01.209.5894
IDENTITAS PASIEN
Nama : Sdr Yonathan
Umur : 20 Tahun
Alamat : Bumirejo, Magelang
Pekerjaan : Mahasiswa
Status Menikah : Belum Menikah
Tanggal masuk perawatan : 5 Juni 2014
Nomor RM : 10-55-25
ANAMNESIS
Dilakukan anamnesis secara autoanamnesis tanggal 5
Juni 2014
Keluhan Utama
Pasien mengeluhkan penglihatan kabur pada kedua
mata
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengeluhkan penglihatan kabur pada kedua
mata sejak 1 tahun yang lalu
Pasien mengeluhkan penglihatan kabur bermula
terjadi pada mata kiri sudah 1 tahun. Penglihatan
kabur ini lama-lama terasa semakin bertambah berat,
kalau berjalan menabrak - nabrak, sakit kepala hilang
timbul, melihat gambaran pelangi di sekitar lampu.
Lalu 20 hari sebelum datang ke Poli Mata, pasien
mengeluh mata kanan terasa penglihatan kabur juga.
Keluhan yang dirasakan pasien sama seperti mata
kirinya. Pasien merasa kesulitan beraktivitas akibat
kedua matanya penglihatan kabur dan kalau berjalan
menabrak - nabrak. Pada mata kanan juga terdapat
keluhan sakit kepala hilang timbul, melihat pelangi di
sekitar lampu. Pasien juga mengeluh melihat dekat
jelas namun melihat jauh kabur.
Keluhan gatal disangkal, belekan disangkal, mata
berair disangkal, Pasien tidak mengeluhkan mual dan
muntah. Riwayat trauma pada mata disangkal oleh
pasien
Riwayat Penyakit Dahulu :
Riwayat mengalami trauma pada mata sebelumnya
disangkal
Riwayat menjalani operasi pada mata sebelumnya
disangkal
Riwayat memiliki penyakit tekanan darah tinggi disangkal
Riwayat memiliki penyakit kencing manis disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga :
Di keluarga pasien tidak ada yang memiliki keluhan yang
sama. Riwayat keluarga menderita penyakit pada mata
disangkal.
Riwayat Sosial Ekonomi :
Kesan sosial ekonomi pasien cukup. Pasien berobat sebagai
paserta BPJS.
PEMERIKSAAN FISIK
Status Umum
Kesadaran : Compos mentis
Aktivitas : Normoaktif
Kooperatif : Kooperatif
Status gizi : Baik
Vital Sign
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 86 x/menit
RR : 20 x/menit
Suhu : 36
0
C
No Pemeriksaan Oculus Dexter Oculus Sinister
1.
Visus 6/7,5 S 0,25 6/6 1/300
NC
2
Bulbus okuli
Gerak bola mata
Enoftalmus
Eksoftalmus
Strabismus
Baik ke segala arah
-
-
-
Baik ke segala arah
-
-
-
3
Suprasilia Normal Normal
4
Palpebra Superior :
Vulnus laceratum
Edema
Hematom
Hiperemia
Entropion
Ektropion
Silia
Ptosis
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
5
Palpebra Inferior :
Edema
Hematom
Hiperemia
Entropion
Ektropion
Silia
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
6
Konjungtiva :
Injeksi konjungtiva
Injeksi siliar
Sekret
Folikel
Papil
Membran
Pseudomembran
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
7
Kornea :
Kejernihan
Edema
Infiltrat
Keratik
presipitat
Ulkus
Sikatrik
Pannus
Erosi
(+) jernih
-
-
-
-
-
-
-
(+) jernih
-
-
-
-
-
-
-
8
COA :
Kedalaman
Hifema
Hipopion
Tidak Dangkal
-
-
Tidak Dangkal
-
-
9
Iris :
Kripta
Edema
Sinekia
Atrofi
Normal
-
-
-
Normal
-
-
-
10
Pupil :
Bentuk
Diameter
Reflek pupil
Sinekia
Isokoris
Bulat
3mm
(+) Melambat
-
Bulat
3mm
(+) Melambat
-
+
11
Lensa:
Kejernihan
Iris shadow
Jernih
-
Jernih
-
12
