Anda di halaman 1dari 14

BAYI BARU LAHIR

1. Pengertian.
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir pada umur 36 minggu sampai 42
minggu dengan berat badan lahir 2500-4000 gram. Kementrian Kesehatan RI
(2010) bayi baru lahir (neonatus) adalah bayi usia 0-28 hari.
2. Tanda Bayi Baru Lahir Normal.
a. Initial ukuran dan vital sign.
Panjang : Ukuran bokong 31 55, kepala sampai tumit 48 53 cm.
Berat : 2500 4000gram.
Suhu : Ketiak = 36,5 37 C.
Rektum = 35,5 37,5 C.
Denyut Jantung : 110 160 x/m.
Respirasi : 40 60 x/m.
b. Kulit.
Kelihatan lembut, halus, hampir transparan, elastis, bermukan merah, vernik
caseosa dan lanuno sedikit.
c. Kepala.
Kepala fleksi ke dada, tengkorak bertingkat, lembut, fontanella mayor 3 6
cm, fontanella minor 1 2 cm.
d. Leher.
Pendek dan lurus, bayi yang tiarap dapat menahan leher, dengan memutar
kepala dengan satu sisi lainnya, bayi yang dalam posisi duduk memperlihatkan
kemampuan sementara waktu untuk menegakkan kepala. Lingkar
kepala OB = 35 cm, OS = 34 cm, OK = 32 cm.
e. Mata.
Pupil berbentuk bulat, respon terhadap cahaya langsung bereaksi.
f. Telinga.
Respon terhadap suara nyaring dengan terkejut, membran timpani terlihat
suram.
g. Hidung, tenggorokan, dan mulut.
Bayi bernafas dengan hidung, dapat bersin dan menangis dengan kuat, lidah
terletak digaris tengah mulut, palatum lengkap, refleks isap baik.


