Tahun Politik! Istilah yang berkumandang diberbagai pelosok tanah air Indonesia, cerita rakyat di berbagai tempat seperti warung kopi, pangkalan ojek, tongkrongan muda-mudi, hingga restoran bahkan gedung-gedung pencakar langit silih berganti menuangkan harapan pada seseorang yang kemungkinan mereka tidak mengenalnya, hanya sebatas tahu siapa namanya yang setiap harinya tampil di media untuk sekedar menyapa pribumi dan memberikan harapan bahwa esok akan ada perubahan. Sampai saat ini banyak juga yang bertanya apakah benar 2014 itu tahun politik? Pertanyaan itu muncul atas dasar pembacaan sistem pemerintahan yang bergulir, tidak memberikan jawaban akan amanat undang-undang 1945 untuk memberikan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia, melainkan menjadi tahun perebutan kekuasaan untuk kembali menjadi tokoh perubahan, namun tak memberikan perubahan. Tapi bukan berarti masyarakat Indonesia menyelipkan sikap pesimis kepada calon pemimpin bangsa ini, karena pemilihan akan tetap berlansung dengan gerombolan persoalan yang ikut serta di dalamnya. Penentu terpilihnya pemimpin yang didambakan bagi 250 juta penduduk Indonesia adalah 250 juta itu sendiri. Tangan Presiden bukan hanya menjadi harapan bagi seluruh rakyat Indonesia untuk dapat berjabat tangan, melainkan sebagai penuntun dan penunjuk arah bagi 250 juta penduduk Indonesia untuk menanamkan dalam dirinya bahwa kitalah bangsa yang besar dan mampu berdiri diatas tanah air Indonesia. Kaki Presiden bukan hanya menjadi harapan bagi seluruh rakyat Indonesia untuk mengunjungi banyak lokasi tapi tak membuahkan hasil, melainkan sebagai pembakar semangat masyarakat Indonesia untuk melangkah dan menciptakan perubahan dalam sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara. Suara Presiden bukan hanya menjadi harapan bagi seluruh rakyat Indonesia untuk menguncapkan berbagai pertimbangan tetapi menjadi ketukan palu yang mampu menggerakkan seluruh komponen bangsa untuk bersama-sama meraih kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia. Teriakan Presiden bukan hanya menjadi harapan bagi seluruh rakyat untuk mendengarkan bahwa presiden kita memiliki suara yang lantang, tetapi teriakan itu manjadi kekuatan untuk menjaga kedaulatan bangsa dari berbagai bentuk gangguan dan kejahatan yang berpotensi untuk memecah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Tangan, kaki, suara dan teriakan Presiden akan membangun kesadaran masyarakat Indonesia untuk segera berbenah diri karena bangsa nusantara ini akan berlayar dengan kerasnya hantaman gelombang dan pusaran angin di luasnya lautan dunia. Memecah kebuntuan dan menemukan jalan dan jati diri bangsa yang sebenarnya bahwa Indonesia patut menjadi Negara yang disegani oleh seluruh penduduk dunia. Masyarakat harus memahami kondisi bangsanya, sehingga presiden dituntut agar dapat menyampaikan potensi Indonesia yang sebenarnya kepada seluruh rakyat agar arah pembangunan bangsa ini tidak lagi keliru dalam memanfaatkan sumberdaya alam. Perwujudan kesejahteraan akan tercapai jika pemimpin dan masyarakat memiliki tujuan yang sama dalam membangun Indonesia ke arah yang lebih baik, menempatkan diri pada posisi yang tepat dalam perjalanan bangsa agar tetap berkontribusi untuk mencapai kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia. Banyak pilihan untuk menempatkan diri dan mengambil peran di bumi ibu pertiwi, menyerobot dari berbagai arah cara singkat dan kuno yang masih dipertahankan, tetapi saat ini kesadaran untuk melalui cara dan tahapan yang benar untuk meraih sesuatu harus segera berubah dengan tetap pada koridor dan aturan yang berlaku. Tak ada perjuangan dalam waktu yang singkat untuk mecapai tujuan, melainkan dengan pengorbanan dan kerja keras. Cerita tentang kisah sukses manusia yang berhasil sering menjadi tontonan untuk memberikan motivasi, tetapi cobalah berharap dan bermimpi ketika presiden yang menceritakan kisah suksesnya untuk meraih kursi No.1 di tanah air, mungkin lebih banyak kisah sukses yang dapat dibagi tapi tangan, kaki, suara dan teriakannya. Merdeka, merupakan kata penutup bagi calon pemimpin dalam setiap pidato yang disampaikan, tetapi sekali lagi, tangan, kaki, suara dan teriakan itu yang meyakinkan rakyat Indonesia bahwa Engkaulah Presiden yang Bukan Sekedar Harapan.