Korpus Vitreum
Kejernihan
Jernih
Jernih
14
Fundus Refleks
(+) Cemerlang (+) Cemerlang
14 Funduscopy
Atrofi Papil,
CDR 0,7 ,
Ekskavasio
glaukomatosa (+),
medialisasi (+),
AVR 2:3,
crossing sign (-),
flame shaped (-),
Atrofi Papil,
CDR 1 ,
Ekskavasio
glaukomatosa (+),
medialisasi (+),
AVR 2:3,
crossing sign (-),
flame shaped (-),
15 TIO Meningkat Meningkat
16 Konfrontasi Menyempit TIDAK BISA DINILAI
TIO Meningkat
TIO Meningkat
Reflek pupil (+) melambat
Reflek pupil (+) melambat
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Darah Lengkap
Pemeriksaan GDS, GDP, GDPP
Pemeriksaan Lapang Pandang dengan Perimetri
Pemeriksaan Gonioskopi
Pemeriksaan Tonometri Schiotz atau Aplanasi Goldmann
dan Non Contact Tonometry (NCT)
DIAGNOSIS BANDING
Ocullus Dexter Sinister
Glaukoma Primer Sudut Terbuka ditegakkan karena
pada pasien terdapat keluhan mata kabur dan berjalan
menabrak-nabrak. Sedangkan pada glaukoma primer sudut
terbuka didapatkan gejala ini.Pasien tidak merasakan
cekot-cekot pada kedua mata, tidak ada mual muntah
Glaukoma absolute sudut terbukadisingkirkan
karenapada pasien ini di visus dexter nya masih 1/300, pada
glaukoma absolut sudut terbuka visus 0 atau mata tidak
dapat melihat. Pasien mengakui tidak adanya keluhan
cekot-cekot pada kedua mata, tidak ada mual muntah, dan
ketika melihat cahaya lampu tidak ada gambaran pelangi.
Tetapi terjadi penurunan penglihatan sampai kebutaan.
Glaukoma Primer Sudut Tertutup disingkirkan karena
pada pasien tidak terdapat keluhan mata cekot-cekot,
merah dan berair, penglihatan kabur yang mendadak. Pada
pasien tidak ada keluhan mual muntah, ketika melihat
cahaya lampu tidak ada gambaran pelangi, dan tidak ada
nyeri kepala berat. Pada pemeriksaan juga tidakdidapatkan
injeksi siliar, edema kornea, COA dangkal. Sedangkan pada
glaukoma primer sudut tertutup didapatkan semua gejala
ini.
Glaukoma Sekunder Sudut Terbuka disingkirkan
karena pada pasien tidak terdapat cairan lensa yang keluar
pada katarak hipermatur, tidak terdapat sel radang dan
fibrin yang menutupi trabekula pada uveitis anterior.
Oculus Dexter Sinister
ODS Miopia
Dipertahankan karena pada pasien terdapat keluhan melihat
jauh dan kabur, juga disertai keluhan nyeri kepala, serta dapat
dokoreksi dengan lensa sferis negatif.
ODS Hipermetropia
Disingkirkan karena pada hipermetropia melihat jarak jauh dan
dekat penglihatan menjadi kabur dan dikoreksi dengan lensa
sferis positif.
ODS Astigmatisma
Disingkirkan karena pada astimatisma melihat jarak jauh
penglihatan menjadi kabur dan dikoreksi dengan lensa silindris
ODS Presbiopi
Disingkirkan karena sebelumnya pasien tidak pernah memakai
kacamata baca dan menglihat usia pasien yaitu 72 tahun
DIAGNOSIS KERJA
ODS Glaukoma Sudut Terbuka
ODS Miopia
TERAPI
Medikamentosa
Non Operatif
Tetes
Timolol 0,5% ED 2x1, tetes 1 ODS
Pilokarpin 2-4%, 1 tetes, 3-6 kali sehari
Asetazolamid ED, 3X1 tetes 1 ODS
Oral : -
Operatif
Trabekulektomi
Non Medikamentosa : -
EDUKASI
Untuk ODS Glaukoma Primer Sudut Terbuka
Menjelaskan kepada pasien mengenai penyakit yang diderita mulai
dari pengertian penyakit tersebut, faktor penyebab, pengobatan,
komplikasi, serta prognosisnya.
