0,92
Debu yang terkumpul dalam 1 hari = efisiensi x debu yang masuk
=
x (
)
= 1,03 ton/hari
b) Efisiensi debu yang masuk = x massa
= 92 % x 1,03
= 94,76 %
Apa itu FABRIC FILTER, Cara kerja FABRIC FILTER , gambar dan contoh kasus
Apa itu Cyclone, Cara kerja Cyclone, gambar dan contoh kasus
Siklon merupakan peralatan penangkap debu yang bekerja berdasarkan gaya centrifugal dimana udara yang
masuk secara tangensial, menyebabkan material digerakkan ke arah luar dari kerucut dan dikeluarkan melalui
hopper, sedangkan udara bersih akan dikeluarkan melalui bagian atas dari siklon. Kadang-kadang siklon
dipasang untuk pengendalian awal debu pada boiler penyimpan panas dan boiler limbah kayu untuk mengurangi
beban ke Precipitator. Rata-rata efisiensi siklon 65% untuk diameter partikel 40 micron. Cyclone adalah salah
satu dari jenis dust separator yang paling sederhana dan juga murah.
2.2.2 Mekanisme Kerja
Cara kerjanya seperti terlihat pada gambar di bawah ini : Gerakan pusaran (cyclonic) dari aliran udara akan
menyebabkan terjadinya gaya sentrifugal pada partikel debu, akibatnya partikel debu akan terkumpul pada
dinding cyclone dan selanjutnya jatuh melalui lubang bawah, sedangkan udara yang bersih akan keluar melalui
cerobong.
Penyisihan partikel dilakukan dengan membuat aliran udara di dalam unit membentuk pola melingkar
(spiral) sehingga timbul pengaruh gaya sentrifugal yang menyebabkan partikulat terlempar dari aliran udara
pembawa dan partikulat itu membentur dinding cyclone.
Gambar 2. Cyclone
2.2.3 Jenis Cyclone
2.2.3.1 Hydrocyclone
Hydrocyclone adalah suatu alat yang berfungsi untuk memisahkan padatan atau gas dari cairan berdasarkan
perbedaan gravitasi setiap komponen.
Hydrocyclone bekerja dengan cara memutar zat yang dimasukan di dalam ruang dalam yang berkontur.
Material yang lebih berat dialirkan ke bawah melalui jalur spiral di sepanjang dinding ruangan, sementara
material yang lebih ringan diarahkan ke ruang penampungan di bagian atas.
Keunggulan hydrocyclone :
Biaya yang dikeluarkan relatif lebih murah
Tidak memerlukan sumber energi yang terpisah
Biaya perawatan yang murah
Mudah diterapkan dalam berbagai dunia industri
Pemasangan yang cepat
Kemungkinan kesalahan dalam pemasangan relatif kecil.
Gambar 3. Hydrocyclone dalam industry
2.2.3.2 Multicyclone
Ketika harus menangani volume gas dalam jumlah besar dan efisiensi tinggi maka digunakan beberapa
cyclone dengan diameter kecil yang biasanya dipasang bersama membentuk multicyclone.
Gambar 4. Multicyclone di industry
2.2.3.2 Turbin ventilator cyclone
Cyclone Turbine Ventilator Otomatis akan berputar hanya dengan hembusan angin yang lemah sekalipun,
tetapi juga mampu menahan angin berkecepatan tinggi. Berputarnya Cyclone Turbine Ventilator Otomatis juga
disebabkan karena adanya perbedaan tekanan udara didalam dan diluar ruangan, dimana secara alamiah udara
panas didalam dan diluar ruangan akan mengalir dan menekan keluar melalui sirip sirip turbine dan membuat
Cyclone Turbine Ventilator Otomatis berputar. Dengan demikian ada atau tidak ada angin Cyclone Turbine
Ventilator akan selalu berputar menghisap udara panas dalam ruangan.
Telah terbukti mampu mengatasi masalah udara panas, pengap, dan kotor dari dalam ruangan, mengurangi
kelembaban. bebas biaya listrik ( operational free ) bebas biaya perawatan ( maintenance free ) kuat dan ringan,
tidak berkarat, tidak berisik membuat ruangan kerja lebih nyaman ( sirkulasi udara normal / layak ) sehingga
dapat meningkatkan produktivitas karyawan.
cocok untuk berbagai aplikasi jenis atap.
