantu terselesaikanya laporan PKL ini.
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... ii
ABSTRAK ..................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iv
DAFTAR ISI .................................................................................................. v
DAFTAR TABEL .......................................................................................... vii
DAFTAR BAGAN DAN GAMBAR .............................................................. viii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Tujuan dan Manfaat ........................................................................ 2
C. Tempat dan Pelaksanaan .................................................................. 4
D. Pengumpulan Data .......................................................................... 5
BAB II PEMERIKSAAN INSTALASI LISTRIK
A. Tentang KONSUIL ......................................................................... 7
B. Pemeriksaan dan Pengecekan Instalasi.............................................. 14
BAB III ANALISIS HASIL KEGIATAN
A. Gambar Instalasi Tidak Sesuai ......................................................... 24
B. Penghantar Proteksi PE (Protection Earth) Tidak Terpasang ............ 25
C. Perlengkapan Hubung Bagi (PHB) Tidak Sesuai ............................. 25
D. Saluran Utama Tidak Sesuai ............................................................ 25
vi
E. Penghantar Tidak Sesuai ................................................................. 26
F. Hal Elektrode Bumi Tidak Sesuai ................................................... 27
G. Polaritas Tidak Sesuai .................................................................... 28
H. Pemasangan Tidak Sesuai................................................................. 29
I. Perlengkapan/ lengkapan Tidak bertanda SNI................................... 29
BAB IV PENUTUP
A. Simpulan ....................................................................................... 30
B. Saran .............................. ................................................................. 31
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 33
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 34
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Nilai resistans insulasi minimum PUIL 2000 Tabel 3.20-1
Tabel 2. Resistans pembumian pada resistans jenis 1 = 100 -meter. PUIL 2000
tabel 3.18-4
viii
DAFTAR BAGAN DAN GAMBAR
Bagan 1. Organigram badan pelaksana konsuil area kudus Tahun 2010
Gambar 1. Lambang KONSUIL
Gambar 2. Peralatan Pemeriksaan
Gambar 3. Earth Tester Analog
Gambar 4. Insulation Tester (Megger)
Gambar 5. Jangka Sorong
Gambar 6. Pemeriksaan insulasi kabel menggunakan Insulation Tester (Megger)
Gambar 7. Pemeriksaan resistans Bumi menggunakan Earth Tester Analog
Gambar 8. Perlengkapan Hubung Bagi (PHB)
ix
DAFTAR LAMPIRAN
1. Daftar biaya pemeriksaan
2. Kelengkapan dalam pendaftaran pemeriksaan instalasi listrik
3. Laporan hasil pemeriksaan instalasi (LHP)
4. Sertifikat Laik Operasi
5. Surat keterangan tidak memenuhi syarat sertifikasi
6. Daftar spesifikasi alat
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Terkadang kita pernah mendengar atau melihat sendiri terjadinya
kecelakaan atau kebakaran rumah yang ternyata hal tersebut disebabkan
oleh konsleting listrik. Setelah ditelusuri penyebabnya adalah instalasi
listrik yang tidak sesuai standar Persyaratan Umum Instalasi Listrik tahun
2000 (PUIL 2000). Selain menyebabkan kerugian pada diri sendiri hal ini
dapat menyebabkan kerugian pada orang lain.
Hal inilah yang mendasari praktikan mengadakan Praktek Kerja
Lapangan (PKL) di Badan Pelaksana KONSUIL yang merupakan
kepanjangan dari Komite Nasional Keselamatan Untuk Instalasi Listrik.
Tentang apa yang mendasari KONSUIL dalam beroperasi dan apa saja
yang menjadi penilaian dalam pemeriksaan.
KONSUIL dapat dijabarkan dalam keputusan menteri.
Berdasarkan Keputusan Menteri (KepMen) Energi dan Sumber Daya
Mineral (ESDM) No. 1109K/30/MEM/2005, menetapkan, memutuskan :
Kesatu : Menetapkan Komite Nasional Keselamatan untuk Instalasi Listrik
(KONSUIL) yang dideklarasikan pada tanggal 25 Maret 2003 di Jakarta
sebagai lembaga pemeriksa instalasi pemanfaatan tenaga listrik konsumen
tegangan rendah. Kedua : KONSUIL bertugas melaksanakan pemeriksaan
2
dan menerbitkan Sertifikat Laik Operasi (SLO) instalasi pemanfaatan
tenaga listrik konsumen tegangan rendah.
Dari keterangan tersebut diatas jelaslah bahwa yang melaksanakan
pemeriksaan instalasi listrik dan kemudian menerbitkan SLO instalasii
pemanfaatan tenaga listrik konsumen tegangan rendah adalah KONSUIL.
Disinilah mulai peran penting dari keberadaan Konsuil, yaitu
melaksanakan pemeriksaan dan pengujian di bidang instalasi tenaga listrik
tegangan rendah. Tentu saja dalam proses pemeriksaan dan pengujian
tersebut ada beberapa faktor penilaian dan kriteria penilaian yang menjadii
pedoman.
Dalam pemeriksaan yang dilaksanakan KONSUIL, data hasil
pemeriksaan dimasukkan kedalam Laporan Hasil Pemeriksaan Instalasi
Tenaga Listrik Tegangan Rendah (LHP) yang didalamnya sudah
dikelompokkan menjadi beberapa kelompok penilaian, dari LHP inilah
dapat dijadikan acuan untuk pemeriksaan dan pengujian, sedangkan PUIL
2000 adalah sebagai dasar pedoman atau acuanya. Oleh karena itu,
konsumen maupun instalatir perlu menekankan aspek instalasi yang akan
dipergunakannya disesuaikan dengan kriteria-kriteria yang terdapat pada
LHP yang tentu saja teknik pemasangan maupun material yang
dipergunakan sudah terdapat pada aturan PUIL 2000 dan SNI.
