Anda di halaman 1dari 37

1

1 PENDAHULUAN PENDAHULUAN
1.1. 1.1. LATAR BELAKANG LATAR BELAKANG
Kawasan pulau-pulau kecil memiliki potensi sumberdaya alam dan
jasa lingkungan yang tinggi dan dapat dijadikan sebagai modal dasar
pelaksanaan pembangunan Indonesia di masa yang akan datang. Kawasan
ini menyediakan sumberdaya alam yang produktif seperti terumbu karang,
padang lamun (seagrass), hutan mangrove, perikanan dan kawasan
konservasi. ulau-pulau kecil juga memberikan jasa lingkungan yang tinggi
besar karena keindahan alam yang dimilikinya yang dapat menggerakkan
industri pariwisata bahari. !ilain pihak, pemanfaatan potensi pulau-pulau
kecil masih belum optimal akibat perhatian dan kebijakan pemerintah
selama ini yang lebih berorientasi ke darat.
engembangan kawasan pulau-pulau kecil merupakan suatu proses
yang akan membawa suatu perubahan pada ekosistemnya. erubahan-
perubahan tersebut akan membawa pengaruh pada lingkungan hidup.
"emakin tinggi intensitas pengelolaan dan pembangunan yang
dilaksanakan berarti semakin tinggi pula tingkat pemanfaatan sumberdaya,
maka semakin tinggi pula dan perubahan-perubahan lingkungan yang akan
terjadi di kawasan pulau- pulau kecil.
Kegiatan pengelolaan pulau-pulau kecil menghadapi berbagai
ancaman baik dari aspek ekologi yaitu terjadinya penurunan kualitas
lingkungan, seperti pencemaran, perusakan ekosistem dan penangkapan
ikan yang berlebihan (overfshing) maupun dari aspek sosial yaitu
rendahnya aksessibilitas dan kurangnya penerimaan masyarakat lokal.
#leh karena itu, di dalam mengantisipasi perubahan-perubahan dan
ancaman-ancaman tersebut, maka pengelolaan pulau-pulau kecil harus
dilakukan secara komprehensif dan terpadu. Kebijakan dan "trategi
$asional (%akstranas) pengelolaan pulau-pulau kecil diharapkan dapat
berfungsi sebagai referensi nasional (national reference) atau pedoman
bagi kegiatan lintas sektor baik pusat maupun daerah dalam
mengembangkan dan memanfaatkan pulau-pulau kecil. "ampai saat ini
belum ada referensi yang integratif dan disepakati secara nasional sebagai
dasar kebijakan dan strategi pengelolaan pulau-pulau kecil, sehingga
menyebabkan upaya pengelolaan pulau-pulau kecil belum optimal.
!alam mengembangkan kerjasama lintas sektor pusat dan daerah,
masyarakat dan swasta&dunia usaha, maka %akstranas menjadi acuan
dalam penyusunan rencana strategis, rencana tata ruang dan 'ona,
rencana pengelolaan, rencana aksi dan rencana bisnis.
1.2. 1.2. RUANG LINGKUP RUANG LINGKUP
!alam rangka pengelolaan pulau-pulau kecil maka diperlukan suatu
landasan yang kuat dan terpadu sebagai pedoman atau panduan bagi
pemangku kepentingan dalam mengembangkan pulau-pulau kecil.
(andasan tersebut haruslah merupakan kebijakan dan strategi nasional,
sehingga dapat diadopsi dan dilaksanakan baik oleh kalangan
pemerintah, masyarakat maupun swasta&dunia usaha. (andasan tersebut
menjadi sangat strategis mengingat peraturan perundangan yang khusus
tentang pengelolaan pulau-pulau kecil belum tersedia.
1
ada dasarnya kebijakan dan strategi nasional diarahkan untuk
dapat menjawab berbagai isu dan permasalahan dalam pengelolaan
pulau-pulau kecil di Indonesia seperti keterbatasan sarana dan prasarana
wilayah, keterbatasan ketersediaan dana pembangunan, kon)ik antarpihak
dan lain lain.
!okumen kebijakan dan strategi nasional pengelolaan pulau-pulau
kecil ini tidak menyajikan jenis-jenis pengelolaan pulau-pulau kecil yang
spesi*k termasuk rincian kegiatannya karena hal tersebut merupakan
putusan yang harus diambil daerah disesuaikan dengan situasi, kondisi dan
karakteristik pulau-pulau kecil bersangkutan. !okumen ini lebih diarahkan
kepada para pemegang kebijakan di daerah agar dapat mengelola pulau-
pulau kecil di wilayahnya sesuai dengan peruntukannya dengan
memperhatikan kepentingan daerah, regional dan nasional sehingga
pengelolaannya berkelanjutan dan menimbulkan dampak positif
terhadapsecara aspek sosial, ekonomi, sosial, budaya maupun dan
ekologilingkungan.
1.3. 1.3. TUJUAN TUJUAN DAN SASARAN DAN SASARAN PENYUSUNAN JAKSTRANAS PENYUSUNAN JAKSTRANAS
+ujuan dan sasaran penyusunan %akstranas pengelolaan pulau-pulau
kecil adalah menyediakan pedoman&panduan dan acuan&referensi bagi
pemangku kepentingan (stakeholders) yaitu , pemerintah, masyarakat, dan
swasta&dunia usaha dalam penyusunan rencana strategis, rencana tata
ruang dan 'ona, rencana pengelolaan, rencana aksi dan rencana bisnis
untuk mencapai tujuan nasional dalam pengelolaan pulau-pulau kecil.
