Anda di halaman 1dari 41

Teori relativitas

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Belum Diperiksa
Langsung ke: navigasi, cari


E = mc
2

Teori relativitas Albert Einstein adalah sebutan untuk kumpulan dua teori fisika: relativitas
umum dan relativitas khusus. Kedua teori ini diciptakan untuk menjelaskan bahwa
gelombang elektromagnetik tidak sesuai dengan teori gerakan Newton.
Gelombang elektromagnetik dibuktikan bergerak pada kecepatan yang konstan, tanpa
dipengaruhi gerakan sang pengamat. Inti pemikiran dari kedua teori ini adalah bahwa dua
pengamat yang bergerak relatif terhadap masing-masing akan mendapatkan waktu dan
interval ruang yang berbeda untuk kejadian yang sama, namun isi hukum fisika akan terlihat
sama oleh keduanya.
Daftar isi
[sembunyikan]
1 Relativitas khusus
2 Relativitas umum
3 Lihat pula
4 Pranala luar
[sunting] Relativitas khusus
Tulisan Einstein tahun 1905, "Tentang Elektrodinamika Benda Bergerak", memperkenalkan
teori relativitas khusus. Relativitas khusus menunjukkan bahwa jika dua pengamat berada
dalam kerangka acuan lembam dan bergerak dengan kecepatan sama relatif terhadap
pengamat lain, maka kedua pengamat tersebut tidak dapat melakukan percobaan untuk
menentukan apakah mereka bergerak atau diam. Bayangkan ini seperti saat Anda berada di
dalam sebuah kapal selam yang bergerak dengan kecepatan tetap. Anda tidak akan dapat
mengatakan apakah kapal selam tengah bergerak atau diam. Teori relativitas khusus
disandarkan pada postulat bahwa kecepatan cahaya akan sama terhadap semua pengamat
yang berada dalam kerangka acuan lembam.
Postulat lain yang mendasari teori relativitas khusus adalah bahwa hukum fisika memiliki
bentuk matematis yang sama dalam kerangka acuan lembam manapun. Dalam teori relativitas
umum, postulat ini diperluas untuk mencakup tidak hanya kerangka acuan lembam, namun
menjadi semua kerangka acuan.
[sunting] Relativitas umum
Relativitas umum diterbitkan oleh Einstein pada 1916 (disampaikan sebagai satu seri
pengajaran di hadapan "Prussian Academy of Science" 25 November 1915). Akan tetapi,
matematikawan Jerman David Hilbert menulis dan menyebarluaskan persamaan sejenis
sebelum Einstein. Ini tidak menyebabkan tuduhan pemalsuan oleh Einstein, tetapi
kemungkinan mereka merupakan para pencipta relativitas umum.
Teori relativitas umum menggantikan hukum gravitasi Newton. Teori ini menggunakan
matematika geometri diferensial dan tensor untuk menjelaskan gravitasi. Teori ini memiliki
bentuk yang sama bagi seluruh pengamat, baik bagi pengamat yang bergerak dalam kerangka
acuan lembam ataupun bagi pengamat yang bergerak dalam kerangka acuan yang dipercepat.
Dalam relativitas umum, gravitasi bukan lagi sebuah gaya (seperti dalam Hukum gravitasi
Newton) tetapi merupakan konsekuensi dari kelengkungan (curvature) ruang-waktu.
Relativitas umum menunjukkan bahwa kelengkungan ruang-waktu ini terjadi akibat
kehadiran massa.
[sunting]
Teori Relativitas Einstein adalah teori yang sangat terkenal, tetapi sangat sedikit yang kita
pahami. Utamanya, teori relativitas ini merujuk pada dua elemen berbeda yang bersatu ke
dalam sebuah teori yang sama: relativitas umum dan relativitas khusus. Theori relativtas
khusus telah diperkenalkan dulu, dan kemudian berdasar atas kasus-kasus yang lebih luas
diperkenalkan teori relativitas umum.
Konsep teori relativitas
Teori relativitas khusus Einstein-tingkah laku benda yang terlokalisasi dalam
kerangka acuan inersia, umumnya hanya berlaku pada kecepatan yang mendekati
kecepatan cahaya.
Transforasi Lorentz-persamaan transformasi yang digunakan untuk menghitung
perubahan koordinat benda pada kasus relativitas khusus.
Teori relativitas umum Einstein-Teori yang lebih luas, dengan memasukkan graviti
sebagai fenomena geometris dalam sistem koordinat ruang dan waktu yang
melengkung, juga dimasukkan kerangka acuan non inersia (misalnya, percepatan).
Prinsip relativitas fundamental.
Apakah relativitas itu?
Relativitas klasik (yang diperkenalkan pertama kali oleh Galileo Galilei dan didefinisikan
ulang oleh Sir Isaac Newton) mencakup transformasi sederhana diantara benda yang bergerak
dan seorang pengamat pada kerangka acuan lain yang diam (inersia). Jika kamu berjalan di
dalam sebuah kereta yang bergerak, dan seseorang yang diam diatas tanah (di luar kereta)
memperhatikanmu, kecepatanmu relatif terhadap pengamat adalah total dari kecepatanmu
bergerak relatif terhadap kereta dengan kecepatan kereta relatif terhadap pengamat. Jika
kamu berada dalam kerangka acuan diam, dan kereta (dan seseorang yang duduk dalam
kereta) berada dalam kerangka acuan lain, maka pengamat adalah orang yang duduk dalam
kereta tersebut.
Permasalahan dengan relatifitas ini terjadi ketika diaplikasikan pada cahaya, pada akhir 1800-
an, untuk merambatkan gelombang melalui alam semesta terdapat substansi yang dikenal
dengan eter, yang mempunyai kerangka acuan(sama seperti pada kereta pada contoh di atas).
Eksperimen Michelson-Morley, bagaimanapun juga telah gagal untuk mendeteksi gerak bumi
relatif terhadap eter, dan tak ada seorangpun yang bisa menjelaskan fenomena ini. Ada
sesuatu yang salah dalam interpretasi klasik dari relatifitas jika diaplikasikan pada
cahayadan kemudian muncullah pemahaman baru yang lebih matang setelah Einstein
datang untuk menjelaskan fenomena ini.
Pengenalan tentang relativitas khusus
Pada tahun 1905, albert eintein mempubilkasikan (bersama dengan makalah lainnya)
makalah yang berjudul, On the Electrodynamics of Moving Bodies atau dalam bahasa
indonesianya kurang lebih demikian,Elektrodinamika benda bergerak dalam jurnal
Annalen der physik. Makalah yang menyajikan teori relativitas khusus, berdasarkan dua
postulat utama:
Postulat Einstein
Prinsip relativtas (pestulat pertama): Hukum-hukum fisika adalah sma untuk setiap
kerangka acuan
Prinsip kekonstanan kecepatan cahaya (postulat kedua): Cahaya dapat merambat dalam
vakum (misalnya, ruang vakum, atau ruang bebas), kecepatan cahaya dinotasikan dengan c,
yang konstan terhadap gerak benda yang meiliki radiasi.
sebenarnya, makalah tersebut menyajikan lebih formal, formulasi matematika dari postulat
tersebut. Bentuk dari postulat mungkin sedikit berbeda dari buku teks yang satu dengan yang
lain karena translasi dari bentuk matematika Jerman dengan bentuk Inggris yang selama ini
sering kita lihat.
Postulat kedua sering ditulis sembarangan dengan memasukkan bahwa kecepatan cahaya
dalam ruang hampa adalah c untuk setiap kerangka acuan. Sebenarnya postulat ini adalah
berasal dari dua postulat, bukan dari postulat kedua itu sendiri.
Postulat pertama kelihatan lebih masuk akal, tetapi bagaimanapun juga postulat kedua
merupakan revolusi besar dalam ilmu fisika. Einstein sudah memperkenalkan teori foton
cahaya dalam makalahnya pada efek fotolistrik (yang menghasilkan kesimpulan
ketidakperluan eter). Postulat kedua, adalah sebuah konsekuensi dari foton yang tak bermassa
bergerak dengan kecepatan c pada ruang hampa. Eter tidak lagi memiliki peran khusus
sebagai kerangka acuan inersia mutlak alam semesta, jadi bukan hanya tidak perlu, tetapi
juga secara kualitatif tidak berguna di dalam relativitas khusus.
Adapun makalah tersebut adalah untuk menggabungkan persamaan Maxwell untuk listrik dan
magnet dengan gerak elektron dengan kecepatan mendekati kecepatan cahaya. Hasil dari
makalah Einstein adalah memperkenalkan transformasi koordinat baru, dinamakan
transformasi Lorentz, antara kerangka acuan inersia. Pada kecepatan lambat, transformasi ini
pada dasarnya identik dengan moel klasik, untuk kecepetan yang mendekati kecepatan
cahaya, menghasilkan nilai yang berbeda secara radikal.
Efek dari Relativitas Khusus
Relativitas khusus menghasilkan beberapa konsekuensi dari penggunaan transformasi
Lorentz pada kecepatan tinggi (mendekati kecepatan cahaya). Diantaranya adalah :
Dilatasi waktu (termasuk paradok kembar yang terkenal)
Konstraksi panjang
Transformasi kecepatan
Efek doppler relativistk
Simultanitas dan sinkronisasi waktu
Momentum relativistik
Energi kinetik relativistik
Massa relativistik
Energi total relativistik
Selain itu, manipulasi aljabar sederhana dari konsep-konsep di atas menghasilkan dua hasil
signifikan yang pantas dijelaskan sendiri.
Hubungan Massa-Energi
Enstein mampu menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara massa dan energi, melalui
rumus yang sangat terkenal E=mc
2
. Hubungan ini telah dibuktikan dengan peristiwa yang
sangat dramatis di dunia, ketika bom nuklir melepaskan energi dari massa di Hiroshima dan