B. Tujuan dan Manfaat
1. Tujuan
Kegiatan praktek ini mempunyai beberapa tujuan, yaitu:
3
a. Untuk memenuhi salah satu syarat mencapai kelulusan pada Prodi.
S-1 Pendidikan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas
Negeri Semarang.
b. Mendapatkan pengalaman kerja di lapangan pada umumnya dan
pada bidang instalasi pada khususnya.
c. Memahami dan mampu mempraktekkan pemeriksaan instalasi
tegangan rendah.
2. Manfaat
a. Bagi mahasiswa bermanfaat ; untuk menambah pengetahuan dan
pengalaman kerja mahasiswa pada dunia kerja, dan menjadi
lulusan yang memiliki keahlian profesionnal dalam pengetahuan,
keterampilan, dan etika kerja yang berkualitas.
b. Bagi lembaga fakultas teknik Universitas Negeri Semarang ;
meningkatkan efesiensi dan efektifitas proses pendidikan dan
pelatihan tenaga kerja yang berkualitas dan professional, sebagai
sarana penelitian dan pengembangan, terutama yang berkaitan
dengan tugasnya sebagai lembaga pendidikan, dan merupakan
laboratorium di luar kampus yang dapat mengembangkan
pengetahuan kreativitas mahasiswa.
c. Bagi B.P KONSUIL sebagai sarana untuk menjalin komunikasi
dan kemitraan dengan perguruan tinggi sebagai wadah pendidikan
tingkat tinggi yang dapat ikut membantu mensosialisasikan tugas
KONSUIL sebagai badan pemeriksa dan penguji di bidang
4
instalasi listrik tegangan rendah. Selain itu juga sebagai bentuk
kerja sama pemecahan masalah melalui pemberian solusi antara
B.P KONSUIL sebagai pelaksana lapangan dan pihak Universitas
sebagai kajian teori.
C. Tempat dan Pelaksanaan
Berdasarkan tempat pelaksanaan, ada dua jenis pekerjaan yang
dilaksanakan dalam pelaksanaan PKL; pertama pekerjaan yang
dilaksanakan di kantor, dan yang ke-dua pekerjaan yang dilaksanakan di
lapangan.
Untuk yang pertama, praktikan melaksanakan tugas di bekerja di
kantor Area Kudus dan kantor unit Rembang. Kantor Area Kudus
beralamatkan di JI. Agil Kusumadya No. 106-108 Kudus, dan kantor unit
Rembang di Perumahan Griya Utama Permai (GUP), Rembang.
Untuk yang ke-dua, praktikan bertugas memeriksa instalasi listrik
tegangan rendah 450 VA-197 KVA di unit Rembang dengan cakupan
wilayah kerja KONSUIL Unit Rembang.
Sedangkan untuk waktu pelaksanaan, praktikan diberikan jadwal
pekerjaan selama 32 hari antara tanggal 15 Februari 2010 sampai dengan
19 Maret 2010, dimana hari sabtu, minggu, dan hari libur nasional
pekerjaan dalam PKL juga diliburkan.
Pelaksanaan PKL ini dapat dibagi menjadi empat jenis kegiatan,
antara lain :
5
1. Orientasi Seputar B.P KONSUIL Area Kudus, yang
dilaksanaknan di kantor Area Kudus selama satu hari yaitu
tanggal 15 Februari 2010.
2. Persiapan Praktek Kerja Lapangan, yang dilaksanakan di
kantor unit Rembang selama satu hari pada tanggal 17
Februari 2010.
3. Praktek Pemeriksaan Instalasi, yang dilaksanakan antara
tanggal 18 Februari 2010 sampai dengan 17 Maret 2010.
4. Evaluasi, yang dilaksanakan di kantor Area Kudus selama
dua hari, tanggal 18-19 Maret 2010.
D. Pengumpulan Data
Dalam penyusunan laporan PKL ini, praktikan mengambil
beberapa sumber untuk dijadikan acuan, antara lain :
1. Wawancara
Praktikan melakukan diskusi tanya jawab dan konfirmasi
secara langsung kepada pembimbing lapangan dan pihak-pihak
yang terkait dengan materi yang sedang diamati.
2. Observasi dan Praktek
Praktikan melakukan pengamatan secara langsung di
lapangan pada objek pemeriksaan.dengan cara praktek secara
langsung seperti petugas KONSUIL sebenarnya.
3. Literatur
6
Penyusun mengumpulkan data-data yang berhubungan
dengan materi yang sedang diamati melalui buku-buku instruksi
manual dan literatur lainnya yang relevan baik dari buku maupun
internet.
7
BAB II
PEMERIKSAAN INSTALASI LISTRIK
A. Tentang KONSUIL
Dalam Anggaran Dasar KONSUIL bab 1 tentang Nama,
Pembentukan, Wilayah Kerja dan Waktu pasal 2 ayat (1) tentang
Pembentukan menyebutkan bahwa : KONSUIL dibentuk berdasarkan
Deklarasi Pembentukan Komite Nasional Keselamatan Untuk Instalasi
Listrik di Jakarta pada tanggal 25 Maret 2003 oleh empat pilar unsur
ketenagalistrikan yaitu Unsur Penyedia Tenaga Listrik, Unsur Kontraktor
Listrik, Unsur Produsen Peralatan dan Pemanfaat Tenaga Listrik serta
Unsur Konsumen Listrik.
Kemudian tentang kode etik dan lambang dijelaskan dalam
Anggaran Rumah Tangga KONSUIL bab IX pasal 20 dan pasal 21. Kode
Etik KONSUIL dengan nama CATUR DARMA :
1. Bekerja taat pada peraturan perundang-undangan dan berpedoman
pada standar instalasi tenaga listrik.
2. Bekerja dengan penuh kesadaran dan tanggungjawab dalam
melaksanakan tugasnya.
3. Profesional, tidak berpihak (independen), dan memiliki integritas
dan terpercaya dalam melaksanakan pemeriksaan instalasi
8
pemanfaatan tenaga listrik konsumen tegangan rendah dan
penerbitan Sertifikat Laik Operasi.