1
"asaran penyusunan %akstranas ini adalah tersedianya
pedoman&panduan dan acuan&referensi bagi pemangku kepentingan dalam
penyusunan rencana strategis, rencana tata ruang dan 'ona, rencana
pengelolaan, rencana aksi dan rencana bisnis dalam pengelolaan pulau-
pulau kecil secara nasional.
2
2 GAMBARAN STRATEGIS GAMBARAN STRATEGIS
PULAU-PULAU KECIL PULAU-PULAU KECIL
2.1. PENGERTIAN UMUM PULAU-PULAU KECIL
ulau-pulau kecil dide*nisikan berdasarkan dua kriteria utama yaitu
luasan pulau dan jumlah penduduk yang menghuninya. !e*nisi pulau-
pulau kecil yang dianut secara nasional sesuai dengan Kep. -enteri
Kelautan dan erikanan $o. ./&0111 %o Kep. -enteri Kelautan dan
erikanan $o. 23&0110 adalah pulau yang berukuran kurang atau sama
dengan /1.111 km
0 ,
dengan jumlah penduduk kurang atau sama dengan
011.111 jiwa. !i samping kriteria utama tersebut, beberapa karakteristik
pulau-pulau kecil adalah secara ekologis terpisah dari pulau induknya
(mainland island), memiliki batas *sik yang jelas dan terpencil dari habitat
pulau induk, sehingga bersifat insular4 mempunyai sejumlah besar jenis
endemik dan keanekaragaman yang tipikal dan bernilai tinggi4 tidak
mampu mempengaruhi hidroklimat4 memiliki daerah tangkapan air
(catchment area) relatif kecil sehingga sebagian besar aliran air
permukaan dan sedimen masuk ke laut serta dari segi sosial, ekonomi dan
budaya masyarakat pulau-pulau kecil bersifat khas dibandingkan dengan
pulau induknya.
5erdasarkan tipenya, pulau-pulau kecil dibedakan menjadi pulau
benua, pulau vulkanik dan pulau karang. -asing-masing tipe pulau
tersebut memiliki kondisi lingkungan bio*sik yang khas, sehingga perlu
menjadi pertimbangan dalam kajian dan penentuan pengelolaannya agar
berkelanjutan. 6al ini akan berpengaruh pula terhadap pola permukiman
yang berkembang di pulau-pulau kecil berdasarkan aktivitas yang sesuai
dengan kondisi lingkungan bio*sik tersebut. -isalnya tipologi pulau kecil
tersebut lebih dominan ke arah pengembangan budidaya perikanan, maka
kemungkinan besar pola permukiman yang berkembang adalah
masyarakat nelayan.
2.2. POTENSI PULAU-PULAU KECIL
Kawasan pulau-pulau kecil memiliki potensi pembangunan yang cukup
besar karena didukung oleh letaknya yang strategis dari aspek ekonomi ,
maupun pertahanan dan keamanan serta adanya ekosistem khas tropis
dengan produktivitas hayati tinggi yaitu terumbu karang (coral reef),
padang lamun (seagrass), dan hutan bakau (mangrove). Ketiga ekosistem
tersebut saling berinteraksi dalam berbagai bentuk yaitubaik secara *sik,
maupun dalam bentuk bahan organik terlarut, bahan organik partikel,
migrasi fauna, dan aktivitasdampak manusia.
3
2.2.1. Potens S!"#e$%&'& H&'&t P!(&!-)!(&! Ke*(
Te$!"#! +&$&n,
+erumbu karang terbentuk dari endapan-endapan massif kalsium
karbonat (7a7#8), yang dihasilkan oleh organisme karang pembentuk
terumbu (karang hermatipik) dari *lum Cnidaria, #rdo Scleractinia
yang hidup bersimbiose dengan alga bersel satu Zooxanthellae, dan
sedikit tambahan dari algae berkapur serta organisme lain yang
mensekresi kalsium karbonat.
-anfaat yang terkandung dalam terumbu karang sangat besar
dan beragam. -enurut "awyer (/998) dan 7esar (/992) jenis manfaat
yang terkandung dalam terumbu karang dapat diidenti*kasi menjadi
dua, yaitu manfaat langsung yaitu sebagai habitat bagi sumberdaya
ikan (tempat mencari makan, memijah dan asuhan), batu karang,
pariwisata, wahana penelitian dan pemanfaatan biota perairan
lainnya dan manfaat tidak langsung seperti fungsi terumbu karang
sebagai penahan abrasi pantai, keanekaragaman hayati dan lain
sebagainya.
+erumbu karang dapat menjadi sumber devisa yang diperoleh
dari penyelam dan kegiatan wisata bahari lainnya. 5ahkan dewasa ini
berbagai jenis biota yang hidup pada ekosistem terumbu karang
ternyata banyak mengandung senyawa bioaktif sebagai bahan obat-
obatan, makanan dan kosmetika. "elain itu terumbu karang juga
menjadi daya tarik tersendiri dan menjadi perhatian bagi para ahli,
mahasiswa, perusahaan farmasi sebagai obyek penelitian.
:kosistem terumbu karang banyak menyumbangkan berbagai
biota laut seperti ikan, karang, moluska dan krustasea bagi
masyarakat di kawasan pesisir, dan bersama ekosistem pantai lainnya
menyediakan makanan dan menjadi tempat berpijah bagi berbagai
jenis biota laut yang bernilai ekonomi tinggi.
