Anda di halaman 1dari 28

MODUL PRAKTIKUM

BLOK NEFROURINARY
LABORATORIUM FARMAKOLOGI DAN TERAPEUTIK
DISUSUN OLEH:
BAGIAN FARMAKOLOGI FKIK UNSOED
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN
JURUSAN KEDOKTERAN
PURWOKERTO
2013
I. Def!si
Diuretik adalah obat yang bekerja pada ginjal dengan menambah kecepatan pembentukan
urin. Diuretika meningkatkan ekskresi air dan natrium klorida.
II. F"#$#% %!&'$
Fungsi Ginjal :
(e!%e)")*e" +*#,-) .'"$ (e/'0#$"(e "e+e*/ -*e'1 '"'( -*'/1 ,'! )*e'/!!
+e!%'/-* .#(e#"/'""
+e!%'/-* *e%-$'" e$e)/*#$/ ,'! 2#$-( e)"/*'"e$-$e*
+e!%'/-* )e"e(0'!%'! '"'( 0'"'
(e*e%-$'" )','* %'*'( ,'! 3'*'! /-0-.
Ginjal merupakan organ terpenting dalam pengaturan homeostasis, yaitu
keseimbangan dinamis antara cairan intrasel dan ekstrasel, serta pemeliharaan volume total
dan susunan cairan ekstrasel. Homeostasis sangat dipengaruhi oleh jumlah ion Na+, yang
sebagian besar terdapat di luar sel, di cairan intrasel, dan di plasma darah. adar Na+ di
cairan ekstrasel diregulasi oleh sekresi !DH di neurohipo"isis. #roses diuresis dimulai
dengan mengalirnya darah kedalam glumeruli, yang terletak di bagian korteks ginjal.
Dinding glumeruli inilah yang berkerja sebagai saringan halus yang secara pasi" dapat
dilintasi air, garam, dan glukosa. $ltra"iltrat yang diperoleh dari "iltrasi dan mengandung
banyak air serta elektrolit ditampung di %adah, yang mengelilingi setiap glomerulus seperti
corong &kapsul bo%man' dan disalurkan ke pipa kecil. (ubuli ini terdiri dari bagian
proksimal dan distal, yang dihubungi oleh sebuah lengkungan &Henle)s loop'. !ir dan
komponen yang sangat penting bagi tubuh, seperti glukosa dan garam*garam, antara lain ion
Na+, ditarik kembali secara akti" di ginjal. +at*,at tersebut dikembalikan pada darah melalui
kapiler yang mengelilingi tubuli. -isanya yang tidak berguna seperti perombakan
metabolism protein untuk sebagian besar tidak diserap kembali. Filtrate dari semua tubuli
ditampung disuatu saluran pengumpul &ductuscolligens', dimana air di serap kembali.
Filtrate akhir disalurkan kekandung kemih dan ditimbun sebagai urine.
III. K$'"f)'" ,-*e/)
14 D-*e/) )-'/
24 T.'5,
34 D-*e/) .e('/ )'$-(
64 D-*e/) #"(#/)
74 I!.0/#* )'*0#!) '!.,*'"e
84 A!/'%#!" ADH
A. L##+ D-*e/3 9D-*e/) K-'/:H%.-3e$!% ,-*e/3";
14 F'*(')#,!'()
L##+ ,e-*e/) terutama 0e)e*&' ,e!%'! (e!%.'(0'/ *e'0"#*0"
e$e)/*#$/ N'<:K<:2=$- , '!"' .e!$e '"3e!,e! 0'%'! e+/e$ /e0'$. tempat
kerjanya di permukaan sel epitel bagian luminal &yang menghadap ke lumen
tubuli'. #ada pemberian /0 obat ini cenderung menigkatkan aliran darah ginjal
tanpa disertai peningkatan "iltrasi glomerulus. Dengan berkurangnya cairan
ekstra sel akibat dieresis, maka aliran darah ginjal menurun dan hal ini akan
mengakibatkan meningkatnya reabsorpsi cairan dan elektrolit di tubuli
proksimal. Hal terakhir ini merupakan suatu mekanisme kompensasi yang
membatasi jumlah ,at terlarut yang mencapai bagian epitel tebal Henle
ascendens sehingga mengurangi diuresis.
24 F'*(')#)!e/)
'4 A0"#*0"
Loop diuretic (-,'. ,"e*'+ (e$e$- "'$-*'! 3e*!', dengan derajat yang
berbeda*beda. 1ioavalabilitas "urosemid 234, sedangkan bumetenid hampir
5664.
b. Distribusi
7bat golongan ini terikat pada protein plasma secara ekstensi", sehingga tidak
di"iltrasi glomerulus tetapi cepat sekali disekresi melalui system transport
asam organic di tubulus proksimal.
c. 8etabolisme
7bat terakumulasi di cairan tubuli dan mungkin sekali di tempat kerja
didaerah yang lebih distal lagi.
d. 9ksresi
ira*kira :;< dari asam etakrinat yang diberikan /0 diekskresi melalui ginjal
dalam bentuk utuh dan dalam konjugasi dengan senya%a sul"hidil terutama
sistein dan N*asetil sistein.
34 I!,)'" '/'- Pe!%%-!''! )$!)
'4 G'%'$ &'!/-!%
Furosemid merupakan #0'/ "/'!,'* -!/-) %'%'$ &'!/-!% yang disertai edem
dan tanda*tanda bendungan sirkulasi seperti peninggian tekanan vena jugular,
edema paru, edema tungkai, dan asites. Furosemid lebih banyak digunakan
dari pada asam etakrinat, karena gangguan saluran cerna lebih ringan dan
kurva dosis respons kurang curam. $ntuk edema paru akut diperlukan
pemberian secara intravena. #ada keadaan ini perbaikan klinik dicapai karena
terjadi perubahan hemodinamik dan penurunan volume cairan ekstrasel
dengan cepat, sehingga alir balik vena dan curah ventrikel kanan berkurang.
b4 E,e(' *ef*')/e*
$ntuk mengatasi edema re"rakter diuretic loop biasanya diberikan bersama
diuretic lain, misalnya /.'5, '/'- ,-*e/3 .e('/ )'$-(. #emakaian dua
macam obat diuretic loop secara bersamaan merupakan tindakan tidak
rasional.
c.A"/e" ,'! e,e(' ')0'/ %'%'$ %!&'$
Diuretic loop merupakan obat e"ekti" untuk asites akibat penyakit sirosis
hepatis. Dan edema akibat gagal ginjal.
d.G'%'$ %!&'$ ')-/
=oop diuretic diberikan pada pasien gagal ginjal akut yang masih a%al baru
terjadi namun hasilnya tidak konsisiten.
e.Me!-*-!)'! )','* )'$"-( +$'"('
Diuretic loop dapat menurunkan kadar kalsium plasma pada pasien
hiperkalsemia simptomatis dengan cara meningkatkan ekskresi kalsium
melalui urin. 1ila digunakan untuk tujuan ini, maka perlu pula diberika
suplemen Na+ dan >l* untuk menggantikan kehilangan Na+ dan >l* melalui
urin.
64 ='*' +e(0e*'! ,'! ,#""
Se0')!>' ,0e*)'! "e3'*' #*'$, kecuali bila diperlukan untuk dieresis
"e%e*'1 (')' ,'+'/ ,0e*)'! IM '/'- IV. 1ila ada ne"rosis atau gagal ginjal
kronik maka diperlukan dosis "urosemid jauh lebih besar daripada dosis biasa.
Hal ini disebabkan oleh banyaknya protein dalam cairan tubuli yang akan
mengikat "urosemid sehingga menghambat dieresis. -elain itu pada pasien
dengan uremia, sekresi "urosemid melalui tubuli menurun.