4. Menjaga kehormatan korsa seluruh jajaran KONSUIL.
Lambang KONSUIL mempunyai arti dan makna sebagai berikut :
Gambar 1. Lambang KONSUIL
1. Bentuk dasar merupakan konfigurasi 4 (empat) bangun kotak yang
melambangkan 4 (empat) pilar unsur-unsur pelaku usaha
ketenagalistrikan, terdiri dari : unsur penyedia tenaga listrik, unsur
kontraktor listrik, unsur produsen peralatan dan pemanfaat listrik,
unsur konsumen listrik yang saling bertaut membentuk kesatuan
bangun segi empat yang kokoh, dengan warna dasar biru yang
melambangkan profesionalitas dan terpercaya serta dikelilingi
warna kuning yang melambangkan kemandirian sesuai fungsi dan
tugas masing-masing.
2. Tanda periksa (check), diatas huruf I (Instalasi) melambangkan
tugas KONSUIL melaksanakan pemeriksaan kesesuaian instalasi
tenaga listrik terhadap standar instalasi yang berlaku, dengan warna
merah yang melambangkan integritas, ketegasan dan keberanian
dalam kebenaran.
9
3. Nama KONSUIL dengan warna hitam untuk merepresentasikan
pewujudan KONSUIL sebagai lembaga inspeksi teknis yang
melaksanakan tugasnya secara professional, mandiri, tidak
berpihak (independen), memiliki integritas dan terpercaya dalam
bidang keselamatan ketenagalistrikan.
4. Secara keseluruhan lambang ini berbentuk huruf Q sebagai
singkatan dari Quality, yang mencerminkan misi kerja dari
KONSUIL dalam melaksanakan pemeriksaan kesesuaian.
Sedangkan, hubungan antara masyarakat ketenagalistrikan dan
KONSUIL, sesuai peraturan/ perundang-undangan mengenai pemeriksaan
instalasi pemanfaatan tenaga listrik konsumen tegangan rendah, dapat
dijelaskan sebagai berikut :
Menurut undang-undang No. 15 Tahun 1985 ; Pasal 7 ayat (1) :
Usaha penyediaan ketenagalistrikan dilakukan oleh Negara dan
diselenggarakan oleh badan usaha Negara yang didirikan berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku sebagai pemegang kuasa
usaha ketenagalistrikan. Pasal 17 : Syarat-syarat penyediaan pengusahaan,
pemanfaatan instalasi dan standarisasi diatur oleh pemerintah. Pasal 18
ayat (1) : pemerintah melakukan pembinaan dan pengawasan umum
terhadap pekerjaan dan pelaksanaan usaha ketenagalistrikan. Pasal 18 ayat
(2) : pembinaan dan pengawasan umum sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) terutama meliputi keselamatan kerja, keselamatan umum,
pengembangan usaha dan tercapainya standarisasi dalam bidang
10
ketenagalistrikan. Pasal 18 ayat (3) : tata cara pembinaan dan pengawasan
umum sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan
Peraturan Pemerintah (PP).
Kemudian dalam PP No. 3 Tahun 2005 menyebutkan dalam pasal
21 ayat (3) : pekerjaan instalasi ketenagalistrikan untuk penyediaan dan
pemanfaatan tenaga listrik harus dikerjakan oleh Badan Usaha Penunjang
Tenaga Listrik yang disertifikasi oleh lembaga sertifikasi yang
terakreditasi. Pasal 21 ayat (7) : pemeriksaan instalasi pemnfaatan tenaga
listrik konsumen tegangan rendah dilaksanakan oleh Lembaga Inspeksi
Independen yang sifat usahanya nirlaba dan ditetapkan oleh Menteri. Pasal
22 ayat (2) : setiap instalasi ketenagalistrikan sebelum dioperasikan wajib
memilki sertifikat laik operasi.
Dalam Keputusan Menteri No. 1109K/30/MEM/2005,
menetapkan, memutuskan : Ke-Satu : menetapkan Komite Nasional
Keselamatan untik Instalasi Listrik (KONSUIL) yang dideklarasikan pada
tanggal 25 Maret 2003 di Jakarta sebagai lembaga pemeriksa instalasii
pemanfaatan tenaga listrik konsumen tegangan rendah. Ke-Dua :
KONSUIL bertugas melaksanakan pemeriksaan dan menerbitkan sertifikat
laik operasi instalasi pemanfaatan tenaga listrik konsumen tegangan
rendah.
Peraturan Menteri ESDM No. 0045 Tahun 2005, Pasal 11 ayat (1) :
Instalasi pemanfaatan tenaga listrik yang telah dibangun dan dipasang,
wajib dilakukan pemeriksaan dan pengujian terhadap kesesuaian dengan
11
standar yang berlaku. Pasal 11 ayat (5) : Pemeriksaan dan pengujian
instalasi pemanfaatan tenaga listrik konsumen tegangan rendah dilakukan
oleh lembaga inspeksi independent yang sifatnya nirlaba dan ditetapkan
oleh Menteri. Pasal 12 ayat (2) : Instalasi pemanfaatan tenaga listrik
konsumen tegangan rendah yang hasil pemeriksaan dan pengujiannya
memenuhi kesesuaian dengan standar yang berlaku, diberikan sertifiksai
laik operasi yang diterbitkan oleh lembaga inspeksi independent yang sifat
usahanya nirlaba sebagaimana dimaksud dalam pasal 11 ayat (5). Pasal 13
ayat (3) : Pelaksanaan sertifikat laik operasi instalasi pemanfaatan tenaga
listrik konsnumen tegangan rendah dilaksanakan oleh lembaga inspeksi
independent yang sifat usahanya nirlaba sebagaimana dimaksud dalam
pasal 11 ayat (5) sesuai dengan prosedur penyambungan tenaga listrik
yang dikeluarkan oleh pemegang kuasa usaha ketenagalistrikan atau
pemegang izin usaha ketenagalistrikan untuk kepentingan uum
terintegrasi. Pasal 14 ayat (4) : Hasil pemerikasaan dan pengujian instalasi
pemanfaatan tenaga listrik konsumen tegangan rendah sebagaimana
dimaksud dalam ayat (2) dituangkan dalam laporan hasil uji laik operasi
dengan menggunakan format sebagaimana tercantum dalam lampiran VIII
Peraturan Menteri tersebut. Pasal 15 ayat (5) : Segala biaya yang timbul
dari kegiatan sertifikasi instalasi pemanfaatan tenaga listrik dibebankan
kepada pemilik instalasi. Pasal 16 ayat (1) : Instalasi penyedia tenaga
listrik dan instalasi pemanfaatan tenaga listrik hanya dapat dioperasaikan
setelah mendapatkan sertifikat laik operasi.
