0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
212 tayangan4 halaman
Deskripsi:
Praktikum melakukan analisis angin dalam bentuk windrose dengan menggunakan software WRPLOT. Data yang digunakan merupakan data yang diperoleh dari website OGIMET berupa kecepatan angin daerah Citeko dari bulan Januari sampai Desember 2013. Berikut merupakan gambar hasil pengolahan data kecepatan angin dalam bentuk windrose.
Praktikum melakukan analisis angin dalam bentuk windrose dengan menggunakan software WRPLOT. Data yang digunakan merupakan data yang diperoleh dari website OGIMET berupa kecepatan angin daerah Citeko dari bulan Januari sampai Desember 2013. Berikut merupakan gambar hasil pengolahan data kecepatan angin dalam bentuk windrose.
Praktikum melakukan analisis angin dalam bentuk windrose dengan menggunakan software WRPLOT. Data yang digunakan merupakan data yang diperoleh dari website OGIMET berupa kecepatan angin daerah Citeko dari bulan Januari sampai Desember 2013. Berikut merupakan gambar hasil pengolahan data kecepatan angin dalam bentuk windrose.
KELOMPOK 1 Hari, Tanggal : Senin, 15 September 2014 Nama : Mufridatur Rohmah G24110001 Gigih Bangun W G24110002 Alvin Gustomy G24110065 Ikrom Mustofa G24110066 Nihayatuz Zulfa G24110067
ANALISIS ANGIN : WINDROSE (SOFTWARE)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Praktikum melakukan analisis angin dalam bentuk windrose dengan menggunakan software WRPLOT. Data yang digunakan merupakan data yang diperoleh dari website OGIMET berupa kecepatan angin daerah Citeko dari bulan Januari sampai Desember 2013. Berikut merupakan gambar hasil pengolahan data kecepatan angin dalam bentuk windrose.
Gambar 1 Windrose bulan Januari (kiri atas), Februari (kanan atas), Maret (kiri bawah), dan April (kanan bawah), Citeko 2013
Berdasarkan gambar dapat diketahui bahwa angin pada bulan Januari dominan bertiup dari barat laut dengan kecepatan dominan 0.5-2.1 m/s meskipun ada sebagian kecil angin yang bertiup dengan kecepatan 2.1-3.6 m/s dan 3.6-5.7 m/s. Pada bulan Februari, angin dominan bertiup dari Barat Laut dengan kecepatan dominan 0.5-2.1 m/s meskipun ada sebagian kecil angin yang bertiup dengan kecepatan 2.1-3.6 m/s dan 3.6-5.7 m/s. Kemudian, bulan Maret angin dominan bertiup dari Barat Laut dengan kecepatan dominan 0.5-2.1 m/s meskipun ada sebagian kecil angin yang bertiup dengan kecepatan 2.1-3.6 m/s dan 3.6-5.7 m/s. Sedangkan, pada bulan April kecepatan angin dominan berkisar 0.5-2.1 m/s. Karakteristik kecepatan angin dari bulan Januari hingga April relatif sama yaitu berkisar 0.5-5.7 m/s. Hal ini terjadi karena pada bulan Januari sampai April posisi matahari ada di belahan bumi selatan (selatan ekuator) sehingga tekanan di bagian selatan akan lebih rendah daripada bagian Utara ekuator. Posisi matahari ini menyebabkan perbedaan tekanan yang mengakibatkan perbedaan suhu yang membuat angin dominan bertiup dari Barat menuju Timur (Fadholi 2013). Jika dibandingkan dengan arah datangnya angin bulan Januari hingga Maret, karakteristik angin bulan april berpindah dari barat laut ke barat. Hal ini disebabkan posisi matahari yang sedang berada bergerak menuju utara, sehingga arah angin mulai bergerak dari barat laut ke barat.