74 Efe) "'(+!%
'4 G'!%%-'! 3'*'! e$e)/*#$/
-ebagian e"ek berkaitan dengan gangguan keseimbangan elektrolit dan cairan
antara lain: .+#/e!"1 .+#!'/*e('1 .+#)'$e('1 .+#)$#*e('1
.+#)'$"e('1 ,'! .+#('%!e"'
04 O/#/#)""/'"
A"'( e/')*!'/ ,'+'/ (e!>e0'0)'! )e/-$'! sementara maupun menetap,
dan ini merupakan e"ek samping serius. etulian sementara juga dapat terjadi
pada "urosemid dan jarang pada butenamid. etulian disebabkan oleh
perubahan komposisi elektrolit cairan endolim".
34 Efe) (e/'0#$)
Hiperuresemia, hiperglikemia, penigkatan kolesterol =D= dan trigliserida
serta penurunan HD=.
,4 Re')" '$e*%
1erkaitan dengan struktur model yang menyerupai sul"onamide, sehingga
dikontraindikasikan pada pasien dengan ri%ayat alergi sul"onamide.
e4 Nef*/" !/e*""'$" '$e*%)
Furosemid dapt menyebabkan ne"ritis intersisialis alergik yang menyebabkan
gagal ginjal reversible.
84 K#!/*'!,)'"
G'%'$ %!&'$ >'!% ,"e*/' '!-*', Hati*hati pada pasien yang dicurigai
.+#)'$e('1 %#-/1 .+e*)'$"e('1 +e!%%-!' ,%/'$" ,'! "*#"" .e+'/)
T,') ,'!&-*)'! +',' ?'!/' .'($4
@4 /nteraksi obat
a. #emberian diuretic loop dapat meningkatkan risiko aritmia pada pasien yang
juga mendapat digitalis atau obat antiaritmia.
b. #emberian bersama obat yang bersi"at ne"rotoksik seperti amininoglikosida
dan anti kanker sispaltin akan meningkatkan risiko ne"rositotoksisitas.
c. #robenesid mengurangi sekresi diuretic ke lumen tubulus sehingga e"ek
diuresisnya berkurang.
d. 1erinteraksi dengan %ar"arin dan klo"ibrat melalui penggeseran ikatannya
dengan protein.
e. #ada penggunaan jangka lama diuretic loop dapat menurunkan klirens litium.
". #enggunaan se"alosporin
g. !nti in"lamasi non steroid terutama indometasin dan kortikosteroid mela%an
kerja "urosemid. bersama se"alosporin dapat menigkatkan ne"rotoksisitas
Nama etersediaan
oral
?aktu paruh
&jam'
@ute
eliminasi
Dosis &5*:
kali;hari'
F-*#"e(, A264 A5,3 A234@,
A<34 8
:6*B6 mg
B-(e/'(, AB64 A6,B A2:4 @,
A<B4 8
6,3*: mg
A"'(
e/')*!'/
A5664 A5 A2C4 @,
A<<48
36*:66 mg
T#*"e(, AB64 A<,3 A:64 @,
AB64 8
:,3*:6 mg
-ingkatan: @, ekskresi obat utuh di ginjal. 8, metabolisme. 1, eksreso obat utuh
ke empedu. $, jalur eliminasi belum diketahui.
B. T.'5, '/'- Be!5#/'5,
#enelitian menunjukkan bah%a tia,id bere"ek langsung terhadap transport
Na+ dan >l* di tubuli ginjal, lepas dari e"ek penghambatannnya terhadap en,im
karbonik anhidrase.
14 F'*(')#,!'()
D-*e/3 /'5, 0e)e*&' ,e!%'! (e!%.'(0'/ "(+#*/e* N'< ,'! =$- ,
.-$- /-0-$-" ,"/'$4 S>"/e( /*'!"+#*/ ! ,'$'( )e',''! !#*('$ 0e*f-!%"
(e(0'?' N'< ,'! =$- ,'* $-(e! )e ,'$'( "e$ e+/e$ /-0-$-"4 N'<
"e$'!&-/>' ,+#(+')'! )e $-'* /-0-$-" ,'! ,/-)'* ,e!%'! K< 1 "e,'!%)'!
=$- ,)e$-'*)'! (e$'$- )'!'$ )$#*,'4
Efe) f'*(')#,!'() /'5, >'!% -/'(' ','$'. (e!!%)'/)'! "e)*e"
!'/*-(1 )$#*,' ,'! "e&-($'. '*4 Efe) !'/*e*e"" ,'! )$#-*e"" !
,"e0'0)'! #$e. +e!%.'(0'/'! (e)'!"(e *e'0"#*+" e$e)/*#$/ ',' .-$-
/-0-$ ,"/'$ 9e'*$> ,"/'$ /-0-$e;4
#ada pasien hipertensi, tia,id menurunkan tekanan darah bukan saja karena
e"ek diuretiknya, tetapi juga karena e"ek langsung terhadap arteriol seingga
terjadi vasodilatasi. #ada pasien diabetes insipidus, tia,id justu mengurangi
dieresis. 9"ek ini kita jumpai baik pada diabetes insipidus ne"rogen maupun yang
disebabkan oleh kerusakan hipo"ise posterior. 9"ek ini berdasarkan pengurangan
volume plasma yang diikuti oleh penurunan laju "iltrasi glomerulus sehingga
meningkatkan reabsorpsi Na dan air di tubulis proksimal. !kibatnya jumlah air
dan Na yang mele%ati segmen distal berkurang sehingga volume maksimal urin
yang encer juga berkurang. Hasil akhirnya adalah pengurangan poliuria secara
signi"ikan.
F-!%" %!&'$
T'5, ,'+'/ (e!%-*'!% )e3e+'/'! f$/*'" %$#(e*-$-", terutama bila
diberikan secara intravena. 9"ek ini mungkin disebabkan oleh pengurangan
aliran darah ginjal. Namun berkurangnya "iltrasi ini sedikit sekali pengaruhnya
terhadap e"ek diuretic tia,id, dan hanya mempunyai arti klinis bila "ungsi ginjal
memang sudah kurang.
A"'( -*'/
T'5, ,'+'/ (e!!%)'/)'! )','* '"'( -*'/ ,'*'. ,e!%'! 2 (e)'!"(e:
14T'5, (e!!%%)'! *e'0"#*+" '"'( -*'/ , /-0-$ +*#)"('$
24T'5, (e!%.'(0'/ "e)*e" '"'( -*'/ #$e. /-0-$4
#eninggian kadar asam urat ini kurang begitu berarti karena insiden
serangan akut gout terutama berhubunga dengan asam urat dalam plasma
sebelum pengobatan tia,id. >airan ekstrasel (ia,id dapat meninggikan ekskresi
ion + terutama pemberian jangka pendek, mungkin e"ek ini menjadi kecil bila
penggunaannya berlangsung dalam jangka panjang. 9kskresi natrium yang
berlebihan tanpa disertai jumlah air yang sebanding, dapat menyebabkan
hiponatremi dan hipokloremia, terutama bila pasien mendapat diet rendah garam.
Namun secara keseluruhan golongan tia,id cenderung menimbulkan gangguan
komposisi cairan ekstrasel yang lebih ringan dibandingkan diuretic loop, karena
intensitas dieresis yang ditimbulkan lebih rendah. 9kskresi 8g:+ meningkat,
sehingga dapat menimbulkan hipomagnesia. 9kskresi yodida dan bromide secara
kualitati" sama dengan ekskresi klorida. Diuretic yang menyebabkan klouresis
juga akan meningkatkan ekskresi kedua ion halogen lain. Dengan demikian
semua obat yang bersi"at klouresis dapat digunakan untuk menanggulangi
keracunan bromide. -elain itu penggunaan diuretic yang berkepanjangan dapat
menigkatkan sekresi yodida dengan akibat dapat terjadi deplesi yodida ringan.