Nagasaki pada akhir perang dunia kedua.
Kecepatan Cahaya
Tak ada objek bermassa yang dapat bergerak dipercepat menuju kecepatan cahaya. Hanya
objek tak bermassa, seperti foton, yang dapat bergerak dengan kecepatan cahaya. (foton tidak
bergerak dipercepat menuju kecepatan cahaya, tetapi foton selalu bergerak dengan kecapatan
cahaya).
Tetapi bagi objek fisis, kecepatan cahaya adalah terbatas. Energi kinetik pada kecepatan
cahaya menjadi tak terbatas, jadi tidak pernah dapat dicapai dengan percepatan.
Beberapa telah menunjukkan bahwa sebuah objek secara teori dapat bergerak melebihi
kecepatan cahaya, tetapi sejauh ini tidak ada entitas fisik yang dapat menujukkan itu.
Adopsi Relativitas Khusus
Pada 1908, Max Plank mengaplikasikan bentuk teori relativitas untuk menjelaskan konsep
relativitas khusus, karena aturan kunci dari relativitas memainkan peran dalam konsep
tersebut. Pada waktu itu, tentunya bentuk yang diaplikasikan hanya pada relativitas khusus,
karena memang belum terdapat relativitas umum.
Relativitas Einstein tidak segera diterima oleh fisikawan secara keseluruhan, karena kelihatan
sangat teoretis dan conterintuitif. Kemudian Einstein menerima penghargaan Nobel pada
1921, khususnya penyelesaiannya untuk efek fotolistrik dan kontribusinya pada fisika teori.
Tetapi Relativitas masih menjadi kontroversi untuk menjadi referensi spesifik.
Seiring berjalannya waktu, bagaimanapun juga, presiksinya terhadap relativitas khusus
akhirya menjadi kenyataan. Misalkan, jam terbang di selruh dunia telah menunjukkan adanya
perlambatan dengan durasi yang diprediksi oleh teori relativitas.
Albert Einstein tidak menciptakan sendiri transformasi koordinat yang dibutuhkan untuk
relativitas khusus. Dia tidak harus melakukannya, karena transformasi yang dibutukan telah
ada sebelumnya. Einstein menjadi seorang yang ahli dalam pekerjaannya yang terdahulu dan
menyesuaikan diri pada situasi yang baru, dan juga dengan transformasi Lorentz seperti yang
telah Planck gunakan pada 1900 untuk menyelesaikan permasalahan bencana ultraviolet pada
radiasi benda hitam, Einstein merancang solusi untuk efek fotolistrik, dan dengan demikian
dia telah mengembangkan teori foton untuk cahaya.
Asal Mula Transformasi Lorentz
Transformasi Lorentz sebenarnya pertama kali telah diperkenalkan oleh Joseph Larmor pada
1897. Versi yang sedikit berbeda telah diperkenalkan pada beberapa dekade sebelumnya oleh
Woldemar Voigt, tetapi versinya memiliki bentuk kuadrat pada persamaan dilatasi waktu.
Tetapi, persamaan dilatasi waktu kedua versi tersebut dapat ditunjukkan sebagai invarian
dalam persamaan Maxwell.
Seorang Matematikawan dan fisikawan Hendrik Antoon Lorentz mengusulkan gagasan
waktu lokal untuk menjelaskan relatif simultanitas pada 1895, walaupun dia juga bekerja
secara terpisah pada transformasi yang sama untuk menjelaskan hasil nol pada percobaan
Michelson dan Morley. Dia mengenalkan transformasi koordinatnya pada 1899, dan
menambahkan dilatasi waktu pada 1904.
Pada 1905, Henri Poincare memodifikasi formulasi aljabar dan menyumbangkannya kepada
Lorentz dengan nama Transformasi Lorentz, formulasi Poincare pada transformasi tersebut
pada dasarnya identik dengan apa yang digunakan Einstein.
Transformasi Lorentz tersebut menggunakan sistem koordinat empat dimensi, yaitu tiga
koordinat ruang (x, y, dan z) dan satu koordinat waktu (t). Koordinat baru ditandai dengan
tanda apostrof diucapkan abstain, seperti x dibaca x-abstain. Pada contoh dibawah ini,
kecepatan adalah dalam arah x, dengan besar u:
x=(x-ut)/(1-u
2
/c
2
)
y=y
z=z
t={t-(u/c^2 )x}/(1-u
2
/c
2
)
Transformasi tersebut hanya untuk demonstrasi. Aplikasi dari persamaan tersebut akan
ditangani secara terpisah. Bentuk ((1-u
2
/c
2
) sering muncul dalam relativitas sehingga
dilambangkan dengan simbol yunani (dibaca gamma) dalam beberapa penyajian.
Perlu diingat bahwa pada kasus u << c (u jauh lebih kecil dibandingkan c), maka u
2
/c
2
akan
menjadi sangat kecil sehingga di dalam bentuk akar akan menghasilkan nilai satu, maka nilai
akan menjadi satu. Oleh karena itu, dilatasi ruang dan waktu menjadi sangat tidak
berpengaruh untuk benda yang bergerak jauh dibawah kecepatan cahaya.
Konsekuensi dari Transformasi Lorentz
Relativitas khusus menghasilkan beberapa konsekuensi dari penggunaan Transformasi
Lorentz pada kecepatan tinggi (mendekati kecepatan cahaya). Diantaranya adalah :
Dilatasi waktu (termasuk paradok kembar yang terkenal)
Konstraksi panjang
Transformasi kecepatan
Efek doppler relativistk
Simultanitas dan sinkronisasi waktu
Momentum relativistik
Energi kinetik relativistik
Massa relativistik
Energi total relativistik
Kontroversi Lorenz dan Einstein
Beberapa orang mengatakan bahwa sebenarnya sebagian besar pekerjaan dari relativitas
khusus yang telah dikerjakan einstein telah ada dalam transformasi Lorentz. Konsep dilatasi
dan simultanitas untuk pergerakan benda telah disebutkan dan secara matematis telah
dikembangkan oleh Lorentz dan Poincare. Beberapa orang mengganggap bahwa Einstein
adalah seorang plagiator.
Tentunya terdapat validitas untuk tuduhan tersebut. Tentu saja, revolusi besar Einstein
dibangun berdasarkan pekerjaan-pekerjaan orang lain, dan Einstein mendapatkan banyak
hasil atas apa yang telah mereka hasilkan secara kasar.
Pada waktu yang sama, tetapi harus dipertimbankan bahwa Einstein mengambi konsep-
konsep dasar ini dan memebangunnya menjadi sebuah kerangka teori yang menjadikan
konsep-konsep tersebut untuk bukan hanya sekedar trik matematis untuk menyelamatkan
dying teori (teori sekarat) seperti teori eter, melainkan menggunakan aspek-aspek
fundamental alam pada tempatnya. Terdapat ketidakjelasan bahwa Larmor, Lorentz, atau
Poincare yang dimaksudkan agar berani bergerak, namun sejaraha telah memberikan
penghargaan kepada Einstein atas wawasan dan keberainannya.
Pada 1905, Teori Einstein (relativitas khusus), dia menunujukkan bahwa diantara kerangka
acuan inersia tidak terdapat kerangka acuan utama. Perkembangan dari relativitas umum
terjadi, sebagian sebagai upaya untuk menunjukkan bahwa ini benar di antara non-inersia
(yaitu mempercepat) kerangka acuan juga.
Evolusi Relativitas Umum
Pada 1907, Einstein mempublikasikan artikelnya yang pertama pada Efek gravitasi pada
cahaya dibawah relativitas khusus. Pada makalah tesebut, Einstein menguraikan prinsip
ekuivalensi, yang menyatakan bahwa pengamatan pada percobaan di bumi (dengan
percepatan gravitasi g) akan identik dengan pengamatan pada percobaan dalam roket yang
bergerak dengan kecepatan g. Prinsip ekuivalensi tersebut diformulasikan sebagai:
we [...] assume the complete physical equivalence of a gravitational field and a
corresponding acceleration of the reference system.
Yang artinya kurang lebih demikian :
Kami [...] mengasumsikan kesetaraan fisis lengkap dari medan gravitasi dan hubungannya
dengan percepatan dari sistem kerangka acuan.
Seperti yang dikatakan Einstein atau pada buku Fisika Modern:
There is no local experiment that can be done to distinguish between the effects of a uniform
gravitational field in a nonaccelerating inertial frame and the effects of a uniformly
accelerating (noninertial) reference frame.
Atau dalam bahasa indonesia kurang lebih demikian :
Tidak ada percobaaan lokal yang dapat dilakukan untuk membedakan antara efek dari
medan gravitasi seragam dalam kerangka acuan yang tidak dipercepat dan efek dari
percepatan seragam (tidak inersia) kerangka acuan.
Artikel kedua pada subjek muncul pada tahun 1911, dan 1912 Einstein secara aktif bekerja
untuk memahami sebuah teori relativitas umum yang bisa menjelaskan relativitas khusus,
tetapi juga akan menjelaskan gravitasi sebagai fenomena geometris.
Pada tahun 1915, Einstein menerbitkan serangkaian persamaan diferensial yang dikenal
sebagai persamaan medan Einstein. Relativitas umum Einstein menggambarkan alam semesta
sebagai suatu sistem geometris tiga ruang dan satu dimensi waktu. Kehadiran massa, energi,
dan momentum (kuantutasi secara kolektif sebagai kepadatan massa-energi atau tekanan-
energi) yang dihasilkan dalam tekukan sistem koordinat ruang-waktu. Gravitasi, oleh karena
itu, merupakan sebuah pergerakan sepanjang sederhana atau paling tidak rute energetik
sepanjang lengkungan ruang-waktu.
Bentuk Matematika Dari Relativitas Umum
Pada bentuk yang sederhana, dan menghilangan matematika yang kompleks, Einstein
menemukan hubungan antara kelengkungan ruang-waktu dengan kerapatan massa-energi:
(Kelengkungan ruang-waktu) = (kerapatan massa-energi)*8G/c
4

