Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR

KETEKNIKAN
LAS LISTRIK WELDING



Disusun oleh :






Disusun Oleh :
AVIFAH UMMU KALTSUM (121 724 007)

Kelas :
1 C TPTL


JURUSAN TEKNIK KONVERSI ENERGI
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2012

1. JUDUL PRAKTIKUM
Laporan Praktikum Dasar Keteknikan Las Listrik (Welding).

2. TUJUAN PRAKTIKUM
Memahami dan mengerti tata cara menggunakan las listrik
Dapat mengoperasikan las listrik dengan baik
Dapat memanfaatkan pengelasan listirk dalam melaksanakan
tugas-tugas mekanik

3. DASAR TEORI
3.1 Pengertian
Shielded Metal Arc Welding (SMAW) dikenal juga dengan
istilah Manual Metal Arc Welding (MMAW) atau Las elektroda
terbungkus adalah suatu proses penyambungan dua keping
logam atau lebih, menjadi suatu sambungan yang tetap,
dengan menggunakan sumber panas listrik dan bahan
tambah/pengisi berupa elektroda terbungkus.
Las juga didefinisikan sebagai cara/proses penyambungan
dua buah logam atau lebih dengan memberikan pemanasan yang
tinggi, sehingga mencapai titik cair logam tersebut dengan
atau tanpa logam pengisi.

Keuntungan las listrik
Dapat dipakai dimana saja, diluar, dibengkel & didalam
air
Dapat untuk mengelas berbagai macam material
Set-up yang cepat dan sangat mudah untuk diatur
Dapat untuk mengelas semua posisi
Elektroda mudah didapat dalam banyak ukuran dan
diameter
Perlatan yang digunakan sederhana, murah dan mudah
dibawa kemana-mana.
Kebisingan rendah (rectifier)
Tidak terlalu sensitif terhadap korosi, oli & gemuk
Kerugian las listrik
Pengelasan terbatas hanya sampai sepanjang elektoda
dan harus melakukan penyambungan.
Setiap akan melakukan pengelasan berikutnya terak
harus dibersihkan.
Tidak dapat digunakan untuk pengelasan bahan baja non-
ferrous.
Mudah terjadi oksidasi akibat pelindung logam cair
hanya busur las dari fluks.
Diameter elektroda tergantung dari tebal pelat dan
posisi pengelasan.
3.2 Prinsip-prinsip Las Listrik
Pada dasarnya las listrik yang menggunakan elektroda
karbon maupun logam menggunakan tenaga listrik sebagai
sumber panas. Busur listrik yang terjadi antara ujung
elektroda dan benda kerja dapat mancapai temperatur tinggi
yang dapat melelehkan sebagian bahan merupakan perkalian
antara tegangan listrik (E) dangan kuat arus (I) dan waktu
(t) yang dinyatakan delam satuan, panas joule atau kalori
seperti rumus dibawah ini :
H = E x I x t
dimana :
H = panas dalam satuan joule
E = tegangan listrik delam volt
I = kuat arus dalam amper
t = waktu dalam detik
Las Listrik Dengan Elektroda Karbon
Busur listrik yang terjadi diantara ujung elektroda karbon
dan logam atau diantara dua ujung elektroda karbon akan
memanaskan dan mencairkan logam yang akan dilas. Sebagai
bahan tambah dapat dipakai elektroda dengan fluksi atau
elektroda yang berselaput fluksi.

Las Listrik Dengan Ekktroda Berselaput ( SMAW )
Las tistrik ini menggunakan alektroda berselaput sebagai
bahan tambah. Busur listrik yang terjadi diantara ujung
elektroda dan bahan dasar akan mencairkan ujung elektroda
dan sebagian bahan dasar. Selaput elektroda yang turut
terbakar akan mencair dan menghasilkan gas yang melindungi
ujung elektroda, kawah Ias, busur Iistri dan daerah Ias di
sekitar busur listrik terhadap pengaruh udara luar. Cairan
selaput elektroda yang membeku akan menutupi permukaan Ias
yang juga berfungsi sebagai pelindung terhadap pengaruh
luar.
Gbr. Dibawah ini adalah sirkuit Ias listrik dengan
elektroda berselaput dimana G adalah sumber tenaga arus
searah dan elektroda dihubungkan ke terminal negetif sedang
bahan ke terminal positif.