24 F'*(')#)!e/)
'4 A0"#*+"
A0"#*+" /'5, (e$'$- "'$-*'! 3e*!' 0')4 $mumnya e"ek obat tampak
setelah 5 jam.
04 D"/*0-"
lortia,id didistribusikan ke seluruh ruang intrasel dan ,'+'/ (e$e?'/
"'?'* -*, tetapi obat ini hanya ditimbun dalam jaringan ginjal saja.
c. 8etabolisme dan 9kskresi
Dengan suatu proses akti", tia,id diekskresi oleh sel tubuli proksimal ke
dalam cairan tubuli. Dadi klirens ginjal obat ini besar sekali, biasanya dalam <*
2 jam sudah diekskresi dari tubuh.
34 I!,)'"
'4 H+e*/e!"4
(ia,id merupakan salah satu obat penting pada pengobatan .+e*/e!"
baik tunggal maupun dalam kombinasi dengan obat antihipertensi lain. Se$'!
"e0'%' ,-*e/31 /'5, (e(0e* efe) '!/ .+e*/e!" 0e*,'"'*)'! efe)
+e!-*-!'! *e""/e!" +e(0-$-. ,'*'.4
04 G'%'$ &'!/-!%4
(ia,id merupakan obat terpilih untuk pengobatan edema akibat gagal
jantung ringan sampai sedang. !da baiknya bila dikombinasi dengan diuretic
hemat kalium pada pasien yang juga mendapat pengobatan digitalis untuk
mencegah terjaidnya hipokalemiaa yang memudahkan terjadinya intoksikasi
digitalis. Hasil yang baik juga didapat pada pengobatan tia,id untuk edema
akibat penyakit hati dan ginjal kronis. #emberian tia,id pada pasien gagal
jantung atau hipertensi yang disertai gangguan "ungsi ginjal harus dilakukan
hati*hai, karena obat ini dapat memperhebat gangguan "ungsi ginjal akibat
penurunan kecepatan "iltrasi glonerulus dan hilangnya natrium, klorida dan
kalium yang terlalu banyak.
34 H+e*)'$"-*'4
#asien dengan batu kalsium pada saluran kemih mendapat man"aat dari
pengobatan tia,id karena dapat mengurangi sekresi kalsium ke saluran kemih
sehingga mengurangi risiko pembentukan batu.
64 Efe) "'(+!%
'4 G'!%%-'! e$e)/*#$/4
H+#)'$e('1 .+#2#$-('1 .+#)$#*e('1 .+#('%!e"'.
Hipokalemi mempermudah terjadinya aritmia terutama pada pasien yang juga
mendapat digitalis atau antiaritmia lain. #emberian diuretic pada pasien
sirosis dengan asites perlu hati*hati, gangguan pembentukan H+
menyebabkan amoniak tidak dapat diubah menjadi ion ammonium dan
memasuki darah, ini merupakan "aktro penyebab terjadinya depresi mental
dan koma pada pasien sirosis hepatis.
b. Ge&'$' !"-f"e!" %!&'$ dapat diperberat oleh tia,id langsung mengurangi
aliran darah ginjal, suatu reaksi idiosinkrasi yang jarang sekali timbul sperti
hepatitis kloestatik.
34 H+e*)'$"e('4
8erupakan e"ek samping yang menguntungkan terutama untuk orang tua
dengan resiko osteoporosis karena dapat mengurangi risiko "raktur.
,4 H+e*-*e"e('4
Dapat meningkatkan kadar asam urat darah karena e"eknya menghambat
sekresi dan meningkatkan reabsorpsi asam urat. 9"ek samping ini perlu
mendapat perhatian pada pasien gout arthritis karena dapat mencetuskan
serangan gout akut.
e4 Pe!-*-!'! /#$e*'!" %$-)#"' ,'! efe)/2/'" #0'/ .+#%$)e() #*'$4
Hal ini terjadi karena kurangnya sekresi insulin terhadap peniggian kadar
glukosa plasma, meningkatnya glikogenolisis dan berkurangnya glikogenesis.
74 K#!/*'!,)'"
Hati*hati pada pasien yang dicurigai .+#)'$e('1 %#-/1 .+e*)'$"e('1
+e!%%-!' ,%/'$" ,'! "*#"" .e+'/)
2. /nteraksi obat
a. /ndometasin dan !/N- lain dapat mengurangi e"ek tia,id karena kedua obat
ini menghambat sintesis prostaglandin vasodilator di ginjal.
b. #robenesid menghambat sekresi tia,id dalam lumen tubulus, akibatnya e"ek
tia,id berkurang. Hipokalemi yang terjadi akibat pemberian tia,id dapat
meningkatkan risiko aritmia oleh digitalis dan obat anti aritmia lain,
sehingga pemantauan kadar kalium sangat penting pada pasien uyang
mendapat digitalis atau antiaritmia lain. ehilangan kalium lebih lanjut
dapat memperbesar bahaya intoksikasi digitalis.
c. ombinasi dengan >= dapat menimbulkan iritasi local di usus halus
sehingga tidak digunakan lagi
d. (ia,id menghambat ekskresi litium sehingga kadar litium dalam darah
meningkat.
N'(' etersediaan ?aktu paruh @ute Dosis
oral &jam' eliminasi
Be!,*#f$-(e/'5, A5664 <*<,E A<64@,
AC64 8
:,3*6 mg
tunggal
K$#*#/'5, E*324 A5,3 @ 6,3*5 g
Dibagi :
dosis
H,*#)$#*#/'5, AC64 A:,3 @ :3*566 mg
tunggal
H,*#f$-(e/'5, A364 A5C F64*B64 @,
:64*264 8
:3*566 mg
Dibagi :
dosis
P#$/'5, A5664 A:3 A:34 @,
AC34 $
5*F mg
(unggal
K$#*/'$,#! 9(*+
/'5,;
A234 AFC A234@,
A5641,
A:34 $
36*566 mg
tunggal
-ingkatan: @, ekskresi obat utuh di ginjal. 8, metabolisme. 1, eksreso obat utuh
ke empedu. $, jalur eliminasi belum diketahui
C. D-*e/) He('/ )'$-(
Gang tergolong dalam kelompok ini ialah antagonis '$,#"/e*#!1 /*'(/e*e! ,'!
'($#*,4 Efe) ,-*e/)!>' /,') "e)-'/ %#$#!%'! ,-*e/) )-'/4
14 A!/'%#!" '$,#"/e*#!
A$,#"/e*#! ','$'. (!e*'$#)#*/)#, e!,#%e! >'!% +'$!% )-'/.
Pe*'!'! -/'(' '$,#"/e*#! '$'. (e(+e*0e"'* *e'0"#*0" !'/*-( ,'!
)$#*,' , /-0-$ ,"/'$ "e*/' (e(+e*0e"'* e)")*e" )'$-(. Dadi pada
hipoaldosteronisme, akan terjadi penurunan kadar kalium dan alkalosis
metabolik karena reabsorbsi H>7<* dan sekresi H+ yang bertambah. adaan
dan tindakan yang dapat menyebabkan bertambahnya sekresi aldosteron oleh
korteks adrenal adalah sekresi glukokortikoid yang meninggi misalnya
pembedahan, rasa takut, trauma "isik dan perdarahan, asupan kalium yang tinggi,
asupan natrium yang rendah, bendungan pada vena cava in"erior, sirosis hepatis,
ne"rotis dan payah jantung akan meningkatkan sekresi aldosteron tanpa
peningkatan sekresi glukokortikoid. eadaan tersebut di atas sering disertai
adanya edema, sehingga pemberian antagonis aldosteron yaitu sebagai diuretik
sangat berman"aat. -aat ini dikenal ,-' ('3'( '!/'%#!" '$,#"/e*#!1 >'/-
"+*#!#$')/#! ,'! e+$e*e!#!4
'4 S+*#!#$')/#!