Persamaan tersebut menunjukkan hubungan secara langsung, proporsional terhadap kontanta.
Kontanta gravitasi G, berasal dari hukum Newton untuk gravitasi, sementara ketergantungan
terhadap kecepatan cahaya, c, adalah berasal dari teori relativitas khusus. Dalam kasus nol
(atau mendekati nol) (yaitu ruang hampa), ruang-waktu berbentuk datar. Gravitasi klasik
adalah kasus khusus untuk manifestasi gravitasi pada medan gravitasi lemah, dimana bentuk
c
4
(denominator yang sangat besar) dan G (nilai yang sangat kecil) membuat koreksi
kelengkungan kecil.
Sekali lagi, Einstein tidak tidak keluar dari topik. Dia bekerja keras dengan geometri
Riemannian (geometri non Euclidean yang dikembangkan oleh matematikawan Bernhard
Riemann beberapa tahun sebelumnya), meskipun ruang yang dihasilkan adalah 4 dimensi
Lorentzian bermacam-macam daripada geometri Riemann ketat. Namun, karya Riemann
sangat penting bagi persamaan medan Einstein.
Apakah sebenarnya Relativitas Umum?
Untuk analogi relativitas umum, pertimbangkan bahwa kamu membentangkan sebuah seprai
atau suatu lembaran yang datar dan elastik. Sekarang kamu meletakkan sesuatu dengan berat
yang bervariasi pada lembaran tersebut. Jika kita menempatkan sesuatu yang sangat ringan
maka bentuk seprai akan sedikit lebih turun sesuai dengan berat benda tersebut. Tetaoi jika
kamu meletakkan sesuatu yang berat, maka akan terjadi kelengkungan yang lebih besar.
Asumsikan terdapat benda yang berat berada pada lembaran tersebut, dan kamu meletakkan
benda lain yang lebih ringan di dekatnya. Kelengkungan yang diciptakan oleh benda yang
lebih berat akan menyebabkan benda yang lebih ringan terpeleset disepanjang kurva ke
arah kurva tersebut, karena benda yang lebih ringan mencoba untuk mencapai keseimbangan
sampai pada akhirnya benda tersebut tidak bergerak lagi (dalam kasus ini, tentu saja terdapat
pertimbangan lain, misalnya bentuk dari benda tersebut, sebuah bola akan menggelinding,
sedangkan kubus akan terperosot, karena pengaruh gesekan atau semacamnya).
Hal ini serupa dengan bagaimana relativitas umum menjelaskan gravitasi. Kelengkungan dari
cahaya bukan karena beratnya, tetapi kelengkungan yang diciptakan oleh benda berat lain
yang membuat kita tetap melayang di luar angkasa. Kelengkungan yang diciptakan oleh bumi
membuat bulan tetap bergerak sesuai dengan orbitnya, tetapi pada waktu yang sama,
kelengkungan yang diciptakan bulan cukup untuk mempengaruhi pasang surut air laut.
Pembuktian Relativitas Umum
Semua temuan-temuan relativitas khusus juga mendukung relativitas umum, karena teori-
teori ini adalah konsisten. Relativitas umum juga menjelaskan semua fenomena-fenomena
mekanika klasik, yang juga konsisten. Selain itu, beberapa temuan mendukung prediksi unik
dari relaivitas umum:
Presisi dari perihelion Merkurius
Pembelokan gravitasi cahaya bintang
Pelebaran alam semesta (dalam bentuk konstanta kosmologis)
Delay dari gema radar
Radiasi Hawking dari black hole
Prinsip-Prinsip Fundamental dari Relativitas
Prinsip umum relativitas: Hukum-hukum fisika harus sama untuk setiap pengamat,
terlepas dari mereka dipercepat atau tidak.
Prinsip kovarian umum: hukum-hukum fisika harus memiliki bentuk yang sama
dalam semua sistem koordinat.
Gerak Inersia adalah gerak geodesik: Garis dunia dari partikel yang tidak terpengarus
oleh gaya-gaya (yaitu gerak inersia) adalah bakal waktu atau null geodesik dari ruang
waktu. (ini berarti tangen vektornya negatif atau nol.)
Invarian lokal Lorentz: aturan-aturan dari relativitas khusus diaplikasikan secara lokal
untuk semua pengamat inersia.
Lengkungan ruang-waktu: seperti yang dijelaskan oleh persamaan medan Einstein,
lengkungan ruang dan waktu, sebagai responnya terhadap massa, energi, dan
momentum menghasilkan pengaruh gravitasional yang dilihat sebagai bentuk gerak
inersia.
Prinsip ekuivalensi, di mana Albert Einstein menggunakannya sebagai titik awal untuk
relativitas umum, membuktikan konsekuensinya terhadap prinsip-prinsip tersebut.
Relativitas Umum dan Konstanta Kosmologis
Pada 1922, para ilmuwan menemukan bahwa aplikasi dari persamaan medan Einstein pada
bidang kosmologi menghasilkan perluasan alam semesta. Einstein percaya bahwa alam
semesta itu statis (dan karena itu pemikiran persamaannya menjadi salah), penambahan
konstanta kosmologis pada persamaan medan, yang memungkinkan hasil statis.
Edwin Hubble, pada 1929, menemukan bahwa terdapat pergesaranmerah dari bintang-
bintang jauh, yang menyiratkan bahwa bintang-bintang itu bergerak terhadap bumi. Alam
semesta tampaknya berkembang. Einstein menghilangkan kontanta kosmologis dari
persamaannya dan menyebutnya sebagai kesalahan terbesar dalam karirnya.
Pada 1990, ketertarikan pada konstanta kosmologis kembali ada dalam bentuk dark energy.
Solusi untuk teori medan kuantum telah menghasilkan sejumlah besar energi dalam ruang
hampa kuantum yang berakibat pada percepatan perluasan alam semesta.
Relativitas Umum dan Mekanika Kuantum
Ketika para fisikawan berupaya untuk menerapkan teori medan kuantum pada medan
gravitasi, hal-hal menjadi sangat kacau. Pada betuk matematis, kuantitas fisis terjadi
penyimpangan, atau hasil yang tak terhingga. Medan gravitasi di bawah relativitas umum
memerlukan koreksi angka tak terhingga atau renormalisasi, konstanta-kontanta untuk
penyesaiannya ke dalam persamaan yang terpecahkan.
Upaya untuk memecahkan masalah renormalization terletak di jantung teori kuantum
gravitasi. Teori-teori gravitasi kuantum biasanya bekerja mundur, meramalkan sebuah teori
dan kemudian mengujinya dan bukan benar-benar mencoba untuk menentukan konstanta
yang tak terbatas diperlukan. Ini trik lama dalam fisika, tapi sejauh ini tidak ada teori telah
cukup terbukti.
Beberapa Kontrovesi Lainnya.
Masalah utama dengan relativitas umum, yang telah sebaliknya sangat sukses, adalah
keseluruhan ketidaksesuaian dengan mekanika kuantum. Potongan besar teori fisika
ditujukan ke arah mencoba untuk menyamakan dua konsep: pertama yang memprediksi
fenomena makroskopik melintasi ruang dan kedua yang memprediksi fenomena mikroskopik,
sering kali dalam ruang yang lebih kecil daripada sebuah atom.
Selain itu, ada beberapa kekawatiran Einstein yang sangat diperhatikan terhadap ruang-
waktu. Apa itu ruang-waktu? Apakah hal tesebut ada secara fisik? Beberapa telah
memperkirakan busa kuantum yang menyebar ke seluruh alam semesta. Usaha baru pada
teori string (dan pada teori anakannya) menggunakan ini atau penggambaran kuantum lain
dari ruang-waktu. Sebuah artikel dari majalah New Scientist meperkirakan bahwa ruang-
waktu mungkin adalah sebuah superfluida kuantum dan bahwa seluruh alam semesta dapat
berputas pada sumbu.
Beberapa orang telah menunjukkan bahwa jika ruang-waktu sebagai substansi fisik, itu akan
bertindak sebagai kerangka acuan universal, seperti eter. Penganut Anti-relativitas sangat
gembira mendengar ini, sementara yang lain melihatnya sebagai upaya non ilmiah untuk
mendiskreditkan Enstein dengan membangkitkan sebuah konsep abad-mati.
Isu-isu tertentu dengan singularitas black hole, di mana lengkung ruang-waktu mendekati
pada tak terhingga, juga telah menimbulkan keraguan apakah relativitas umum secara akurat
dapat menggambarkan alam semesta. Sangat sulit untuk diketahui secara pasti, bagaimanapun
juga, selama black hole hanya dapat dipelajari seperti saat ini.
Sampai ia berdiri sekarang, relativitas umum adalah teori yang sangat sukses tetapi sangat
sulit dibayangkan dan akan merugikan banyak orang karena ketidakkonsistennya dan
kontroversi sampai mucul fenomena yang sangat bertentangan dengan prediksi dari teori.
Kutipan Mengenai Relativitas
Spacetime grips mass, telling it how to move, and mass grips spacetime, telling it how to
curve John Archibald Wheeler.
The theory appeared to me then, and still does, the greatest feat of human thinking about
nature, the most amazing combination of philosophical penetration, physical intuition, and
mathematical skill. But its connections with experience were slender. It appealed to me like a
great work of art, to be enjoyed and admired from a distance. Max Born


