Anda di halaman 1dari 14

TUGAS 1

OPERASI PRODUKSI PANAS BUMI




Disusun Oleh :

Nama : Hasadin
NIM : 1101003
Kelas : TP NR 03/A




TEKNIK PERMINYAKAN
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI MINYAK DAN GAS BUMI
BALIKPAPAN
2014




BAB I
TEORI DELIVERABILITAS

Deliverabilitas adalah kemampuan dari suatu sumur gas untuk berproduksi, yang dinyatakan dalam
bentuk grafik (
2
R
p -p
wf
2
) vs Qsc. Uji deliverability merupakan suatu uji sumur yang umum digunakan untuk
menentukan produktivitas sumur gas. Uji ini terdiri dari tiga atau lebih aliran dengan laju alir, tekanan dan
data lain yang dicatat sebagai fungsi dari waktu. Indikator produktivitas yang diperoleh dari uji ini adalah
Absolute Open Flow Potential (AOFP), yang didefinisikan sebagai kemampuan suatu sumur gas untuk
memproduksi gas ke permukaan dengan laju alir maksimum pada tekanan alir dasar sumur (sandface)
sebesar tekanan atmosphere ( 14,7 psia). Hal ini tidak dapat diukur secara langsung tetapi dapat diperoleh
dari uji deliverability.
Pada masa awal dari tes penentuan dari deliverabilitas ini sudah dikenal persamaan empiris yang
selaras dengan hasil pengamatan. Persamaan ini menyatakan hubungan antara q
sc
terhadap p
2
pada
kondisi aliran yang stabil.
q
sc
= C(
2
R
p - p
wf
2
)
n
.................................................................(4-1)
dimana :
q
sc
= laju aliran gas Mscf/d
C = koefisien performance yang menggambarkan posisi kurva deliverabilitas yang setabil, Mscfd/psia
2

n = bilangan eksponen, merupakan inverse slope dari garis kurva deliverability yang stabil dan
mencerminkan derajat pengaruh faktor inersia-turbulensi terhadap aliran, umumnya berharga
antara 0.5-1.
atau n = tan

R
p = tekanan rata-rata reservoir, psia.
p
wf
= tekanan alir dasar sumur, psia


Gambar 4.1. Grafik Deliverabilitas
(Beggs, Dale. H; Gas Production Operations1990)
1.1 Metode Analisis Data Hasil Uji Deliverability
Analisa data hasil uji deliverability gas digunakan untuk menentukan indikator produktivitas sumur
gas, yaitu Absolute Open Flow Potential (AOFP). Untuk keperluan tersebut, ada tiga metode analisa yang
digunakan, yaitu:
1. Metode Rawlins-Schellhardt (Konvensional),
2. Metode Jones-Blount-Glaze, dan
3. Metode Laminer-Inertia Turbulence-Pseudo Pressure atau LIT ().
1.2 Metode Analisis Rawlins-Schellhardt
Pierce dan Rawlins (1929) merupakan orang pertama yang mengemukakan suatu metode uji sumur
gas untuk mengetahui kemungkinan sumur gas berproduksi dengan memberikan tekanan balik (back
pressure), sehingga dikenal pula sebagai uji back pressure. Tahun 1935, Rawlins-Schellhardt
mengembangkan suatu persamaan empiris yang menggambarkan hubungan antara laju alir dan tekanan
pada sumur gas. Hubungan tersebut dinyatakan dengan persamaan dalam bentuk pendekatan tekanan
kuadrat (square pressure), seperti berikut ini:
( )
n
2
wf
2
sc
C q p p
R
= ..
(4-2)

keterangan :
sc
q = Laju alir gas, Mscf/d.
C = Koefisien performance yang menggambarkan posisi kurva deliverability yang stabil,
Mscfd/psia
2
.
n = Bilangan eksponen, merupakan inverse slope dari garis kurva deliverability yang stabil dan
mencerminkan derajat pengaruh faktor inersia-turbulensi terhadap aliran, umumnya
berharga antara 0.5 - 1
R
p = Tekanan rata-rata reservoir, psia.
wf
p = Tekanan alir dasar sumur, psia.
Persamaan 4-5 diatas dapat juga ditulis dalam bentuk sebagai berikut:
( ) ( ) C log q log
n
1
p p log
sc
2
wf
2
R

|
.
|

\
|
= .
Harga eksponen n pada Persamaan 4-6 adalah slope 1 n = , atau:
( ) ( )
1
2
wf
2
2
2
wf
2
sc sc
log log
logq logq
n
1 2
p p p p
R R


= ..
Harga koefisien kinerja C dapat ditentukan dari persamaan berikut :
( )
n
2
wf
2
sc
q
C
p p
R