12
Dan dalam Peraturan Menteri ESDM No. 046 Tahun 2006
(Perubahan Peraturan Menteri ESDM No. 0045 tahun 2005). Pasal 15 A
ayat (1) : Berdasarkan laporan hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 14 ayat (4), lembaga inspeksi independent yang sifat usahanya
nirlaba menerbitkan sertifikat laik operasi instalasi pemanfaatan tenaga
listrik konsumen tegangan rendah. Pasal 15 A ayat (2) : Sertifikat Laik
Operasi sebagaimana disebutkan pada ayat (1) berlaku paling lama 15
(lima belas) tahun dan setiap kali dapat diperpanjang untuk jangka waktu
yang sama.
Jabaran diatas adalah yang menjadi landasan dan dasar hukum di
dirikannya KONSUIL. Struktur organisasi dari KONSUIL Area Kudus itu
sendiri dapat digambarkan dalam organigram berikut :
ORGANIGRAM BADAN PELAKSANA KONSUIL AREA KUDUS
TAHUN 2010
Bagan1. Organigram badan pelaksana konsuil area kudus Tahun 2010
KEPALA AREA
Ir, H SOEKIRMAN
Ka. Ur Adm. & Teknik
KARTIKA EVASTUTI, SE
Ka. Ur. SERTIFIKASI
H. RUSDAN KARJONO
STAFF ADM.
TEKNIK
SUMARYONO
KOPEM KUDUS, JEPARA
BANGSRI
ROBET PAMUNGKAS, Amd
KOPEM PATI, JUWANA
GATOT DWI ANDI B, Amd
STAFF
KEUANGAN/ BENDAHARA
& SDM
RINI SETYANINGSIH
PATI (POLA 2)
FRONTDESK : ARDIANTO, Amd
PEMRIKSA :
1. PAHING
2. AHMAD SUWANDI
OFFICE BOY
SUTRISNO
KURIR
ENDI TRIO R
JEPARA (POLA 2)
FRONT DESK : WIDIAN
SETIADI, Amd
PEMERIKSA :
1. EDI SUPRAYITNO
KUDUS (POLA 1)
FRONTDESK : AMELIA OKT,
S.Sos
PEMERIKSA :
1. WIDODO PUJI
NUGROHO, Amd
2. ERIC RIZKI EMAWAN
3. TRI WIBOWO
BANGSRI (POLA 1)
FRONTDESK : SRI HANDOYO
PEMERIKSA :
1. SUGIYO PRANATAN
2. BUDIMAN
JUWANA (POLA 1)
FRONTDESK : SUKAHONO
PEMRIKSA :
1. SUNARIYONO
KOPEM REMBANG, BLORA CEPU
SUPARDI, Amd
REMBANG(POLA 2)
FRONTDESK : SYAMSUL BAKHRI
PEMRIKSA :
1. EKA PRASETYO AJI, S.Pd
2. ALI MAHSUN
BLORA (POLA 1)
FRONTDESK : ISKO PERMONO,
Amd
PEMRIKSA :
1. ISKO LUKITO, ST
CEPU (POLA 2)
FRONTDESK : WIWIN RIYANTO,
Amd
PEMRIKSA :
1. ABDUL GHOFAR
2. HUDI RACHMAD, Amd
STAFF. SERTIFIKASI
1. AGUNG MULYANTORO, S.Kom
2. RASMADI
14
A. Pemeriksaan dan Pengecekan Instalasi
1. Pra Pemeriksaan
Dalam Standard Operating Prosedur (SOP) Tahun 2009 yang
dikeluarkan KONSUIL, sebagai buku panduan dan pedoman pemeriksaan
instalasi konsumen tegangan rendah, sebelum dilakukan pemeriksaan
terlebih dahulu dipersiapkan sarana penunjang antara lain:
a. Earth Tester;
b. Insulation Tester (Megger);
c. Senter;
d. Test pen/ obeng;
e. Tang jepit;
f. Meter;
g. Alat tulis:
Gambar 2. Peralatan Pemeriksaan
15
Gambar 3. Earth Tester Analog
Gambar 4. Insulation Tester (Megger)
16
Gambar 5. Jangka Sorong
Selain itu juga mempersiapkan dokumen pendukung seperti : copy
gambar dan diagram instalasi, sketsa lokasi, permohonan pemeriksaan,
LHP, dan surat tugas sebagai pemeriksa KONSUIL.
Baru setelah itu dilakukan perjalanan menuju lokasi pemeriksaan
sesuai identitas pemilik instalasi sesuai dalam dokumen pendukung.
Ada tiga kondisi dalam pencarian lokasi ini yaitu:
Pertama, lokasi tidak ketemu (lokasi/ nama pemohon). Dalam hal
ini pemeriksaan batal, berkas dikembalikan ke Koordinator Pemeriksa
dengan diberi catatan ATK (Alamat Tidak Ketemu). Kejadian seperti ini
pernah terjadi saat praktikan melakukan pemeriksaan di desa Sidorejo
Pamotan, baik nomor gardu tiang PLN, maupun nama pemilik instalasi
tidak diketemukan.