Bagikan ini:





Ditulis dalam Mekanika kuantum | Kaitkata: Einstein, gravitasi, relativitas
Bersegera Mengganti Puasa yang Ditinggalkan
Menag dan MUI Serukan Shalat Ghaib untuk Korban Gempa
Albert Einstein: Bagaimana Saya Membangun
Teori Relativitas
Terry Mart (Fisika UI)
Pengantar:
Siapa yang tidak kenal formula Einstein E = m c
2
atau paradoks si
kembar yang mendapati saudara kembarnya sudah jauh lebih tua
setelah ia melakukan perjalanan dengan kecepatan mendekati
kecepatan cahaya? Namun tidak semua orang tahu kalau
"keajaiban" tersebut hanyalah bagian kecil dari teori relativitas
Einstein, serta bagaimana sebenarnya Einstein mendapatkan teori
relativitas tersebut.
Pada tanggal 14 Desember 1922 Albert Einstein menyampaikan kuliah umum di depan mahasiswa
Kyoto Imperial University tentang ide-ide yang melatar-belakangi lahirnya teori relativitas khusus dan
umum. Kuliah ini merupakan bagian dari lawatan Einstein ke Jepang selama 43 hari di penghujung
tahun 1922 bersama istrinya Elsa. Lawatan ini cukup unik, karena inilah satu-satunya lawatan Eistein
ke Asia. Selama kunjungan tersebut, Einstein memiliki jadwal yang sangat ketat, ia harus
memberikan kuliah untuk para profesional (fisikawan) serta publik umum.
Tahun berikutnya, catatan kuliah ini diterbitkan oleh sebuah majalah bulanan Jepang yang bernama
Kaizo. Prof. Masahiro Morikawa dari Ochanomizu University menerjemahkan artikel tersebut ke
dalam bahasa Inggris dalam buletin Asosiasi Himpunan Fisikawan Asia Pasifik yang terbit bulan April
lalu. Seperti keyakinan Prof. Morikawa, saya pun sependapat bahwa artikel ini selayaknya diketahui
masyarakat. Satu hal penting yang dapat kita pelajari dari kuliah ini adalah fakta bahwa sebagai
manusia biasa Einstein pernah hampir putus-asa karena sulitnya problem relativitas. Namun
kombinasi antara ketekunan, kerja keras, kejeniusan, hubungan baik dengan sesama ilmuwan, serta
keberuntungan yang ia miliki, merupakan faktor yang akhirnya menentukan keberhasilan Einstein
melahirkan kedua teori relativitas tersebut. Hal ini tentu saja patut menjadi renungan bagi para
ilmuwan di republik ini.
Berikut adalah terjemahan pidato Einstein tersebut.
Bukanlah suatu hal yang mudah untuk menceritakan secara lengkap bagaimana saya mendapatkan
teori relativitas. Hal ini disebabkan oleh adanya beragam kompleksitas yang secara tidak langsung
memotivasi pemikiran manusia. Saya pun tidak ingin menyampaikan secara rinci perkembangan
pemikiran saya berdasarkan makalah-makalah ilmiah saya, namun saya akan secara sederhana
menyampaikan pada anda esensi perkembangan pemikiran tersebut.
Pertamakali saya mendapatkan ide untuk membangun teori relativitas sekitar 17 tahun lalu (1905).
Saya tidak dapat mengatakan secara eksak darimana ide semacam ini muncul, namun saya yakin ide
ini berasal dari masalah optik pada benda-benda yang bergerak. Cahaya merambat dalam lautan
ether dan bumi bergerak dalam ether yang sama. Oleh karena itu gerakan ether haruslah dapat
diamati dari bumi. Namun saya tidak pernah menemukan satu bukti pengamatan aliran ether tersebut
di dalam literatur fisika. Saya sangat terdorong untuk membuktikan aliran ether relatif terhadap bumi,
dengan kata lain gerakan bumi di dalam ether. Pada saat itu saya sama sekali tidak meragukan
eksistensi ether serta gerakkan ether tersebut. Sebenarnya saya mengharapkan kemungkinan
pengamatan pada perbedaan antara kecepatan cahaya yang bergerak searah dengan gerakan bumi
dan cahaya yang bergerak berlawanan (dengan bantuan pantulan cermin). Ide saya dapat direalisasi
dengan menggunakan sepasang termokopel untuk mengukur perbedaan panas atau energi mereka.
Ide ini mirip dengan eksperimen interferensi Albert Michelson, namun saat itu saya tidak begitu
familiar dengan eksperimen Michelson. Saya berkenalan dengan hasil-nihil (null-result) eksperimen
Michelson saat saya masih mahasiswa dan sejak saat itu saya sangat terobsesi dengan ide saya.
Secara intuisi saya merasakan bahwa jika kita menerima hasil-nihil tersebut maka ia akan
mengantarkan kita pada satu kesimpulan bahwa pandangan kita tentang bumi yang bergerak di
dalam ether adalah salah. Ini adalah langkah pertama yang menarik saya ke arah teori relativitas
khusus. Sejak saat itu saya mulai yakin bahwa jika bumi bergerak mengelilingi matahari maka
gerakannya tidak pernah dapat dideteksi dengan eksperimen yang menggunakan cahaya.
Pada tahun 1895 saya membaca makalah Hendrik Lorentz yang mengklaim bahwa ia dapat
memecahkan problem elektrodinamika seutuhnya melalui pendekatan pertama, yaitu suatu
pendekatan dimana pangkat dua atau lebih dari rasio antara kecepatan benda dan kecepatan cahaya
diabaikan. Setelah itu saya mencoba mengembangkan argumen Lorentz pada hasil eksperimen
Armand Fizeau dengan mengasumsikan bahwa persamaan gerak elektron, sebagaimana telah
dibuktikan Lorentz, berlaku dalam sistem koordinat baik yang mengacu pada benda bergerak
maupun pada vakuum. Saya yakin dengan keabsahan elektrodinamika yang disusun oleh Maxwell
dan Lorentz dan saya sangat yakin bahwa mereka dengan tepat menjelaskan fenomena alam yang
sebenarnya. Lebih-lebih pada fakta bahwa persamaan yang sama berlaku dalam sistem koordinat
bergerak serta sistem vakuum, jelas memperlihatkan sifat invarian (tidak berubah) cahaya. Walau
demikian, kesimpulan ini bertentangan dengan hukum komposisi kecepatan yang dianut saat itu.
Mengapa kedua hukum dasar ini bertentangan satu sama lain? Masalah besar ini membuat saya
berfikir keras. Saya harus menghabiskan setahun penuh dengan sia-sia dalam mengeksplorasi
kesempatan memodifikasi teori Lorentz. Masalah ini terlihat terlalu berat untuk saya!
Suatu hari, sebuah percakapan dengan teman saya di Bern membantu saya memecahkan masalah
besar ini. Saya mengunjunginya pada hari yang cerah dan bertanya padanya: "Saat ini saya sedang
dihadapkan pada masalah besar yang saya kira tidak pernah dapat diselesaikan. Sekarang saya
ingin membagi masalah ini dengan anda." Saya menghabiskan pelbagai diskusi dengannya. Tiba-tiba
saya mendapatkan ide yang sangat penting. Esoknya saya katakan kepadanya : "Terimakasih
banyak. Saya telah memecahkan seluruh masalah saya."
Ide utama saya untuk pemecahan masalah ini berkenaan dengan konsep waktu. Waktu tidak boleh
didefinisikan a priori sebagai suatu realitas absolut. Waktu haruslah bergantung pada kecepatan
sinyal. Masalah besar ini dapat diselesaikan dengan konsep baru tentang waktu.
Hanya dalam lima minggu saya dapat menyelesaikan prinsip relativitas khusus setelah penemuan
tersebut. Saya juga tidak memiliki keraguan akan keabsahan prinsip ini dari sisi filosopis. Lagipula
prinsip ini sesuai dengan prinsip Mach, paling tidak sebagian jika dibandingkan dengan kesuksesan
teori relativitas umum. Inilah cara saya membangun teori relativitas khusus.
Langkah pertama menuju teori relativitas umum muncul dua tahun kemudian (1907) dengan cara
yang berbeda.
Saya tidak terlalu puas dengan teori relativitas khusus karena prinsip relativitas hanya terbatas pada
gerak relatif dengan kecepatan konstan namun tidak dapat diaplikasikan pada gerak secara umum.
Pada tahun 1907 saya diminta oleh Johannes Stark untuk menulis ulasan tentang pelbagai hasil
eksperimen dari teori relativitas khusus dalam laporan tahunannya Jahrbuch der Radioaktivitaet und
Elektronik. Ketika diminta untuk menulis artikel ini saya sadar bahwa teori relativitas khusus dapat
diterapkan pada semua fenomena alam kecuali gravitasi. Saya benar-benar ingin mencari jalan untuk
menerapkan teori ini pada kasus gravitasi. Namun saya tidak dapat menyelesaikan hal ini dengan
mudah. Satu hal yang membuat saya frustrasi adalah fakta bahwa meski teori relativitas khusus
memberikan relasi yang sempurna antara kelembaman dan energi, sementara relasi antara
kelembaman dan berat (inersia dan sistem gravitasi) tidak tersentuh sama sekali. Saya curiga bahwa
masalah ini berada jauh di luar cakupan teori relativitas khusus.
Suatu hari saya sedang duduk di atas sebuah kursi di Kantor Paten Swiss di Bern. Inilah saatnya
sebuah ide cemerlang melintas di benak saya. "Seseorang yang jatuh bebas tidak akan mengetahui
berat badannya." Ide sederhana ini memberi saya pemikiran yang mendalam. Emosi liar yang
melanda saya saat itu mendorong saya ke arah teori gravitasi. Saya kembali berfikir, "Seseorang
yang jatuh bebas memiliki percepatan." Pengamatan yang dilakukan oleh orang ini sebenarnya
dilakukan pada sistem yang dipercepat. Saya memutuskan untuk memperluas prinsip relativitas
dengan memasukkan percepatan. Saya juga berharap, dengan menggeneralisasi teori ini saya akan
sekaligus memecahkan masalah gravitasi. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa orang yang jatuh
bebas tidak merasakan berat badannya akibat adanya medan gravitasi lain yang menghilangkan
medan gravitasi bumi. Dengan kata lain, setiap benda yang dipercepat membutuhkan medan
gravitasi baru.
Meski demikian saya tidak dapat memecahkan masalah ini secara utuh. Delapan tahun saya
habiskan untuk menurunkan relasi yang nyata. Sebelum itu, saya hanya mendapatkan potongan-
potongan dasar teori tersebut.
Ernst Mach juga mengklaim prinsip ekivalensi antar sistem-sistem yang dipercepat. Namun jelas hal
ini tidak cocok dengan geometri biasa. Hal ini disebabkan karena jika sistem-sitem semacam ini
diizinkan, maka geometri Euclidean tidak berlaku di setiap sistem. Menjelaskan hukum fisika tanpa
geometri sama saja dengan menjelaskan suatu pemikiran tanpa kata-kata. Kita harus
mempersiapkan kata-kata tersebut sebelum kita dapat menjelaskan pemikiran kita. Jadi, apa yang
harus saya letakkan sebagai landasan teori saya?
Masalah ini tetap tak terselesaikan hingga tahun 1912. Pada tahun itu saya menyadari bahwa teori
permukaan Karl Friedrich Gauss dapat menjadi dasar yang baik untuk memecahkan misteri di atas.
Bagi saya, koordinat permukaan Gauss merupakan peralatan yang sangat penting. Namun saya tidak
mengetahui bahwa George Riemann sebelumnya telah mengembangkan dasar-dasar geometri yang
sangat mendalam. Saya hanya ingat teori Gauss yang saya dapat dalam kuliah dari seorang dosen
matematika bernama Carl Friedrich Geiser ketika saya masih mahasiswa. Jadi saya semakin yakin
bahwa sifat-sifat dasar dari geometri haruslah memiliki arti fisis.
Sekembalinya saya ke Zurich dari Praha saya menemui teman dekat saya, seorang ahli matematika,
Marcel Grossmann. Ia membantu saya mencarikan referensi-referensi matematika yang agak asing
bagi saya ketika saya masih di kantor paten Swiss di Bern. Inilah untuk pertamakali saya belajar
darinya hasil karya Curbastro Ricci serta makalah-makalah Riemann. Saya tanyakan kepadanya
apakah masalah saya dapat diselesaikan dengan teori Riemann, yaitu apakah invarian dari elemen
garis cukup untuk menentukan seluruh koefisien yang saya cari. Selanjutnya, saya berkolaborasi
dengannya dalam menulis sebuah makalah pada tahun 1913, meski persamaan gravitasi yang
sesungguhnya belum dapat diturunkan saat itu. Penyelidikan lebih lanjut dengan menggunakan teori
Riemann, sayangnya, menghasilkan banyak kesimpulan yang bertentangan dengan harapan saya.
Dua tahun berikutnya berlalu saat saya masih memutar otak untuk memecahkan masalah ini. Pada
akhirnya saya menemukan satu kesalahan pada perhitungan saya sebelumnya. Saya kembali
mencoba menurunkan persamaan gravitasi yang benar berdasarkan teori invarian. Setelah dua
minggu bekerja, jawaban akhir muncul di depan saya.
Setelah tahun 1915 saya mulai mengerjakan problem kosmologi. Riset yang saya lakukan
menyangkut geometri dan waktu jagad raya. Riset ini didasarkan pada pembahasan syarat batas
teori relativitas umum dan argumen kelembaman Mach. Meski saya tidak mengetahui sejauh mana
dampak ide Mach pada substansi relativitas umum dari kelembaman, saya yakin bahwa pemikiran
besar ini merupakan filosopi dasar saya.
Mula-mula saya mencoba membuat syarat batas persamaan gravitasi menjadi invarian. Belakangan
saya bahkan dapat menghilangkan batasan ini dengan asumsi bahwa jagad raya bersifat tertutup.
Dengan demikian saya berhasil memecahkan masalah kosmologi. Sebagai hasilnya diperoleh bahwa
kelembaman muncul sebagai satu sifat relatif di antara materi dan haruslah lenyap jika tidak ada
benda lain yang berinteraksi dengannya. Saya yakin jika sifat penting ini membuat teori relativitas
umum memuaskan kita bahkan dalam pandangan epistemologi sekalipun.
Dengan ini saya ingin mengakhiri cerita singkat saya tentang bagaimana saya membangun teori
relativitas. Terimakasih banyak.
Sumber : Kompas (26 Mei 2005)

Relativitas umum
Dari Wikipedia
Belum Diperiksa
Langsung ke: navigasi, cari
Relativitas umum (bahasa Inggris: general
relativity) adalah sebuah teori geometri mengenai
gravitasi yang diperkenalkan oleh Albert Einstein
pada 1916. Teori ini merupakan penjelasan
gravitasi termutakhir dalam fisika modern. Ia
menyatukan teori Einstein sebelumnya, relativitas
khusus, dengan hukum gravitasi Newton. Hal ini
dilakukan dengan melihat gravitasi bukan sebagai
gaya, tetapi lebih sebagai manifestasi dari
kelengkungan ruang dan waktu. Utamanya,
kelengkungan ruang waktu berhubungan
langsung dengan momentum empat (energi massa
dan momentum linear) dari materi atau radiasi
apa saja yang ada. Hubungan ini digambarkan
oleh persamaan medan Einstein.
Banyak prediksi relativitas umum yang berbeda
dengan prediksi fisika klasik, utamanya prediksi
mengenai berjalannya waktu, geometri ruang,
gerak benda pada jatuh bebas, dan perambatan
cahaya. Contoh perbedaan ini meliputi dilasi
waktu gravitasional, geseran merah gravitasional
cahaya, dan tunda waktu gravitasional. Prediksi-
prediksi relativitas umum telah dikonfirmasikan
dalam semua percobaan dan pengamatan fisika.
Walaupun relativitas umum bukanlah satu-
satunya teori relativistik gravitasi, ia merupakan
teori paling sederhana yang konsisten dengan
data-data eksperimen. Namun, masih terdapat
banyak pertanyaan yang belum terjawab. Secara
mendasar, terdapat pertanyaan bagaimanakah
relatvitas umum ini dapat digabungkan dengan
hukum-hukum fisika kuantum untuk menciptakan
teori gravitasi kuantum yang lengkap dan swa-
konsisten.
Teori Einstein memiliki implikasi astrofisika yang
penting. Teori ini memprediksikan adanya keberadaan daerah lubang hitam yang mana ruang
dan waktu terdistorsi sedemikiannya tiada satu pun, bahkan cahaya pun, yang dapat lolos
darinya. Terdapat bukti bahwa lubang hitam bintang dan jenis-jenis lubang hitam lainnya
yang lebih besar bertanggungjawab terhadap radiasi kuat yang dipancarkan oleh objek-objek
Kosmologi

Umur alam semesta
Big Bang
Comoving distance
Cosmic microwave background
Energi gelap
Materi gelap
metrik FLRW
Persamaan Friedmann
Formasi galaksi
Hukum Hubble
Inflasi
Struktur skala besar
Model Lambda-CDM
Nukleosintesis
Pergeseran merah
Bentuk alam semesta
Garis waktu kosmologi
Garis waktu alam semesta
Ultimate fate of the universe
Alam semesta
Topik lain
Astrofisika
Relativitas umum
Fisika partikel
Gravitasi kuantum
Relativitas umum