= .
Harga koefisien C juga dapat ditentukan dengan melakukan ekstrapolasi garis lurus pada
( ) 1
2
wf
2
= p p
R
dan dibaca pada harga
sc
q . Sedangkan besarnya harga AOFP adalah sama dengan harga
sc
q pada harga
wf
p sebesar 14.7 psi.
Metode Analisis Rawlins-Schellhardt kurang baik karena tidak memperhatikan faktor deviasi gas,
sehingga tidak cocok dengan real gas.
1.3 Metode Analisis J ones-Blount-Glaze
Metode plot data uji yang diperkenalkan oleh Jones dkk dapat digunakan pada sumur gas untuk
mendapatkan kinerja sumur pada masa sekarang. Metode ini digunakan untuk menentukan koefisien
turbulensi b dan koefisien laminar a. Persamaan aliran radial semi-mantap dapat ditulis dalam bentuk:
(4-5)
(4-4)
(4-3)
|
|
.
|

\
|
+
|
|
.
|

\
|
+ =

e w
2
2
sc g
12
w
e
sc g 2
wf
2
r
1
r
1
h
q T 10 x 3.161
r
r 0.472
ln
kh
Tq 1422 z
s
z
p p
R
..
keterangan:
p
r
= Tekanan rata-rata reservoir, psia.
p
wf
= Tekanan alir dasar sumur, psia.
T = Temperatur dasar sumur,
0
R.
= Viskositas gas, cp.
g
= Specific gravity gas, fraksi.
z = Faktor deviasi gas, fraksi.
k = Permeabilitas efektif, mD.
h = Ketebalan formasi produktif, ft.
= Koefisien kecepatan aliran, ft
-1
=( )
201 . 1 10
10 33 . 2 k x .
q = Laju alir gas.
r
e
= Jari-jari pengurasan, ft.
r
w
= Jari-jari sumur, ft.
s = Faktor skin, dimensionless.
Persamaan 4-9 bila dibagi dengan q
sc
akan menghasilkan:
sc
sc
2
sc
2
wf
2
q
q

q
b a
p p p
R
+ = =

.
dengan koefisien aliran laminar a adalah :
|
|
.
|

\
|
+ = s
z
a
w
e
g
r
r 0.472
ln
kh
T 1422
.
karena
e
r 1 amat kecil, maka dapat diabaikan, dan koefisisen aliran turbulen b :
(4-8)
(4-7)
(4-6)
w
2
g
12
r h
T 10 x 3.161 z
b

= .
Bila diplot antara
sc
2
q p vs q
sc
pada kertas grafik kartesian akan memberikan suatu garis lurus
dengan slope b yang menunjukkan derajat aliran turbulen di dalam sumur dan intercept a yang
menunjukkan kerusakan formasi.
Harga b akan berubah setiap waktu ketika adanya perubahan pola aliran ke dalam lubang sumur.
Efek dari perubahan ini dalam tahapan komplesi sumur dapat dievaluasi dengan membandingkan kedua
harga b:


Jika hanya panjangnya komplesi yang berubah, maka


Untuk harga b = 0, maka P/q = a atau


Harga laju produksi gas (q
sc
) dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut:
( ) ( )
b
p p b a a
R
2
4
q
5 . 0
2
wf
2 2
sc
+ +
= .

(4-10)
(4-9)

Gambar 4.5. Grafik

vs q
(Ikoku, Chi.; Natural Gas Reservoir Engineering1984)
Sedangkan besarnya harga AOFP adalah sama dengan q
sc
pada harga P
wf
sebesar 0 psi.
( ) ( )
b
p b a a
AOF
R
2
4
5 . 0
2 2
+ +
=
Metode Analisis Jones-Blount-Glaze dapat diterapkan untuk real gas, tetapi pada metode ini
dibutuhkan dua data atau lebih uji aliran yang stabil, karena untuk mendapatkan harga stabil dari koefisien
laminar a diperlukan sekurang-kurangnya dua uji aliran yang stabil.