Gambar 2 Windrose bulan Mei (kiri atas), Juni (kanan atas), Juli (kiri bawah), dan Agustus (kanan bawah), Citeko 2013
Angin pada bulan Mei dan Juni dominan bertiup dari Barat Laut ke Tenggara dengan kecepatan dominan 0.5-2.1 m/s meskipun ada sebagian kecil angin yang bertiup dengan kecepatan 2.1-3.6 m/s dan 3.6-5.7 m/s. Hal ini disebabkan pada bulan Mei hingga Juni posisi matahari berada di belahan bumi Utara (sebelah Utara ekuator) sehingga tekanan di bagian Utara akan lebih rendah daripada bagian Selatan ekuator yang menyebabkan angin bergerak ke arah Tenggara. Sedangkan, pada bulan Juli dan Agustus angin dominan bertiup dari Barat Laut ke arah Tenggara dengan kecepatan dominan 0.5-2.1 m/s meskipun ada sebagian kecil angin yang bertiup dengan kecepatan 2.1-3.6 m/s dan 3.6-5.7 m/s. Hal ini terjadi karena pada bulan Juli hingga Agustus posisi matahari ada di belahan bumi Utara menuju khatulistiwa sehingga tekanan di bagian utara akan lebih rendah daripada bagian selatan ekuator (Fadholi 2013).
Gambar 3 Windrose bulan September (kiri atas), Oktober (kanan atas), November (kiri bawah), dan Desember (kanan bawah), Citeko 2013
Arah dan kecepatan angin dari bulan September hingga Desember menunjukkan karakteristik yang hampir sama. Pada bulan September Arah angin dominan berasal dari barat laut dengan kecepatan 0.5-2.1 m/s. Kemudian, bulan Oktober angin dominan bertiup dari arah Barat Laut ke Tenggara dengan kecepatan angin dominan 0.5-2.1 m/s. Angin pada bulan November bertiup dari arah dominan sama dari bulan September dan Oktober yaitu dari Barat Laut ke Tenggara dengan kecepatan angin berkisar 2 m/s. Sedangkan, pada bulan Desember arah angin masih sama yaitu bertiup dari Barat Laut ke Tenggara dengan kecepatan angin berkisar 0.5-2.1 m/s, namun persentase kejadiannya lebih besar. Pada bulan September hingga Desember memiliki karakteristik kesamaan arah dan kecepatan angin disebabkan posisi matahari yang mulai bergerak ke arah selatan sehingga menimbulkan perbedaan tekanan yang menyebabkan angin mulai bergerak ke arah selatan. Selain itu, pergerakan angin monsun yang bertiup melewati Indonesia pada bulan November menyebabkan angin berasal dari arah Barat menuju Timur. Angin monsun barat terjadi akibat adanya perbedaan tekanan antara BBU (tekanan tinggi) dan BBS (tekanan rendah). Puncak angin monsun barat yang terjadi pada bulan Desember hingga Januari membawa massa udara yang besar dari benua Asia menuju Australia terutama uap air (Bannu 2003). Hal ini yang menjadi alasan utama pada bulan Desember hingga Januari adalah puncak musim hujan di Indonesia.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisa data kecepatan angin pada windrose di daerah Citeko bulan Januari hingga Desember 2013 menunjukkan bahwa kecepatan angin dominan berkisar 0.5-2.1 m/s yang bertiup dominan dari arah Barat Laut ke Tenggara. Angin yang bergerak dominan dari Barat Laut ke Tenggara ini, apabila ada polutan akan terbawa ke daerah yang berada di Tenggara yang akan menyebabkan polutan pada daerah tersebut menerima dampak paling besar. Windrose tidak terlihat menunjukkan perbedaan yang jelas antara musim kemarau dan hujan karena bentuk windrose hampir sama sepanjang bulan.
DAFTAR PUSTAKA
Bannu. 2003. Analisis interaksi monsun, ENSO, dan dipole mode serta kaitannya dengan variabilitas curah hujan angin di benua maritim Indonesia. Tesis. Departemen Geofisika dan Meteorologi. Institut Teknologi Bandung. Fadholi, Akhmad. 2013. Analisis data arah dan kecepatan angin landas pacu (runway) menggunakan aplikasi Windrose Plot (WRPLOT). Jurnal Ilmu Komputer. Vol (IX) 2: 84-91
Dokumen Serupa dengan Pencemaran Udara: Windrose Software