3.3 Arus Listrik
Apabila menggunakan arus listrik yang besar maka butiran
logam cairnya yang terbawa akan menjadi halus sebaliknya
bila arus yang dipakai kecil maka butirannya akan menjadi
lebih besar seperti :




Gambar 1. Pemindahan Logam Cair
Proses pemindahan logam cair seperti diterangkan diatas
sangat mempengaruhi dari sifat-sifat mampu las dari logam.
Secara umum dapat dikatakan bahwa mempunyai sifat mampu
las tinggi bila pemindahan terjadi dengan butiran yang
halus, sedangkan proses pemindahan dipengaruhi oleh besar
kecilnya arus dan juga oleh komposisi bahan pembungkus
elektroda (fluks) yang digunakan. .
Selama proses pengelasan terjadi fluks yang digunakan
sebagai bahan pembungkus elektroda mencair dan terapung pada
cairan kawah las lalu membeku menutupi deposit las menjadi
terak las atau yang disebut slag.
Terak inilah yang akan melindungi hasil lasan yang baru
membeku agar tidak terpengaruh oleh udara luar (oksidasi).
Pada saat itu juga bahan fluks yang terbakar berubah
menjadi gas yang berfungsi sabagai bahan pelindung dari
udara luar terhadap oksidasi dan juga sebagai pemantap
busur.
Arus Bolak-Balik (AC)
Arah aliran dari arus
bolak-balik adalah merupakan
gelombang sinusoida yang
memotong garis nol pada
interval waktu 1/100 detik
untuk mesin dengan frekuensi 50
Hz. Tiap siklus gelombang terdiri dari setengah gelombang
positif dan setengah gelombang. Arus bolak-balik dapat
diubah menjadi arus searah dengan menggunakan pengubah arus
(rectifier).

4. PERALATAN PRAKTIKUM
1. Pesawat Las (Arus AC)
Macam-macam pesawat las ini seperti Transformator las,
pembangkit listrik motor diesel atau motor bensin.
Transformator las yang kebanyakan
digunakan di industri-industri
mempunyai kapasitas 200 sampai 500
amper. Pesawat las ini sangat banyak
dipakai karena biaya operasinya yang rendah disamping
harganya yang relatif murah. Voltase keluar dari pesawat
transformator ini antara 38 sampai 70 volt.
2. Kabel Las

Kabel las biasanya dibuat dari tembaga yang dipilin dan
dibungkus dangan karet isolasi. Yang disebut kabel las ada
tiga macam yaitu :
a. kabel elektroda
b. kabel massa
c. kabel tenaga
Kabel elektroda adalah kabel yang menghubungkan pesawat las
dengan elektroda. Kabel massa adalah kabel yang
menghubungkan pesawat las dengan benda kerja. Kabel tenaga
adalah kabel yang menghubungkan sumber tenaga atau jaringan
listrik dengan pesawat las. Kabel ini biasanya terdapat pada
pesawat las AC atau AC - DC.