1.4 Metode Analisis LIT
Metode LIT atau metode Eropa merupakan uji deliverability gas yang menggunakan persamaan
aliran laminar-inertial-turbulent (LIT) dalam bentuk pendekatan pseudo-pressure dengan asumsi besarnya
harga z akan tergantung pada tekanan. Metode analisa tersebut untuk kisaran harga 2000<p<4000
psia, namun demikian penggunaan metode berlaku untuk semua harga tekanan.
Bentuk kuadrat dari persamaan aliran laminar-inertia-turbulence (LIT) adalah sebagai berikut:
1. Pendekatan Tekanan (p)
2
sc 1 sc 1 wf
q q b a p p p
R
+ = =
2. Pendekatan Tekanan Kuadrat (p
2
)
(4-11)
Slope = b
Intercept = a


0
0
q
2
sc 2 sc 2
2
wf
2
q q b a p p p
R
+ = = .
3. Pendekatan Pseudo-Pressure ( )
( )
2
sc 3 sc 3 wf
q q b a
R
+ = = ..
Bagian pertama ruas kanan (a.q
sc
) dari Persamaan 4-14, 4-15, dan 4-16 menunjukkan hubungan
penurunan tekanan dalam bentuk tekanan, tekanan kuadrat, atau pseudo-pressure yang disebabkan oleh
pengaruh aliran laminar dan kondisi lubang sumur. Sedangkan bagian keduanya (b.q
sc
2
) merupakan
hubungan penurunan tekanan yang disebabkan oleh aliran inertial-turbulence.
Karena analisa pseudo-pressure dianggap lebih teliti dan dapat digunakan pada semua kisaran
tekanan reservoir, bila dibandingkan dengan analisa pendekatan tekanan (p) atau analisa pendekatan
tekanan kuadrat (p
2
), maka pendekatan LIT menggunakan pseudo-pressure dan untuk selanjutnya disebut
sebagai pendekatan LIT ( ) .
Dari Persamaan 4-16, plot antara ( )
2
sc
q b vs q
sc
pada kertas grafik log-log akan memberikan
garis lurus. Kurva ini merupakan garis deliverability yang stabil, dimana harga a
3
dan b
3
dapat dicari dari
persamaan berikut ini:
( )


=
sc sc
2
sc
sc
2
sc sc
3
q q q N
q q q
a
( )

=
sc sc
2
sc
sc sc
3
q q q N
q q N
b
Dimana N = banyaknya poin-poin data.
(4-15)
(4-14)
(4-13)
(4-12)

Gambar 4.6. Plot Uji Deliverability-Metode Eropa
(Ikoku, Chi.; Natural Gas Reservoir Engineering1984)
Harga laju produksi gas dapat dihitung dengan menggunakan penyelesaian persamaan kudrat
berikut ini untuk berbagai harga :
( )
3
0.5
3
2
3 3
2
4
q
b
b a a A + +
= ..
Sedangkan besarnya AOFP sama dengan q
sc
pada harga sebesar 0 psi.
Metode Analisis LIT analisa dianggap lebih teliti karena menggunakan pseudo-pressure dan dapat
digunakan pada semua kisaran tekanan reservoir, bila dibandingkan dengan analisa pendekatan tekanan
(p) atau analisa pendekatan tekanan kuadrat (p
2
). Metode ini dapat digunakan pada kondisi real gas dan
hanya membutuhkan satu data uji aliran stabil.


(4-16)
BAB II
METODE ESTIMASI POTENSI ENERGI PANAS BUMI

Ada beberapa metode di dalam mengestimasi besarnya potensi energi panas bumi. Metode
yang paling umum digunakan adalah metode perbandingan dan volumetrik. Metode perbandingan
merupakan metode yang khusus digunakan untuk estimasi potensi sumber daya spekulatif dengan
cara statistik sederhana, sedangkan metode volumetrik adalah estimasi potensi energi panas bumi
pada kelas sumber daya hipotesis sampai dengan cadangan terbukti.

Adapun dua model pendekatan yang dapat digunakan dalam metode volumetrik, yaitu :
1. Model pendekatan dengan menganggap parameter-parameter reservoarnya seragam (lumped
parameter model).
2. Model pendekatan dengan menganggap parameter-parameter reservoarnya heterogen
(distributed parameter model) yang digunakan dalam metoda simulasi reservoar . Metode
simulasi reservoar digunakan untuk membantu estimasi potensi cadangan terbukti pada
panas bumi yang sudah mempunyai sumur telah berproduksi.

2.1 Metode Perbandingan
2.1.1 Prinsip Metode Perbandingan

Prinsip dasar metode perbandingan adalah menyetarakan besar potensi energi suatu daerah panas
bumi baru (belum diketahui potensinya) dengan lapangan lain (diketahui potensinya) yang memiliki
kemiripan kondisi geologinya. Besarnya potensi energi suatu daerah prospek panas bumi dapat
diperkirakan dengan cara sebagai berikut :

Hel = A x Qel

Dimana :
Hel = Besarnya sumber daya (MWe)
A = Luas daerah prospek panas bumi (km2)
Qel = Daya listrik yang dapat dibangkitkan persatuan luas (MWe/km2)

Luas prospek pada tahapan ini dapat diperkirakan dari penyebaran manifestasi permukaan dan
pelamparan struktur geologinya secara global. Asumsi besarnya daya listrik yang dapat
dibangkitkan persatuan luas (km2)