,)e!'$ ,e!%'! !'(' ,'%'!% A$,'3/#!e1 ='*+'/#!1 Le/#!'$1 S+*#$'1
S+*'$'3/#! "e*/' A$,'5, >'!% (e*-+')'! )#(0!'" "+*#!#$')/#!
,e!%'! /.'0-/'5,4
4 F'*(')#,!'()
S+*#!#$')/#! (e!%.'(0'/ +e!%'*-. '$,#"/e*#! "e3'*' )#(+e//f
+',' *e"e+/#* '$,#"/e*#! !/*'"e$-$e* , ,-)/-" )#$%e!/e"4 H'$ !
(e!>e0'0)'! +e!-*-!'! *e'0"#*+" !'/*-( ,'! '*1 "e.!%%' "e)*e"
)'$-( &-%' 0e*)-*'!%4
4 F'*(')#)!e/)
!bsorbsi: +',' +e(0e*'! #*'$1 @0A ,"e*'+ , "'$-*'! 3e*!'
Distribusi : /katan dengan protein cukup tinggi
8etabolisme : mengalami metabolisme sirkulasi dihati. enterohepatik
8etabolit dan "irst pass utamanya, kanrenon, memperlihatkan aktivitas
antagonis aldosteron dan turut berperan dalam aktivitas biologik
spironolakton. anrenon mengalami interkonversi en,imatik menjadi
kanrenoat yang tidak akti". -pironolakton menginduksi >#F36 hati.
ekskresi: (e$'$- -*! ,'! 3'*'! e(+e,-4
4 I!,)'"
Digunakan secara luas untuk pengbatan .+e*/e!" dan e,e(' >'!%
*ef*')/e*. 1iasanya obat ini dipakai bersama diuretik lain dengan maksud
(e!%-*'!% "e)*e" )'$-(, di samping memperbesar diuresis. #ada gagal
jantung kronik spironolakton digunakan untuk mencegah remodeling
&pembentukan jaringan "ibrosis di miokard'. -pironolakton merupakan obat
pilihan untuk hipertensi hiperaldosteronisme primer dan sangat berman"aat
pada kondisi*kondisi yang disertai hiperaldosteronisme sekunder seperti asites
pada sirosis hepatik dan sindrom ne"rotik.
24 K#!/*'!,)'"
I!"-f"e!" %!&'$ ')-/1 '!-*'1 .+e*)'$e('1 )e.'($'!4
24 Efe) "'(+!%
9"ek toksik yang utama dari spironolakton adalah .+e*)'$e(' yang
sering terjadi bila obat ini diberikan bersama*sama dengan asupan kalium yang
berlebihan. (etapi e"ek toksik ini dapat pula terjadi bila dosis yang biasa
diberikan bersama dengan tia,id pada pasien dengan gangguan "ungsi ginjal
yang berat. 9"ek samping lain yang ringan dan reversibel di antaranya
%!e)#('"/'1 efe) "'(+!% (*+ '!,*#%e! ,'! %e&'$' "'$-*'! 3e*!'41 "')/
)e+'$'1 ,'*e1 )*'(1 (e!%'!/-)1 *-'(1 (+#/e!"1 (e!"/*-'" /,') /e*'/-*1
,'! +e*/-(0-.'! *'(0-/ /,') /e*'/-*4 etidakseimbangan cairan dan
elektrolit &misalnya, natrium rendah, magnesium yang rendah, dan kalium tinggi'
dapat terjadi, sehingga pasien harus dimonitor secara hati*hati.
vi. /nteraksi obat
-pironolactone dapat menurunkan kadar natrium darah sekaligus meningkatkan
kadar potassium darah. alium darah yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan
kelainan irama jantung yang berpotensi mengancam ji%a dalam. 7leh karena itu,
spironolactone biasanya tidak diberikan dengan agen lain yang dapat
meningkatkan kadar kalium darah, seperti suplemen kalium, angiotensin
converting en,yme &!>9' inhibitor, indometasin, atau diuretik hemat kalium
lainnya. -pironolactone dapat menyebabkan peningkatan kadar digoHin darah
menjadi toksik sehingga membutuhkan penyesuaian dosis digoksin.
vii. -ediaan (ersedia
dalam bentuk tablet :3mg, 36mg, dan 566mg. -ediaan kombinasi tetap antara
spironolakton :3mg dan hidrochlorothia,id :3mg, serta antara spironolakton
:3mg dan tiabuta,id :,3mg &!lda,ide tab 566mg'
viii. Dosis
#ada de%asa diberikan :3*:66 mg;hari, tetapi dosis e"ekti" sehari rata*rata
566mg dalam dosis tunggal atau terbagi. #erhatian #emakaian bersama dengan
suplemen kalium, ibu menyusui, kerusakan "ungsi ginjal.
04 E+$e*#!
4 F'*(')#,!'()
E+$e*#! (e($) 3'*' )e*&' >'!% "'(' ,e!%'! "+*#!#$')/#!.
Namun dibandingkan dengan spironolakton, eplerenon memiliki a"initas yang
lebih lemah terhadap reseptor meniralokortikoid, androgen, dan progesteron.
7bat ini dipasarkan khusus untuk (e!%-*'!% *e")# )'*,#2'")-$'* +','
+'"e! !f'*) (#)'*,4
4 F'*(')#)!e/)
A0"#*0" : ,'0"#*0" , "'$-*'! 3e*!' dan mencapai konsentrasi puncak
5,3 jam setelam pemberian oral. 1ioavailabilitas absolut sekitar 2E4.
Distribusi: terikat dengan protein plasma sekitar 364.
8etabolisme: mengalami metabolisme dihati, yang dimediasi oleh en,im
>G#<!F
9kskresi : di ekskresi melalui urin &2C4' dan "eses &<:4'. ?aktu paruh F*
2 jam.
4 I!,)'"
9plerenon digunakan sebagai '!/.+e*/e!" dan sebagai /e*'+
/'(0'.'! +',' %'%'$ &'!/-!%4 9plerenone khusus diindikasikan untuk
(e!%-*'!% *")# )e('/'! )'*,#2'")-$'* pada pasien dengan gagal
jantung dan dis"ungsi ventrikel kiri dalam %aktu <*5F hari dari serangan in"ark
miokard akut.
24 K#!/*'!,)'"
Dikontraindikasikan pada pasien dengan .+e*)'$e('1 %'%'$ %!&'$ 0e*'/
93*e'/!! )$*e!" B 30 ($:(e!/;1 '/'- )e*-"')'! .'/ >'!% 0e*'/ 9")#*
=.$,P-%. =;1 +e!%#0'/'! 0e*"'(''! ,e!%'! ,-*e/) .e('/ )'$-(
)e/#3#!'5#$e1 /*'3#!'5#$e '/'- $'!!>' 9)#!/*'!,)'" *e$'/f;
24Efe) "'(+!%
9"ek samping penggunaan eplerenone meliputi:. .+e*)'$e('1 .+#/e!"1
+-"!%1 +e*-0'.'! f-!%" %!&'$1 ,'! +e!!%)'/'! )','* )*e'/!!
vi. /nteraksi obat
9plerenone terutama dimetabolisme oleh en,im sitokrom #F36 >G#<!F.
Dengan demikian ada potensi untuk interaksi obat yang merugikan dengan
obat lain yang menginduksi atau menghambat >G#<!F. -ecara khusus,
penggunaan bersamaan dari inhibitor >G#<!F seperti ketokona,ol dan
itracona,ole merupakan kontraindikasi. /nhibitor >G#<!F lainnya termasuk
eritromisin, saIuinavir, dan verapamil harus digunakan dengan hati*hati. 7bat
lain yang meningkatkan konsentrasi kalium dapat meningkatkan resiko
hiperkalemia yang terkait dengan terapi eplerenone, termasuk pengganti
garam, suplemen kalium dan potassium*sparing diuretic lainnya.
vii. -ediaan (ablet
salut "ilm :3 mg dan 36 mg, namun belum beredar di /ndonesia
viii.Dosis 9plerenon
diberikan dalam dosis36*566mg;hari.