Gambar 5. Turbin Ventilator Cyclone
2.2.4 Kelebihan dan Kekurangan Cyclone
Kelebihan dari cyclone adalah:
Biaya instalasi rendah
Dapat dioperasikan pada temperatur tinggi
Sedikit memerlukan pemeliharaan;
Kekurangan dari cyclone adalah :
Efisiensi penyisihan (h) tinggi hanya pada partikel berukuran besar
Tingginya biaya operasional akibat kehilangan tekanan (pressure drop) yang relatif besar. Oleh
karena itu, sering dipakai sebagai unit pengolahan pendahuluan, dan multicyclones digunakan
untuk meningkatkan nilai h.
Wet Scrubber
2.2 Definisi Scrubber Secara Umum
Scrubber merupakan suatu variasi peralatan yang besar untuk pemisahan zat padat atau cairan dari gas
dengan menggunakan air untuk menggosok partikel dari gas itu. Scrubber dapat juga dikatakan berfungsi untuk
mengurangi polutan udara yang dihasilkan oleh gas buang suatu industri. Pengendalian pencemaran udara dapat
dilakukan dengan 2 cara yaitu pengendalian pada sumber pencemar dan pengenceran limbah gas. Pengendalian
pada sumber pencemar merupakan metode yang lebih efektif karena hal tersebut dapat mengurangi keseluruhan
limbah gas yang akan di proses dan yang pada akhirnya dibuang ke lingkungan. Di dalam sebuah pabrik kimia,
pengendalian pencemaran udara terdiri dari 2 bagian yaitu penanggulangan emisi debu dan penanggulangan emisi
senyawa pencemar.
Keuntungan Wet Scrubber :
Kebutuhan tempat kecil
Scrubber mengurangi temperature dan volume arus gas produser. Oleh karena itu, ukuran vessel termasuk fan
dan duct yang mengarah downstream lebih kecil dari pada yang terdapat pada alat lain. Maka, ukuran wet
scrubber lebih kecil. Ukuran yang lebih kecil menghasilkan biaya pokok yang lebih kecil dan lebih fleksibel
dalam penempatan lokasi.
Tidak adas umber pengotor kedua
Begitu partikel terkumpul, partikel tidak dapat keluar selama proses berjalan.
Dapat mengatasi gas dengan temperatur tinggi dan humiditas tinggi
Tidak ada batas temperature atau masalah kondensasi yang terjadi pada bag house atau ESPs.
Minimal dengan kecelakaan ledakan
Beberapa jenis pengotor kering mudah terbakar. Menggunakan cairan dapat menghilangkan kemungkinan
terjadi ledakan.
Wet Scrubber dapat memindahkan gas dan partikel padat
Wet Scrubber dapat menetralkan gas yang bersifat menghancurkan
2.2.2 Kerugian Wet Scrubber
Masalahkorosi
Air dan polutan terlarut dapat membentuk suatu senyawa asam yang sangat korosif. Konstruksi material yang
sesuai sangat penting, dan juga area yang rentan akan keadaan basah-kering dapat menimbulkan korosif.
Kebutuhan Power Tinggi
Efisiensi pembuangan tinggi untuk partikel padat hanya dapa ttercapai pada pressure drop yang tinggi, yang
berujung pada biaya operasi yang tinggi
Masalahpembuangan air
Kemungkinan dibutuhkan penetral imbah air bekas pencucian (untuk skala besar) agar tidak mencemari lingkungan
2.4 Mekanisme Kerja Wet Scrubber
Berikut adalah tahapan mekanisme kerja wet scrubber, antara lain sebagai berikut:
1. Impingement (pengontakan)
Suatu campuran gas debu masuk dengan cepat melalui inlet lalu di kontakkan dengan cairan
yang ada di dalam scrubber sehingga partikel debu akan tersangkut dalam cairan.
2. Difusi
Partikel partikel debu tersebut di aliri oleh gas yang kemudian menyebabkan partikel tersebut
berupa tetesan tetesan yang tersimpan melalui proses difusi.