Kedua, lokasi ketemu tapi terkunci. Hal ini sama dengan yang
pertama, tetapi diberi catatan RT (Rumah Terkunci). Kondisi kedua juga
pernah dialami praktikan di desa Rumbut Malang, Rembang, rumah
17
terkunci. Dan pada pemeriksaan kedua baru ada sang empu rumah,
sehingga dapat dilaksanakan pemeriksaan.
Ketiga, lokasi ditemukan dan tidak tekunci. Sehingga perlu
diperiksa bangunan sipilnya ataupun instalasinya.
2. Saat Pemeriksaan
Pedoman atau dasar yang dipakai dalam pemeriksaan instalasi
listrik tenaga rendah disini adalah Persyarartan Umum Instalasi Listrik
(PUIL) 2000. Namun sebagai acuan kriteria tentang apa saja yang perlu
diperiksa seperti yang tertuang dalam Lembar Hasil Pemeriksaan (LHP).
Dalam LHP tersebut, pada bagian atas terdapat identitas berupa nama
lembaga KONSUIL dan identitas pemilik instalasi. Kemudian pada bagian
data pemerikasaan terdapat 11 (sebelas) point pemeriksaaan antara lain:
A. Gambar Instalasi;
B. Proteksi terhadap sentuh langsung (Gawai Proteksi Arus Sisa 30
mA);
C. Proteksi terhadap bahaya kebakaran (Gawai Proteksi Arus Sisa
500 mA);
D. Proteksi terhadap sentuh tak langsung;
E. Penghantar;
F. Perlengkapan Hubung Bagi (PHB);
G. Elektrode bumi;
H. Polaritas;
18
I. Pemasangan;
J. Perlengkapan/ lengkapan bertanda SNI; dan
K. Instalasi khusus kamar mandi.
Dari LHP tersebut dan dari SOP
Langkah awal pemeriksaan dilakukan dari depan atau dari luar
bangunan, yaitu dengan melihat kondisi bangunan, sudah sesuaikah
gambar instalasi dan diagram garis tunggal dengan yang terpasang dan
sesuaikah denah bangunan dengan kenyataan.
Langkah yang kedua, pemeriksaan GPAS proteksi terhadap sentuh
langsung maupun bahaya kebakaran, ada atau tidak.
Langkah yang ketiga, pemeriksaan terhadap proteksi sentuh tak
langsung. Pemeriksaan ini dengan melihat jenis sistem pembumianya TT
ataukah TNC-S. Penghantar proteksi PE (Protection Earth) pada saluran
sirkit masuk, sirkit cabang/ akhirdan pada kontak-kontak ada atau tidak.
Dan apakah penghantar PE dan penghantar Netral (N) pada PHB
dihubungkan atau tidak.
Langkah yang keempat, pemeriksaan pada penghantar. Pada
Saluran/ sirkit utama, saluran/ sirkit cabang, dan pada saluran/ sirkit akhir,
jenis penghantarnya apa (NYA dalam pipa, NYM ataukah yang lainya)
dan warna insulasi phase, netral dan PE apa. Kemudian jenis penghantar
bumi dan luasnya (mm
2
) dengan pelindung ataukah tidak. Pengukuran
resistans kabel atau insulasi kabel dengan megger tegangan uji 500 V,
19
berapa M hasil pengukuranya antara Phase-phase, phase-netral, dan
phase-PE.
Gambar 6. Pemeriksaan insulasi kabel menggunakan Insulation
Tester (Megger)
Pengukuran resistans pembumian dengan Earth Tester, berapa
hasil pengukuran tersebut.
20
Gambar 7. Pemeriksaan Resistans Bumi menggunakan Earth
Tester Analog
Kemudian hubungan antara N dan PE, cara penyambungan
dilakukan di dalam OK PLN atau didalam PHB. Dan jika dilakukan
didalam PHB menggunakan terminal, mur-baut, ataukah dengan dipelintir.
Dan terakhir untuk penghantar adalah penghantar PE dan penghantar bumi
dihubungkan atau tidak, dan jika dihubungkan didalam PHB atau diluar
PHB.
Langkah kelima, pemeriksaan pada PHB. Ada atau tidak terminal
PE dan N pada PHB. Adakah PHB utama maupun PHB cabang.
Pemeriksaan yang dilakukan pada PHB antara lain: menggunakan apa
21
saklar utamanya, kemudian karakter pada penghantar saluran utama,
kemudian pengaman pada sirkit akhir maupun sirkit cabang.
Gambar 8. Perlengkapan Hubung Bagi (PHB)
Langkah keenam, pemeriksaan terhadap electrode bumi yang
dipasang. Ada maupun tidaknya, jika ada, apa jenis elektrodenya dan
berapa panjangnya.
Langkah ketujuh, pemeriksaan polaritas fiting lampu, kotak kontak
(phase, N, dan PE), dan sakelar. Sesuai atau tidak pada pedoman PUIL
2000.
Langkah kedelapan, pemeriksaan tentang pemasangan PHB,
berapa cm ketinnggianya dari lantai. Kotak kontak ketinggian terendah
dari lantai berapa cm dan berjenis apa. Pemasangan kabel berjenis apa,
ditempel ataukah ditanam. Kemudian sambungan pada penghantar, dalam
22
kotak atau tidak dalam kotak. Dan yang terakhir kesinambungan sirkit
penghantar sirkit akhir, tersambung ataukah tidak tersambung.
Langkah kesembilan, pemeriksaan perlengkapan/ kelengkapan
bertanda SNI. Pemeriksaan ini antara lain pada : Mini Circuit Breaker
(MCB), kotak kontak, sakelar dan penghantar. Selain itu merknya juga
dimasukkan dalam LHP.