24T*'(/e*e! ,'! A($#*,
a4 T*'(/e*e!
4 F'*(')#,!'()
Me!!%)'/)'! e)")*e" !'/*-( ,'! )$#*,' "e,'!%)'! e)")*e"
)'$-( 0e*)-*'!% ,e! e)"*e" 0)'*0#!'/ /,') (e!%'$'(
+e*-0'.'!4 Efe) .'(0'/'! *e'0"#*0" !'/*-( ,'! )$#*,' #$e.
/*'(/e*e! '%')!>' "-'/- efe) $'!%"-!%1 /,') (e$'$- +e!%.'(0'/'!
'$,#"/e*#! )'*e!' #0'/ ! (e(+e*$.'/)'! efe) #0'/ >'!% "'(' 0')
+',' )e',''! !#*('$1 ('-+-! "e/e$'. ',*e!'$e)/#(4 T*'(/e*e!
(e!-*-!)'! e)")*e" )'$-( ,e!%'! (e!%.'(0'/ "e)*e" )'$-( ,
"e$ /-0-$ ,"/'$4 Be*)-*'!%!>' *e'0"#*0" !'/*-( , /e(+'/ /e*"e0-/
(e!%')0'/)'! /-*-!!>' +e*0e,''! +#/e!"'$ $"/*) /*'!"/-0-$'*1
"e,'!%)'! .'$ ! ,+e*$-)'! -!/-) 0e*$'!%"-!%!>' +*#"e" "e)*e"
)'$-( #$e. "e$ /-0-$ ,"/'$4
ii4 F'*(')#)!e/)
!bsorbsi : /*'(/e*e!e ,e!%'! 3e+'/ ,"e*'+ , "'$-*'! 3e*!' ,'!
(e!3'+' #!"e/ #f '3/#! 2-6&'( "e/e$'. +e(0e*'! #*'$4 #ada
keadaan normal, kadar puncak rata*rata serum <6 ng;m= pada < jam.
@ata*rata persentase obat yang terkumpul dalam urin &6 sampai FB jam'
adalah :54.
Distribusi : lebih dari 364 dari pemberian oral ditemukan di urin
8etabolisme: triamterene terutama dimetabolisme menjadi konjugasi
sul"at*hydroHytriamterene. 9kskresi: diekskresi melalui urin.
8asa erja: ebanyakan pasien akan merespon Dyrenium &triamterene'
selama hari pertama pengobatan. 8aksimum e"ek terapi, kadang*
kadang, tidak dapat dilihat selama beberapa hari. Durasi diuresis
tergantung pada beberapa "aktor, terutama "ungsi ginjal, tetapi
umumnya menurun sekitar C*E jam setelah pemberian.
4 I!,)'"
(riamteren ditujukan sebagai pengobatan terhadap e,e(' yang berkaitan
dengan gagal jantung kongesti", sirosis hati dan sindrom ne"rotik. juga di
steroid*induced edema, edema idiopatik dan edema akibat
hyperaldosteronism sekunder.
iv4 K#!/*'!,)'"
7bat ini dikontraindikasikan pada pasien yang mengalami '!-*'1
+e!>')/ %!&'$ >'!% 0e*'/ '/'- +*#%*e"f1 +e!>')/ .'/ >'!% 0e*'/1
.+e*"e!"/2/'" terhadap obat tersebut. (riamterene tidak boleh
digunakan pada pasien hiperkalemi, seperti yang kadang*kadang terlihat
pada pasien dengan gangguan "ungsi ginjal atau a,otemia. (idak boleh
diberikan kepada pasien yang menerima agen potassium*sparing lain
seperti spironolakton, amilorid hidroklorida atau "ormula lain yang
mengandung triamterene.
v. 9"ek samping
H+e*)'$e('1 *e')" .+e*"e!"/f/'"1 '5#/e('1 +e!!%)'/'! BUN
,'! )*e'/!!1 0'/- %!&'$1 %'%'$ %!&'$ ')-/1 %'!%%-'! "'$-*'! 3e*!'1
+-"!%1 )e$e('.'!1 "')/ )e+'$'4
vi. /nteraksi obat
-ebuah interaksi yang mungkin mengakibatkan gagal ginjal akut telah
dilaporkan dalam beberapa mata pelajaran ketika indometasin, agen
antiin"lammatory drugs, diberikan dengan triamterene.9"ek potensiasi jika
diberikan bersama: obat antihipertensi, diuretik lain, agen preanesthetic
dan anestesi, relaksan otot rangka &nondepolari,ing'. !gen potassium*
sparing harus digunakan dengan hati*hati bersama angiotensin*converting
en,yme &!>9' inhibitor karena peningkatan risiko hiperkalemia.
vii. Dosis
Dosis a%al 566mg, : kali;hari setelah makan. 8aksimal <66mg;hari.
viii.-ediaan
Dyrenium kapsul 36 mg dan 566 mg, 8aH,ide &(riamteren*
hidroklorotia,id' :3 mg dan 36 mg, dan Dya,ide &(riamteren*
hidroklorotia,id' kapsul :3mg. Namun obat*obat ini belum beredar di
/ndonesia.
04 A($#*,
4 F'*(')#,!'()
A($#*, 0e)e*&' ,e!%'! $'!%"-!% (e(0$#)* "'$-*'! !'/*-( e+/e$
9EN'=; "e.!%%' (e!%.'(0'/ *e'0"#*+" !'/*-( , ').* /-0-$-"
,"/'$1 /-0-$-" 3#!e3/2-"1 ,'! ,-3/-" 3#$e3/3-" +',' %!&'$ 9(e)'!"(e
! ','$'. "'(' -!/-) /*'(/e*e!e;4H'$ ! (e!,#*#!% .$'!%!>'
!'/*-( ,'! '* ,'* /-0-.1 /e/'+ /'!+' (e!%.'0")'! )'$-(4
ii. Farmakokinetik
!bsorbsi : ,'0"#*0" , "'$-*'! 3e*!', dengan onset kerja dalam
%aktu : jam setelah dosis oral. adar plasma puncak diperoleh dalam
< sampai F jam dan %aktu paruh bervariasi 2*E jam. 9"ek dari
kenaikan elektrolit dengan dosis tunggal amiloride H>l sampai kira*
kira 53 mg.
Distribusi: didistribusi ke hati dan ginjal.
8etabolisme: tidak mengalami metabolisme dihati
9kskresi: diekskresi melalui ginjal dalam bentuk yang tidak berubah,
364 dari dosis :6mg diekskresikan dalam urin dan F64 pada "eses
dalam %aktu C: jam
4 I!,)'"
Diindikasikan sebagai pengobatan /'(0'.'! 0e*"'(' ,-*e/)
/.'5,e '/'- '%e! )'$-*e/3-,-*e/) $'! +',' %'%'$ &'!/-!%
)#!%e"/f '/'- .+e*/e!"4
24 K#!/*'!,)'"
Dikontraindikasikan pada keadaan hiperkalemia, pasien yang mendapat
terapi '!/)'$-*e/) '/'-+-! "-+$$e(e! +#/'"-(1 %'!%%-'! f-!%"
%!&'$ ,'! .+e*"e!"/f/'"4
v. 9"ek samping
A($#*, 0'"'!>' ,/#$e*'!" ,e!%'! 0') ,'!1 )e3-'$ -!/-)
.+e*)'$e('1 (-'$:'!#*e)"'1 !>e* +e*-/1 +e*-/ )e(0-!%1 ,'!
*-'( )-$/ ringan telah dilaporkan dan mungkin berhubungan dengan
amiloride.