3. Humidifikasi
Tetesan debu tersebut lalu diflotasikan dengan cara humidifikasi, yaitu mengubah permukaan
tetesan tetesan tersebut menjadi elektrostatis. Lalu, memisahkan berdasarkan ukuran tetes ( besar dan
kecil ) secara mekanik. Cara seperti ini biasanya digunakan untuk debu berkonsentrat tinggi dan tergantung
pada kondisi spesifik debu dan gas gas lain yang terlibat.
4. Kondensasi
Apabila tetesan tetesan itu telah mencapai dew point (titik embun), maka akan terjadi peristiwa
pengembunan ( yang mana tetesan tetesan berukuran kecil akan menjadi nukleus pengembunan ). Proses
yang dilakukan secara mekanik ini akan mengembunkan tetesan namun lebih efektif dan ukurannya lebih
seragam atau uniform. Mekanisme ini penting untuk gas panas dengan konsentrasi debu yang kecil. Untuk
konsentrasi yang lebih besar, perlu di tambahkan dengan jumlah proses kondensasi tersebut.
5. Wetting (pembasahan)
Proses ini sebenarnya tidak berperan penting dalam scrubber. Ini dilakukan agar tidak terjadi
naiknya partikel debu setelah menjadi tetesan ( proses pembasahan dilakukan agar partikel partikel yang
yang telah menjadi tetesan tidak ikut keluar bersama gas lagi ).
6. Partisi gas
Jika pada suatu gas di lewatkan cairan atau busa, gas akan di pecah menjadi elemn elemen yang
kecil dimana jarak antara partikel yang tersuspensi dan cairan yang melingkupinya relatif kecil. Dalam
beberapa proses terjadi pemisahan yang di akibatkan gaya gravitasi dan gerakan brown dalam elemen,
dalam hal ini cairan bertindak sebagai awal pemisahan.
7. Dust disposal
Dalam beberapa scrubber, cairan tidak dipisahkan oleh gas tetapi mengalir sebagai pengisi di atas
permukaan. Terkecuali dari efek humidifikasi dan wetting ( pembasahan ), kerja cairan yang demikian adalah
untuk membersihkan permukaan dan mencegah debu naik kembali ke atas, hasil yang nyata terjadi juga
karena melibatkan tindakan mekanik yang spesifik.
8. Elektronik precipitation
Faktor ini juga berperan dalam proses scrubbing, namun mekanismenya sulit dipahami dan hanya
untuk kondisi yang amat penting serta hanya terjadi dalam beberapa proses.
Udara Ambien
Udara ambien adalah udara bebas dipermukaan bumi pada lapisan troposfir yang berada di dalam wilayah
yurisdiksi Republik Indonesia yang dibutuhkan dan mempengaruhi kesehatan manusia, makhluk hidup dan unsur
lingkungan hidup lainnya.
Pemantauan kualitas udara ambien merupakan salah satu upaya untuk mengevaluasi tingkat keberhasilan
program pengendalian pencemaran udara yang telah dilakukan. Hasil pemantauan kualitas udara ambien dapat
dijadikan indikator untuk menentukan prioritas program pengendalian pencemaran udara yang perlu dilakukan.
Secara spesifik pemantauan kualitas udara ambien bertujuan untuk:
1) Mendapatkan data pemantauan kualitas udara yang mewakili ruang dan waktu sebagai dasar pengambilan
keputusan.
2) Menetapkan status mutu udara ambien daerah.
3) Bahan pertimbangan dalam menetapkan baku mutu udara ambien (selanjutnya disebut BMUA) daerah.
4) Mengevaluasi efektivitas kebijakan pengendalian pencemaran udara .
5) Mengamati kecederungan pencemaran udara pada daerah yang diamati
6) Memvalidasi model dispersi pencemaran udara untuk memprediksi kontribusi sumber pencemar dan jenis
pencemarnya.
7) Memprediksi mutu udara di masa depan.
8) Memberikan informasi mutu udara kepada masyarakat (ISPU).
9) Pengawasan penaatan serta penanganan kasus pencemaran udara
10) Pelaksanaan audit lingkungan hidup, ISO 14000.
11) Pelaksanaan RKL(Rencana pengelolaan lingkungan hidup )/RPL(rencana pemantauan lingkungan hidup)
atau UKL-UPL.