Sekilas
o Sejarah
o Matematika
o Sumber
o Tes
Lubang hitam
Persamaan Einstein
Prinsip persamaan
Horizon peristiwa
Penyelesaian tepat
Metrik FLRW
Lensa gravitasi
Radiasi gravitasional
Metrik Kerr
Gravitasi kuantum
Metrik Schwarzschild
Singularitas
Topik-topik terkait
Albert Einstein
Astrofisika
Kosmologi
Relativitas khusus
Geometri Riemann
sunting
astronomi tertentu, seperti inti galaksi aktif dan miktrokuasar. Melengkungnya cahaya oleh
gravitasi dapat menyebabkan fenomena pelensaan gravitasi. Relativitas umum juga
memprediksikan keberadaan gelombang gravitasi. Keberadaan gelombang ini telah diukur
secara tidak langsung, dan terdapat pula beberapa usaha yang dilakukan untuk mengukurnya
secara langsung. Selain itu, relativitas umum adalah dasar dari model kosmologis untuk alam
semesta yang terus berkembang.
Daftar isi
[sembunyikan]
1 Dari mekanika klasik menuju relativitas umum
o 1.1 Geometri gravitasi Newton
o 1.2 Generalisasi relativistik
2 Referensi
[sunting] Dari mekanika klasik menuju relativitas umum
Relativitas umum dapat dipahami dengan baik dengan mengevaluasi kemiripannya beserta
perbedaannya dari fisika klasik. Langkah pertama adalah realisasi bahwa mekanika klasik
dan hukum gravitasi Newton mengijinkan adanya deskripsi geometri. Kombinasi deskripsi
ini dengan hukum-hukum relativitas khusus akan membawa kita kepada penurunan heuristik
relativitas umum.
[1]

[sunting] Geometri gravitasi Newton
Dasar dari mekanika klasik adalah gagasan bahwa gerak benda dapat dideskripsikan sebagai
kombinasi gerak bebas (atau gerak inersia) dengan penyimpangan dari gerak bebas ini.
Penyimpangan ini disebabkan oleh gaya-gaya luar yang bekerja pada benda sesuai dengan
hukum kedua Newton, yang menyatakan bahwa total keseluruhan gaya yang bekerja pada
sebuah benda adalah sama dengan massa (inersia) benda tersebut dikalikan dengan
percepatannya.
[2]
Gerak inersia yang dihasilkan berhubungan dengan geometri ruang dan
waktu, yakni dalam standar kerangka acuan mekanika klasik, benda yang berada dalam
keadaan jatuh bebas bergerak searah garis lurus dengan kecepatan konstan. Dalam bahasa
fisika modern, lintasan benda bersifat geodesik, yaitu garis dunia yang lurus dalam ruang
waktu.
[3]



Bola yang jatuh menuju lantai roket yang dipercepat (kiri) dan bola yang jatuh menuju
Bumi (kanan)
Sebaliknya, seseorang dapat mengharapkan bahwa seketika berhasil diidentifikasi dengan
memantau gerak benda sebenarnya dan mempertimbangkan gaya-gaya luar (seperti gaya
elektromagnetik dan gesekan), gerak inersia dapat digunakan untuk menentukan geometri
ruang dan juga waktu. Namun, akan terdapat ambiguitas ketika gravitasi diperhitungkan ke
dalamnya. Menurut hukum gravitasi Newton, terdapat apa yang disebut sebagai universalitas
jatuh bebas, yaitu bahwa lintasan suatu benda yang jatuh bebas bergantung hanya pada posisi
dan kecepatan awalnya, dan bukannya bergantung pada sifat-sifat bahan penyusunnya.
[4]

Versi yang lebih sederhana dapat dilihat pada percobaan elevator Einstein, yang digambarkan
pada gambar di samping. Untuk seorang pengamat dalam ruang tertutup yang kecil, adalah
tidak mungkin untuk menentukan apakah ruang itu berada dalam keadaan diam dalam suatu
medan gravitasi ataukah ia berada di dalam roket yang dipercepat hanya dengan memetakan
lintasan bola jatuh tersebut.
[5]

Disebabkan oleh universalitas jatuh bebas, tiada perbedaan terpantau yang dapat dipantau
antara gerak inersial dengan gerak yang berada di bawah pengaruh gaya gravitasi. Ini
kemudian mengarahkan kita pada suatu definisi gerak inersia yang baru, yaitu gerak inersia
objek jatuh bebas yang berada di bawah pengaruh gaya gravitasi. Jenis gerak ini juga
menentukan geometri ruang dan waktu. Gerak ini adalah gerak geodesik yang diasosiasikan
dengan koneksi tertentu yang bergantung pada gradien potensial gravitasi. Ruang, dalam
konstruksi ini, masih memiliki geometri Euklides yang seperti biasanya, namun ruang waktu
secara keseluruhan menjadi lebih rumit. Seperti yang dapat ditunjukkan dengan
menggunakan eksperimen pemikiran sederhana yang menelurusi lintasan partikel-partikel
pengujian yang sedang jatuh bebas, hasil dari pemasukan vektor-vektor ruang waktu yang
menandakan kecepatan suatu partikel akan bervariasi sesuai dengan lintasan partikel. Secara
matematis, kita katakan bahwa koneksi Newton tidaklah terintegralkan. Dari hal ini,
seseorang dapat mendeduksi bahwa ruang waktu adalah melengkung. Akibatnya adalah
perumusan geometri gravitasi Newton yang hanya menggunakan konsep kovarian.
[6]
Dalam
deskripsi geometri ini, efek pasang surut - yaitu percepatan relatif benda yang jatuh bebas -
berhubungan dengan turunan koneksi, menunjukkan bagaiman geometri yang
dimodifikasikan ini diakibatkan oleh keberadaan massa.
[7]

[sunting] Generalisasi relativistik
Geometri gravitasi Newton pada dasarnya didasarkan pada mekanika klasik. Ia hanyalah
kasus khusus dari mekanika relativitas khusus.
[8]
Dalam bahasa simetri: ketika gravitasi dapat
diabaikan, fisika yang berlaku bersifat invarian Lorentz pada relativitas khusus daripada
invarian Galileo pada mekanika klasik. Perbedaan antara keduanya menjadi signifikan
apabila kecepatan terlibat di dalamnya mendekati kecepatan cahaya dan berenergi tinggi.
[9]



Kerucut cahaya
Menggunakan simetri Lorentz, struktur-struktur tambahan mulai berperan penting. Struktur-
struktur tambahan ini dijelaskan menggunakan sekumpulan kerucut cahaya. Kerucut cahaya
mendefinisikan struktur sebab-akibat: untuk setiap peristiwa A, terdapat sekumpulan
peristiwa yang menurut prinsipnya dapat memengaruhi ataupun dipengaruhi oleh A melalui
sinyal maupun interaksi yang tidak seperlunya merambat lebih cepat daripada cahaya
(misalnya pada peristiwa B pada gambar) beserta sekumpulan peristiwa yang tidak
memungkinkan memperngaruhi atau dipengaruhi oleh A (seperti pada peristiwa C pada
gambar). Sekumplan peristiwa ini tak bergantung pada pengamat.
[10]
Bersamaan dengan garis
dunia partikel jatuh bebas, kerucut cahaya dapat digunakan untuk merekonstruksi metrik
semi-Riemann ruang waktu.
Relativitas khusus dideskripsikan tanpa keberadaan gravitasi, sehingganya ia hanya cocok
dijadikan sebagai model fisika di mana gravitasi dapat di abaikan. Ketika gravitasi terlibat di
dalamnya, dengan berasumsi pada universalitas jatuh bebas, maka tiada kerangka inersia
global apapun. Yang ada adalah kerangka inersia hampiran yang bergerak sepanjang partikel
yang jatuh bebas. Menggunakan bahasa ruang waktu: garis lurus bak-waktu yang
menentukan kerangka inersial tanpa gravitasi dideformasi menjadi garis yang melengkung
relatif terhadap satu sama lainnya, mensugestikan bahwa pemasukan gravitasi memerlukan
perubahan pada geometri ruang waktu.
[11]

[sunting]
RELATIVITAS KHUSUS ADALAH :

1. Bahwa semua ukuran Ruang-Waktu adalah relatif, tergantung dari sudut
pandang pengamat yang berbeda, dan apakah ia sedang bergerak atau diam. Dan
bahwa "Waktu" yang kita alami, ternyata bisa melambat, atau bergerak lebih
cepat, bergantung kecepatan kita.

Ini contohnya :

Kalau anda berada dalam sebuah kereta api yang bergerak, maka Waktu yang
anda alami akan lebih lambat dari Waktu yang dialami oleh seseorang di luar
yang sedang berdiri diam. Kalau anda memakai jam tangan dalam kereta yang
berjalan itu, maka jam Anda akan berdetik lebih lambat sepersekian detik dari jam
orang yang di luar tadi. Ini disebut Time Dilation. (Dilate : Berkontraksi,
memuai). Makin tinggi kecepatan Anda, makin lambat kecepatan "Waktu" yang
Anda alami!

Nah sekarang, bayangkan keajaiban dari teori Einstein ini.

"Perjalanan Jutaan Tahun ke Masa Depan!"



Misalnya ada 2 orang, yang satu, A, pergi naik roket ke luar tata
surya dengan kecepatan mendekati kecepatan cahaya. Yang lainnya (B) tetap di
bumi.

Dengan kecepatan setinggi itu, maka waktu bagi A akan melambat signifikan.
Jadinya ketika A kembali ke Bumi, bisa jadi misalnya (tergantung jarak dan
kecepatannya), umur A hanya akan bertambah 5 tahun, sementara waktu di Bumi
telah berlalu selama 50 tahun!

Jadinya B sudah menjadi jauh lebih tua dari A, atau bahkan sudah meninggal.
Dalam waktu perjalanan A yang jauh lebih panjang, A bisa kembali ke Bumi bahkan
di jutaan tahun di masa depan!

2. Kecepatan Cahaya selalu sama, 300.000 Km / Detik, konstan, dilihat dari
manapun sumbernya ataupun pergerakan mereka. Jadi semua hal lainnya relatif,
kecuali Cahaya.

Jika Cahaya ditembakkan dan anda menggunakan roket kecepatan tinggi
mengejar cahaya itu, cahaya itu akan terukur persis sama kecepatannya tidak
berkurang. Jika anda bergerak menjauh dari pancaran cahaya itu, kecepatan
cahaya itu akan tetap akan sama.

Salahsatu konsekuensi dari Relativitas Khusus adalah rumus E = mc : Bahwa energi
dan masa adalah sama, bentuk yang berbeda dari satu hal yang sama dan saling
menggantikan, dan bahwa massa yang bergerak dengan kecepatan cahaya akan
menciptakan energi yang maha dahsyat. Inilah dasar dari ENERGI ATOM/NUKLIR.

RELATIVITAS UMUM ADALAH :

Relativitas Umum Einstein membahas tentang ruang angkasa yang sebenarnya
merupakan bangunan Ruang dan Waktu, dimana "Waktu" juga bisa Melengkung
mengikuti bentuk benda-benda langit raksasa!
Ini membuktikan satu hal yang sangat besar. Gravitasi, ternyata bukan Gaya Tarik
seperti yang dinyatakan Isaac Newton!