N'(' etersediaan
oral
?aktu paruh
&jam'
@ute
eliminasi
Dosis
A($#*, A53*:34 A:5 @ 3*56mg
T*'(/e*e! A364 AF,: 8 <C,3*C3 mg
"+*#!#$')/#! AC64 A:,3 @ :3*566 mg
-ingkatan: @, ekskresi obat utuh di ginjal. 8, metabolisme. 1, eksreso obat utuh
ke empedu. $, jalur eliminasi belum diketahui
D. D-*e/) #"(#/)
D-*e/) #"(#/) 0e)e*&' ,e!%'! (e('!f''/)'! +*!"+ +e*0e,''! /e)'!'!
#"(#/) '!/'*' 3'*'! $-(e! ,'! +$'"(' ,'*'.4
'4 M'!/#$
1; F'*(')#,!'()
M'!/#$ ,f$/*'" "e3'*' 0e0'" , %$#(e*#$-" )e ,'$'( $-(e!
"'$-*'! )e(.4 M'!/#$ )e(-,'! ')'! (e!!%)'/)'! /e)'!'! #"(#/)
3'*'! $-(e! "e.!%%' ')'! (e!'*) '* ,'* +$'"(' ,'*'. )e ,'$'(
$-(e! "'$-*'! )e(.4 M'!/#$ (e(0e*)'! efe) #"(#/) , "e+'!&'!%
!ef*#! /e/'+ /e*-/'(' +',' /-0-$-" )#!/#*/-" +*#)"('$ ,'! ,-)/-"
)#$e)/2-".
2; F'*(')#)!e/)
!bsorbsi : manitol harus diberikan secara /0, jika diberikan secara oral
dapat menyebabkan diare osmotik. 7nset kerja <6*26 menit.
Distribusi : distribusi di seluruh cairan tubuh tetapi tidak menembus sa%ar
darah otak.
8etabolisme: manitol tidak dimetabolisme. Durasi kerja 2*B jam.
9kskresi: B64 diekskresikan melalui ginjal dan :64 sisanya
dimetabolisme di hati dan diekskresikan melalui empedu. ?aktu paruh J
jam dan 5,C jam pada gagal ginjal
3; I!,)'"
-ering digunakan untuk (e!%-*'!% /e)'!'! !/*')*'!'$ ,'!
!/*'#)-$e* ,'! %'%'$ %!&'$ ')-/4 Me!%'/'" "!,*#( ,'$""
,"eC-$0*-(4 Me!%-*'!% e,e(' "e*e0*'$ "e0e$-( ,'! "e/e$'. #+e*'"
#/'). 8emicu diuresis pada pencegahan dan terapi "ase oliguri gagal ginjal
akut.
6; K#!/*'!,)'"
(idak boleh diberikan pada pasien +e*,'*'.'! !/*')*'!'$ ')/f4
H+e*"e!"/2/'"1 %'!%%-'! e$e)/*#$/1 ,e.,*'" 0e*'/1 ,'! '!-*'.
3' 9"ek samping
H+#2#$e('1 .+e*!'/*e(' 9!>e* )e+'$'1 (-'$1 (-!/'.;1 ,'! ,'+'/
(e!>e0'0)'! e,e(' +-$(#!e* karena cepat memasuki kompartemen
ekstraselular dan menarik air keluar sel. #englihatan kabur, diare.
8; Pe*!%'/'!
#asien dengan %'%'$ &'!/-!% '/'- )#!%e"/ +-$(#!e* ,'+'/
(e!%')0'/)'! e,e(' +-$(#!e*4
C' /nteraksi obat
#eningkatan e"ek hipotensi jika diberikan bersama obat antihipertensi atau
nitrat.
B' Dosis dan sediaan
$ntuk meningkatkan volum urin 36*:66 g;:F jam /0 atau 5:,3*:3 gram tiap
5*: jam. $ntuk penurunan tekanan intraokuler dan intrakranial 5,3*: g;kg11
/0. -ediaan injeksi &7smitrol' 3, 56, 53, :6, :34. &<. F'
04 U*e'
1; F'*(')#,!'()
U*e' ,e)")*e")'! "e$-*-.!>' #$e. %$#(e*#$-" ,'! (e!!%)'/)'!
#"(#$'*/'" 3'*'! -$/*'f$/*'/ "e.!%%' (e!'*) '* )e $-(e! "'$-*'!
)e!3!%
2; F'*(')#)!e/)
A0"#*0": /,') ',' "e,''! #*'$4 D0e*)'! (e$'$- !&e)" !/*'2e!'.
7nset kerja <6*F3 menit.
Distribusi : tidak terikat protein plasma.
8etabolisme : tidak dimetabolisme, durasi kerja 3*2 jam.
9kskresi: diekskresikan seluruhnya melalui ginjal.
3; I!,)'"
8engatasi "!,*#( ,'$"" ,"eC-$0*-(. Me!%-*'!% e,e(' "e*e0*'$
"e0e$-( ,'! "e/e$'. #+e*'" #/'). Me!-*-!)'! /e)'!'! !/*'#)-$e*
+',' %$'-)#('4
F' ontraindikasi
Pe!,e*/' %'!%%-'! .'/ karena akan meningkatkan kadar amonia darah.
(idak boleh diberikan pada pasien perdarahan intrakranial akti".
3' #eringatan
ehamilan kategori >. Gangguan ginjal dan gangguan elektrolit diberikan
dengan hati*hati.
8; Efe) "'(+!%
T*#(0#"" ,'! !>e* &)' /e*&', e)"/*'2'"'"4 H+#2#$e('1
.+e*!'/*e(' 9!>e* )e+'$'1 (-'$1 (-!/'.;1
C' /nteraksi obat
#eningkatan e"ek hipotensi jika diberikan bersama obat antihipertensi atau
nitrat.
B' Dosis dan sediaan
-ampai dengan 5:6 g;hari /0. -ediaan injeksi &$reaphil'
34 G$"e*!
5' Farmakodinamik
G$"e*! (e!!%)'/)'! #"(#$'*/'" 3'*'! $-(e! "'$-*'! )e(. "e.!%%'
(e!'*) '* )e ,'$'( $-(e! ,'! (e!!%)'/)'! &-($'. -*!4
:' Farmakokinetik
!bsorbsi: diabsorpsi di usus.
Distribusi :tidak berikatan dengan protein plasma
8etabolisme : dimetabolisme di hati oleh en,im gliserol kinase dan diubah
menjadi glukosa, dimetabolisme di sel lemak untuk sintesis triasilgliserol
dan "os"olipid.
9kskresi : bentuk utuh diekskresikan melalui ginjal.
3; I!,)'"
Me!-*-!)'! /e)'!'! !/*'#)-$e* pada glaukoma dan sebelum atau setelah
operasi mata.
6; Pe*!%'/'!
G'!%%-'! %!&'$ ,'! %'!%%-'! e$e)/*#$/ diberikan dengan hati*hati.
7; Efe) "'(+!%
H+e*%$)e('4 H+#2#$e('1 .+e*!'/*e(' 9!>e* )e+'$'1 (-'$1 (-!/'.;1
2' /nteraksi obat
#eningkatan e"ek hipotensi jika diberikan bersama obat antihipertensi atau
nitrat.
C' Dosis dan sediaan 5*: g;kg11 peroral.
Se,''! #*'$ 9O"(#%$>!;
,4I"#"#*0,
1; F'*(')#,!'()
I"#"#*0, (e!!%)'/)'! #"(#$'*/'" 3'*'! $-(e! "'$-*'! )e(.
"e.!%%' (e!'*) '* )e ,'$'( $-(e! ,'! (e!!%)'/)'! &-($'. -*!.
2; F'*(')#)!e/)
A0"#*0" : ,'0"#*+" , -"-"4
Distribusi : tidak berikatan dengan protein plasma.
8etabolsime: tidak dimetabolisme.