Langkah kesepuluh dan yang terakhir adalah pemeriksaan
kesesuaian instalasi khusus kamar mandi untuk sakelar maupun kotak
kontak.
Demikian kesepuluh langkah dalam pemeriksaan sesuai dengan
LHP. Setelah LHP diisi, LHP dimintakan tanda tangan kepada instalatir
maupun penghuni sebagai saksi telah dilakukan pemeriksaan oleh
pemeriksa dari KONSUIL, dan ditanda tangani oleh pemeriksa.
Dari pemeriksaan yang telah dilakukan didapat data yang
diperiksa, atara lain: Jumlah PHB, jumlah saluran cabang, jumlah saluran
akhir, jumlah titik lampu, jumlah KKB, jumlah KKK, nilai tahanan isolasi
penghantar, sistem pembumian dan nilai resistan pembumian. Catatan
diberikan memang jika dibutuhkan untuk sebagai tambahan untuk
tambahan. Sebagai contoh, saat penggunaan warna kabel dalam KK tidak
sesuai, maka dapat ditandai.
Hasil pemeriksaan yang tertera dalam LHP itulah sebagai penentu
penilaian instalasi yang diperiksa itu Langsung Laik Operasi (LLO), Laik
Operasi dengan Catatan (LOC) ataukah Tidak Laik Operasi (TLO). Jika
23
LLO maupun LOC maka instalasi tersebut mendapatkan Sertifikat Laik
Operasi (SLO). Data-data dalam data yang diperiksa itulah yang
dimasukkan dalam pencantuman sertifikat. Yang melakukan verifikasi
data dan menentukan instalasi LLO, LOC, atau TLO adalah Tim Evaluasi
Hasil Pemeriksaan Instalasi Listrik, yang dijabarkan pada bagian pasca
pemeriksaan.
3. Pasca Pemeriksaan
Kemudian proses selanjutnya yang juga bisa dikatakan pasca
pemeriksaan adalah verifikasi data. Data pemeriksaan yang sudah
dimasukkan dalam LHP oleh pemeriksa kemudian di verifikasi oleh Tim
Evaluasi Hasil Pemeriksaan Instalasi Listrik, yang terdiri dari : 1. Kepala
Area B.P KONSUIL 2. Kepala Urusan Sertifikasi 3. Koordinator
Pemeriksa (KOPEM) Unit.
Proses verifikasi atau evaluasi, menurut kebijakan Area Kudus,
dibagi menjadi dua proses menurut daya pemasangannya, daya 450 6600
VA dan 7700 VA -197 KVA. Untuk yang pertama, data pemeriksaan LHP
di evaluasi oleh KOPEM Unit dan sekaligus menentukan kesimpulan hasil
pemeriksaan instalasi listrik, kemudian membuat rekap data dalam bentuk
soft file dan dikirim melalui electronic mail, untuk selanjutnya diterbitkan
Sertifikat (laik operasi atau tidak). Untuk yang kedua, proses evaluasi
dilakukan dengan cara mempertemukan ketiga unsur tim evaluasi dalam
satu meja, untuk didiskusikan hingga akhirnya disepakati kesimpulan hasil
pemeriksaan instalasi listrik.
24
BAB III
ANALISIS HASIL PEKERJAAN
Dalam analisis hasil pekerjaan ini, berisi tentang penjabaran hasil
pemeriksaan dan pengujian. Namun lebih dikhususkan lagi kriteria-kriteria yang
terdapat dalam LHP yang sering ditemukan di tempat pemeriksaan tidak sesuai
dengan PUIL 2000 maupun SNI. Sehingga menyebabkan instalasi tersebut Tidak
Memenuhi Syarat Sertifikasi atau Tidak Laik Operasi (TLO).
Kriteria-kriteria yang sering ditemukan tidak sesuai dengan PUIL 2000
dan SNI tersebut antara lain:
A. Gambar Instalasi Tidak Sesuai
Gambar Rencana Instalasi dengan kenyataan yang berbeda di
tempat pemeriksaan bisa menyebabkan instalasi dinyatakan TLO.
Misalnya, jumlah pemasangan titik lampu dan kotak kontak,
misalkan dalam gambar rancangan instalasi hanya terdiri satu kotak
kontak dan tiga titik lampu, tetapi pada kenyataanya di tempat
pemeriksaan lebih dari jumlah yang direncanakan pada gambar
instalasi. Hal ini tidak sesuai dengan PUIL 2000 ayat 4.1.2 tentang
ketentuan rancangan instalasi listrik. Dan PUIL 2000 ayat 9.5.6.1
Jika pekerjaan pemasangan instalasi listrik telah selesai, pelaksana
pekerjaan pemasangan instalasi tersebut harus secara tertulis
memberitahukan kepada instansi yang berwenang bahwa pekerjaan
25
telah dilaksanakan dengan baik, memenuhi syarat proteksi
sebagaimana diatur dalam PUIL 2000 serta siap untuk diperiksa dan
diuji.
B. Penghantar Proteksi PE (Protection Earth) Tidak Terpasang
Penghantar proteksi PE tidak ada pada kotak kontak. Hal ini
tidak sesuai dengan PUIL 2000 ayat 3.5.4 Sistem TN (lihat PUIL
2000 ayat 3.13) Sistem tenaga TN mempunyai mempunyai satu titik
yang dibumikan langsung. Bagian Konduktif Terbuka (BKT)
instalasi dihubungkan ke titik tersebut oleh penghantar proteksi.
C. Perlengkapan Hubung Bagi (PHB) Tidak Sesuai
Sakelar utama/ MCB yang berfungsi sebagai sakelar utama
tidak ada atau KHA saluran utama lebih kecil dari beban terpasang.
Hal ini tidak sesuai dengan PUIL 2000 ayat 6.2.4.1 yaitu Pada sisi
penghantar masuk PHBK yang berdiri sendiri harus dipasang
setidak-tidaknya satu sakelar, sedangkan pada setiap penghantar
keluar setidak-tidaknya dipasang satu proteksi arus.