"Gravitasi", ternyata adalah hasil Lengkungan-pusaran ( Curvature ) dari Ruang dan
Waktu yang ada di alam semesta. Bangunan Ruang-Waktu bisa melengkung,
seperti saat melewati Matahari yang besar. Lengkungan ini mempengaruhi gerakan
apapun, bintang, planet, Planet Bumi, bahkan cahaya!




Matahari memiliki massa dan energi yang besar sehingga menyebabkan pusaran
lengkung Ruang-Waktu itu. Lengkungan - pusaran itulah yang menyebabkan Bumi
jadi terus berputar-putar mengelilingi matahari, seakan menjebak bumi dalam
pusarannya. Bumi, juga memiliki lengkung itu sehingga "menjebak" bulan.

Bayangkan ini, anda mengaduk air dalam sebuah gelas, maka akan tercipta
pusaran. Pusaran tengahnya anggap sebagai matahari. Lalu anda taruh sebutir
kacang dalam putaran itu. Maka kacang itu akan terus berputar-putar dalam
pusaran itu. Seperti itulah dasarnya Bumi terus mengitari Matahari!

"There is no difference between Time and any of the three dimensions of space
except that our consciousness moves along it... Scientific peopleknow very well
that Time, is only a kind of space.

H.G Wells, The Time Machine

Ruang angkasa, adalah bangunan Ruang-Waktu ( bahasa Star Trek-nya : Space-Time
Continuum ) yang bisa menciptakan pusaran-pusaran melengkung yang
mempengaruhi semua benda-benda angkasa, Bumi, bahkan cahaya.

Elektromagnetisme
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa
Langsung ke: navigasi, cari


Medan elektromagnetik yang timbul dalam kumparan selenoid
Elektromagnetisme adalah cabang fisika tentang medan elektromagnetik yang mempelajari
mengenai medan listrik dan medan magnet. Medan listrik dapat diproduksi oleh muatan
listrik statik, dan dapat memberikan kenaikan pada gaya listrik. Medan magnet dapat
diproduksi oleh gerakan muatan listrik, seperti arus listrik yang mengalir di sepanjang kabel
dan memberikan kenaikan pada gaya magnetik.
Istilah "elektromagnetisme" berasal dari kenyataan bahwa medan listrik dan medan magnet
adalah saling "berpelintiran"/terkait, dan dalam banyak hal, tidak mungkin untuk
memisahkan keduanya. Contohnya, perubahan dalam medan magnet dapat memberikan
kenaikan kepada medan listrik; yang merupakan fenomena dari induksi elektromagnetik, dan
merupakan dasar dari operasi generator listrik, motor induksi, dan transformer.
Istilah elektrodinamika kadangkala digunakan untuk menunjuk kepada kombinasi dari
elektromagnetisme dengan mekanika. Subjek ini berkaitan dengan efek dari medan
elektromagnetik dalam sifat mekanika dari partikel yang bermuatan listrik.

Persamaan Maxwell
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Persamaan Maxwell adalah himpunan empat persamaan diferensial parsial yang
mendeskripsikan sifat-sifat medan listrik dan medan magnet dan hubungannya dengan
sumber-sumbernya, muatan listrik dan arus listrik, menurut teori elektrodinamika klasik.
Keempat persamaan ini digunakan untuk menunjukkan bahwa cahaya adalah gelombang
elektromagnetik. Secara terpisah, keempat persamaan ini masing-masing disebut sebagai
Hukum Gauss, Hukum Gauss untuk magnetisme, Hukum induksi Faraday, dan Hukum
Ampere.
Keempat persamaan ini dengan Hukum Lorentz merupakan kumpulan hukum lengkap dari
elektrodinamika klasik.
Daftar isi
[sembunyikan]
1 Deskripsi konseptual
2 Perumusan umum persamaan Maxwell
o 2.1 Tabel 1: Perumusan dalam muatan dan arus bebas
o 2.2 Table 2: Perumusan dalam muatan dan arus total
o 2.3 Tabel 3: Definisi dan satuan
3 Referensi
[sunting] Deskripsi konseptual
Hukum Gauss menerangkan bagaimana muatan listrik dapat menciptakan dan mengubah
medan listrik. Medan listrik cenderung untuk bergerak dari muatan positif ke muatan
negatif. Hukum Gauss adalah penjelasan utama mengapa muatan yang berbeda jenis saling
tarik-menarik, dan yang sama jenisnya tolak-menolak. Muatan-muatan tersebut
menciptakan medan listrik, yang ditanggapi oleh muatan lain melalui gaya listrik
Hukum Gauss untuk magnetisme menyatakan tidak seperti listrik tidak ada partikel "kutub
utara" atau "kutub selatan". Kutub-kutub utara dan kutub-kutub selatan selalu saling
berpasangan.
Hukum induksi Faraday mendeskripsikan bagaimana mengubah medan magnet dapat
menciptakan medan listrik. Ini merupakan prinsip operasi banyak generator listrik. Gaya
mekanik (seperti yang ditimbulkan oleh air pada bendungan) memutar sebuah magnet
besar, dan perubahan medan magnet ini menciptakan medan listrik yang mendorong arus
listrik yang kemudian disalurkan melalui jala-jala listrik.



Memori inti magnetik An Wang (1954) adalah penerapan Hukum Ampere. Tiap inti
magnetik merupakan satu bit
Hukum Ampere menyatakan bahwa medan magnet dapat ditimbulkan melalui dua cara:
yaitu lewat arus listrik (perumusan awal Hukum Ampere), dan dengan mengubah medan
listrik (tambahan Maxwell).
Koreksi Maxwell terhadap Hukum Ampere cukup penting: dengan demikian, hukum ini
menyatakan bahwa perubahan medan listrik dapat menimbulkan medan magnet, dan
sebaliknya. Dengan demikian, meskipun tidak ada muatan listrik atau arus listrik, masih
dimungkinkann buat memiliki gelombang osilasi medan magnet dan medan listrik yang stabil
dan dapat menjalar terus-menerus. Keempat persamaan Maxwell ini mendeskripsikan
gelombang ini secara kuantitatif, dan lebih lanjut lagi meramalkan bahwa gelombang ini
mestilah memiliki laju tertentu yang universal. Laju ini dapat dihitung cukup dari dua
konstanta fisika yang dapat diukur (konstanta elektrik dan konstanta magnetik)
Laju yang dihitung untuk radiasi elektromagnetik tepat sama dengan laju cahaya. Cahaya
memang merupakan salah satu bentuk radiasi elektromagnetik (seperti juga sinar X,
gelombang radio dan lain-lainnya). Dengan demikian, Maxwell memadukan dua bidang yang
sebelumnya terpisah, elektromagnetisme dan optika.
[sunting] Perumusan umum persamaan Maxwell
Persamaan-persamaan dalam bagian ini ditulis dalam satuan SI. Tidak seperti persamaan
dalam mekanika misalnya, perumusan persamaan Maxwell berubah-ubah tergantung pada
sistem satuan yang digunakan. Meskipun bentuk umumnya tetap, berbagai definisi berubah
dan tetapan yang berbeda-beda muncul di tempat yang berbeda-beda pula. Selain satuan SI
(yang umum digunakan dalam rekayasa), sistem satuan lain yang umum digunakan adalah
satuan Gauss (didasarkan pada sistem CGS dan dianggap memiliki keuntungan teoretis
dibandingkan SI
[1]
), satuan Lorentz-Heaviside (biasa digunakan dalam fisika partikel) dan
satuan Planck (digunakan dalam fisika teori).
Ada dua perumusan umum persamaan Maxwell, yang dibeberkan di bawah. Kedua-duanya
ekivalen. Perumusan pertama memisahkan muatan terikat dan arus terikat (yang muncul
dalam konteks dielektrik dan/atau bahan magnet) dari muatan bebas dan arus bebas.
Pemisahan ini berguna untuk perhitungan yang melibatkan bahan dielektrik dan magnet.
Perumusan kedua memperlakukan semua muatan secara setara, menggabungkan baik muatan
bebas dan terikat ke dalam muatan total (dan hal yang sama juga berlaku untuk arus). Ini
adalah pendekatan yang lebih mendasar atau mikroskopis, dan terutama berguna bila tidak
ada bahan dielektrik atau magnet.
Lambang dicetak tebal mewakili besaran vektor, sedangkan lambang dicetak miring
mewakili besaran skalar

[sunting] Tabel 1: Perumusan dalam muatan dan arus bebas
Nama Bentuk diferensial Bentuk integral
Hukum
Gauss:


Hukum
Gauss
untuk
magneti
sme:


Persama
an
Maxwell
-Faraday
(Hukum
induksi
Faraday)
:


Hukum
Ampere
(dengan
koreksi
Maxwell
):


[sunting] Table 2: Perumusan dalam muatan dan arus total
Nama Bentuk diferensial Bentuk Integral
Huku
m
Gauss:


Huku
m
Gauss
untuk
magn
etism
e:


Persa
maan
Maxw
ell-
Farad
ay
(Huku
m
induks
i
Farad
ay):


Huku
m
Ampe
re
(deng
an
koreks
i
Maxw
ell):


Tabel berikut menyatakan definisi tiap lambang dan satuan SI-nya:
[sunting] Tabel 3: Definisi dan satuan
Lambang
Arti (yang pertama
Satuan SI
paling umum)

operator
divergensi
per meter
(akibat
penerapan
operator)

operator curl

turunan parsial
terhadap waktu
per
detik(hasil
penerapan
operator)

medan listrik
volt per
meter atau
(ekivalen),
newton per
coulomb

medan magnet
juga disebut
sebagai induksi
magnet
juga disebut
sebagai kuat
medan magnet
juga disebut
sebagai rapat fluks
magnet
tesla, atau
(ekivalen),
weber per
meter
kuadrat
voltdetik
per meter
kuadrat

medan pergeseran
listrik
coulomb per
meter
kuadrat atau
(ekivalen),
newton per
volt-meter

H
juga disebut
sebagai medan
magnet bantu
ampere per
meter
(auxiliary magnetic
field)
juga disebut
sebagai intensitas
medan magnet
juga disebut
sebagai medan
magnet

permitivitas ruang
hampa, sebutan
resmi adalah
konstanta listrik,
tetapan universal
farads per
meter

permeabilitas
ruang hampa,
sebutan resmi
adalah konstanta
magnetik,
tetapan universal
henry per
meter, atau
newton per
ampere
kuadrat

rapat muatan
bebas (tidak
termasuk muatan
terikat)
coulomb per
meter kubik

rapat muatan total
(termasuk muatan
bebas dan muatan
terikat)
coulomb per
meter kubik

fluks medan
magnet pada
permukaan Gauss
tertutup S
joule-meter
per coulomb

muatan bebas
netto yang ditutup
oleh
permukaan Gauss S
coulomb
(tidak termasuk
muatan terikat)

muatan netto yang
ditutupi oleh
permukaan Gauss S
(termasuk muatan
bebas dan terikat)
coulomb

fluks medan
magnet pada
permukaan
tertutup S
tesla meter
kuadrat atau
weber

integral garis
medan listrik
sepanjang batas S
(dan karenanya
adalah kurva
tertutup)
permukaan S
joule per
coulomb


fluks magnet pada
sembarang
permukaan S (tidak
mesti tertutup)
weber

rapat arus bebas
(tidak termasuk
arus terikat)
ampere per
meter
kuadrat

rapat arus
(termasuk arus
bebas dan terikat)
ampere per
meter
kuadrat

integral garis
medan magnet
pada
batas tertutup S
tesla-meter
permukaan S


arus listrik bebas
netto yang
melewati
permukaan S (tidak
termasuk arus
terikat)
ampere

arus listrik netto
yang melewati
permukaan S
(termasuk arus
bebas dan terikat)
amperes


fluks listrik melalui
sembarang
permukaan S, tidak
mesti tertutup
joule-meter
per coulomb


fluks medan
pergeseran listrik
melalui sembarang
permukaan S, tidak
mesti tertutup
coulomb

elemen vektor
diferensial area
permukaan A,
dengan magnitudo
dan arah
infinitesimal
normal terhadap permukaan
S
meter
kuadrat

elemen vektor
diferensial panjang
lintasan
bersinggungan
terhadap kontur
meter
Persamaan Maxwell secara umum diterapkan pada rata-rata makroskopik dari medan, yang
sangat bervariasi pada skala mikroskopik di sekitar masing-masing atom (di tempat tersebut
medan juga mengalami efek kuantum). Hanya bila dipahami sebagai rata-rata kita dapat
mendefinisikan besaran seperti permitivitas dan permeabilitas magnet bahan. Pada aras
mikroskopik, persamaan Maxwell, dengan mengabaikan efek kuantum, mendeskripsikan
medan, muatan dan arus dalam ruang hampa, namun pada level rincian ini kita harus
memperhitungkan setiap muatan, bahkan pada level atomik, yang secara umum merupakan
masalah yang tidak terpecahkan (intractable).
[sunting]
Gravitasi
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa
Langsung ke: navigasi, cari