9kskresi : diekskresikan seluruhnya melalui ginjal. ?aktu paruh obat 3*E,3
jam.
<' /ndikasi
Me!-*-!)'! /e)'!'! !/*'#)-$e* +',' %$'-)#(' ,'! "e0e$-( '/'-
"e/e$'. #+e*'" ('/'4
6; Pe*!%'/'!
G'!%%-'! %!&'$ dan %'!%%-'! e$e)/*#$/ diberikan dengan hati*hati.
7; Efe) "'(+!%
H+#2#$e('1 .+e*!'/*e(' 9!>e* )e+'$'1 (-'$1 (-!/'.;
2' /nteraksi obat
Pe!!%)'/'! efe) .+#/e!" &)' ,0e*)'! 0e*"'(' #0'/ '!/.+e*/e!"
'/'- !/*'/4
C' Dosis dan sediaan
5*< mg;kg11 peroral. -ediaan oral &/smotic'
N'(' etersediaan
oral
?aktu paruh
&jam'
@ute
eliminasi
Dosis
G$"e*! !kti" secara
oral
6,3*6,C3 AB64 8,
A:64 $
"#"#*0, !kti" secara
oral
3*E,3 @
M'!/#$ Dapat
diabaikan
6,3*5,C AB64 @,
:64 8+1
5:,3*:3g
iv
U*e' Dapat
diabaikan
@
-ingkatan: @, ekskresi obat utuh di ginjal. 8, metabolisme. 1, eksreso obat utuh
ke empedu. $, jalur eliminasi belum diketahui
E. Pe!%'.'(0'/ )'*0#!) '!.,*'"e
K'*0#!) '!.,*'"e ','$'. e!5( >'!% /e*,'+'/ '!/'*' $'! ,'$'( "e$ )#*/e)"
*e!'$"1 +'!)*e'"1 (-)#"' $'(0-!%1 ('/'1 e*/*#"/ ,'! SSP1 /e/'+ /,')
/e*,'+'/ ,'$'( +$'"('4 E!5( ! >'!% 0e*+e*'! (e!%)'/'$"" *e')" =O2 <
H2O H2=O34 D'$'( /-0-.1 H2=O3 0e*',' ,'$'( )e"e(0'!%'!
,e!%'! #! H< ,'! H=O3- >'!% "'!%'/ +e!/!% ,'$'( ""/e( 0-ffe* ,'*'.4
I#! ! &-%' +e!/!% +',' +*#"e" *e'0"#*0" #! /e/'+ 9fDe, #!; ,'$'( /-0-$
%!&'$1 "e)*e" '"'( $'(0-!% ,'! 0e0e*'+' +*#"e" $'! ,'$'( /-0-.4
54 A"e/'5#$'(,
'4 F'*(')#,!'()
Efe) f'*(')#,!'() >'!% -/'(' ,'* '"e/'5#$'(, ','$'.
+e!%.'(0'/'! )'*0#!) '!.,*'"e "e3'*' !#!)#(+e//f4 A)0'/!>'
/e*&', +e*-0'.'! ""/e() ,'! +e*-0'.'! /e*0'/'" +',' #*%'! /e(+'/
e!5( /e*"e0-/ 0e*','4
04 F'*(')#)!e/)
!bsorbsi : aseta,olamid mudah diserap melalui saluran cerna, kadar
maksimal dalam darah dicapai dalam : jam dan.
Distribusi : aseta,olamid terikat kuat pada karbonik anhidrase, sehingga
terakumulasi dalam sel yang banyak mengandung en,im ini, terutama sel
eritrosit dan korteks ginjal. 7bat penghambat karbonik anhidrase tidak
dapat masuk ke dalam eritrosit, jadi e"eknya hanya terbatas pada ginjal
saja. Distribusi penghambat karbonik anhidrase dalam tubuh ditentukan
oleh ada tidaknya en,im karbonik anhidrsi dalam sel yang bersangkutan
dan dapat tidaknya obat itu masuk ke dalam sel
8etabolisme : '"e/'5#$'(, /,') ,(e/'0#$"(e
9kskresi : e)")*e" (e$'$- %!&'$ "-,'. "e(+-*!' ,'$'( 26 &'(. 7bat
ini mengalami proses ekskresi akti" melalui tubuli dan sebagian
direabsorbsi secara pasi". ?aktu paruh <*Ejam
34 I!,)'"
#enggunaan aseta,olamid yang utama ialah untuk (e!-*-!)'! /e)'!'!
!/*'#)-$'* +',' +e!>')/ %$'-)#('1 (e!%'/'" +'*'$"" +e*#,)
0'.)'! >'!% ,"e*/' .+#)'$e('4 mengurangi gejala acute mountain
sickness, sebagai diuretik, penghambat karbonik anhidrase berman"aat untuk
mengatasi alkalosis metabolik terutama yang disebabkan oleh ekskresi H+
berlebihan karena pemberian diuretik.
,4 K#!/*'!,)'"
Dikontraindikasikan pada pasein dengan "3)$e 3e$$ '!e('1 '$e*% /e*.','+
#0'/ "-$f'1 +e!>')/ .'/ ,'! %!&'$1 A,,"#!E" ,"e'"e "e*/' 0- .'($
,'! (e!>-"-4
e4 Efe) "'(+!%
9"ek samping yang umum dari penggunaan obat ini termasuk ('/ *'"' ,'!
)e"e(-/'! +',' &'* /'!%'! ,'! )')1 ,'! +e*-0'.'! *'"' 9+'*'%e-"'',
terutama untuk (!-('! 0e*)'*0#!'". 1eberapa juga mungkin mengalami
penglihatan kabur tetapi ini biasanya hilang segera setelah menghentikan
obat. !seta,olamide juga meningkatkan risiko pembentukan batu ginjal
kalsium oksalat dan kalsium "os"at.
". Dosis
Dosis umum antara :36*366 mg;kali,
>hronic simple glaucoma : :36*5.666 mg; hari,
!cute mountain sickness : : kali sehari :36 mg, dimulai <*F hari sebelum
mencapai ketinggian <.666m atau lebih, dan dilanjutkan untuk beberapa
%aktu sampai sesudah dicapai ketinggian tersebut,
#aralisis periodik "amilial : :36*C36 mg sehari dibagi dalam :*< dosis.
sedangkan untuk anak*anak : atau < kali sehari 5:3 mg.
g. -ediaan
Glauseta tab :36mg, DiamoH capsul 366mg &tidak beredar di /ndonesia'
h. ontraindikasi
B'/- %!&'$1 #0"/*-)" +'*-1 e(f"e('1 )e.'($'! ,'! $')/'"
!'(' etersediaan
oral
?aktu paruh
&jam'
@ute
eliminasi
Dosis &5*F
kali;hari'
'"e/'5#$'(, A5664 2*E @ :36 mg
,)$#*fe!'(, /D /D /D 36 mg
(e/'5#$'(, A5664 A5F A:34 @,
AC34 8
-ingkatan: @, ekskresi obat utuh di ginjal. 8, metabolisme. 1, eksreso obat utuh
ke empedu. $, jalur eliminasi belum diketahui
84 A!/'%#!" ADH
ADH (e!!%)'/)'! *e'0"#*+" '* , /-0-$-" %!&'$ ,e!%'! ')0'/
0e*)-*'!%!>' +*#,-)" -*!4 Pe!%.'(0'/'! +',' ADH ')'! (e!%!)'/)'!
2#$-(e -*!4 O0'/ '!/'%#!" ADH /e*"e,' .'!>' -!/-) )e+e*$-'! +e!e$/'!
,'! /,') ,%-!')'! "e3'*' -(-( ,'$'( +*')/e) )$!) "e0'%' ,-*e/)4 D-'
('3'( #0'/ '!/'%#!" ADH ','$'. $/.-( ,'! ,e(e3$#3>3$!e 9/-*-!'!