D. Saluran Utama Tidak Sesuai
Saluran utama tidak utuh, hal ini tidak sesuai dengan PUIL
2000 ayat 4.2.2.2.1 bahwa setiap penghantar harus mempunyai KHA
seperti yang ditentukan dalam BAB 7 dan tidak kurang dari arus
yang mengalir didalamnya. Untuk maksud ayat ini, KHA harus
dianggap tidak kurang dari kebutuhan maksimum yang ditentukan
dalam 4.3.2 untuk sirkit utama konsumen dan sirkit cabang, atau
26
dalam 4.3.4 untuk sirkit utama konsumen atau sirkit utama cabang,
dengan cara pengukuran atau pembatasan atau dalam 4.3.5 untuk
sirkit akhir (lihat 4.2.8.2 jika sirkit diamankan oleh pengaman lebur
semi tertutup yang dapat dikawati kembali).
E. Penghantar Tidak Sesuai
Pada penghantar yang biasa ditemukan tidak kesesuaianya
dengan PUIL 2000 adalah penggunaan kabel yang tidak sesuai
dengan penggunaanya, misalnya penggunaan kabel NYA tidak
dipasang didalam pipa, yang seharusnya sesuai PUIL 2000 kabel
NYA harus dimasukkan didalam pipa. Kemudian untuk warna
insulasi kabel juga banyak ditemukan menyalahi PUIL 2000, misal
penghantar pembumian menggunakan warna hitam yang seharusnya
loreng hijau kuning. Dalam ketentuan PUIL 2000 Tabel 7.2-1 bahwa
penghantar fasa menggunakan warna : merah, hitam, atau kuning.
Penghantar netral menggunakan warna biru. Dan penghantar
pembumian menggunakan warna loreng hijau kuning.
Resistans insulasi kabel tidak memenuhi syarat (kurang dari
0,5 M Ohm). Hal ini tidak sesuai dengan Puil 2000 ayat 3.20.1.3
resistans insulasi yang diukur dengan nilai tegangan uji yang
ditunjukkan dalam Tabel 3.20-1 PUIL 2000, akan memuaskan jika
setiap sirkit (dengan piranti tidak terhubung) mempunyai resistans
insulasi tidak kurang dari nilai yang diberikan dalam tabel 3.20-1
PUIL 2000.
27
Tegangan sirkit normal
V
Tegangan uji
arus searah
V
Resistans
insulasi
M
Tegangan ekstra rendah (SELV,
PELV dan FELV) yang memenuhi
persyaratan 3.2.1 dan 3.3.2)
250 0,25
Sampai dengan 500 V, dengan
pengecualian hal tersebut diatas
500 0,5
Diatas 500 V 1000 1,0
Tabel 1. Nilai resistans insulasi minimum
PUIL 2000 Tabel 3.20-1
F. Elektrode Bumi Tidak Sesuai
Penggunaan Elektroda Bumi tidak sesuai dengan standar,
misal, panjang kurang dari 1,5 meter seharusnya minimal 1,5 meter.
Dan diameter elektroda kurang dari 12,7 milimeter yang seharusnya
minimal 12,7 milimeter.
Resistans elektrode bumi lebih besar dari 50 Ohm, hal ini
tidak sesuai dengan PUIL 2000 ayat 3.18.2.5.2 Resitans pembumian:
a. Resitans pembumian dari elektrode bumi tergantung
pada jenis dan keadaan tanah serta pada ukuran dan
susunan elektrode.
b. Resistans pembumian suatu elektrode harus dapat
diukur. Untuk keperluan tersebut penghantar yang
28
menghubungkan setiap elektrode bumi atau susunan
elektrode bumi harus dilengkapi dengan hubungan yang
dapat dilepaskan (lihat 3.19.2.5).
c. Tabel 3.18-4 menunjukkan nilai rata-rata resistans
elektrode bumi untuk ukuran minimum elektrode bumi
seperti pada tabel 3.18-2.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Jenis Pita atau penghantar pilin Batang atau pipa Pelat vertikal
elektrode dengan sisi atas
1m dibawah
Permukaan
tanah
Panjang (m) Panjang (m) Ukuran (m2)
Resistans 10 25 50 100 1 2 3 5 0,5 x 1 1 x 1
pembumian
20 10 5 3 70 40 30 20 35 25
()
Tabel 2. Resistans pembumian pada resistans jenis 1 = 100 -meter.
PUIL 2000 tabel 3.18-4
Namun ada penjelasan disini, yaitu apabila resistans lebih
besar dari 50 Ohm, namun terbukti adanya elektroda bumi dengan
ukuran diameter minimal 15 mm dengan panjang minimal 1,5 meter
(lihat SNI 04-3900-1995) maka instalasi tersebut laik operasi.
G. Polaritas Tidak Sesuai
Pemasangan polaritas fasa sebelah kanan pada kotak kontak,
hal ini tidak sesuai dengan PUIL 2000 ayat 2.5.2.6 bahwa pada kotak
kontak fasa tunggal, baik yang berkutub dua maupun tiga harus
dipasang sehingga kutub netralnya ada di sebelah kanan atau di
sebelah bawah kutub tegangan.
29
H. Pemasangan Tidak Sesuai
Pemasangan PHB dengan ketinggian kurang dari 1,50 meter
diatas lantai, untuk instalasi perumahan. Hal ini tidak sesuai dengan
PUIL 2000 ayat 6.5.2.4 untuk instalasi perumahan, lemari atau kotak
hubung bagi harus dipasang sekurang-kurangnya 1,5 meter diatas
lantai.
Kemudian kotak kontak dengan ketinggian kurang dari 125
cm bukan dari jenis putar/ tutup/ berpengaman. Hal ini tidak sesuai
dengan PUIL 2000 ayat 8.17.2.4.2 kotak kontak yang digunakan
harus dari jenis yang dilengkapi kontak proteksi, dan dipasang
setinggi minimum 1,25 m dari lantai.