Gravitasi mengakibatkan benda-benda langit berada pada orbit masing-masing dalam
mengitari matahari
Gravitasi adalah gaya tarik-menarik yang terjadi antara semua partikel yang mempunyai
massa di alam semesta. Fisika modern mendeskripsikan gravitasi menggunakan Teori
Relativitas Umum dari Einstein, namun hukum gravitasi universal Newton yang lebih
sederhana merupakan hampiran yang cukup akurat dalam kebanyakan kasus.
Sebagai contoh, bumi yang memiliki massa yang sangat besar menghasilkan gaya gravitasi
yang sangat besar untuk menarik benda-benda di sekitarnya, termasuk makhluk hidup, dan
benda-benda yang ada di bumi. Gaya gravitasi ini juga menarik benda-benda yang ada di luar
angkasa, seperti bulan, meteor, dan benda angkasa lainnya, termasuk satelit buatan manusia.
Beberapa teori yang belum dapat dibuktikan menyebutkan bahwa gaya gravitasi timbul
karena adanya partikel gravitron dalam setiap atom.
[sunting] Hukum Gravitasi Universal Newton
Hukum gravitasi universal Newton dirumuskan sebagai berikut:
Setiap massa titik menarik semua massa titik lainnya dengan gaya segaris dengan
garis yang menghubungkan kedua titik. Besar gaya tersebut berbanding lurus dengan
perkalian kedua massa tersebut dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara
kedua massa titik tersebut.

F adalah besar dari gaya gravitasi antara kedua massa titik tersebut
G adalah konstanta gravitasi
m
1
adalah besar massa titik pertama
m
2
adalah besar massa titik kedua
r adalah jarak antara kedua massa titik, dan
g adalah percepatan gravitasi =
Dalam sistem Internasional, F diukur dalam newton (N), m
1
dan m
2
dalam kilograms (kg), r
dalam meter (m), dsn konstanta G kira-kira sama dengan 6,67 10
11
N m
2
kg
2
.
Dari persamaan ini dapat diturunkan persamaan untuk menghitung Berat. Berat suatu benda
adalah hasil kali massa benda tersebut dengan percepatan gravitasi bumi. Persamaan tersebut
dapat dituliskan sebagai berikut: W = mg. W adalah gaya berat benda tersebut, m adalah
massa dan g adalah percepatan gravitasi. Percepata
Fisika
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari

Artikel ini membutuhkan lebih banyak catatan kaki untuk
pemastian.
Silakan bantu memperbaiki artikel ini dengan menambahkan catatan kaki.


Astronut dan bumi mengalami kaidah jatuh bebas akibat gaya gravitasi


Termodinamika Mesin
Fisika (Bahasa Yunani: (physikos), "alamiah", dan (physis), "Alam") adalah
sains atau ilmu tentang alam dalam makna yang terluas. Fisika mempelajari gejala alam yang
tidak hidup atau materi dalam lingkup ruang dan waktu. Para fisikawan atau ahli fisika
mempelajari perilaku dan sifat materi dalam bidang yang sangat beragam, mulai dari partikel
submikroskopis yang membentuk segala materi (fisika partikel) hingga perilaku materi alam
semesta sebagai satu kesatuan kosmos.
Beberapa sifat yang dipelajari dalam fisika merupakan sifat yang ada dalam semua sistem
materi yang ada, seperti hukum kekekalan energi. Sifat semacam ini sering disebut sebagai
hukum fisika. Fisika sering disebut sebagai "ilmu paling mendasar", karena setiap ilmu alam
lainnya (biologi, kimia, geologi, dan lain-lain) mempelajari jenis sistem materi tertentu yang
mematuhi hukum fisika. Misalnya, kimia adalah ilmu tentang molekul dan zat kimia yang
dibentuknya. Sifat suatu zat kimia ditentukan oleh sifat molekul yang membentuknya, yang
dapat dijelaskan oleh ilmu fisika seperti mekanika kuantum, termodinamika, dan
elektromagnetika.
Fisika juga berkaitan erat dengan matematika. Teori fisika banyak dinyatakan dalam notasi
matematis, dan matematika yang digunakan biasanya lebih rumit daripada matematika yang
digunakan dalam bidang sains lainnya. Perbedaan antara fisika dan matematika adalah: fisika
berkaitan dengan pemerian dunia material, sedangkan matematika berkaitan dengan pola-pola
abstrak yang tak selalu berhubungan dengan dunia material. Namun, perbedaan ini tidak
selalu tampak jelas. Ada wilayah luas penelitan yang beririsan antara fisika dan matematika,
yakni fisika matematis, yang mengembangkan struktur matematis bagi teori-teori fisika.
Daftar isi
[sembunyikan]
1 Sekilas tentang riset Fisika
o 1.1 Fisika teoretis dan eksperimental
o 1.2 Teori fisika utama
o 1.3 Bidang utama dalam fisika
o 1.4 Bidang yang berhubungan
o 1.5 Teori palsu
2 Sejarah
3 Arah masa depan
4 Lihat pula
5 Pranala luar
[sunting] Sekilas tentang riset Fisika
[sunting] Fisika teoretis dan eksperimental
Budaya penelitian fisika berbeda dengan ilmu lainnya karena adanya pemisahan teori dan
eksperimen. Sejak abad kedua puluh, kebanyakan fisikawan perseorangan mengkhususkan
diri meneliti dalam fisika teoretis atau fisika eksperimental saja, dan pada abad kedua puluh,
sedikit saja yang berhasil dalam kedua bidang tersebut. Sebaliknya, hampir semua teoris
dalam biologi dan kimia juga merupakan eksperimentalis yang sukses.
Gampangnya, teoris berusaha mengembangkan teori yang dapat menjelaskan hasil
eksperimen yang telah dicoba dan dapat memperkirakan hasil eksperimen yang akan datang.
Sementara itu, eksperimentalis menyusun dan melaksanakan eksperimen untuk menguji
perkiraan teoretis. Meskipun teori dan eksperimen dikembangkan secara terpisah, mereka
saling bergantung. Kemajuan dalam fisika biasanya muncul ketika eksperimentalis membuat
penemuan yang tak dapat dijelaska teori yang ada, sehingga mengharuskan dirumuskannya
teori-teori baru. Tanpa eksperimen, penelitian teoretis sering berjalan ke arah yang salah;
salah satu contohnya adalah teori-M, teori populer dalam fisika energi-tinggi, karena
eksperimen untuk mengujinya belum pernah disusun.
[sunting] Teori fisika utama
Meskipun fisika membahas beraneka ragam sistem, ada beberapa teori yang digunakan secara
keseluruhan dalam fisika, bukan di satu bidang saja. Setiap teori ini diyakini benar adanya,
dalam wilayah kesahihan tertentu. Contohnya, teori mekanika klasik dapat menjelaskan
pergerakan benda dengan tepat, asalkan benda ini lebih besar daripada atom dan bergerak
dengan kecepatan jauh lebih lambat daripada kecepatan cahaya. Teori-teori ini masih terus
diteliti; contohnya, aspek mengagumkan dari mekanika klasik yang dikenal sebagai teori
chaos ditemukan pada abad kedua puluh, tiga abad setelah dirumuskan oleh Isaac Newton.
Namun, hanya sedikit fisikawan yang menganggap teori-teori dasar ini menyimpang. Oleh
karena itu, teori-teori tersebut digunakan sebagai dasar penelitian menuju topik yang lebih
khusus, dan semua pelaku fisika, apa pun spesialisasinya, diharapkan memahami teori-teori
tersebut.
Teori Subtopik utama Konsep
Mekanika klasik
Hukum gerak
Newton,
Mekanika
Lagrangian,
Mekanika
Dimensi, Ruang, Waktu,
Gerak, Panjang,
Kecepatan, Massa,
Momentum, Gaya,
Energi, Momentum
Hamiltonian,
Teori chaos,
Dinamika fluida,
Mekanika
kontinuum
sudut, Torsi, Hukum
kekekalan, Oscilator
harmonis, Gelombang,
Usaha, Daya
Elektromagnetik
Elektrostatik,
Listrik,
Magnetisitas,
Persamaan
Maxwell
Muatan listrik, Arus,
Medan listrik, Medan
magnet, Medan
elektromagnetik,
Radiasi
elektromagnetis,
Monopol magnetik
Termodinamika
dan Mekanika
statistik
Mesin panas,
Teori kinetis
Konstanta Boltzmann,
Entropi, Energi bebas,
Panas, Fungsi partisi,
Suhu
Mekanika
kuantum
Path integral
formulation,
Persamaan
Schrdinger,
Teori medan
kuantum
Hamiltonian, Partikel
identik Konstanta
Planck, Pengikatan
kuantum, Oscilator
harmonik kuantum,
Fungsi gelombang,
Energi titik-nol
Teori relativitas
Relativitas
khusus,
Relativitas umum
Prinsip ekuivalensi,
Empat-momentum,
Kerangka referensi,
Waktu-ruang,
Kecepatan cahaya
[sunting] Bidang utama dalam fisika
Riset dalam fisika dibagi beberapa bidang yang mempelajari aspek yang berbeda dari dunia
materi. Fisika benda kondensi, diperkirakan sebagai bidang fisika terbesar, mempelajari
properti benda besar, seperti benda padat dan cairan yang kita temui setiap hari, yang berasal
dari properti dan interaksi mutual dari atom. Bidang Fisika atomik, molekul, dan optik
berhadapan dengan individual atom dan molekul, dan cara mereka menyerap dan
mengeluarkan cahaya. Bidang Fisika partikel, juga dikenal sebagai "Fisika energi-tinggi",
mempelajari properti partikel super kecil yang jauh lebih kecil dari atom, termasuk partikel
dasar yang membentuk benda lainnya. Terakhir, bidang Astrofisika menerapkan hukum fisika
untuk menjelaskan fenomena astronomi, berkisar dari matahari dan objek lainnya dalam tata
surya ke jagad raya secara keseluruhan.
Bidang
Sub-
bidang
Teori
utama
Konsep
Astrofisik
a
Kosmologi
, Ilmu
planet,
Fisika
plasma
Big Bang,
Inflasi
kosmik,
Relativitas
umum,
Hukum
gravitasi
universal
Lubang hitam,
Latar belakang
radiasi kosmik,
Galaksi,
Gravitasi,
Radiasi
Gravitasi,
Planet, Tata
surya, Bintang
Fisika
atomik,
molekul,
dan optik
Fisika
atom,
Fisika
molekul,
Optik,
Photonik
Optik
quantum
Difraksi, Radiasi
elektromagneti
k, Laser,
Polarisasi, Garis
spectral
Fisika
partikel
Fisika
akselerato
r, Fisika
nuklir
Model
standar,
Teori
penyatua
n besar,
teori-M
Gaya
Fundamental
(gravitasi,
elektromagneti
k, lemah, kuat),
Partikel
elemen,
Antimatter,
Putar,
Pengereman
simetri
spontan, Teori
keseluruhan
Energi vakum
Fisika
benda
kondensi
Fisika
benda
padat,
Fisika
material,
Fisika
polimer,
Material
butiran
Teori BCS,
Gelomban
g Bloch,
Gas
Fermi,
Cairan
Fermi,
Teori
banyak-
tubuh
Fase (gas, cair,
padat,
Kondensat
Bose-Einstein,
superkonduktor
, superfluid),
Konduksi listrik,
Magnetism,
Pengorganisasi
an sendiri,
Putar,
Pengereman
simetri spontan
[sunting] Bidang yang berhubungan
Ada banyak area riset yang mencampur fisika dengan bidang lainnya. Contohnya, bidang
biofisika yang mengkhususkan ke peranan prinsip fisika dalam sistem biologi, dan bidang
kimia kuantum yang mempelajari bagaimana teori kuantum mekanik memberi peningkatan
terhadap sifat kimia dari atom dan molekul. Beberapa didata di bawah:
Akustik - Astronomi - Biofisika - Fisika penghitungan - Elektronik - Teknik - Geofisika -
Ilmu material - Fisika matematika - Fisika medis - Kimia Fisika - Dinamika kendaraan -
Fisika Pendidikan
[sunting] Teori palsu
Fusi dingin - Teori gravitasi dinamik - Luminiferous aether - Energi orgone - Teori bentuk
tetap
[sunting] Sejarah
Artikel utama: Sejarah fisika. Lihat juga Fisikawan terkenal dan Penghargaan Nobel dalam
Fisika.
Sejak zaman purbakala, orang telah mencoba untuk mengerti sifat dari benda: mengapa objek
yang tidak ditopang jatuh ke tanah, mengapa material yang berbeda memiliki properti yang
berbeda, dan seterusnya. Lainnya adalah sifat dari jagad raya, seperti bentuk Bumi dan sifat
dari objek celestial seperti Matahari dan Bulan.
Beberapa teori diusulkan dan banyak yang salah. Teori tersebut banyak tergantung dari istilah
filosofi, dan tidak pernah dipastikan oleh eksperimen sistematik seperti yang populer
sekarang ini. Ada pengecualian dan anakronisme: contohnya, pemikir Yunani Archimedes
menurunkan banyak deskripsi kuantitatif yang benar dari mekanik dan hidrostatik.
Pada awal abad 17, Galileo membuka penggunaan eksperimen untuk memastikan kebenaran
teori fisika, yang merupakan kunci dari metode sains. Galileo memformulasikan dan berhasil
mengetes beberapa hasil dari dinamika mekanik, terutama Hukum Inert. Pada 1687, Isaac
Newton menerbitkan Philosophi Naturalis Principia Mathematica ("prinsip matematika
dari filsafat alam", dikenal sebagai Principia), memberikan penjelasan yang jelas dan teori
fisika yang sukses: Hukum gerak Newton, yang merupakan sumber mekanika klasik; dan
Hukum Gravitasi Newton, yang menjelaskan gaya dasar gravitasi. Kedua teori ini cocok
dalam eksperimen. Principia juga memuat beberapa teori dinamika fluida. Mekanika klasik
dikembangkan besar-besaran oleh Joseph-Louis de Lagrange, William Rowan Hamilton, dan
lainnya, yang menciptakan formula, prinsip, dan hasil baru. Hukum Gravitasi memulai
bidang astrofisika, yang menggambarkan fenomena astronomi menggunakan teori fisika.
Dari sejak abad 18 dan seterusnya, termodinamika dikembangkan oleh Robert Boyle,
Thomas Young, dan banyak lainnya. Pada 1733, Daniel Bernoulli menggunakan argumen
statistika dalam mekanika klasik untuk menurunkan hasil termodinamika, memulai bidang
mekanika statistik. Pada 1798, Benjamin Thompson mempertunjukkan konversi kerja
mekanika ke dalam panas, dan pada 1847 James Joule menyatakan hukum konservasi energi,
dalam bentuk panasa juga dalam energi mekanika.
Sifat listrik dan magnetisme dipelajari oleh Michael Faraday, George Ohm, dan lainnya. Pada
1855, James Clerk Maxwell menyatukan kedua fenomena menjadi satu teori
elektromagnetisme, dijelaskan oleh persamaan Maxwell. Perkiraan dari teori ini adalah
cahaya adalah gelombang elektromagnetik.
[sunting] Arah masa depan
Artikel utama untuk bagian ini adalah: masalah tak terpecahkan dalam fisika
Riset fisika mengalami kemajuan konstan dalam banyak bidang, dan masih akan tetap begitu
jauh di masa depan.
Dalam fisika benda kondensi, masalah teoritis tak terpecahkan terbesar adalah penjelasan
superkonduktivitas suhu-tinggi. Banyak usaha dilakukan untuk membuat spintronik dan
komputer kuantum bekerja.
Dalam fisika partikel, potongan pertama dari bukti eksperimen untuk fisika di luar Model
Standar telah mulai menghasilkan. Yang paling terkenal adalah penunjukan bahwa neutrino
memiliki massa bukan-nol. Hasil eksperimen ini nampaknya telah menyelesaikan masalah
solar neutrino yang telah berdiri-lama dalam fisika matahari. Fisika neutrino besar merupakan
area riset eksperimen dan teori yang aktif. Dalam beberapa tahun ke depan, pemercepat
partikel akan mulai meneliti skala energi dalam jangkauan TeV, yang di mana para
eksperimentalis berharap untuk menemukan bukti untuk Higgs boson dan partikel
supersimetri.
Para teori juga mencoba untuk menyatukan mekanika kuantum dan relativitas umum menjadi
satu teori gravitasi kuantum, sebuah program yang telah berjalan selama setengah abad, dan
masih belum menghasilkan buah. Kandidat atas berikutnya adalah Teori-M, teori superstring,
dan gravitasi kuantum loop.
Banyak fenomena astronomikal dan kosmologikal belum dijelaskan secara memuaskan,
termasuk keberadaan sinar kosmik energi ultra-tinggi, asimetri baryon, pemercepatan alam
semesta dan percepatan putaran anomali galaksi.
Meskipun banyak kemajuan telah dibuat dalam energi-tinggi, kuantum, dan fisika
astronomikal, banyak fenomena sehari-hari lainnya, menyangkut sistem kompleks, chaos,
atau turbulens masih dimengerti sedikit saja. Masalah rumit yang sepertinya dapat
dipecahkan oleh aplikasi pandai dari dinamika dan mekanika, seperti pembentukan tumpukan
pasir, "node" dalam air "trickling", teori katastrof, atau pengurutan-sendiri dalam koleksi
heterogen yang bergetar masih tak terpecahkan. Fenomena rumit ini telah menerima
perhatian yang semakin banyak sejak 1970-an untuk beberapa alasan, tidak lain dikarenakan
kurangnya metode matematika modern dan komputer yang dapat menghitung sistem
kompleks untuk dapat dimodelkan dengan cara baru. Hubungan antar disiplin dari fisika
kompleks juga telah meningkat, seperti dalam pelajaran turbulens dalam aerodinamika atau
pengamatan pola pembentukan dalam sistem biologi. Pada 1932, Horrace Lamb meramalkan:

Saya sudah tua sekarang, dan ketika saya meninggal
dan pergi ke surga ada dua hal yang saya harap
dapat diterangkan. Satu adalah elektrodinamika
kuantum, dan satu lagi adalah gerakan turbulens
dari fluida. Dan saya lebih optimis terhadap yang
pertama.

[sunting]
Orinetz Main Panel
( penulis : Fendy )
Percepatan Gravitasi Newton untuk benda berbentuk bola
homogen berdimensi N
Kamis, 5 November 2009

Di dalam alam semesta dengan n-dimensi ruang, percepatan gravitasi Newton dari sebuah
titik-massa adalah berbanding lurus dengan Massa dari titik-massa tersebut dan berbanding
terbalik dengan pangkat n-1 dari jarak titik-massa.

Jika sebuah simulator gravitasi dibuat dengan asumsi bahwa semua objek angkasa memiliki
radius nol (titik massa), maka simulator gravitasi tersebut disebut simulasi tanpa tabrakan.
Jika dalam simulasi semacam itu, terjadi tabrakan ( jarak antara dua objek mendekati nol ),
maka dapat dipastikan simulasi tersebut akan mendapati error Divide by Zero ( pembagian
dengan nol ).

Salah satu cara untuk menghindari terjadinya error Divide by Zero adalah dengan mengambil
asumsi bahwa objek-objek angkasa tersebut memiliki massa jenis homogen dan berbentuk
bola. Formula yang digunakan untuk menghitung percepatan gravitasi Newton untuk objek
berbentuk bola homogen berdimensi-N diberikan di dalam tabel berikut ini :


Dengan menggunakan formula dari tabel di atas, dapat dibuat sebuah program aplikasi
sederhana untuk memplot fungsi percepatan gravitasi (g) terhadap jarak dari titik pusat bola
berdimensi N (r). Gambar di bawah ini adalah hasil plot untuk 2-dimensi, 3-dimensi dan 4-
dimensi.



Hasil plot di atas menunjukkan dua hal penting. Pertama, di luar dari objek bola
berdimensi N percepatan gravitasi berbanding terbalik dengan pangkat n-1 dari
jarak ke titik pusat bola. Kedua di dalam bola berdimensi N, percepatan
gravitasi berbanding lurus dengan jarak dari titik pusat bola dan berbanding
terbalik dengan pangkat n-1 dari radius bola tersebut.

Hal ini dapat berimplikasi pada kemungkinan adanya sistem planet yang stabil di
dalam alam semesta dengan dimensi ruang di atas 3. Sistem planet dengan jumlah
objek di atas 2 dengan orbit selain lingkaran di dalam alam semesta dengan
dimensi ruang di atas 3 hampir tidak mungkin stabil jika massa dari objek ketiga
dan seterusnya tidak jauh lebih kecil dari massa objek pertama dan kedua.

Namun, hal ini hanya benar jika sistem planet tersebut berada di dalam ruang
vakum tak bermassa. Jika alam semesta tersebut memiliki sesuatu dengan massa
yang hanya berinteraksi dengan materi normal melalui gravitasi yang tersebar
secara merata di dalam sebuah daerah berbentuk bola berdimensi N dan sesuatu
tersebut memiliki toal massa yang lebih besar dari total massa semua objek
angkasa di dalam daerah berbentuk bola tersebut, maka objek-objek tersebut dapat
mengorbit stabil selama milyaran tahun ( tahun didefinisikan sebagai satu kali
revolusi ) berapapun banyaknya dimensi ruang yang dimiliki oleh alam semesta
tersebut.

Namun implikasi yang lebih penting dari hal ini adalah, penemuan ini
memungkinkan pembuatan Simulator Gravitasi dengan Tabrakan dan mungkin
suatu cara untuk menstabilkan Rosetta Kemplerer non-linear.

Formula umum untuk Luas Permukaan bola berdimensi N dapat ditemukan di
Math Wolfram website.

Anda mungkin juga menyukai