/e/*'3>3$!e;4
'4 L/.-(
1; F'*(')#,!'()
Me!%.'(0'/ efe) ADH +',' ,-)/-" )#$e)/2-" ,e!%'! (e!-*-!)'!
+e(0e!/-)'! 3>3$3 ',e!#"!e (#!#+.#"+'/e 93AMP; "e0'%'
*e"+#! ADH ,'! 0e*!/e*fe*e!" ,e!%'! )e*&' 3AMP +',' "e$
/-0-$-" )#$e)/2-"4 Efe) -!/-) (e!%'/'" %'!%%-'! ('!') ,e+*e"
(e$'$- /*'!"+#*/ #! ,'! e$e)/*#$/1 +e$e+'"'! !e-*#/*'!"(/e*1
second messenger ,'! e!5( !/*'"e$-$e*4
2; F'*(')#)!e/)
!bsorbsi : diabsorpsi oleh usus dengan bioavailabilitas 5664. adar
puncak plasma dicapai dalam %aktu <6 menit*: jam.
Distribusi : distribusi pada cairan tubuh dan sedikit masuk ke
kompartemen intraseluler. (erikat dengan protein 64. 0olum distribusi
6,3 =;kg. Dapat ditimbun dalam tulang
8etabolisme : tidak dimetabolisme.
9kskresi : diekskresikan ginjal E34. ?aktu paruh :6*:: jam.
3; I!,)'"
S>!,*#(e #f I!'++*#+'/e ADH Se3*e/#! 9SIADH; dan penyakit lain
yang menngkatkan !DH seperti gagal jantung atau penyakit hati. 7bat
antagonis !DH diberikan pada penyakit*penyakit tersebut jika terapi
restriksi cairan gagal. Gangguan manik depresi.
6; K#!/*'!,)'"
Pe(0e*'! +',' )e.'($'! /*(e"/e* +e*/'(' dapat menyebabkan
9bsteinKs cardiac anomaly.
7; Efe) "'(+!%
H+e*!'/*e(' ,'! ,'0e/e" !"+,-" !ef*#%e!). #enggunaan lithium
sebagai gangguan a"ekti", diabetes insipidus ne"rogenik dapat diatasi dengan
diuretik tia,id dan amiloride. ardiotoksik &Lsick sinus syndromeM',
penurunan "ungsi tiroid, tremor, dan leukositosis. Gagal ginjal akut.
#enggunaan jangka lama menyebabkan ne"ritis interstitial kronis.
2' /nteraksi obat
#enggunaan bersamaan dengan diuretik menurunkan klirens lithium sampai
:34 sehingga perlu penurunan dosis. #ernggunaan bersamaan dengan obat
neuroleptik meningkatkan resiko terjadinya sindrom ekstrapiramidal.
B' Dosis dan sediaan
6,3 m9I;kg11;hari dalam dosis terbagi. adar serum plasma darah target 5
mmol;= atau 6,2*5,F m9I;= dengan kadar toksik N: m9I;=. -ediaan oral
dalam bentuk lithium karbonat yaitu 9skalith kapsul 536, <66, 266 mg,
=ithobid -@ <66 mg, dan 9skalith >@ F36 mg.
04 De(e3$#3>3$!e
De(e3$#3>3$!e (e*-+')'! '!/0#/) %#$#!%'! /e/*'3>3$!e >'!% &-%'
(e($) efe) "e0'%' +e!%.'(0'/ ADH4
5' Farmakodinamik
Me!%.'(0'/ efe) ADH +',' ,-)/-" )#$e)/2-" ,e!%'! (e!-*-!)'!
+e(0e!/-)'! 3>3$3 ',e!#"!e (#!#+.#"+'/e 93AMP; "e0'%'
*e"+#! ADH ,'! 0e*!/e*fe*e!" ,e!%'! )e*&' 3AMP +',' "e$
/-0-$-" )#$e)/2-"4
:; F'*(')#)!e/)
!bsorbsi : ,'0"#*+" , -"-" dengan bioavailabilitas 26*C64.
Distribusi : terikat protein F6*B64. (erdistribusi secara luas pada jaringan
dan cairan tubuh kecuali cairan serebrospinal.
8etabolisme : dimetabolisme di hati.
9kskresi : ,e)")*e")'! (e$'$- -*! 70A1 fe"e" 60A1 ,'! e(+e,-
10A4
3; I!,)'"
S>!,*#(e #f I!'++*#+'/e ADH Se3*e/#! 9SIADH; ,'! +e!>')/
$'! >'!% (e!!%)'/)'! ADH "e+e*/ %'%'$ &'!/-!% '/'- +e!>')/
.'/. 7bat antagonis !DH diberikan pada penyakit*penyakit tersebut jika
terapi restriksi cairan gagal.
6; K#!/*'!,)'"
P'"e! ,e!%'! +e!>')/ .'/ dan anak kurang dari 5: tahun &ditimbun
di dalam gigi menyebabkan perubahan %arna dan displasia enamel'.
ehamilan karena mele%ati sa%ar darah plasenta.
7; Efe) "'(+!%
G'%'$ %!&'$ ')-/4 M-'$1 '!#*e)"'1 ,'*e
2' /nteraksi obat
Demeclocycline berikatan dengan kation seperti kalsium, besi, dan
magnesium sehingga dihindari pemberian secara oral dengan sumber
kation tersebut &susu dan antasida'.
C' Dosis dan sediaan
266*5:66 mg;hari dengan kadar plasma darah pada : Og;m=. -ediaan oral
&Declomycin, Declostatin, =edermycin' tablet 536 mg dan <66 mg, kapsul 536
mg.
PRAKTIKUM
!lat dan 1ahan
!. !lat
5. 1eakerglass
:. #apan =ilin
<. apas
F. -onde tikus
3. -puit <cc
1. 1ahan
5. Furosemid tab F6 mg
:. H>( tab :3mg
<. 9Htract daun the
F. !ir perasan kulit bagian dalam &putih' buah semangka
3. !Iuabiddes
2. !lkohol
C. #rokain penicillin G
>. #robandus;he%an percobaan
He%an: tikus &Rattus norvegicus'
@encana erja
#ercobaan ini dilakukan tanpa pembiusan binatang dan apabila dilakukan secara legeartis tidak
akan menimbulkan nyeri dan melukai.
5. (imbang setiap tikus
:. osongkan kandung kencing dengan menekan abdomen bagian ba%ah secara perlahan.
<. (ampung urin dan hitung volumenya dalam beaker glass 36cc; pipet
F. 8asukkan tikus ke dalam beaker glass 5666cc
3. 1erilah pada masing*masing tikus, asumsi 11 tikus :66gr
a. H>(
Dosis tikus: :,:3mg;kg per oral melalui sonde &pada manusia 5H:3mg'
b. Furosemide
c. 9kstrak daun teh &5m=' dan air perasan kulit dalam semangka &5m=' per oral
dengan sonde.
d. !Iuabiddes :m=
2. (ampung dan catat pengeluaran urin < kali setalah: < jam, 2 jam, E jam
C. 1uatlah gra"ik jumlah urin yang keluar dalam cc;kg11 terhadap %aktu. Hitunglah
pengeluaran urin oleh masing*masing obat bila dibandingkan dengan control.
B. -untiklah masing*masing tikus dengan prokain*penicilin G sesudah percobaan.
9valuasi
5. 1agaimana mekanisme kerja H>( dan "urosemide dalam menimbulkan diuresis
:. -ebutkan gejala*gejala toksik loop diureticP
<. -ebutkan kegunaan diuretic thia,ide dan golongan acarbose
F. -ebutkan klasi"ikasi diuretic dan cara kerjanya serta berilah contohnya masing*
masing :
3. Delaskan e"ek pemberian ekstrak daun the dengan perasaan kulit semangka

Anda mungkin juga menyukai