Validitas empirik adalah ketepatan mengukur yang didasarkan pada hasil analisis yang bersifat empirik. Dengan kata lain, validitas empirik adalah validitas yang bersumber pada atau diperoleh atas dasar pengamatan di lapangan. a. Validitas ramalan (Predictive validity) Validitas ramalan adalah suatu kondisi yang menunjukkan seberapa jauhkah sebuah tes telah dapat dengan secara tepat menunjukkan kemampuannya untuk meramalkan apa yang bakal terjadi pada masa mendatang. b. Validitas bandingan (Concurrent Validity) Tes sebagai alat pengukur dapat dikatakan telah memiliki validitas bandingan apabila tes tersebut dalam kurun waktu yang sama dengan secara tepat mampu menunjukkan adanya hubungan yang searah, antara tes pertama dengan tes berikutnya.
Menurut Husein Umar (1998: 195) untuk menguji tingkat validitas instrumen dalam penelitian digunakan teknik analisis Koefisien Korelasi Produk-Moment Pearson (Pearson Product-Moment Corelation Coeficient) dengan rumus sebagai berikut:
Dimana: r xy : Koefisien korelasi Pearson antara item instrumen yang akan digunakan dengan variabel yang bersangkutan X : Skor item instrumen yang akan digunakan Y : Skor semua item instrumen dalam variabel tersebut n : Jumlah responden
Untuk menguji keberartian koefisien r xy valid atau tidak valid akan digunakan uji t, yang dilakukan dengan membandingkan antara t hitung dengan t tabel . Dimana t hitung dicari dengan menggunakan rumus dari Husein Umar (1998: 197) sebagai berikut:
Dimana r adalah koefisien korelasi Pearson dan db adalah derajat bebas. Keputusan pengujian validitas instrumen dengan menggunakan taraf signifikasi 5% adalah sebagai berikut: 1. Item instrumen dikatakan valid jika t hitung lebih besar atau sama dengan t 0,05; maka item instrumen tersebut dapat digunakan. 2. Item instrumen dikatakan tidak valid jika t hitung lebih kecil dari t 0,05; maka item instrumen tersebut tidak dapat digunakan.