Menyarankan kepada pasien untuk tidak tidur dalam kondisi lampu
kamar mati,dijelaskan hal ini akan memperburuk penyakitnya
Menyarankan untuk tidak sering maen game dari komputer yang
terlalu sering,ataupun belajar dengan komputer dalam jarak dekat
terus menerus karena jika pasien terjadi minus,akan semakin
memperburuk kondisi penyakitnya
Menyarankan untuk memakai obat tetes mata yang diberikan
Menyarankan penyakit yang dialami dapat disembuhkan selain dengan
obat yakni dengan jalan operasi
Untuk ODS Miopia
Menjelaskan bahwa penurunan tajam penglihatan yang
dialami salah satunya disebabkan oleh bentuk bola mata yang
panjang.
Menjelaskan bahwa penurunan tajam penglihatan yang
terjadi dapat diperbaiki dengan kaca mata.
Mengingatkan pasien untuk memperhatikan sumber
pencahayaan saat membaca, terutama pada malam hari dan
menyarankan untuk lebih sering melihat ke kejauhan, jangan
terlalu berlama-lama di depan komputer dan jangan
membaca sambil tiduran.
Menyarankan kepada pasien untuk melakukan kontrol visus
setiap tahun.
ROGNOSIS
OCULUS DEXTER (OD) OCULUS SINISTER (OS)
Quo Ad Visam :Dubia ad bonam ad malam
Quo Ad Sanam: Dubia ad bonam ad malam
Quo Ad Functionam: Dubia ad bonam ad malam
Quo Ad Kosmetikam:ad bonam ad bonam
Quo Ad Vitam :ad bonam ad bonam
KOMPLIKASI
Tanpa pengobatan glaukoma sudut terbuka dapat
berkembang secara perlahan sehingga akhirnya
menimbulkan kebutaan total.
RUJUKAN
Dalam kasus ini tidak dilakukan Rujukan ke Disiplin
Ilmu Kedokteran Lainnya, karena dari pemeriksaan
klinis dan laboratorium tidak ditemukan kelainan
yang berkaitan dengan Disiplin Ilmu Kedokteran
lainnya.
TINJAUAN PUSTAKA
GLAUKOMA
Glaukoma
sekelompok penyakit neurooptik yang menyebabkan
kerusakan serat optik (neuropati optik), yang
ditandai dengan kelainan atau atrofi papil nervus
optikus yang khas dan gangguan lapang pandang
sebagai akibat peningkatan tekanan intraokuler
Tekanan darah tinggi
Fenomena autoimun
Degenerasi primer sel ganglion
Usia diatas 45 tahun
Keluarga memiliki riwayat glaukoma
Miopia atau hipermetropia
Pasca bedah dengan hifema atau infeksi
Klasifikasi
Glaukoma primer
Glaukoma simpleks (sudut
terbuka)
Glaukoma sudut sempit
Glaukoma PrimerSudut terbuka
Sudut Tertutup
Glaukoma Congenital
Glaukoma Sekunder
Perubahan lensa (dislokasi, intumesensi, fakolitik)
Kelainan uvea (uveitis, sinekia posterior, tumor)
Trauma (hifema, kontusio, sinekia anterior perifer)
Bedah
Rubeosis
Steroid, dll
Glaukoma Absolut
stadium akhir glaucoma (sempit atau terbuka) dimana sudah
terjadi kebutaan total.
Gejala Klinik
1. Biasanya terjadi secara tiba-tiba dan asimptomatik, sampai
terjadi penurunan penglihatan.
2. Pasien mengeluhkan adanya sakit kepala dan nyeri pada bola
mata.
3. Beberapa pasien mengeluhkan adanya defek lapangan
pandang apabila sudahmencapai stadium lanjut.
4. Terjadi kesulitan dalam kemampuan membaca dekat akibat
kegagalan akomodasi karena adanya tekanan pada muskulus
siliaris dan suplai darah sehingga penderita mengganti kaca
mata bacanya secara berulang-ulang
5. Terjadi keterlambatan dalam adaptasi gelap.
1. Pada pemeriksaan penyinaran oblik atau dengan slit-lamp
didapatkan bilik mata depan normal.
2. Peningkatan TIO yang dapat diukur dengan tonometri
Schiotz, aplanasi, Goldmann dan Non Contact Tonometry
(NCT). Peningkatan TIO pada glaukoma yang disebabkan
kortikosteroid biasanya terjadi secara perlahan-lahan.
