Anda di halaman 1dari 7

Kelas Rendah & Kelas Tinggi)

Diposkan oleh Adin Nuryadin


Pada postingan hari ini sekarang admin akan membahas sebuah Makalah yang berjudul
Karakteristik Anak SD.
Pada dasarnya tiap-tiap individu manusia adalah unik, satu sama lain berbeda dari yang
lainnya. Jadi tiap-tiap mausia selalu mempunyai ciri-ciri, sifat-sifat tersendiri yang
membedakannya dari manusia-manusia lainnya, dan ini merupakan salah satu tanda
keperkasaan Sang Maha Pencipta menciptakan makhluknya.
Manusia dilahirkan dalam keadaan yang sepenuhnya tidak berdaya dan harus
menggantungkan diri pada orang lain. Karena manusia pertama sekali tergantung pada orang,
maka penting sekali peranan orang tersebut terhadap perkembangan kepribadian anak
(biasanya ibu).

Anak dalam setiap tahap perkembangannya memiliki karakteristik-karakteristik, tahap-tahap
yang terdiri dari 3 masa
1. Masa negativistis pertama pada usia 2-3 tahun
2. Masa negativistis kedua pada usia 5-6 tahun
3. Masa negativistis ketiga pada usia remaja
Pada makalah ini terbakar pada masa negativistis kedua pada usia 5-6 tahun pada masa usia
ini anak mengenal lingkungan yang lebih luas diantaranya sekolah, tetangga, dll. Sehingga
anak memiliki karakteristik yang sangat berbeda dengan karakteristik pada masa sebelumnya.

Adapun tujuan dari penulisan ini adalah mengajak supaya pembaca :
1. Mengetahui karakteristik anak usia sekolah dasar masa kelas-kelas rendah
2. Mengetahui karakteristik anak usia sekolah dasar masa kelas-kelas tinggi
3. Mengetahui pertumbuhan fisik / jasmani anak usia sekolah dasar
4. Mengetahui perkembangan intelektual (IQ) dan Emosional (EQ)



PEMBAHASAN

A. Karakteristik Anak Usia Sekolah Dasar
Masa usia sekolah adalah babak terakhir bagi periode perkembangan dimana
manusia masih digolongkan sebagai anak masa usia sekolah dikenal juga sebagai
masa tengah dan akhir dari masa kanak-kanak, pada masa inilah anak paling siap
untuk belajar. Mereka ingin menciptakan sesuatu, bahkan berusaha untuk dapat
membuat sesuatu sebaik-baiknya, ingin sempurna dalam segala hal.
Pada masa ini anak menjalani sebagian besar dari kehidupannya di sekolah
yaitu di Sekolah Dasar. pada masa ini dikatakan pula sebagai masa konsolidasi.
Masa usia sekolah dasar sering pula disebut sebagai masa intelektual atau masa
keserasian sekolah. Pada masa keserasian sekolah ini secara relatif anak-anak
lebih mudah dididik dari pada sebelumnya dan sesudahnya.
Masa ini dapat dirinci lagi menjadi 2 fase
1. Masa kelas-kelas rendah sekolah dasar kira-kira umur 6 atau 7 tahun sampai umur 9
atau 10 tahun
2. Masa kela-kelas tinggi sekolah dasar kira-kira umur 9 tahun 10 tahun sampai kira-
kira umur 12 atau 13 tahun
1. Karakteristik Anak pada Masa Kelas-Kelas Rendah Sekolah Dasar
Beberapa sifat khas anak pada masa ini antara lain adalah:
1. Adanya korelasi positif yang tinggi antara keadaan jasmani dengan prestasi sekolah
2. Sikap tunduk kepada peraturan-peraturan permainan yang tradisional
3. Ada kecenderungan menuju diri sendiri
4. Suka membanding-bandingkan dirinya dengan anak lain ada kecenderungan
meremehkan anak lain.
5. kalau tidak dapat menyelesaikan sesuatu hal, maka soal itu dianggapnya tidak
penting.
6. Pada masa ini anak menghendaki nilai raport yang baik, tanpa mengingat apakah
prestasinya memang pantas diberi nilai atau tidak.
2. Karakteristik Anak pada Masa Kelas-Kelas Tinggi SD
Beberapa sifat khas anak-anak pada masa ini adalah:
1. Adanya minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkret
2. Amat realistis, ingin tahu, ingin belajar
3. Menjelang akhir masa ini telah ada minat kepada hal-hal dan mata pelajaran khusus
4. Sampai kira-kira umur II tahun anak dapat membutuhkan seorang guru / orang-orang
dewasa lainnya untuk menyelesaikan tugasnya dan memenuhi keinginannya.
Setelah kira-kira umur II tahun pada umumnya anak menghadapi tugasnya dengan
bebas dan berusaha menyelesaikannya sendiri
5. Pada masa ini anak memandang (nilai raport) sebagai ukuran yang tepat (sebaik-
baiknya) mengenai prestasi sekolah
6. Anak-anak pada masa ini gemar membentuk kelompok sebaya biasanya untuk
dapat bermain bersama-sama
7. Mengembangkan kata hati, moralitas suatu skala nilai-nilai

B. Perkembangan Fisik / Jasmani
a. Perkembangan Fisik
Perkembangan fisik mencakup aspek-aspek anatomis dan fisiologis
1. Perkembangan Anatomis
Perkembangan anatomis ditujukan dengan adanya kuantitatif pada struktur tulang-
berulang. Indeks tinggi dan berat badan, proporsi tinggi kepala dengan tinggi garis
keajegan badan secara keseluruhan.
a) tulang-berulang pada masa bayi berjumlah 27 yang masih rentur, berpori dan
persambungannya longgal
b) berat badan tinggi badan pada waktu lahir umumnya sekitar 3-4 kg dan 0-60 cm,
masa kanak-kanak sekitar 12-15 kg dan 90-120 cm
c) Proporsi tinggi kepala dan badan pada masa bayi dan kanak-kanak sekitar 1:4.
2. Perkembangan Fisiologi
Perkembangan fisiologi ditandai dengan adanya perubahan-perubahan secara
kuantitatif, kualitatif dan fungsional dari sistem-sistem kerja hayati seperti konstraksi
otot, peredaran darah dan pernafasan, persyarafan, sekresi kelenjar dan
pencernaan.
a) otot sebagai pengontrol motorik, proporsi bobotnya 1-5 pada masa bayi dan kanak-
kanak;
b) frekuensi denyut jantung pada masa bayi sekitar 140 permenit dengan
meningkatkan usia dapat berkurang sampai 62-63 meskipun normalnya pada orang
dewasa sekitar 72;
c) persentase tingkat kesempurnaan perkembangan secara fungsional
d) keaktifan dan tingkat kematangannya sekresi tubuh

b. Perkembangan Prilaku Psikomotorik
Prilaku psikomotorik memerlukan adanya koordinasi fungsional antara
neuronmuscular system (persyarafan dan otot) dan fungsi psikis (kognitif, afektif,
konatif).
Loree (1970:75) menyatakan bahwa ada dua macam perilaku psikomotorik
utama yang bersifat universal harus dikuasai oleh setiap individu pada masa bayi
atau awal masa kanak-kanaknya ialah berjalan (walking) dan memegang benda
(prehensian).
Kedua jenis keterampilan psikomotorik ini merupakan basis bagi
perkembangan keterampilan yang lebih kompleks seperti yang kita kenal dengan
sebutan bermain (playing) dan bekeja (working)

c. Pertumbuhan Selama Pertengahan Masa Kanak-Kanak
1. Tingkat Pertumbuhan
Tingkat pertumbuhan anak sangat berbeda antara ras, bangsa dan tingkat
sosial ekonominya. Pertumbuhan juga sangat dipengaruhi oleh lingkungan mereka.
Anak-anak yang tumbuh paling tinggi biasanya dalam hidupnya tidak
mengalami kekurangan gizi atau infeksi penyakit yang merupakan masalah utama
dalam kehidupan.
2. Nutrisi dan Pertumbuhan
Kekurangan nutrisi dapat mengakibatkan pertumbuhan yang lamban, karena
nutrisi tersebut hanya untuk mempertahankan hidup dan energi, sedangkan protein
lebih untuk meningkatkan pertumbuhan. Apabila makanan tidak dapat mendukung
kedua proses tersebut sepenuhnya maka pertumbuhannya menjadi tidak optimal.
3. Kesehatan dan Kebugaran Anak
Pemberian vaksinasi sangat baik bagi anak-anak usia pertengahan dari pada
yang rendah usianya. Terbukti dengan adanya imunisasi di sekolah.

d. Beberapa Aspek Kesehatan dan Kebugaran Masa Kanak-kanak
1. Obesity
Penyebab obesity yaitu karena banyak makan dan kurang berolahraga
2. Kondisi Medis pada Masa Kanak-kanak
Pada umumnya anak-anak mendapat sakit akut dalam waktu singkat dengan
berbagai usia medis, biasanya terkena virus (flu), selain itu ada juga sakit
ternggorokan, radang tenggorokan, infeksi telinga dan gangguan emosional
3. Penglihatan
Pada anak usia sekolah, penglihatannya lebih tajam dari pada waktu sebelumnya.
Mereka cenderung lebih matang dan dapat memfokuskan penglihatan lebih baik.
4. Kesehatan Gigi
Anak usia 6 tahun mengalami tanggal giginya yang pertama kali, selanjutnya diganti
dengan gigi yang tetap setiap tahun sebanyak empat gigi untuk tahun kelima
berikutnya gangguan pada gigi yang biasanya dialami anak usia ini yaitu kerusakan
gigi dan juga gigi tanggal
5. Kebugaran Anak
Memelihara kebugaran anak sangat penting hal ini bisa dilakukan dengan cara
berenang, senam, lari, berjalan kaki, bersepeda. Hal ini untuk menjaga kesehatan
jantung dan paru-paru.

C. Perkembangan Intelektual (IQ) dan Emosional (EQ)
1. Perkembangan Intelektual (IQ)
a. Perkembangan Kognitif
Menurut Piaget anak usia antara 5-7 tahun memasuki tahap operasi konkret
(concrete operations) yaitu pada waktu anak dapat berikir secara logik mengenai
segala sesuatu. Pada umumnya mereka pada tahap ini sampai kira-kira II tahun.
b. Berpikir Operasional
Melakukan berbagai bentuk operasional yaitu kemampuan aktivitas mental
sebagai kebalikan dari aktivitas jasmani. Pada tahap operasionak konkret anak-anak
sudah mulai bekerja denga angka-angka, mengetahui konsep-konsep waktu dan
ruang dan dapat membedakan kenyataan dengan hal-hal yang bersifat fantasi.
Anak-anak usia sekolah lebih dapat berpikir secara logik dari pada waktu
mereka masih muda. Menurut Piaget seorang anak pada periode perkembangan
initelah mampu menggunakan simbol untuk melakukan sesuatu.
Pada periode berpikir ini pula anak-anak mulai mampu melakukan
Perpisahan mereka memperhitungkan berbagai aspek yang ada sebelum
mengambil suatu kesimpulan dan tidak lagi hanya terpukau kepada satu aspek saja
seperti pada pemikiran praoperasional. Mereka meningkatkan pengertian bahwa
adanya sudut pandangan orang lain memungkinkan mereka untuk berkomunikasi
secara efektif dan memungkinkan mereka untuk bersikap lebih luwes dalam sikap
moral mereka.
c. Konservasi
Konservasi adalah salah satu kemampuan yang penting yang dapat
mengembangkan berbagai opemasi pada tahap konkret. Dengan kata lain
konservasi adalah kemampuan untuk mengenal atau mengetahui bahwa dua
bilangan yang sama akan tetap sama dalam substansi berat atau volume selama
tidak ditambah atau dikurangi.
Anak pada usia sekolah dasar sudah mampu melakukan konservasi karena
sudah memahami konsep bolak-balik (reversibility) konsep bahwa ia dapat
mengembalikan benda kebentuknya yang semula tanpa (ditambah atau dikurangi).
Menurut Piaget, kemampuan konservasi di mungkinkan untuk berkembang
jika sistem syaraf sudah cukup matang dan mendukung kemampuan.
Selain itu anak dapat melakukan konservasi adalah anak yang nilai rapornya
lebih tinggi, IQ nya tinggi kemampuan verbalnya baik, dan ibu yang aktif jadi, disini
tampaklah suatu peningkatan kualitatif cara berpikir anak.
d. Seriasi (Runtunan)
Seriasi juga adalah satu ciri perkembangan kognitif anak usia sekolah, yaitu
memahami suatu seri posisi, seriasi ini juga berlaku untuk berbagai dimensi, yaitu
dimensi tinggi, panjang atau ukuran, Artinya anak usia SD mampu menyusun benda
mulai dari yang paling tinggi sampai yang paling rendah.
e. Klasifikasi dari Obyek-obyek
Yaitu kemampuan untuk memilih sub kelompok.
f. Konsep Angka

2. Perkembangan Emosional (EQ)
Pada masa anak sekolah dasar (school age), pada masa ini ia pada
umumnya mulai dituntut untuk dapat mengerjakan atau menyelesaikan sesuatu
dengan baik bahkan sempurna.
Kemampuan melakukan hal-hal tersebut menumbuhkan kepercayaan atas
kecakapannya menyelesaikan sesuatu tugas. Kalau tidak pada akan tumbuh /
menimbulkan perasaan rendah diri (inferiority) yang akan dibawanya pada taraf
perkembangan selanjutnya.
Pada masa ini anak usia SD mulai mengalami ketidak senangan
berdiferensiasi di dalam rasa malu cemas dan kecewa sedangkan kesenangan,
berdiferensiasi ke dalam harapan dan kasih orang.
Oleh karena itu, tidak heran kalau terdapat siswa-siswi yang membenci atau
menyenangi guru atau bidang studi tertentu, bergantung pada kemampuan guru
untuk menyelenggarakan conditioning reinforcement aspek-aspek emosional
tersebut.
Gejala seperti takut, cemas, marah, sedih, iri cemburu, senang, kasih
sayang, simpati merupakan beberapa proses manifestasi dari keadaan emosional
pada diri seseorang.
Aspek emosional dari suatu perilaku melibatkan 3 variable yaitu:
5. Rangsangan yang menimbulkan emosi (the stimulus variable)
6. Perubahan-perubahan fisiologis variable yang terjadi bila mengalami emosi (the
organismic variable)
7. Pola sambutan ekspresi atas terjadinya pengalaman emosional itu. (the respons
variable)
a. Gangguan emosional pada Kanak-Kanak
Ada beberapa gangguan emosional pada masa kanak-kanak sehingga
terkesan dan sebagai penyebab ketakutan kanak-kanak untuk melakukan suatu
kegiatan. Salah satu contohnya yaitu pada suasana yang gelap sehingga membuat
anak merasa takut melakukan sesuatu pada malam hari diluar rumah. Dan biasanya
untuk menanggulangi masalah ini ditanggulangi oleh psikiater.
b. Beberapa tipe masalah emosional
Kebrutalan atau kebingungan anak akan nampak pada perilakunya, misalnya:
berkelahi, berbohong, mencuri dan merusak aturan yang berlaku. Bentuk-bentuk
tindakan tersebut merupakan ekspresi yang keluar dari emosional yang terganggu
c. Gangguan Kecemasan
Gangguan kecemasan yang dialami anak-anak dapat berupa gangguan
keinginan terpisah dan ketakutan (phobia) sekolah, Gangguan keinginan terpisah
dari orang terdekat berakibat anak mengalami sakit kepala, sakit perut, dsb.
d. Takut Sekolah
Ketakutan terhadap guru yang keras (galak) atau mendapat tugas yang berat
di sekolah merupakan salah satu ketakutan pada anak, ketakutan anak tersebut
adalah wajar. Hal ini disebabkan karena lingkungan yang tidak kondusif.
e. Kematangan Sekolah
Kematangan Sekolah ini ditandai apabila anak telah mencapai perkembangan
fisik sebagai dasar yang dibutuhkan untuk dapat melaksanakan segala sesuatu
disekolah, perkembangan kognitif yang memadai juga sangat dibutuhkan selain itu
anak juga telah mampu mengembangkan hubungan emosional yang sehat dengan
orang lain.
f. Depresi pada masa kanak-kanak
Gejala-gejala depresi antara lain gangguan konsentrasi, tidur kurang, selera
makan kurang, mulai berbuat kejelekan disekolah, tidak merasa bahagia, selalu
mengeluh karena penyakit jasmani yang dideritanya, selalu merasa bersalah.
g. Perawatan Problema Emosional
Pilihan untuk perawatan secara khusus untuk gangguan tertentu tergantung
pada beberapa faktor, misalnya problema yang bersifat alamiah, kpribadian anak,
kesediaan orang tua untuk berpartisipasi, sosial ekonomi orang tua, dll.
Beberapa jenis terapi untuk mengatasi gangguan emosional
Perawatan psikologis dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu:
a. Terapi seca individual. Yaitu dengan melihat anak satu persatu membantu agar anak
dapat mengenal dirinya atau kepribadiannya dan hubungannya dengan orang lain
dan menginterpretasikan penasaran dan perilaku anak.
b. Terapi jangka pendek dan jangka panjang
1. Terapi jangka pendek dilakukan dengan waktu yang pendek biasanya berkaitan
dengan masalah ringan
2. Terapi jangka panjang dilakukan dengan waktu yang panjang, yang berkaitan
dengan masalah yang memerlukan keteraturan, kontinuitas, demi terciptanya
perubahan perilaku anak misalnya dengan terapi bermain dan terapi keluarga
c. Terapi perilaku atau modifikasi perilaku
Metode ini diterapkan dengan menggunakan teori belajar untuk mengubah perilaku
anak. Yaitu dengan menghilangkan perilaku anak yang tidak disenangi.
d. Efektifitas perilaku
Pada umumnya terapi sangat bermanfaat dan membantu anak-anak yang
memperoleh terapi lebih baik daripada anak-anak yang tidak memperoleh terapi.
Terapi juga dapat dilakukan pada anak yang mengalami gangguan salah
satunya gangguan emosional pada anak yaitu stress. Stress adalah perasaan
tertekan disertai dengan meningkatnya emosi yang tidak menyenangkan, seperti
cemas, gelisah, takut, sedih, marah, yang relatif berlangsung lama.
Stress dapat disebabkan oleh berbagai hal yaitu:
1. Suasana dalam keluarga yang seringkali diwarnai oleh adanya konflik orang tua
2. Sikap orang tua yang selalu menuntut pada anak untuk berprestasi dan berbuat yang
baik-baik
3. Penyakit
4. Frustasi
5. Ketidak hadiran orang tua dirumah
6. Perceraian
7. Kemiskinan
8. Ditinggal mati orang tua
9. Keamanan yang terganggu misal tawuran, perang.

KESIMPULAN
Anak juga mempunyai kehidupan kejiwaan yang lain dari pada orang dewasa. Ia punya cara-
cara berfikir, merasa mengingat yang tersendiri. Oleh karena itu dalam menghadapi anak, kita
tidak bersikap seperti menghadapi pada orang dewasa. Dia punya dunia tersendiri dan punya
fase-fase kehidupan yang mempunyai perkembangan tertentu.
Perkembangan fisik, intelektual anak usia sekolah dasar cenderung lamban. Pertumbuhan
fisik anak menurun, sedangkan kecakapan motorik terus membaik. Dalam masa
perkembangan usia anak SD ditandai dengan tempertantum, yaitu tingkah laku mengamuk,
menangis, menjerit, merusak, menyerang dan menyakiti diri sendiri.

REFERENSI/DAFTAR PUSTAKA
Abu Ahmadi, H.Drs.Psikologi Umum. Rineka Cipta. Jakarta. 1998
Aswin Hadis, Fawzia. Psikologi Perkembangan Anak. Dekdikbud.
Fauzi, Ahmad, H.Drs.Psikologi Umum. Pustaka Setia. Bandung.1999
Somantri, Mulyani dan Nana Saodih. Perkembangan Peserta Didik. Universitas
Terbuka. Jakarta. 2004
Syamsudin Makmun, Abin H.M.A. DR. Prof. Psikologi Kependidikan. PT. Remaja
Rosda Karya. Bandung. 2000
Wirawan Sarwono, Sarlito. DR. Pengantar Umum Psikologi. PT. Bulan Bintang.
Jakarta. 2000.

Anda mungkin juga menyukai