3. Pemegang Elektroda
Ujung yang tidak berselaput dari elektroda dijepit dengan
pemegang elektroda. Pemegang elektroda
terdiri dari mulut penjepit dan pegangan yang dibungkus oleh
bahan penyekat. Pada waktu berhenti atau selesai mengelas,
bagian pegangan yang tidak berhubungan dengan kabel
digantungkan pada gantungan dari bahan fiber atau kayu.
4. Palu Las
Palu las digunakan untuk melepaskan dan
mengeluarkan terak las pada jalur las
dengan jalan memukulkan atau menggoreskan
pada daerah las.
5. Pelat
Pelat yang digunakan terbuat antara camparan besi dan baja.
Pelat dibuat dengan ukuran 100 mm x 90 mm.
6. Pelindung / Masker Las
Masker las maupun tabir las digunakan
untuk melindungi kulit muka dan mata dari
sinar las (sinar ultra violet dan ultra
merah) yang dapat merusak kulit maupun
mata, Sinar las yang sangat terang/kuat
itu tidak boleh dilihat dangan mata langsung sampai jarak 16
meter.
7. Sarung Tangan
Sarung tangan dibuat dari kulit atau
asbes lunak untuk memudahkan memegang
pemegang elektroda. Pada waktu mengelas
harus selalu dipakai sepasang sarung
tangan. Untuk melindungi tangan terhadap
sinar-sinar las maupun percikan-percikan logam sebaiknya
sarung tangan bersifat: fleksible (lentur), sukar terbakar,
dan bukan pengantar arus (bersifat isolasi).
8. Elektroda
Elektroda berselaput yang
dipakai pada las busur
listrik mempunyai perbedaan
komposisi selaput maupun
kawat inti. Pelapisan fluksi
pada kawat inti dapat dengah cara destrusi, semprot atau
celup. Ukuran standar diameter kawat inti dari 1,5 mm sampai
7 mm dengan panjang antara 350 sampai 450 mm. Jenis-jenis
selaput fluksi pada elektroda misalnya selulosa, kalsium
karbonat (Ca C03), kaolin, kalium oksida mangan, oksida
besi, serbuk besi, besi silikon, besi mangan dan sebagainya
dengan persentase yang berbeda-beda, untuk tiap jenis
elektroda. Tebal selaput elektroda berkisar antara 70%
sampai 50% dari diameter elektroda tergantung dari jenis
selaput. Pada waktu pengelasan, selaput elektroda ini akan
turut mencair dan menghasilkan gas CO2 yang melindungi
cairan las, busur listrik dan sebagian benda kerja terhadap
udara luar. Udara luar yang mengandung O2 dan N akan dapat
mempengaruhi sifat mekanik dari logam Ias. Cairan selaput
yang disebut terak akan terapung dan membeku melapisi
permukaan las yang masih panas.
9. Meja las
Meja las berfungsi sebagai tempat penahan bagi benda kerja
saat melakukan pengelasan.

5. PROSEDUR PENGELASAN
5.1 Tahap Persiapan
1. Mengatur besarnya arus listrik. Besar arus listrik
bergantung pada diameter elektroda, tebal pelat, jenis
elektroda, posisi pengelasan, dan polaritas. Pengaturan
dilakukan dengan memutar handel atau kenop.
2. Mengatur besarnya tegangan.
3. Menyalakan busur. Ada dua cara, apabila arus AC maka
dilakukan dengan menggoreskan elektroda pada benda kerja
(pelat), sedang pada arus DC elektroda disentuhkan.
Apabila panjang busur tepat, dihasilkan rigi-rigi las
yang halus dan baik, tembusan las yang baik, perpaduan
dengan bahan dasar baik, dan percikan teraknya halus.
4. Pengaturan gerakan elektroda. Gearkan elektroda pada
pengelasan ada tiga : (a) gerakan alur spiral, (b)
gerakan alur zig-zag, dan (c) gerakan alur segitiga.




Alur spiral
Alur Segitiga

5.2 Tahap Pengerjaan
LATIHAN 1 Menggunakan las listrik dan membuat tali las
1. Persiapan peralatan untuk melakukan pengelasan.
2. Menghidupkan pesawat las dan setel arusnya sesuai
ketentuan.
3. Taruh benda kerja (pelat) pada meja las yang terlebih
dahulu diberi tiga garis untuk latihan mengelas, lalu
pasang elektroda pada pemegang elektroda.
4. Setelah semua disiapkan, ambil pemegang elektroda dan
mulai melakukan pengelasan dengan alur spiral. Elektroda
berada pada posisi sekitar 70
0
- 80
0
arah memanjang las.
Dianjurkan satu elektroda untuk satu garis pengelasan
agar hasilnya sempurna.
5. Ulangi langkah diatas untuk garis kedua dan ketiga.
6. Setelah selesai, tunggu hingga suhu pada benda kerja
menurun dan bersihkan terak las dengan palu agar kita
dapat melihat hasil pengelasannya.

LATIHAN 2 Menggunakan las untuk menumpuk dua pelat
1. Persiapan peralatan untuk melakukan pengelasan.
2. Menghidupkan pesawat las dan setel arusnya sesuai
ketentuan.
3. Taruh benda kerja (2 pelat) pada meja las kemudian
rapatkan kedua pelat tersebut.
4. Setelah semua disiapkan, ambil pemehang elektroda dan
mulai melakukan pengelasan dengan arus spiral. Elektroda
berada pada posisi sekitar enam puluh derajat arah sikut
Alur Zig zag
tangan kita. Dianjurkan satu elektroda untuk satu garis
pengelasan agar hasilnya sempurna.
5. Pengelasan dimulai dengan
terlebih dahulu mengelas bagian
ujung atas agar pelat tidak
terpisah saat terjadi kesalahan
6. Setelah ujung-ujung pelat dilas, maka lanjutkan mengelas
pada bagian rongga yang memisahkan pelat 1 dan pelat 2.
Lakukan dengan elektroda beralih dari ujung pelat 1 ke
ujung pelat 2 antara rongga.
7. Setelah selesai, tunggu hingga suhu pada benda kerja
menurun dan bersihkan terak las dengan palu agar kita
dapat melihat hasil pengelasannya.