2.1.2 Penerapan Metode Perbandingan

Metode ini digunakan untuk mengestimasi besarnya potensi energi sumber daya panas bumi kelas
spekulatif dengan persyaratan bahwa penyelidikan ilmu kebumian yang dilakukan baru sampai
padatahap penyelidikan penyebaran manifestasi permukaan dan pelamparan struktur geologinya
secara global (permulaan eksplorasi). Pada tahap ini belum ada data yang dapat dipergunakan untuk
mengestimasi besarnya sumber daya dengan menggunakan metode lain (secara matematis atau
numerik). Oleh karena itu potensi energi sumber daya panas bumi diperkirakan berdasarkan potensi
lapangan lain yang memiliki kemiripan kondisi geologi.






2.2 Metode Volumetrik
2.2.1 Prinsip Metode Volumetrik

Prinsip dasar metode volumetrik adalah menganggap reservoar panas bumi sebagai suatu bentuk
kotak yang volumenya dapat dihitung dengan mengalikan luas sebaran dan ketebalannya. Dalam
metoda volumetrik besarnya potensi energi sumber daya atau cadangan diperkirakan berdasarkan
kandungan energi panas di dalam reservoar. Kandungan energi panas di dalam reservoar adalah
jumlah keseluruhan dari kandungan panas di dalam batuan dan fluida.


2.2.2. Penerapan Metode Volumetrik

Metode volumetrik digunakan pada kelas sumberdaya hipotetis sampai dengan terbukti Beberapa
asumsi dibutuhkan untuk estimasi kesetaraan energi panas dengan energi listrik


2.2.2.1 Persamaan dasar

Kandungan panas yang terdapat di dalam reservoar adalah :

He = A h {(1-) r cr T + (L UL SL + vUvSv)}

Dimana :
He = Kandungan energi panas (kJ)
A = Luas area panas bumi (m2)
h = Tabel reservoar (m)
T = Temperatur reservoar (oC)
SL = Saturasi air (fraksi)
Sv = Saturasi uap (fraksi)
UL = Energi dalam air (kJ/kg)
Uv = Energi dalam uap (kJ/kg)
= Porositas batuan reservoar (fraksi)
Cr = kapasitas panas batuan (kJ/kgoC)
r = density batuan (kg/m3)
L = density air (kg/m3)
v = density uap (kg/m3)


2.2.2.2 Prosedur Perhitungan

Estimasi potensi energi panas bumi metode volumetrik dapat dilakukan dengan prosedur sebagai
berikut :
1. Menghitung kandungan energi di dalam reservoar pada keadaan awal (Ti) :

Hei = A h {(1 - ) r cr Ti + (L UL SL + v Uv Sv)i}

2. Menghitung kandungan energi dalam reservoar pada keadaan akhir (Tf) :

Hef = A h {(1 - ) r cr Tf + (L UL SL + v Uv Sv)f}

3. Menghitung maximum energi yang dapat dimanfaatkan (sumber daya) :
Hth = Hei Hef
4. Menghitung energi panas yang pada kenyataannya dapat diambil (cadangan panas bumi).
Apabila cadangan dinyatakan dalam satuan kJ, maka besarnya cadangan ditentukan sebagai
berikut :
Hde = Rf . Hth

Apabila cadangan dinyatakan dalam satuan MWth, maka besarnya cadangan ditentukan
sebagai berikut :

Hre = Hde
t x 365 x 24 x 3600 x 1000

5. Menghitung besarnya potensi listrik panas bumi yaitu besarnya energi listrik yang dapat
dibangkitkan selama periode waktu t tahun (dalam satuan MWe)

Hde
t x 365 x 24 x 3600 x 1000

Dimana :
Ti = temperature reservoar pada keadaan awal, oC
Tf = temperature reservoar pada keadaan awal, oC
Hei = Kandungan energi dalam batuan dan fluida pada keadaan awal, kJ
Hef = Kandungan energi dalam batuan dan fluida pada keadaan akhir, kJ
Hth = energi panas bumi maksimum yang dapat dimanfaatkan, kJ
Hel = Hde = energi panas bumi maksimum yang dapat diambil ke permukaan (cadangan
panas bumi), kJ
Hre = energi panas bumi maksimum yang dapat diambil ke permukaan selama perioda
waktu tertentu (cadangan panas bumi), MWth
Hel = potensi listrik panas bumi, MWe
Rf = faktor perolehan, fraksi
t = lama waktu (umur) pembangkit listrik, tahun
= faktor konversi listrik, fraksi


BAB III
POTENSI SUMUR PANAS BUMI

Anda mungkin juga menyukai