h. Dada dan paru.
Lingkar dada 30,5 33 cm, diameter anterior posterior dan lateral adalah
sama, ujung xipoie anterior menonjol pada puncak dari sudut iga, pernafasan
perut 40 60 x/m. sebentar lambat dangkal atau dalam dan cepat dengan
periode apneu 6 15 detik, suara nafas jelas, nyaring, bronchovesikuler dan
hipersonan, terkadang payudara mengeluarkan sekret.
i. Punggung dan ekstrimitas.
Tangan dan kaki mempunyai ukuran, bentuk dan letak yang simetris, tubuh
fleksi dan kedua tangan menggenggam, tulang belakang lurus saat berbaring
dan menapak pada posisi berbaring telungkup seperti huruf C punggung
stabil dan tidak terjadi dislokasi, tonus otot baik terutama ketahanan terhadap
posisi fleksi yang berlawanan dan rentang penuh sendi utama.
j. Jantung.
Mengikuti kecendrungan pernafasan, denyut jantung 110 160 x/m, bunyi
jantung jelas dan teratur, frekuensi tidak teratur, PMI mungkin terlihat dari
interkosta ke 4 kiri dan garis midklavikula, S1 lebih nyaring, S2 pada puncak
dan S2 lebih nyaring dari S1 di daerah pulmonal.
k. Perut.
Lunak dengan bentuk silinder, menonjol, pada permukaan perut terlihat
permukaan vena, ujung umbilikal kering dan agak gelap, liver teraba kenyal,
ujung tajam / halus, 1 2 cm dibawah kosta iga kanan, ujung lien sepanjang
pinggir dari sudut kuadran kiri atas, ginjal bisa dipalpasi dalam dengan
menekan sekitar 1 2 cm diatas umbilikal.
l. Genetalia wanita dan pria.
Labia mayora menutup labia minora, klitoris sudah agak tetutup. Pada pria
glans plenis ditutupi oleh kulit dimana terdapat saluran uretra, tertis sudah
dalam skrotum, urin terlihat jernih.
m. Rektum.
Anus ada, mekonium ada, refleks anus jelas.
Kementrian Kesehatan RI (2010) menyebutkan bahwa tanda-tanda bayi lahir
sehat adalah:
1. Berat badan bayi 2500-4000 gram
2. Umur kehamilan 37-40 minggu
3. Bayi segera menangis
4. Bergerak aktif, kulit kemerahan
5. Mengisap ASI dengan baik
6. Tidak ada cacat bawaan
3. Perubahan Fisiologi Bayi Baru Lahir
1) Respirasi Neonatus.
Selama dalam uterus, janin mendapat oksigen dari pertukaran gas harus
melalui paru bayi. Sebelum terjadi pernafasan, neonatus dapat
mempertahankan hidupnya dalam keadaan anoksia lebih lama karena ada
kelanjutan metabolisme anaerob. Rangsangan untuk gerakan pernafasan
pertama ialah tekanan mekanis dari toraks sewaktu melalui jalan lahir.
Penurunan PaO
2
dan kenaikan PaCO
2
merangsang kemoreseptor terletak
disinus karotikus, rangsangan dingin di daerah muka dapat merangsang
permulaan gerakan pernafasan. Refleks deflasi, hering breus, selama ekspirasi,
setelah inspirasi dengan tekanan positif, terlihat suatu inspiratory gasp.
Respirasi pada masa demalus terutama diafragmatik dan abdominal dengan
biasanya masih tidak teratur dalam hal frekuensi dan dalamnya pernafasan,
setelah paru berfungsi, pertukaran gas dalam paru sama dengan pada orang
dewasa, tetapi oleh karena bronchiolus relatif kecil, mudah terajadi air
tropping.
2) Jantung Dan Sirkulasi.
Pada masa fetus darah plasenta melalui vena umbilikalis sebagian ke hati,
sebagian langsung ke serambi kiri jantung kemudian ke bilik kiri jangtung, dari
bilik darah dipompa melalui aorta ke seluruh tubuh. Dari bilik kanan darah
dipompa sebagian ke paru dan sebagian melalui duktus arteriosus aorta.
Setelah bayi lahir paru akan berkembang mengakibatkan menutupnya foramen
ovale secara fungsional, hal ini terjadi pada jam-jam pertama, setelah
kelahiran. Tekanan darah pada waktu lahir dipengaruhi oleh sejumlah darah
yang melalui transfusi plasenta dan pada jam-jam pertama sedikit menurun,
untuk kemudian naik lagi dan menjadi konstan kira-kira 85/40 mmHg.
3) Traktus Digestivus.
Traktus digestivus pada neonatus relatif lebih berat dan panjang dibandingkan
orang dewasa. Pada neonatus traktus digestivus mengandung zat yang
berwarna hitam kehijauan yang terdiri dari mukopolisakarida dan disebut
mekonium. Pengeluaran mekonium biasanya dalam 10 jam pertama. Dan
dalam 4 hari biasanya tinja sudah berbentuk dan berwarna biasa. Enzim traktus
digestivus biasanya sudah terdapat pada neonatus kecuali amilase pankreas,
aktifitas lipase telah ditemukan pada fetus 7 8 bulan.
4) Hati Dan Metabolisme.
Segera setelah lahir hati menunjukan perubahan biokimia dan morfologis,
yaitu kenalkan kadar protein dan penurunan kadar lemak dan glikogen. Sel
hemopoetik juga mulai berkurang walaupun memakan waktu agak lama. Luas
permukaan neonatus terlahir lebih besar daripada orang dewasa, sehingg
metabolisme basal per kg BB lebih besar, pada jam pertama energi didapatkan
dari pembakaran karbohidrat. Pada hari kedua energi berasal dari pembakaran
lemak, setelah mendapatkan susu lebih kurang pada hari keenam, energi 60 %
didapatkan dari lemak dan 40 % dari karbohidrat.
5) Produksi Panas.
Bila suhu sekitar turun, ada 3 cara tubuh untuk meninggikan suhu, yaitu:
aktifitas otot, shivering, non shivering thermogenesis (NST). Pada neonatus
cara untuk meninggikan suhu terutama dengan NST, yaitu dengan pembakaran
Brown Fat yang memberikan lebih banyak energi per gram dari pada lemak
biasa.
6) Keseimbangan Air Dan Fungsi Ginjal.
Tubuh bayi baru lahir mengandung relatif banyak air dan kadar natrium relatif
lebih besar daripada kalium. Hal ini menandakan bahwa ruangan ekstraselular
luas. Fungsi ginjal belum sempurna karena jumlah nefron matur belum
sebanyak orang dewasa, ada ketidakseimbangan antara luas permukaan
glomerolus dan volume tubulus proksimal Renal Blood Flow pada neonatus
relatif kurang bila dibandingkan dengan orang dewasa.
7) Kelenjar Endokrin.
Selama dalam uterus fetus mendapatkan hormon dari ibu, pada waktu bayi
baru lahir kadang-kadang hormon tersebut masih berfungsi. Misalnya dapat
dilihat pembesaran kelenjaran air susu pada bayi laki-laki ataupun perempuan.
Kadang-kadang dapat dilihat With Drawal misalnya pengeluaran darah dari
vagina yang menyerupai haid pada bayi perempuan, kelenjar tyroid sudah
sempurna terbentuk sewaktu lahir dan sudah mulai berfungsi sejak beberapa
hari sebelum lahir.

