Anda di halaman 1dari 3

Nama : Rega Dila Dewangga

Kelas : 7D DIV Akuntansi Khusus


No. Absen : 24


THE EFFECTIVENESS OF ANTI-CORRUPTION POLICY
What has worked, what hasnt, and what we dont know

Dalam buku The effectiveness of anti-corruption policy : What has worked, what hasnt, and
what we dont know ini membahas mengenai cara yang paling efektif dalam penanganan kasus
korupsi yaitu melalui program monitoring dan insentif (monitoring and incentives programmes)
serta program yang mengubah aturan sistem (programmes that change the rules of the system).

Penerapan program monitoring dan insentif ini didasarkan pada model principal-agent. Principal
yang dimaksud disini adalah para pembuat kebijakan di level atas pemerintahan yang
mempunyai tujuan tertentu. Sedangkan agent adalah para birokrat atau pelaksana di
pemerintahan untuk membantu mewujudkan tujuan tersebut. Dalam prakteknya terkadang
seorang agent juga mempunyai kepentingan lain diluar kewajibannya untuk melaksanakan tugas
yang diberikan principal. Kepentingan lain disini dapat berupa keinginan agent untuk
mendapatkan penghasilan tambahan selain gaji yang sudah didapatnya. Dalam kondisi seperti ini
cukup sulit bagi principal untuk bisa mengetahui apakan agent tersebut masih berada di jalur
pencapaian tujuan bersama atau tidak. Maka dari itu, kebijakan yang dapat diambil adalah
dengan meningkatkan pengawasan/pemantauan terhadap kinerja agent dan/atau memberikan
insentif (finansial dan/atau non-finansial) bagi agent. Hal ini dimaksudkan agar agent senantiasa
fokus dan loyal dalam mewujudkan tujuan yang diinginkan principal, bukan berfokus pada
kepentingan agent itu sendiri.
Sementara itu, penerapan program yang mengubah aturan sistem memberlakukan keadaan
dimana program monitoring dan insentif ini tidak berjalan dengan baik mengingat antara
principal dan agent masing-masing mempunyai kepentingan dan tujuan yang berbeda. Dari
pihak principal akan sulit untuk selalu mengawasi kinerja agent, sedangkan pihak agent akan
berusaha mencari cara untuk menghindari/mengakali aturan yang sudah dibuat. Oleh karena itu,
bentuk kebijakan yang bisa diambil adalah dengan mengubah salah satu aspek dari sistem
pemerintahan itu sendiri.