LATIHAN 3 Menggunakan las untuk menempelkan dua pelat
1. Persiapan peralatan untuk melakukan pengelasan.
2. Menghidupkan pesawat las dan setel arusnya sesuai
ketentuan.
3. Taruh benda kerja (2 pelat) pada meja las. Rapatkan dua
pelat tersebut namun dengan rongga yang berukuran
diameter elektroda.
4. Setelah semua disiapkan, ambil pemegang elektroda dan
mulai melakukan pengelasan dengan alur spiral. Elektroda
berada pada posisi sekitar 7
00
- 8
00
arah memanjang las.
Dianjurkan satu elektroda untuk satu garis pengelasan
agar hasilnya sempurna.
5. Pengelasan dimulai dengan
terlebih dahulu mengelas
Bagian ini
Bagian ini
bagian ujung-ujung atas
pelat.
6. Setelah ujung-ujung pelat dilas, maka lanjutkan mengelas
pada bagian rongga yang memisahkan pelat 1 dan pelat 2.
Lakukan dengan elektroda beralih dari ujung pelat 1 ke
ujung pelat 2 antara rongga.
7. Setelah selesai, tunggu hingga suhu pada benda kerja
menurun dan bersihkan terak las dengan palu agar kita
dapat melihat hasil pengelasannya.

6. KESIMPULAN
Mengelas merupakan proses penyambungan benda yang berupa
besi menggunakan media elektroda yang dibuat cair. Pengaturan
yang baik terhadap arus yang digunakan akan menghasilkan benda
kerja yang bagus, juga perlu diperhatikan kecepatan dalam
pengelasan agar tidak terlalu lambat atau terlalu cepat.
Pengelasan membutuhkan keterampilan yang tinggi, kesabaran dan
tidak bisa dilakukan dengan sembarangan.
Dari praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan
kesalahan dan cara mengatasi dari telah terlaksananya praktikum
pengelasan listrik.
a. Bentuk tali las yang tidak konstan dapat disebabkan
pemakaian arus yang tidak tepat, benda kerja yang terlalu
dekat/jauh dari elektroda, serta kecepatan gerakan elektroda
saat melakukan pengelasan.
Cara mengatasi agar kesalahan tersebut tidak terjadi yaitu
dengan menyetel arus sesuai dengan elektroda yang akan
digunakan, periksa keadaan elektroda apakah dalam keadaan
baik atau tidak, mengatur kecepatan gerakan elektroda pada
pelat saat pengelasan, serta, latihan terlebih dahulu
sebelum memulai mengelas.
b. Elektroda sukar dinyalakan saat akan memulai pengelasan
dapat disebabkan karena arus yang dipakai terlalu tinggi,
benda kerja yang tidak bersih serta elektroda tidak dalam
keadaan baik.
Cara mengatasi dengan menyetel arus dengan tepat,
membersihkan benda kerja sebelum memulai praktikum dan
memastikan kondisi elektroda yang akan dipakai.
c. Penembusan kurang (las tidak tembus) dapat disebabkan
kecepatan mengelas yang terlalu tinggi, pelat dan elektroda
terlalu jauh, serta arus yang dipasang terlalu rendah.
Cara mengatasinya yaitu dengan memperlambat kecepatan
mengelas, menyetel arus dengan tepat, dan memperkirakan
dengan baik jarak antara elektroda dengan benda kerja.


7. DAFTAR PUSTAKA
http://aditm.11.blogspot.com/2012/04/laporan-praktikum-las-
listrik.html
http:/limbongjunifer.wordpress.com/2012/02/12/laporan-hasil-
pengelasan/
www.annehira.com
id.wikipedia.org/wiki/Las
lets-belajar.blogspot.com/las-listrik/penjelasan

Anda mungkin juga menyukai