8) Susunan Saraf Pusat.
Sewaktu lahir fungsi motorik terutama ialah subkortikol. Setelah lahir jumlah
cairan otak berkurang sedangkan lemak dan protein bertambah.
9) Imunoglobulin.
Pada neonatus tidak terdapat sel plasma pada sum-sum tulang dan lamina
proprianeum dan apendiks plasenta merupakan sawar sehingga fetus bebas dari
antigen dan stress imunologis. Pada bayi baru lahir hanya terdapat globulin
gamma G, yaitu imunologi dari ibu yang dapat melalui plasenta karena berat
molekulnya kecil, tetapi bila ada infeksi yang dapat melalui plasenta seperti
illeus, taksoplasma, herpes simpleks dan penyakit virus lainnya, reaksi
imunologi dapat terjadi dengan pembentukan sel plasma dan anti body gamma
A, gamma G, gamma M, imunologi dalam kolostrum berguna sebagai proteksi
lokal dalam traktus digestivus, misalnya terhadap beberapa strain E. Colli.
4. Apgar Score
Merupakan alat untuk mengkaji kondisi bayi sesaat setelah lahir meliputi 5 variabel
(pernafasan, frek. Jantung, warna, tonus otot & iritabilitas reflek), ditemukan oleh Dr.
Virginia Apgar (1950). Dilakukan pada : 1 menit kelahiran yaitu untuk memberi
kesempatan pd bayi untuk memulai perubahan, Menit ke-5, Menit ke-10 penilaian dapat
dilakukan lebih sering jika ada nilai yg rendah & perlu tindakan resusitasi. Penilaian
menit ke-10 memberikan indikasi morbiditas pada masa mendatang, nilai yg rendah
berhubungan dg kondisi neurologis:
Komponen Skor
0 1 2
Frekuensi
Jantung
Tidaka ada <100 x/menit >100x/menit
Kemampuan
bernapas
Tidak ada Lambat / tidak teratur Menangis kuat
Tonus otot Lumpuh Ekstremitas agak
fleksi
Gerakan aktif
Refleks Tidak ada Gerakan sedikit Gerakan
kuat/melawan
Warna Kulit Biru/pucat Tubuh
kemerahan/ekstremitas
biru
Seluruh tubuh
kemerahan




Preosedur penilaian APGAR
1. Pastikan pencahayaan baik
2. Catat waktu kelahiran, nilai APGAR pada 1 menit pertama dg cepat & simultan.
Jumlahkan hasilnya
3. Lakukan tindakan dg cepat & tepat sesuai dg hasilnya
4. Ulangi pada menit kelima
5. Ulangi pada menit kesepuluh
6. Dokumentasikan hasil & lakukan tindakan yg sesuai
Penilaian
Setiap variabel dinilai : 0, 1 dan 2, Nilai tertinggi adalah 10
Nilai 7-10 menunjukkan bahwa by dlm keadaan baik
Nilai 4-6 menunjukkan bayi mengalami depresi sedang dan
membutuhkan tindakan resusitasi
Nilai 03 menunjukkan bayi mengalami depresi serius dan
membutuhkan resusitasi segera sampai ventilasi.
5. Asuhan Segera Bayi Baru Lahir
a. Membersihkan jalan nafas
1). Sambil menilai pernafasan secara cepat, letakkan bayi dg handuk di atas
perut ibu
2). Bersihkan darah/lendir dr wajah bayi dg kain bersih & kering/ kassa
3). Periksa ulang pernafasan
4). Bayi akan segera menagis dlm waktu 30 detik pertama setelah lahir
J ika tdk dpt menangis spontan dilakukan :
1). Letakkkan by pd posisi terlentang di t4 yg keras & hangat
2). Gulung sepotong kain & letakkan di bwh bahu shg leher bayi ekstensi
3). Bersihkan hidung, rongga mulut, & tenggorokan by dg jari tangan yg
dibungkus kassa steril
4). Tepuk telapak kaki by sebanyak 2-3x/ gosok kulit by dg kain kering & kasar






Kebiasaan Yang Harus Dihindari
LANGKAH-LANGKAH ALASAN TIDAK DIANJURKAN
Menepuk pantat bayi Trauma/cedera
Menekan dada Patah, pneumothorax, gawat nafas,
kematian
Menekan kaki bayi ke bagian perutnya Merusak pembuluh darah dan kelenjar
pada hati/limpa, perdarahan
Membuka sphincter anusnya Merusak /melukai sphincter ani
Menggunakan bungkusan panas/dingin Membakar/hipotermi
Meniupkan oksigen/udara dingin pada
tubuh/wajah bayi
hipotermi
Memberi minuman air bawang Membuang waktu, karena tindakan
resusitasi yang tidak efektif pada saat
kritis

Penghisapan lendir
Gunakan alat penghisap lendir mulut (De Lee)/ alat lain yg steril,
sediakan juga tabung oksigen & selangnya
Segera lakukan usaha menghisap mulut & hidung
Memantau mencatat usaha nafas yg pertama
Warna kulit, adanya cairan / mekonium dlm hidung / mulut hrs
diperhatikan
b. Perawatan tali pusat
Setelah plasenta lahir & kondisi ibu stabil, ikat atau jepit tali pusat:
1. Celupkan tangan yg masih mggnakan sarung tangan ke dlm klorin 0,5% untuk
membersihkan darah & sekresi tubuh lainnya
2. Bilas tangan dengan air matang /DTT
3. Keringkan tangan (bersarung tangan)
4. Letakkan bayi yang terbungkus diatas permukaan yang bersih dan hangat
5. Ikat ujung tali pusat sekitar 1 cm dr pusat dengan menggunakan benang DTT.
Lakukan simpul kunci/ jepitkan
6. Jika menggunakan benang tali pusat, lingkarkan benang sekeliling ujung tali
pusat & lakukan pengikatan kedua dg simpul kunci dibagian TP pd sisi yg
berlawanan
7. Lepaskan klem penjepit & letakkan di dlm larutan klorin 0,5%
8. Selimuti bayi dg kain bersih & kering, pastikan bahwa bagian kepala bayi
tertutup
c. Mempertahankan suhu tubuh
1. Keringkan bayi secara seksama
2. Selimuti bayi dg selimut/kain bersih, kering & hangat
3. Tutup bagian kepala bayi
4. Anjurkan ibu untuk memeluk & menyusukan bayinya
5. Lakukan penimbangan stl bayi mengenakan pakaian
6. Tempatkan bayi di lingkungan yg hangat
d. Pencegahan infeksi
1. Memberikan obat tetes mata/salep
2. diberikan 1 jam pertama by lahir yaitu ; eritromysin 0,5%/tetrasiklin 1%.
3. Yang biasa dipakai adalah larutan perak nitrat/ neosporin & langsung
diteteskan pd mata bayi segera setelah bayi lahir
BBL sangat rentan terjadi infeksi, sehingga perlu diperhatikan hal-hal dalam
perawatannya.
1. Cuci tangan sebelum & setelah kontak dg bayi
2. Pakai sarung tangan bersih pd saat menangani bayi yg blm dimandikan
3. Pastikan semua peralatan (gunting, benang tali pusat) telah di DTT, jika
menggunakan bola karet penghisap, pastukan dlm keadaan bersih
4. Pastikan semua pakaian, handuk, selimut serta kain yg digunakan untuk
bayi dlm keadaan bersih
5. Pastikan timbangan, pipa pengukur, termometer, stetoskop & benda2
lainnya akan bersentuhan dg bayi dlm keadaan bersih (dekontaminasi
setelah digunakan)
6. Asuhan Bayi Baru Lahir 1-24 Jam Pertama Kelahiran
Tujuan : Mengetahui aktivitas bayi normal/tdk & identifikasi masalah kesehatan
BBL yg memerlukan perhatian keluarga & penolong persalinan serta tindak
lanjut petugas kesehatan.
Pemantauan 2 jam pertama meliputi :
1. Kemampuan menghisap (kuat/lemah)
2. Bayi tampak aktif/lunglai
3. Bayi kemerahan /biru
Sebelum penolong meninggalkan ibu, harus melakukan pemeriksaan &
penilaian ada tdknya masalah kesehatan terutama pada :
1. By kecil masa kehamilan/KB
2. Gangguan pernafasan
3. Hipotermia
4. Infeksi
5. Cacat bawaan/trauma lahir
Jika tidak ada masalah,
a. Lanjutkan pengamatan pernafasan, warna & aktivitasnya
b. Pertahankan suhu tubuh bayi dg cara :
hindari memandikan min. 6 jam/min suhu 36,5 C
bungkus bayi dengan kain yg kering & hangat, kepala bayi harus tertutup
c. Lakukan pemeriksaan fisik
Gunakan tempat yg hangat & bersih
Cuci tangan sebelum & sesudah pemeriksaan, gunakan sarung tangan &
bertindak lembut
Lihat, dengar, & rasakan
Rekam /catat hasil pengamatan
Jika ditemukan faktor risiko/masalah segera Cari bantuan lebih lanjut
d. Pemberian vitamin K
untuk mencegah terjadinya perdarahan krn defisiensi vit. K
Bayi cukup bulan/normal 1 mg/hari peroral selama 3 hari