3. Perubahan pada diskus saraf optik, dibagi menjadi
early glaucomatous dan advanced glaucomatous changes
a. Early glaucomatous
changes ditandai dengan :
Perubahan cup menjadi
lebih oval dibagian vertikal
akibat adanya kerusakan
pada jaringan saraf dibagian
kutub inferior dan superior.
Asimetri dari cup (cekungan )
papil saraf optik.
Cup yang besar (normal 0,3-
0,4)
Perdarahan disekitar papil saraf
optik.
Diskus tampak lebih pucat.
Atrofi dari papil saraf optik.
b. Advanced glaukomatous
changes ditandai dengan :
Ekskavasi dari cup sampai ke
diskus saraf optik dengan CDR :
0,7 0.9
Penipisan jaringan neuroretinal.
Adanya pergeseran ke nasal dari
pembuluh darah retina.
Pulsasi dari arteriol retina
mungkin tampak saat TIO sangat
tinggidan patognomonik untuk
glaukoma.
Lamellar dot sign
POAG
Gejala POAG :
1. Mata tenang
2. Penglihatan yang
menyempit (tunnel
vision),Pasien sering
tersandung
3.Sakit Kepala Ringan
4. Merasa kabur saat
menjelang sore hari
Tanda POAG :
1. COA Cukup
2. Refleks Pupil lambat
3. CDR meningkat,
ekskavasio glaukomatosa
PCAG
Gejala PCAG :
1. Mata merah, berair
2.Penglihatan Kabur yang
mendadak
3.Nyeri pada mata
4. Ada Halo
5.Mual, muntah
Tanda PCAG:
1. Injeksi Siliar
2.Edema Kornea
3.COA dangkal
4.Pupil midriasis
5. CDR meningkat ,ekskavasio
,medialisasi
Tonometri
Gonioskopi
Funduskopi
Test
Konfrontasi
Tes Perimetri
Medikamentosa
a. Supresi pembentukan humor aqueous
Penghambat adrenergic beta: yaitu timolol maleat 0,25% dan 0,5%, betaksolol
0,25% dan 0,5%,
Inhibitor karbonat anhidrase sistemik-asetazolamid:
b. Fasilitasi aliran keluar humor aqueous.
Kolinergik/ Parasimpatomimetik
Antikolinesterase ireversibel
Epinefrin
Dipivefrin
Operasi
a. Iridektomi dan iridotomi perifer
b. Trabekuloplasti laser
c. Bedah drainase glaukoma
d. Tindakan siklodestruktif
Komplikasi
Tanpa pengobatan glaukoma sudut terbuka dapat
berkembang secara perlahan sehingga akhirnya
menimbulkan kebutaan total.
Apabila obat tetes anti-glaukoma dapat mengontrol
TIO pada mata yang belum mengalami kerusakan
glaukomatousa luas, prognosis akan baik (walupun
penurunan lapangan pandang dapat terus berlanjut
walupun TIO telah normal). Apabila proses penyakit
terdeteksi secara dini, sebagian besar pasien glaukoma
dapat ditangani dengan baik secara medis.
MYOPI
DEFINISI
Miopia merupakan kelainan refraksi dimana berkas
sinar sejajar yang memasuki mata tanpa akomodasi,
jatuh pada fokus yang berada di depan retina.
TIPE MYOPI
Miopia Axial
Miopia Kurvatura
Perubahan Index Refraksi
Perubahan Posisi Lensa
DERAJAT MYOPI
Miopia ringan : 0,25 3,00D
Miopia sedang : 3,00 6,00D
Miopia berat / tinggi : >6,00D
MANIFESTASI KLINIS
Kabur bila melihat jauh
Membaca atau melihat benda kecil harus dari jarak
dekat
Lekas lelah bila membaca ( karena konvergensi yang
tidak sesuai dengan akomodasi )
Pada segmen posterior biasanya terdapat gambaran
yang normal atau dapat disertai kresen miopia (myopic
cresent) yang ringan di sekitar papil saraf optik.
KOMPLIKASI
Komplikasi lain dari miopia sering terdapat pada
miopia tinggi berupa ablasio retina, perdarahan
vitreous, katarak, perdarahan koroid dan juling
esotropia atau juling ke dalam biasanya
mengakibatkan mata berkonvergensi terus-
menerus. Bila terdapat juling ke luar mungkin
fungsi satu mata telah berkurang atau terdapat
ambliopia
TERIMA KASIH