Tanggapan :
Implementasi kebijakan anti-korupsi di Indonesia saat ini pun bisa dikatakan sudah berjalan
cukup baik. Hal ini bisa dilihat salah satunya dengan digulirkannya reformasi birokrasi yang
diamanatkan kepada Kementerian Keuangan (dulu Departemen Keuangan) yang sudah dimulai
sejak tahun 2007. Pada dasarnya, reformasi birokrasi di Kementerian Keuangan yang mencakup
penataan organisasi, perbaikan proses bisnis, dan peningkatan manajemen sumber daya manusia
(SDM) ini bertujuan untuk menciptakan suatu pelayanan prima (excellent service) kepada publik.
Namun, tidak bisa dipungkiri juga bahwa adanya reformasi birokrasi ini juga sebagai wadah
untuk memperbaiki citra Kementerian Keuangan di mata masyarakat luas ke arah yang lebih
positif.
Program remunerasi sebagai salah satu kebijakan dalam reformasi birokrasi ini pun secara tidak
langsung merupakan langkah pencegahan tindakan korupsi melalui pemberian insentif atau
tambahan penghasilan secara financial kepada pegawai Kementerian Keuangan. Selain program
remunerasi, juga dikenal sistem whistle blower sebagai salah satu langkah pengawasan
(monitoring), sekaligus untuk mencegah dan mengingatkan antarpegawai agar jangan sampai
melakukan tindakan korupsi. Meskipun program-program ini belum dapat menghasilkan suatu
bentuk kinerja yang benar-benar bersih, paling tidak ini merupakan sinyal positif bagi sistem
kepemerintahan di Indonesia. Sudah ada kesadaran akan bahaya domino yang ditimbulkan oleh
korupsi sehingga program kebijakan anti-korupsi ini dimasukkan ke dalam kebijakan strategis
instansi pemerintahan.
Dalam konteks pengawasan internal, di setiap instansi pemerintahan pasti terdapat unit
pengendali internal seperti Inspektorat Jenderal. Ada juga unit pengendali dan pengawasan
eksternal pemerintahan seperti BPK dan BPKP. Selain itu, ada juga KPK sebagai lembaga
independen yang diberi wewenang untuk mengungkap dan memberantas korupsi di Indonesia.
Berkat kinerja KPK, puluhan bahkan ratusan kasus korupsi berhasil diungkap tanpa pandang
bulu siapa pelakunya, mulai dari politikus sampai ketua lembaga negara pun tidak luput dari
pengungkapan KPK. Saat ini, sebagian besar rakyat Indonesia menaruh harapan besar pada KPK
agar senantiasa menjaga integritasnya dalam mengungkap berbagai kasus korupsi yang ada.
Rakyat Indonesia pasti sangat mengapresiasi kinerja KPK sampai sejauh ini tetapi sayangnya
harus kembali gigit jari ketika ending dari perburuan KPK ini masuk ke dalam wilayah peradilan
dan berakhir antiklimaks. Fakta dari beberapa kasus korupsi yang ternyata hanya berakhir
dengan vonis hukuman ringan cukup membuat masyarakat geram bahwa penegakan hukum di
negeri ini pun sudah tidak bisa diandalkan.
Kita semua tahu bahwa korupsi akan menimbulkan efek buruk bukan hanya dalam tatanan
negara melainkan juga ekonomi, politik, serta masyarakat. Adanya korupsi membuat
ketidakadilan dimana-mana. Sebagai contoh dana yang seharusnya bisa dialokasikan untuk
pembangunan infrastruktur, peningkatan fasilitas kesehatan dan pendidikan, menjadi tidak jelas
penggunaannya akibat dikorupsi oleh kelompok tertentu yang berada dalam pusaran tersebut.
Harus diakui juga bahwa pengungkapan kasus korupsi itu tidaklah mudah. Pada umumnya
korupsi dilaksanakan secara terstruktur, baik individu maupun berkelompok, serta secara diam-
diam dan rahasia. Tidak semua pelaku korupsi akan langsung mengaku bahwa dirinya terlibat
dikarenakan adanya ketakutan terhadap ancaman hukuman yang akan diterima jika benar-benar
terbukti bersalah. Maka dari itu, dibutuhkan suatu proses panjang sampai kasus korupsi tersebut
dapat terungkap.
Beberapa tindakan yang dapat diambil agar upaya penegakan dan pemberantasan korupsi ini
dapat berjalan secara efektif adalah :
1. Program monitoring dan insentif harus dikombinasikan.
Sebagaimana sudah dijelaskan pada bagian sebelumnya, bahwa program monitoring dan
insentif bisa dijadikan salah satu upaya efektif penegakan dan pemberantasan korupsi dengan
model principal-agent. Untuk menjadikan upaya ini berhasil, maka antara monitoring dan
pemberian insentif harus dilakukan secara sinergi dan berkelanjutan. Monitoring agar kinerja
pegawai dapat selalu dikontrol serta insentif lebih sebagai pendorong agar pegawai semakin
giat dan fokus bekerja tanpa harus memikirkan upaya mencari penghasilan tambahan melalui
cara yang tidak seharusnya.

2. Meningkatkan upaya penerapan strategi anti-korupsi yang merubah aturan/sistem.
Contoh implementasinya pada proses pengadaan barang dan jasa. Sekarang sudah
dikembangkan sistem pengadaan barang dan jasa secara elektronik sehingga meminimalisasi
pihak-pihak yang terlibat untuk saling bertatap muka. Melalui proses elektronik ini
diharapkan tidak akan terjadi praktik korupsi dikarenakan semuanya melalui proses yang
sudah terkomputerisasi.

3. Media bisa menjadi sarana penegakan anti-korupsi yang ampuh.
Media memegang peranan yang sangat besar dalam upaya pengungkapan korupsi selama ini.
Semua kasus korupsi yang berhasil diungkap oleh KPK, mulai dari awal sampai akhir tidak
luput dari perhatian media baik itu media cetak maupun elektronik. Misalnya dalam kasus
Angelina Sondakh. Bukan hanya sang tersangka koruptor yang mendapat sanksi pidana dan
sosial dari masyarakat, melainkan partai politik yang mengusungnya pun juga terkena
imbasnya. Terbukti berdasarkan hasil quick count yang lalu perolehan suara partai politik
tersebut maupun para kadernya mengalami penurunan yang sangat signifikan dibandingkan
pemilu sebelumnya. Dengan kata lain, secara tidak langsung media juga ikut berperan dalam
membuat masyarakat Indonesia untuk berpikir lebih cermat dalam menentukan siapa yang
akan menduduki kursi pemerintahan negeri ini ke depannya.

4. Adanya penegakan hukum yang tegas.
Penegakan hukum yang tegas dengan memberikan hukuman yang sangat berat kepada
koruptor sangat diidamkan oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Bagaimana negara ini
bisa bersih dari korupsi jika para aparat penegak hukumnya saja lemah dalam memberikan
vonis hukuman yang setimpal bagi para pelakunya. Padahal dengan penegakan hukum yang
tegas ini diharapkan dapat memberikan efek jera bagi para koruptor serta menjadi peringatan
dan upaya pencegahan bagi masyarakat lainnya agar tidak melakukan tindakan korupsi.

Anda mungkin juga menyukai