Bayi berisiko 0,5mg 1mg perperenteral/ IM
e. Identifikasi BBL
Peralatan identifikasi BBL harus selalu tersedia
Alat yg digunakan; kebal air, tepi halus dan tidak melukai, tdk mudah
sobek dan tdk mudah lepas
Harus tercantum ; nama bayi (Ny) tgl lahir, nomor bayi, jenis kelamin,
unit, nama lengkap ibu
Di tiap tempat tidur harus diberi tanda dg mencantumkan nama, Tgl
lahir, nomor identifikasi.
f. Ajarkan pada orang tua cara merawat bayi, meliputi :
1). Pemberian nutrisi
Berikan asi seserig keinginan bayi atau kebutuhan ibu (jika payudara ibu
penuh)
Frekuensi menyusui setiap 2-3 jam
Pastikan bayi mendapat cukup colostrum selama 24 jam. Colostrum
memberikan zat perlindungan terhadap infeksi dan membantu
pengeluaran mekonium.
Berikan ASI saja sampai umur 6 bulan
2). Mempertahankan kehangatan tubuh bayi
Suhu ruangan setidaknya 18 - 21C
Jika bayi kedinginan, harus didekap erat ke tubuh ibu
Jangan menggunakan alat penghangat buatan di tempat tidur (misalnya
botol berisi air panas)
3). Mencegah infeksi
Cuci tangan sebelum memegang bayi dan setelah menggunakan toilet
untuk BAK/BAB
Jaga tali pusat bayi dalam keadaan bersih, selalu dan letakkan popok di
bawah tali pusat. Jika tali pusat kotor cuci dengan air bersih dan sabun.
Laporkan segera ke bidan jika timbul perdarahan, pembengkakan, keluar
cairan, tampak merah atau bau busuk.
Ibu menjaga kebersihan bayi dan dirinya terutama payudara dengan
mandi setiap hari
Muka, pantat, dan tali pusat dibersihkan dengan air bersih , hangat, dan
sabun setiap hari.
Jaga bayi dari orang-orang yang menderita infeksi dan pastikan setiap
orang yang memegang bayi selalu cuci tangan terlebih dahulu.
4). Ajarkan tanda-tanda bahaya bayi pada orang tua
1. Pernafasan sulit/ > 60x/menit
2. Suhu > 38 C atau < 36,5 C
3. Warna kulit biru/pucat
4. Hisapan lemah, mengantuk berlebihan, rewel, banyak muntah, tinja
lembek, sering warna hijau tua, ada lendir darah
5. Tali pusat merah, bengkak, keluar cairan, bau busuk
6. Tidak berkemih dalam 3 hari, 24 jam
7. Mengigil, tangis yg tidak biasa, rewel, lemas, terlalu mengantuk, lunglai,
kejang
5). Berikan immunisasi BCG, Polio dan Hepatis B
A. PENGKAJIAN BAYI BARU LAHIR
1. Identitas: nama ayah-ibu, alamat
2. Riwayat persalinan: BB/TB ibu, tempat persalinan
3. Keadaan bayi saat lahir: tanggal dan jam lahir, jenis kelamin, kelahiran
(tunggal/gemeli)
4. Nilai APGAR
5. Pengkajian fisik
6. Status neurologi
7. Nutrisi
8. Data lain yang menunjang
B. MASALAH KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan pola nafas
2. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
3. Hipotermia
4. Resiko infeksi
C. INTERVENSI
1. Ketidakefektifan pola nafas
Tujuan :
Dalam waktu 1x24 jam setelah dilakukan intervensi keperawatan pola nafas
BBL kembali efektif
Kriteria hasil :
BBL menunjukkan
Kemudahan bernafas dan kedalaman inspirasi
Ekspansi dada simetris
Tidak ada penggunaan otot bantu pernafasan
Tidak ada bunyi nafas tambahan
Nafas pendek tidak ada
INTERVENSI RASIONAL
Pantau adanya pucat dan sianosis Sianosis menunjukkan adanya
gangguan pada pernafasan BBL
Pantau kecepatan, irama, kedalaman
dan usaha respirasi
Mengetahui perkembangan kondisi
BBL
Auskultasi bunyi nafas, perhatikan
area penurunan/tidak adanya ventilasi
dan adanya bunyi nafas tambahan
Mengetahui adanya kelainan dalam
pernafasan BBL
Lakukan pengisapan sesuai dengan
kebutuhan untuk membersihkan
sekresi
Secret yang menumpuk dapat
mengakibatkan ketidakefektifan pola
nafas
Kolaborasi:
Berikan Non re-breathing mask
dengan oksigen