I. Perlengkapan/ lengkapan Tidak bertanda SNI
Penggunaan kabel maupun lengkapan listrik tidak
bersertifikat SNI. Hal ini tidak sesuai dengan PUIL 2000 ayat 2.2.1.1
pada setiap perlengkapan listrik harus tercantum dengan jelas:
a) Nama pembuat dan atau merk dagang;
b) Daya, tegangan, dan atau arus pengenal;
c) Data teknis lain seperti disyaratkan SNI.
Kriteria-kriteria yang disampaikan diatas merupakan kriteria-kriteria yang
sering dijumpai pada tempat pemeriksaan, yang tidak sesuai dengan PUIL 2000.
Sekaligus dengan dasar acuanya PUIL 2000 beserta ayatnya semakin
mempertegas ketidak-sesuaianya.
30
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Dapat disimpulkan dari penulisan laporan PKL yang berjudul
PEMERIKSAAN INSTALASI LISTRIK TEGANGAN RENDAH 450
VA 197 KVA B.P KONSUIL UNIT REMBANG ini, bahwa
KONSUIL sangat diperlukan sebagai badan pelaksana pemeriksa dan
penguji instalasi tenaga listrik tegangan rendah 450 VA 197 KVA. Dan
pemeriksaan ini sangat diperlukan untuk menghindari kesalahan dan
ketidak-sesuaian pemasangan dan pemakaian material instalasi listrik yang
sudah ditetapkan dalam PUIL 2000 dan SNI. Dan kemudian menerbitkan
Sertifikat Laik Operasi jika semua bagian instalasi sesuai dengan PUIL
2000 dan SNI. Dan sebaliknya, menyatakan instalasi Tidak Laik Operasi
jika ada salah satu saja kriteria dalam LHP yang tidak sesuai dengan PUIL
2000 dan SNI.
Kriteria-kriteria pemeriksaan dan pengujian seperti yang tercantum
dalam LHP dapat menjadi pedoman pemenuhan bagian instalasi, yang
disesuaikan dengan PUIL 2000 dan SNI sebagai dasar acuanya.
Dalam analisis hasil kegiatan BAB III telah dijabarkan beberapa
kriteria dalam LHP yang sering tidak sesuai dengan PUIL 2000 dan SNI
31
baik pemasangan maupun pemakaian materialnya. Hal ini patutnya
menjadikan semua pihak memperhatikan hal tersebut.
B. Saran
1. Bagi Lembaga Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang :
Sebagai universitas yang memiliki tri dharma perguruan tinggi ;
Penelitian, Pengabdian, dan Pengajaran. Dalam hal penelitian,
disarankan pihak lembaga fakultas dapat melakukan kerja sama,
penelitian dan kajian teori tentang pemeriksaan dan pengujian
instalasi listrik. Pengawasan dalam pelaksanaan pemeriksaan dan
pengujian instalasi listrik yang dilaksanakan B.P KONSUIL perlu
dilakukan sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat, karena
pihak lembaga fakultas teknik juga dapat dikatakan sebagai
konsumen maupun masyarakat. Sebagai lembaga pendidikan,
lembaga fakultas teknik dapat memberikan pembelajaran kepada
mahasiswanya tentang instalasi yang sudah terangkum dalam mata
kuliah instalasi listrik.
2. Bagi B.P KONSUIL ; Untuk memberikan pengarahan dan
sosialisasi kepada konsumen maupun Biro Teknik Listrik (BTL)
agar dapat mengetahui dan memahami pemasangan instalasi yang
baik dan benar sesuai PUIL 2000 dan SNI. Setelah adanya
mahasiswa PKL ini, disarankan pihak B.P KONSUIL dengan
Lembaga Fakultas Teknik UNNES dapat melanjutkan dengan kerja
32
sama, yang dapat juga digunakan sebagai wadah sosialisasi kepada
masyarakat tentang B.P KONSUIL dan instalasi yang baik dan
benar sesuai PUIL 2000 dan SNI.
3. Bagi instalatir atau Biro Teknik Listrik (BTL) ; Setelah mengetahui
kriteria-kriteria yang harus dipenuhi dan harus sesuai PUIL 2000
dan SNI, disarankan agar BTL juga melaksanakannya, yang juga
sebagai penunjang diterbitkanya Sertifikat Laik Operasi.
4. Bagi konsumen ; Selain ada B.P KONSUIL yang memeriksa dan
menguji instalasi listrik, konsumen juga perlu memahami tentang
pemasangan instalasi listrik yang dapat dilihat dalam PUIL 2000
dan ikut mengawasi pelaksanaan pemasangan instalasi oleh
instalatir maupun pemeriksaan dan pengujian oleh pemeriksa B.P
KONSUIL.
33
DAFTAR PUSTAKA
DARJONO. 2009. Panduan Instalasi Listrik Tegangan Rendah. Yogyakarta.
FT UNNES. 2010. Pedoman Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan. Semarang.
UNNES
KONSUIL. 2009. Buku Panduan dan Pedoman Pemeriksaan Instalasi
Konsumen Tegangan Rendah.
SOEMEDI TUNGGONO, 2009. Pedoman Pemeriksaan Instalasi Tegangan
Rendah. Jakarta
http://www.konsuil.or.id/index.php?menu=MzM=&meta=AD%20ART%20Kons
uil
http://www.konsuil.or.id/index.php?menu=MzQ=&meta=Tarif%20Biaya%20Pe
meriksaan%20Instalasi%20%28BPI%29
http://www.konsuil.or.id/index.php?menu=NDE=&meta=Undang%20Undang%
20Ketenagalistrikan%20No.%2030%20Tahun%202009
http://www.konsuil.or.id/index.php?menu=Ng==&meta=Dasar%20Hukum
34
LAMPIRAN-LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai