Anda di halaman 1dari 4

1

TINJAUAN SISTEM PENYULINGAN MINYAK KAYU PUTIH



LA BARIDE

(Fakultas Teknik Jurusan Mesin -Unidayan- Jln. Sultan Dayanu Iksanudddin No. 100 Baubau)

ABSTRACT

The research is aimed at analysing the effect of fouling toward the heat rapid the boiler
wall which causing the drop of work effectivity of the system. This is finally influence the
product of oleum kayu putih.

PENDAHULUAN

Potensi industri kecil di daerah Maluku
yang menggunakan bahan baku rempah-
rempah yang cukup baik karena ditunjang
oleh ketersediaan bahan bakunya yang banyak
didaerah ini. Salah satu industri kecil yang
dimaksud adalah produksi minyak kayu putih.
Proses pembuatan minyak kayu putih
ini menggunakan system destilasi atau
penyulingan dengan menggunakan sebuah
ketel sebagai komponen utama dan beberapa
komponen pendukung seperti pipa-pipa
kondensor untuk proses penyulingan dan
penampungan hasil suling.
Saat proses penyulingan berlangsung
penempatan bahan dan fluida kerja berada
pada satu ketel. Didalam ketel bahan baku
daun kayu putih dan fluida kerja dibatasi oleh
sebuah papan kayu yang berpori yang
berfungsi sebagai sekat.
Akibat pemanasan yang kontinyu
selama proses produksi maka pada dasar ketel
yang diisi fluida kerja akan terjadi
penumpukan kerak, selain itu dari bahan baku
biasanya terdapat partikel kecil yang
menyebabkan fouling.
Jadi fouling pada dinding ketel
disebabkan oleh dua hal yaitu kerak karena
kwalitas air yang kurang baik dan kotoran dari
bahan baku daun kayu putih yang tidak ikut
menguap pada saat proses penyulingan.
Salah satu produsen minyak kayu putih
di daerah ini adalah CV. HMT dan dari
sumber diatas diperoleh bahwa setelah dipakai
dalam jangka waktu 2 tahun, maka peralatan
produksi mengalami penurunan efektifitas
dalam mentransfer panas akibat terjadinya
fouling yang terdapat pada dinding sebelah
dalam. Hal ini sangat mungkin terjadi karena
peralatan suling pada CV. HMT dioperasikan
12 kali penyulingan dalam sebulan , sehingga
dalam jangka waktu 2 tahun terjadi 288 kali
penyulingan tanpa adanya perawatan berkala.
Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisa pengaruh fouling terhadap laju
perpindahan panas pada dinding ketel yang
mengakibatkan penurunan efektifitas kerja
dari sistem.

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan sebagai media
pengumpulan data dalam penelitian ini adalah
observasi lapangan pada CV. HMT yang
bertujuan mengumpulkan sejumlah data, guna
menganalisa pengaruh fouling. Data yang
diambil yaitu data ketel sebagai komponen
utama dan data komponen pendukung serta
melakukan pengukuran pada ketebalan
fouling.
Metode analisis digunakan untuk
menganalisa Panas ( Q ) yang ditransfer untuk
menguapkan air dengan persamaan :
1. Q
1
pada saat ketel bersih
= Ko x F x ( T
Api -
T
Air
),
2. Q
2
pada saat ketel kotor
= Kk x F x ( T
Api -
T
Air
)


2
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Konstruksi Peralatan Produksi
Terdapat tiga komponen utama
peralatan yang digunakan pada unit
penyulingan di CV. HMT yaitu ketel suling,
rak kayu tempat meletakan bahan baku dan
kondensor.
a. Ketel Suling berfungsi sebagai wadah air
dan uap untuk mengadakan kontak dengan
bahan baku dan menguapkan minyak. Ketel
suling ini berbentuk silinder dan dilengkapi
tutup yang dapat dibuka pada bagian atas
penampang ketel dan didalamnya dilengakpi
dengan rak kayu yang berpori. Pada ketel
dipasang pipa untuk mengalirkan uap ke
kondensor. Ketel suling ini mempunyai
ukuran :
- Panjang : 2,4 m
- Diameter / Jari-jari : 1,15 m /
0,575 m
- Volume : 2,49 m
3

- Bahan : Plat Baja
- Tebal Dinding Ketel : 20 mm
b. Rak Kayu berfungsi sebagai tempat
meletakan daun kayu putih agar tidak terjadi
kontak langsung dengan air. Rak kayu ini
berada didalam ketel suling dan terbuat dari
kayu miranti dengan ukuran :
- Tebal kayu penyekat : 0,026 m
- Panjang kayu penyekat : 2,38 m
- Lebar kayu penyekat : 0,23 m
c. Sistem Pendingin (Kondensor) berbentuk
bak yang didalamnya berisikan air yang
berfungsi untuk mendinginkan uap dari ketel
suling yang dialirkan melalui pipa. Pipa-pipa
uap yang berada didalam bak pendingin ini
mempunyai ukuran :
- Pipa besi : 2 Buah
- Diameter : 2,54 cm
- Panjang : 2700 cm

B. Penyulingan Minyak Kayu Putih
Penyulingan minyak kayu putih
dilakukan dengan sistem penyulingan air dan
uap dimana bahan baku daun kayu putih
diletakan diatas rak kayu berpori pada bagian
dalam ketel . Pada bagian dasar ketel diisikan
air dan dipanaskan untuk menghasilakan uap
sehingga terjadi proses hidrodestilasi. Minyak
hasil penyulingan dialirkan kekondensor
kemudian ditanpung pada wadah
penampungan minyak.
Dari hasil observasi diperoleh data (tabel 1
dan tabel 2)

C. Perpindahan Panas Pada Ketel
Dari perhitungan diketahui bahwa
angka perpindahan panas pada dinding ketel
yang bersih lebih tinggi dibandingkan yang
kotor. Demikian juga dengan panas yang
ditransfer untuk menguapkan air, hal ini
disebabkan oleh perpindahan panas dari api
hanya melalui dinding ketel ke air pada
dinding yang bersih sedangkan pada dinding
yang kotor harus melalui beberapa tahapan
yaitu jelaga, dinding ketel dan kerak.
Menurunyan angka perpindahan panas serta
panas yang diterima untuk menguapkan air
dapat mempengaruhi hasil produksi minyak
kayu putih (tabel 3).

Tabel 1. Produksi Minyak kayu Putih pada Tahun Pertama
Bahan Waktu Hasil Produksi Minyak Kayu Putih
Daun Kayu Putih 600 Kg
Air 400 Liter
Kayu Bakar 240 Kg

48 Jam

30 Liter


Tabel 2. Produksi Minyak kayu Putih pada Tahun Kedua
Bahan Waktu Hasil Produksi Minyak Kayu Putih
Daun Kayu Putih 600 Kg
Air 400 Liter
Kayu Bakar 336 Kg

48 Jam

25 Liter


3
Tabel 3. Hasil pengukuran dan Perhitungan
Uraian Lambang Satuan Nilai
Tebal Jelaga S
1
mm 2.5
Tebal Dinding ketel S
2
mm 20
Tebal kerak S
3
mm 7
Luas permukaan pembakaran F m
2
8.67
Temperatur Api T
Api

O
K 573
Temperatur Air T
Air

O
K 373
Angka peralihan panas dari api ke dinding ketel
1
KJ / m
2
.Jam.
O
K 90
Angka peralihan panas dari dinding ketel ke air
2
KJ / m
2
.Jam.
O
K 2500
Angka peralihan panas dari api ke jelaga
3
KJ / m
2
.Jam.
O
K 80
Angka peralihan panas dari kerak ke air
4
KJ / m
2
.Jam.
O
K 1900
Angka perambatan panas didalam dinding ketel
1
KJ / m
2
.Jam.
O
K 43
Angka perambatan panas didalam jelaga
2
KJ / m
2
.Jam.
O
K 0.42
Angka perambatan panas didalam kerak 3 KJ / m
2
.Jam.
O
K 8.0
Angka perpindahan panas pada ketel bersih K
o
KJ / m
2
.Jam.
O
K 92,08
Angka perpindahan panas pada ketel kotor K
k
KJ / m
2
.Jam.
O
K 49,215
Panas yang ditransfer untuk menguapkan air
pada ketel bersih
Q
1
KJ / Jam 159.666,7
Panas yang ditransfer untuk menguapkan air
pada ketel kotor
Q
2
KJ / Jam 85.339,63

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dan
perhitungan yang dilakukan maka diambil
beberapa kesimpulan :
1. Angka pemindahan panas pada kondisi
ketel kotor ( berfouling ) lebih kecil akibat
proses pemindahan yang cukup panjang,
yaitu dari api, jelaga, dinding ketel, kerak
dan air.
2. Kecilnya angka perpindahan panas pada
dinding ketel berfouling mengakibatkan
panas yang dihasilkan juga kecil sehingga
tidak mencukupi kebutuhan panas yang
diperlukan untuk menguapkan air dengan
sempurnah.
B. Saran
1. Perlu dilakukan perawatan secara berkala
terhadap sistem penyulingan sehingga
tidak terjadi penumpukan jelaga maupun
kerak yang dapat berpengaruh terhadap
proses perpindahan panas pada ketel.
2. Perlu dipertimbangkan pemilihan ketel
suling terutama pada bahan dan ukuran
ketel yang sesuai.
3. Mutu bahan bakar yang digunakan harus
diperhatikan agar panas yang dihasilkan
sesuai dengan kebutuhan untuk
menguapkan air.

DAFTAR PUSTAKA

1. Ernes Guenther Minyak Atsiri
Universitas Indonesia, Jakarta 1987
2. Frank Kreith, Arko Prijono Prinsip-
Prinsip Perpindahan Panas , Erlangga,
Jakarta, 1991
3. M.J. Djokosetyardjo Ketel Uap
Pradnya Paramita, Jakarta, 1993.
4. J.P. Holman, E. Jasjfi Perpindahan
Kalor Erlangga, Jakarta 1991
4

Anda mungkin juga menyukai