Memenuhi kebutuhan oksigen BBL

2. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
Tujuan :Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1x24 jam BBL
menunjukkan keefektifan jalan nafas
Kriteria hasil :
BBL mudah untuk bernafas
Kegelisahan, sianosis, dan dispnea tidak ada
RR dalam batas normal
INTERVENSI RASIONAL
Kaji keefektifan pemberian oksigen dan
perawatan yang lain
Mengevaluasi keberhasilan terapi yang
diberikan
Auskultasi bagian dada anterior dan
posterior untuk mengetahui adanya
penurunan atau tidak adanya ventilasi
dan adanya bunyi tambahan
Bunyi tambahan seperti ronkhi
mengindikasikan adanya secret yang
menyumbat jalan nafas
Pantau status oksigen BBL Jika SaO
2
< 80% mengindikasikan
adanya ketidakefektifan jalan nafas
Jelaskan pada BBL dan keluarga
tentang penggunaan peralatan: O
2
,
suction, inhalasi
Meningkatkan pemahaman keluarga
Lakukan fisioterapi dada sesuai
kebutuhan
Memudahkan dalam pengeluaran
sekret
Kolaborasi:
Berikan udara/oksigen yang telah
dihumidifikasi

Kelembaban menurunkan kekentalan
secret

3. Hipotermia
Tujuan :Dalam waktu 1x24 jam setelah dilakukan intervensi keperawatan
hipotermia tidak terjadi
Kriteria hasil :
BBL menunjukkan termoregulasi neonates (keseimbangan antara panas yang
dihasilkan, peningkatan panas, dan kehilangan panas selama periode neonatus)


INTERVENSI RASIONAL
Pantau suhu tubuh basal secara terus
menerus, sesuai kebutuhan
Pada jam pertama setelah bayi lahir,
metabolism basal lebih besar, sehingga
panas yg dihasilkan lebih sedikit
Pantau suhu paling sedikit setiap 2
jam, sesuai kebutuhan
Suhu tubuh bayi baru lahir mudah
mengalami penurunan
Pantau suhu bayi lahir sampai stabil Suhu tubuh bayi baru lahir mudah
mengalami penurunan
Ajarkan indikasi hipotermia dan
tindakan kedaruratan yang diperlukan
sesuai dengan kebutuhan
Pemahaman tentang kondisi hipotermi
dapat mencegah terjadinya hipotermi
Selimuti bayi segera setelah dilahirkan Mencegah kehilangan panas
Gunakan tutup kepala pada bayi baru
lahir
Mencegah kehilangan panas
Tempatkan bayi baru lahir dalam
incubator atau dibawah penghangat
sesuai kebutuhan
Menjaga suhu tubuh agar tetap hangat

4. Resiko infeksi
Tujuan : Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1x24 jam resiko
infeksi tidak menjadi aktual
Kriteria hasil :
BBL bebas dari tanda dan gejala infeksi
Jumlah leukosit dalam batas normal
Status imun, gastrointestinal, genitourinaria dalam batas normal
INTERVENSI RASIONAL
Pantau tanda/gejala infeksi (missal.suhu
tubuh, denyut jantung, pembuangan,
penampilan luka, sekresi, penampilan urin,
suhu kulit, lesi kulit, keletihan, malaise)
Mengetahui tanda infeksi secara
dini memungkinkan pencegahan
terhadap infeksi dan mengurangi
keparahan infeksi yg mungkin
sudah terjadi
Kaji faktor yg meningkatkan serangan
infeksi (missal.usia lanjut, tanggap imun
rendah, dan malnutrisi)
Faktor pemberat dapat
mengakibatkan infeksi
berkembang leboh cepat
Pantau hasil laboratorium (DPL, hitung
granulosit absolut, hasil-hasil yg berbeda,
protein serum, dan albumin)
Perubahan hasil laboratorium
mengidentifikasikan adanya
infeksi
Ajarkan keluarga BBL teknik mencuci
tangan yg benar
Cuci tangan dengan benar dapat
mencegah transmisi organism
Ajarkan kepada keluarga BBL tanda/gejala
infeksi dan kapan harus melaporkannya ke
pusat kesehatan
Perubahan hasil laboratorium
dapat mengindikasikan adanya
infeksi
Berikan terapi antibiotic bila diperlukan Mencegah infeksi

DAFTAR PUSTAKA

Bennett dan Brown, 1999, Myles Texbook for midwives, thirteennth edition.
Churchill Livingstone, Edinburgh
JHPIEGO.2003. Panduan pengajar asuhan kebidanan fisiologi bagi dosen
diploma III kebidanan , Buku 5 asuhan bayibaru
lahir,Pusdiknakes.Jakarta
Johnson dan Taylor. 2005. Buku ajar praktik kebidanan.cetaka I. EGC.Jakarta
Saifudin Abdul Bahri. 2002. Buku panduan praktis pelayanan kesehatan
maternal neonatal.YBP_SP.Jakarta
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2010. Panduan Pelayanan
Kesehatan Bayi Baru Lahir Berbasis Perlindungan Anak.
NANDA Intl. 2012. Diagnosa Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi 2002-
2014. Jakarta. EGC.
Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan
Intervensi NIC dan Kriteria Hasil NOC. Diterjemahkan oleh:
Widyawati, dkk. Jakarta. EGC.

Anda mungkin juga menyukai