Anda di halaman 1dari 2

Achmad Fauzi

1206238135
Teknik kimia UI 2012
@fauziUI

Hilangkan Ketergantungan Terhadap Minyak Bumi

Indonesia yang dulu dikenal sebagai salah satu penghasil minyak terbesar didunia dan
bahkan tergabung dalam Organization of Oil Exporting Countries (OPEC) kini telah bertransformasi
menjadi negara importir minyak. Sejak tahun 2008, Indonesia telah keluar dari organisasi
internasional tersebut. Penurunan produksi minyak dan peningkatan kebutuhan minyak dalam
negeri memaksa Indonesia melakukan kegiatan importir minyak dari negara lain. Hal ini telah
menciptakan kekhawatiran luas di masyarakat. Mereka mulai tidak percaya akan tingkat
kemampuan pemerintah dalam menjaga ketersediaan energi untuk kebutuhan dimasa depan. Hal ini
diperparah dengan tidak adanya peningkatan produksi yang signifikan pada aspek energi yang
berasal dari sumber daya alam jenis lain. Dengan kondisi seperti ini sungguh ketahanan energi
nasional kita sangatlah lemah karena sangat bergantung pada minyak bumi.
Jika dicermati lebih dalam tenyata cadangan terbukti minyak bumi pada tahun 2002 sekitar
5 miliar barel dan dengan tingkat produksi minyak saat ini sekitar 500 juta barel, cadangan tersebut
akan habis dalam 10 tahun mendatang. Cadangan terbukti gas bumi sekitar 90 TSCF dengan tingkat
produksi tahun 2002 sebesar 3 TCF maka cadangan tersebut akan habis dalam 30 tahun. Cadangan
terbukti batubara sekitar 5 miliar ton dengan tingkat produksi tahun 2002 sekitar 100 juta ton akan
dapat digunakan selama 50 tahun. Cadangan terbukti panas bumi sebesar 2300 MW yang saat ini
baru dimanfaatkan sebesar 800 MW.
Untuk mengatasi berbagai masalah yang timbul akibat penurunan produksi pada sektor
minyak dan mempertahankan ketersediaan energi jangka panjang, pemerintah telah menciptakan
kebijakan yang meyangkut target pencampuran energi untuk tahun 2025 (energi mix 2025). Pada
kebijakan ini diharapkan pada tahun 2025 Indonesia mampu mengurangi ketergantungan terhadap
minyak dari 52 % (tahun 2006) hingga menjadi sekitar 20 % serta mampu meningkatkan produksi gas
bumi dari 29 % (tahun 2006) menjadi kurang lebih 30 %. Dan juga peningkatan produksi batu bara
dari 15% (tahun 2006) menjadi 33%.


Kebijakan yang telah dibuat ini tentunya tidak dapat berjalan sesuai dengan target apabila
hanya dijalankan oleh pemerintah. Hal ini memerlukan kerjasama dari berbagai pihak terutama
lembaga pengelola sumber daya alam minyak dan gas sebagai objek dari kebijakan ini.

Anda mungkin juga menyukai