!i kawasan pulau-pulau kecil, banyak dijumpai karang dari
berbagai jenis yang terdapat pada rataan terumbu dengan tipe tepi
(fringing reef), sedangkan di kawasan Indonesia bagian timur sering
dijumpai terumbu karang dengan tipe terumbu cincin (atoll).
P&%&n, L&"!n -Seagrass.
(amun merupakan satu-satunya tumbuhan berbunga
(;ngiospermae) yang memiliki rhi'oma, daun dan akar sejati yang
hidup terendam di dalam laut. (amun mengkolonisasi suatu daerah
melalui penyebaran buah (propagule) yang dihasilkan secara se<ual
(dioecious). (amun umumnya membentuk padang lamun yang luas di
dasar laut yang masih dapat dijangkau oleh cahaya matahari untuk
mendukung pertumbuhannya, biasanya hidup diperairan yang
dangkal dan jernih pada kedalaman berkisar antara 0-/0 meter,
dengan sirkulasi air yang baik. "ubstrat (lumpur-berpasir merupakan
substrat yang paling disukai oleh lamun dan berada diantara
ekosistem mangrove dan terumbu karang.
"ecara ekologis, padang lamun mempunyai beberapa fungsi
penting bagi wilayah pulau-pulau kecil yaitu sebagai produsen detritus
dan 'at hara4 mengikat sedimen dan menstabilkan substrat yang
lunak dengan sistem perakaran yang padat dan saling menyilang4
sebagai tempat berlindung, mencari makan, tumbuh besar, dan
memijah bagi beberapa jenis biota laut, terutama yang melewati masa
4
dewasanya di lingkungan ini4 serta sebagai tudung pelindung yang
melindungi penghuni padang lamun dari sengatan matahari. !i
samping itu, padang lamun juga dapat dimanfaatkan sebagai tempat
kegiatan budidaya laut berbagai jenis ikan, kerang-kerangan dan
tiram, tempat rekreasi dan sumber pupuk hijau.
!i kawasan pulau-pulau kecil banyak dijumpai lamun dari jenis
Enhalus dan Thalassia, karena di kawasan ini kandungan sedimen
organiknya relatif rendah dan didominasi oleh substrat pasir.
H!t&n M&n,$o/e
6utan mangrove mempunyai fungsi ekologis sebagai penyedia
nutrien bagi biota perairan, tempat pemijahan dan asuhan bagi
berbagai macam biota, penahan abrasi, amukan angin, taufan dan
tsunami, penyerap limbah, pencegah intrusi air laut, dan lain
sebagainya., s"edangkan secara ekonomis berfungsi sebagai
penyedia kayu, bahan baku obat-obatan dan lain-lain. !isamping itu,
ekosistem hutan mangrove juga memberikan manfaat tidak langsung,
terutama sebagai habitat bagi bermacam-macam binatang seperti
binatang laut (udang, kepiting, dan beberapa jenis ikan), dan binatang
melata lainnya.
!i kawasan pulau-pulau kecil jenis mangrove yang banyak
ditemukan adalah jenis Avicennia, karena wilayah pulau-pulau Kkecil
merupakan daerah yang ketersediaan air tawarnya terbatas, pasokan
sedimen (bahan organiknya) relatif rendah dan memiliki substrat
pasir.
2.2.2. S!"#e$%&'& Pe$+&n&n
"ecara ekologis, pulau-pulau kecil di daerah tropis dan sub-tropis
sangat berasosiasi dengan terumbu karang. !engan demikian di
kawasan ini memiliki spesies-spesies yang menggunakan karang
sebagai habitatnya yaitu ikan ekonomis penting seperti kerapu,
napoleon, kima raksasa (Tridacna gigas), teripang dan lain-lain
sehingga komoditas seperti ini dapat dikatakan sebagai komoditas
spesi*k pulau kecil. 7iri utama komoditas tersebut adalah memiliki
sifat penyebaran yang bergantung pada terumbu karang sehingga
keberlanjutan stoknya dipengaruhi oleh kesehatan karang.
2.2.3. Potens S!"#e$%&'& N$ H&'&t
Pe$t&"#&n,&n
;ktivitas pertambangan banyak dilakukan di negara-negara pulau
kecil di dunia maupun di Indonesia pada propinsi-propinsi tertentu.
!alam pemanfaatan potensi mineral di kawasan pulau-pulau kecil
harus dilakukan dengan perencanaan yang ketat dan dilakukan secara
berkelanjutan sesuai peraturan perundangan yang berlaku. "truktur
batuan dan geologi pulau-pulau kecil di Indonesia adalah struktur
batuan tua yang diperkirakan mengandung deposit bahan-bahan
tambang&mineral penting seperti emas, mangan, nikel dan lain-lain.
5eberapa aktivitas pertambangan baik pada tahap penyelidikan
umum, eksplorasi maupun eksploitasi di pulau-pulau kecil antara lain ,
5
timah di . Kundur, . Karimun (=iau)4 nikel di . >ag (apua), . >ebe
(-aluku ?tara), . akal (-aluku)4 batubara di . (aut, . "ebuku
(Kealsel)4 emas di . @etar, . 6aruku (-aluku) dan migas di . $atuna
(=iau).di pulau-pulau kecil misalnya granit (. Karimun&=iau), +imah
(. ;nambas & =iau, . "ingkep&=iau), 5auksit (. 5intan&=iau), $ikel (.
>ag&apua, . >ebe&-aluku ?tara), :mas (. $atuna&=iau, .
6aruku&-aluku), 5atubara (. +arakan&Kaltim, . "ebuku& Kalsel) dan
lain lain.
Ene$, Ke(&!t&n
!engan luas wilayah laut yang lebih besar dibandingkan darat
maka potensi energi kelautan memiliki prospek yang baik sebagai
energi alternatif untuk mengantisipasi berkurangnya minyak bumi,
($>, batubara, dan lain-lain sepanjang kemampuan negara diarahkan
untuk pemanfaatannya. "umberdaya kelautan yang mungkin
digunakan untuk pengelolaan pulau-pulau kecil adalah Konversi
:nergi anas "amudera&Ocean Thermal Energy Conversion (#+:7),
anas 5umi (eothermal), #mbak dan asang "urut.
2.2.0. J&s&-1&s& Ln,+!n,&n
ulau-pulau kecil juga memberikan jasa-jasa lingkungan yang
tinggi nilai ekonomisnya yaitu sebagai kawasan berlangsungnya
kegiatan kepariwisataan, media komunikasi, kawasan rekreasi,
konservasi dan jenis pemanfaatan lainnya! %enis-jenis pariwisata yang
dapat dikembangkan di kawasan pulau-pulau kecil adalah ,
2s&t& B&3&$
Kawasan pulau-pulau kecil sangat memungkinkan memiliki
potensimerupakan aset wisata bahari yang sangat besar bila ditinjau
dari segiyang didukung oleh potensi geologis dan , karaktersistik
pulau-pulau kecilyang mempunyai hubungan yang sangat dekat
dengan terumbu karang (Coral "eef), khususnya hard corals.
!isamping itu, kondisi pulau-pulau kecil yang tidak berpenghuni,
secara logika akan memberikan kualitas keindahan dan keaslian dari
#io$diversity yang dimilikinya.
5erdasarkan rating yang dilakukan oleh lembaga kepariwisataan
internasional, beberapa kawasan di Indonesia dengan sumberdaya
yang dimilikinya mempunyai rating tertinggi bila ditinjau dari segi
daya tarik wisata bahari dibandingkan dengan kawasan-kawasan lain
di dunia. 5eberapa kawasan wisata bahari yang sangat sukses di
dunia antara lain adalah kawasan reat %arrier "eef, kawasan negara-
negara di Karibia, seperti 5ahama, Kawasan asi*k seperti 6awai,
serta Kawasan -editterranean. 5elajar dari pengalaman di kawasan
tersebut, ternyata negara-negara tersebut merupakan A$egara ulau-
pulau Kecil (Small &slands State)B, kecuali di reat %arrier "eef dan
-editterranea.
"ebagian besar pulau-pulau kecil di Indonesia memiliki potensi
wisata bahari yang cukup potensial. 5eberapa diantaranya telah
dikembangkan sebagai daerah tujuan wisata bahari seperti +aman
$asional (+$) +aka 5one =ate ("ulsel), +$ +eluk 7endrawasih, +$ Kep.
@akatobi ("ultra), +aman @isata ;lam (+@;) Kep. Kapoposang
6
("ulsel), +@; +ujuh 5elas ulau ($++), +@; >ili -eno, ;yer, +rawangan
($+5), +@; . "angiang (%abar), dan lain-lain.
2s&t& Te$est$&(
ulau-pulau kecil mempunyai potensi wisata terestrial yaitu
wisata yang merupakan satu kesatuan dengan potensi wisata
perairan laut. @isata terrestrial di pulau-pulau kecil misalnya +$
Komodo ($++), sebagai lokasi "itus @arisan !unia ('orld (erritage
Site ("itus @arisan !unia) merupakan kawasan yang memiliki potensi
darat dengan potensisebagai habitat komodo, serta potensi keindahan
perairan lautnya di . =inca dan . Komodo. 7ontoh lain adalah . "elain
itu, ulau -oyo yang berstatus yang terletak di $+5 sebagai +aman
5uru (+5), ulau -oyo (terrestrial) di $usa +enggara 5arat, misalnya,
merupakan kawasan pulau kecil yang dijadikan sebagai kawasan
wisata terrestrial karena mempunyaidengan kawasan hutan yang
masih asri untuk, wisata berburu dan wisata bahari (diving). Kondisi
ulau -oyo tersebut dimanfaatkan oleh para pengusaha pariwisata
sebagai kawasan A:kowisata +errestrialB. !ikawasan tersebut terdapat
resort yang tarifnya relatif sangat mahal, berkisar ?" C/D1E0D1 per
malam. F dengan fasilitas resort yang ditawarkan berupa tenda-tenda,
sehingga merupakan Awisata cam)ingB yang dikemas secara
mewahekslusif. aket wisata di Kawasan ulau -oyo ini sudah sangat
terkenal di mancanegara sehingga dapat memberikan devisa bagi
negara.
2s&t& K!(t!$&(
ulau-pulau kecil merupakan suatu prototipe konkrit dari suatu
unit kesatuan utuh dari sebuah ekosistem yang terkecil. "alahsatu
komponennya yang sangat signi*kan adalah komponen masyarakat
lokal. -asyarakat ini sudah lama sekali berinteraksi dengan ekosistem
pulau kecil, sehingga secara realitas di lapangan, masyarakat pulau-
pulau kecil tentunya mempunyai budaya dan kearifan tradisional
(local *isdom) tersendiri. 5udaya dan kearifan tradisional tersebut
mempunyaiyang merupakan nilai komoditas wisata yang tinggi.
Kawasan yang dapat dijadikan sebagai obyek wisata kultural,
misalnya, di ulau (embata. -asyarakat suku (amalera di ulau
(embata mempunyai budaya heroik A5erburu aus secara tradisionalB
(traditional *hales hunter). Kegiatan berburu paus secara tradisional
tersebut dilakukan setelah melalui ritual-ritual budaya yang sangat
khas, yang hanya di miliki oleh suku (amalera tersebut. Keunikan
budaya dan kearifan tradisional tersebut, menjadi daya tarik bagi para
wisatawan.
2.3. ARTI PENTING PULAU-PULAU KECIL
2.3.1.4!n,s Pe$t&3&n&n %&n Ke&"&n&n
!ari sudut pertahanan dan keamanan, pulau-pulau kecil
terutama di perbatasan memiliki arti penting sebagai pintu gerbang
keluar masuknya aliran orang dan barang misalnya di "abang, "ebatik
dan 5atam yang juga rawan terhadap penyelundupan barang-barang
ilegal, narkotika, senjata, dan obat-obatan terlarang. "ebanyak 90
buah pulau kecil terletak di perbatasan dengan negara lain ini yang
7
berarti bahwa pulau-pulau kecil tersebut memiliki arti penting sebagai
garda depan dalam menjaga dan melindungi keutuhan $K=I. dari
okupasi negara lain.
2.3.2.4!n,s E+ono"
@ilayah pulau-pulau kecil memiliki peluang yang besar untuk
dikembangkan sebagai wilayah bisnis-bisnis potensial yang berbasis
pada sumberdaya (resource #ased industriy) seperti industri
perikanan, pariwisata, jasa transportasi, industri olahan dan industri-
industri lainnya yang ramah lingkungan. !i samping itu, pulau-pulau
kecil juga dapat dimanfaatkan dan dikembangkan sebagai pendukung
pertumbuhan kawasanwilayah.
2.3.3.4!n,s E+o(o,
"ecara ekologis, ekosistem pesisir dan laut pulau-pulau kecil
berfungsi sebagai pengatur iklim global, siklus hidrologi dan bio-
geokimia, penyerap limbah, sumber plasma nutfah, sumber energi
alternatif, dan sistem penunjang kehidupan lainnya. 6al ini terkait erat
dengan potensi&karakteristik penting pulau-pulau kecil, yaitu ,
mengandungyang merupakan habitat dan ekosistem (terumbu
karang, lamun, mangrove) yang menyediakan barang (ikan, minyak,
mineral logam) dan jasa lingkungan (penahan ombak, wisata bahari)
bagi masyarakat.
2.0. ISU-ISU PENGELOLAAN PULAU-PULAU KECIL
engelolaan pulau-pulau kecil perlu mempertimbangkan isu-isu yang
sedang berkembang baik dari segi politik, pertahanan, keamanan,
lingkungan, maupun sosial, ekonomi dan budaya.
2.0.1. Is! G(o#&(
5eberapa Konvensi Internasional menjadi dasar dalam
pengelolaan pulau-pulau kecil seperti konvensi yang berkaitan dengan
perlindungan spesies tertentu, penetapan kawasan terlarang dan&atau
kawasan terbatas, emisi senyawa kimia yang dapat menimbulkan
iklim global, hukum pengendalian pencemaran akibat angkutan di laut
dan lain lain.
6asil-hasil K++ 5umi pada tahun /990 di =io de %aneiro, 5ra'il
telah menghasilkan beberapa dokumen penting antara lain 4 rinsip-
prinsip =io, Konvensi erubahan Iklim dan Konvensi Keanekaragaman
6ayati, rinsip-prinsip Kehutanan, dan ;genda 0/. ertemuan 'orld
Summit on Sustaina#le +evelo)ment (@""!) yang diprakarsai oleh
55 juga menghasilkan dokumen-dokumen penting yang menjadi
dasar dan panduan upaya bersama masyarakat dunia menjalankan
pembangunan yang berkelanjutan.
8
!alam "idang Khusus -ajelis ?mum 55 ke-00 tahun /999 yang
membahas pelaksanaan rogram ;ksi 5arbados mengenai
embangunan 5erkelanjutan di $egara-negara 5erkembang
Kepulauan Kecil ("I!"), telah menghasilkan State of ,rogress and
initiatives for the -uture &m)lementation of the ,rogramme of Action
for Sustaina#le +evelo)ment of Small &sland +evelo)ing States, untuk
jangka waktu D tahun (/999-011.). 5eberapa masalah prioritas yang
membutuhkan perhatian khusus yaitu , a) perubahan iklim dan
naiknya permukaan air laut, b) bencana alam dan kerusakan
lingkungan, c) sumberdaya air bersih, d) ekosistem pesisir dan
terumbu karang, e) sumberdaya energi terbarukan, dan f) pariwisata
untuk melindungi lingkungan dan budaya.
Kenaikan suhu permukaan bumi yang dikenal dengan fenomena
pemanasan global (glo#al *arming) telah menyebabkan naiknya
permukaan air laut karena ekspansi thermal permukaan air laut dan
terjadinya pencairan es di kutub akibat berbagai aktivitas di daratan
seperti industrialisasi, penebangan dan kebakaran hutan, pencemaran
udara dan penggunaan gas&bahan-bahan kimia lainnya.
Kecenderungan global naiknya permukaan air laut mencapai /8 cm
per &/1 tahun, sedangkan kenaikan suhu dunia mencapai 1,1/9
o
7 per
tahun. !i Indonesia, gejala kenaikan permukaan air laut mencapai /-8
cm per &tahun dan kenaikan suhu mencapai 1,18
o
7 per tahun.
$aiknya permukaan air laut dapat menyebabkan dampak yang
serius terhadap keberadaan pulau-pulau kecil, karena sebagian besar
pulau-pulau kecil di Indonesia berupa dataran rendah dan memiliki
ketinggian hanya beberapa meter di atas permukaan laut (dpl).
!engan naiknya permukaan laut beberapa cm, akan berdampak pada
berkurangnya luasan daratan pulau-pulau kecil secara signi*kan.
Isu kawasan perdagangan bebas (-ree Trade Zone.-TZ) akan
memacu percepatan pengembangan pulau-pulau kecil, terutama di
wilayah perbatasan karena sangat strategis dalam menarik investor
luar negeri sehingga arus barang dan jasa meningkat. "ebagai contoh,
potensi Kawasan "abang sebagai kawasan perdagangan dan
pelabuhan bebas.
2.0.2. Is! Re,on&(
engelolaan pulau-pulau kecil tanpayang kurang memperhatikan
aspek lingkungan dan, mempunyai ke hidup tidak terlepas dari
keterkaitanan dengan wilayah lain secaradalam lingkup regional,
misalnya kegiatan pengelolaan sumberdaya alam seperti
penambangan pasir di laut yang tidak terkendali dapat menyebabkan
lenyapnya lenyapkan pulau-pulau kecil terluar (misalnya ulau $ipa, di
Kep. =iau) sehingga akan sehingga dapat mempengaruhi keberadaan
titikgaris dasar (+!) yang dan merugikan dalam penetapan batas
maritim dengan negara tetanggamerubah garis dasar untuk
menetapkan wilayah laut.
!engan akan diberlakukannya pasar bebas ;":;$ dan ;sia
asi*k serta meningkatnya kerjasama ekonomi sub-regional I-+->+,
I-"->+, 5I--:;>;, dan ;I!;, maka akan memacu pengembangan
pulau-pulau kecil terutama dalam kegiatan investasi.
-asalah geo-politik yang berkaitan dengan perjanjian belum
tuntasnya penetapan sebagian perbatasan wilayah teritorialmaritim
9
dengan negara tetangga, sampai saat ini masih menjadi potensi
sumber kon)iksengketa. enetapan batas wilayah maritim antar
negara dan pemeliharaan +itik !asar (%ase ,oint) di pulau-pulau
perbatasan yang menjadi titik referensi bagi penarikan batas maritime
negara harus segera diselesaikandituntaskan. !engan demikian akan
mereduksi potensi kon)ik permasalahan perbatasan dengan negara
lain.
2.0.3. Is! N&son&(
5erdasarkan enjelasan ?ndang-?ndang $o. 2&/992 tentang
erairan Indonesia, jumlah pulau di Indonesia adalah /3.D1G pulau,
yang kini telah berkurang menjadi /3.D1. pulau akibat Keputusan
-ahkamah Internasional pada tanggal /3 !esember 0110 yang
menentukan . "ipadan dan . (igitan menjadi milik -alaysia serta
lepasnya +imor +imur menjadi negara merdeka pada tahun /999 yang
menyebabkan . Kambing (. ;tauro) dan . Hako menjadi bagian dari
wilayah +imor +imur.
!engan jumlah pulau dan potensi sumberdaya alamnya yang
besar serta lokasinya yang tersebar sehingga sulit untuk
mencapainya, maka sudah saatnya emerintah memberi perhatian
yang lebih besar terhadap isu nasional yang berkaitan dengan
pengelolaan pulau-pulau kecil, yaitu ,
(/) 5elum terkoordinasinya bank data
(data#ase) pulau-pulau kecil yang berisi nama, luas, potensi,
karakteristik, peluang usaha, permasalahan dan lain lain4
(0) "ebagian besar pulau-pulau kecil
merupakan kawasan tertinggal, belum berpenghuni atau jarang
penduduknya namun memiliki potensi sumberdaya alam yang
baik4
(8) +erbatasnya sarana dan prasarana
perhubungan laut yang dapat menghubungkan antara dengan
pulau induk (mainland) dan antara pulau-pulau kecil4
(.) 5eberapa pulau kecil telah menjadi
sengketa antar propinsi dan kabupaten&kota4
(D) 5elum jelasnya kewenangan
pengelolaan pulau-pulau kecil di wilayah perbatasan antara
emerintah usat dan emerintah !aerahropinsi& Kabupaten& Kota
4
(2) "ebagian pulau-pulau kecil terluar yang
memiliki fungsi strategis karena berkaitan dengan batas antar
negara$egara sebagai batas wilayah negara terancam hilang
karena penambangan pasir yang tak terkendali4
(3) +erjadinya pencemaran di sekitar
perairan pulau-pulau kecil akibat meningkatnya pembuangan
limbah padat dan cair4
(G) ulau-pulau kecil berpotensi menjadi
tempat kegiatan yang dapat mengancam stabilitas dan keamanan
nasional4 serta
(9) -asih terbatasnya sistem pemantauan,
patroli dan pengawasan (/onitoring, Controling dan
Surveillance./CS) di pulau-pulau kecil.
10
5eberapa ?ndang-uundang yang berkaitan dengan pengelolaan
pulau-pulau kecil seringkali masih bersifat sektoral sehingga
berpotensi untuk memicu kon)ik kepentingan, misalnya ?? $omor 9
+ahun /9GD tentang erikanan, ?? $omor 0/ +ahun /990 tentang
elayaran, ?? $omor 08 +ahun /993 tentang engelolaan (ingkungan
6idup dan ?? $omor. ./& +ahun /999 tentang Kehutanan, ?? $o.
9&/9GD tentang erikanan, ?? $o. 08&/993 tentang engelolaan
(ingkungan 6idup dan ?? $o. 0/&/990 tentang elayaran. ?ntuk itu
diperlukan peraturan perundang-undangan yang lebih terintegrasi.
2.0.0. Is! D&e$&3
!iberlakukannya ?ndang-undang $o. 00 +ahun /999
tentang emerintahan !aerah telah memunculkan beberapa isu
dalam pengelolaan pulau-pulau kecil yaitu ,
(/) emberdayaan dan peningkatan peran serta kelembagaan daerah
dan masyarakat dalam rangka pengelolaan pulau-pulau kecil4
(0) +ekanan terhadap sumberdaya alam dan lingkungan dalam rangka
peningkatan pendapatan daerah4
(8) Ketersediaan data, informasi dan peraturan yang diperlukan dalam
pengambilan kebijakan terkait dengan pengelolaan pulau-pulau
kecil4
(.) Kerjasama antar daerah dalam pengelolaan pulau-pulau kecil di
bidang keamanan, pemanfaatan sumberdaya, dan peningkatan
kualitas lingkungan4 dan,
(D) +erjadinya sengketa antar daerah tentang status kepemilikan dan
kewenangan pengelolaan pulau-pulau kecil.
!alam rangka mengantisipasi isu daerah yang berkembang maka
diperlukan identi*kasi ketentuan dan peraturan hukum yang bersifat
lintas daerah yang mengatur aspek pesisir dan pulau-pulau kecil serta
identi*kasi kegiatan-kegiatan yang dampaknya dirasakan melewati
batas administratif, misalnya kegiatan di Kep. "eribu (antara ropinsi
!KI %akarta dan ropinsi 5anten).
2.5. PERMASALAHAN PENGELOLAAN PULAU-PULAU KECIL
!isamping memiliki potensi yang besar, pulau-pulau kecil memiliki
kendala dan permasalahan yang cukup kompleks yaitu ,
-1.. Be(!" 1eJe(&sn'& %De6ns oO)e$&son&( )P!(&!-)!(&!
+Ke*(
!e*nisi pulau-pulau kecil di Indonesia saat ini masih mengacu
pada de*nisi internasional yang pendekatannya pada negara benua,
sehingga apabila diterapkan di Indonesia yang notabene merupakan
negara kepulauan menjadi tidak operasional karena pulau-pulau di
Indonesia luasannya sangat kecil bila dibandingkan dengan pulau-
pulau yang berada di negara benua. 6al ini menjadi permasalahan
tersendiri bagi pembangunan pulau-pulau kecil di Indonesia. ;pabila
mengikuti de*nisi yang ada, maka pilihan kegiatan-kegiatan yang
boleh dilakukan di kawasan pulau-pulau kecil sangat terbatas, yang
11
tentu saja akan mengakibatkan pengelolaan pulau-pulau kecil di
Indonesia menjadi lambat.
-2.. K!$&n,n'& D&t& %&n In7o$"&s tent&n, P!(&!-)!(&! Ke*(
B&n'&+n'& )!(&!-)!(&! t&+ #e$n&"&
!ata dan Informasi tentang pulau-pulau kecil di Indonesia masih
sangat terbatas. "ebagai contoh, pulau-pulau kecil di Indonesia
masih banyak yang tak belum bernama, hal ini menjadi masalah
tersendiri dalam kegiatan identi*kasi dan inventarisasi pulau-pulau
kecil. (ebih jauh lagi akan menghambat pada proses perencanaan
dan pembangunan pulau-pulau kecil di Indonesia.
-3.. Be(!" )&stn'& )&n1&n, ,&$s )&nt& %&n 1!"(&3
)!(&!
ermasalahan lain dalam pembangunan kelautan dan perikanan
di Indonesia adalah belum jelasnya jumlah pulau dan panjang garis
pantai, yang. 6asil penelitian yang telah dilakukan oleh Kementrian
=istek (0118) menyatakan bahwa jumlah pulau Indonesia /G.//1
buah. "edangkan jumlah pulau yang selama ini digunakan sebagai
referensi adalah /3.D1G buah. ;danya perbedaan tersebut sangat
berpengaruh dalam perencanaan dan pelaksanaan program
pembangunan sektor kelautan dan perikanan, termasuk panjang garis
pantai di Indonesia.
-30.. K!$&n,n'& Ke#e$)3&+&n Pe"e$nt&3 te$3&%&)
Pen,e(o(&&n )P!(&!-)!(&! +Ke*(
#rientasi pembangunan pada masa lalu lebih difokuskan pada
wilayah daratan (maindland) dan belum diarahkan ke wilayah laut dan
pulau-pulau kecil. -asih rendahnya kesadaran, komitmen serta dan
)olitical *ill dari pemerintah dalam mengelola pulau-pulau kecil
inilah yang menjadi hambatan utama dalam pengelolaan potensi
pulau-pulau kecil.
-05.. Pe$t&3&n&n %&n Ke&"&n&n
ulau-kecil di perbatasan masih menyisakan permasalahan di
bidang pertahanan dan keamanan. 6al ini disebabkan antara lain oleh
belum terselesaikannya permasalahan penetapan sebagian
perbatasan wilayah territorialmaritim dengan negara tetangga,
banyaknya pulau-pulau perbatasan yang tidak berpenghuni, sangat
terbatasnya sarana dan prasarana *sik serta rendahnya kesejahteraan
masyarakat lokal. Kondisi tersebut menimbulkan kekhawatiran adanya
okupasi negara lain dan memicu berkembangnya permasalahan yang
sangat kompleks, tidak saja berkaitan dengan bagaimana upaya
memeratakan hasil pembangunan, tetapi juga aspek pertahanan
keamanan dan ancaman terhadap eksistensikeutuhan $K=I.
12
-58.. Ds)&$t&s Pe$+e"#&n,&n Sos&( E+ono"
(etak dan posisi geogra*s pulau-pulau kecil yang sedemikian
rupa menyebabkan timbulnya disparitas perkembangan sosial
ekonomi dan persebaran penduduk antara pulau-pulau besar yang
menjadi pusat pertumbuhan wilayah dengan pulau-pulau kecil di
sekitarnya.
-89.. Te$#&t&sn'& S&$&n& %&n P$&s&$&n& D&s&$
ulau-pulau kecil sulit dijangkau oleh akses perhubungan karena
letaknya yang terisolir dan jauh dari pulau induk. +erbatasnya sarana
dan prasarana dan sarana seperti jalan, pelabuhan, sekolah, rumah
sakit, pasar, listrik, media informasi dan komunikasi menyebabkan
tingkat pendidikan (kualitas "!-), tingkat kesehatan, tingkat
kesejahteraan dan pendapatan masyarakat pulau-pulau kecil rendah.
-9:.. Kon;+ Ke)entn,&n
engelolaan pulau-pulau kecil akan berdampak pada lingkungan,
baik positif maupun negatif sehingga harus diupayakan agar dampak
negatif dapat diminimalkan dengan mengikuti pedoman-pedoman
dan peraturan-peraturan yang dibuat. !i samping itu, pengelolaan
pulau-pulau kecil dapat menimbulkan kon)ik budaya melalui industri
wisata yang cenderung bertentangan dengan kebudayaan lokal4 dan
menyebabkan terbatasnya atau tidak adanya akses masyarakat
terutama pulau-pulau kecil yang telah dikelola oleh investor.

-:<.. De,$&%&s Ln,+!n,&n H%!)
emanfaatan sumberdaya yang berlebih dan tidak ramah
lingkungan yang disebabkan oleh lemahnya penegakan hukum, belum
adanya kebijakan yang terintegrasi lintas sektor di pusat dan daerah
serta rendahnya kesejahteraan masyarakat telah berdampak pada
meningkatnya kerusakan lingkungan hidup.
13
14
3 KEBIJAKAN DAN STRATEGI KEBIJAKAN DAN STRATEGI
PENGELOLAAN PULAU-PULAU PENGELOLAAN PULAU-PULAU
KECIL KECIL
3.1. =ISI DAN MISI
"ebagai sebuah proses yang melibatkan banyak sektor dan
kepentingan, maka pengelolaan pulau-pulau kecil mensyaratkan adanya
kesamaan dan penyatuan visi dalam setiap tahap pelaksanaannya. Iisi
tersebut haruslah terukur, dapat dievaluasi, bersifat holistik, berkelanjutan
dan mampu mengintegrasikan semua bidang terkait.
Iisi pengelolaan pulau-pulau kecil adalah Terwujudnya
Pemanfaatan dan Pelestarian Pulau-pulau Kecil agi
Kesejahteraan! Keamanan "asyara#at dan Keutuhan $egara
Kesatuan %epuli# &ndonesia ($K%&)'(
?ntuk mewujudkan visi tersebut, maka misi pengelolaan pulau-pulau
kecil adalah ,
(/) -empertahankan keutuhan wilayah $K=I,
keamanan nasional dan ketahanan bangsa terutama di wilayah
pulau-pulau kecil perbatasan antar negara4
(0) -eningkatkan kesejahteraan dan peranserta
masyarakat setempat dan dunia usaha untuk mengurangi
disparitas sosial ekonomi dan persebaran penduduk antar pulau4
(8) -eningkatkan pertumbuhan ekonomi wilayah
pulau-pulau kecil melalui pemberdayaan masyarakat dan
berkembangnya investasi swasta yang dibarengi dengan upaya
pelestarian dan perlindungan lingkungan4
(.) -eningkatkan nilai tambah dan dampak ganda
(multi)lier e0ect) dari setiap proses pemanfaatan sumberdaya
pulau-pulau kecil terutama dalam menghadapi era perdagangan
bebas dengan akulturasi budaya dan penguasaan teknologi4
(D) -eningkatkan kapasitas kelembagaan dan
"umber !aya -anusia ("!-) di pusat dan daerah dalam rangka
pengelolaan pulau-pulau kecil4
(2) -empertahankan fungsi konservasi pada pulau-
pulau kecil yang memiliki karakteristik unik (uni1ue)4
(3)
(G) -enyediakan perangkat hukum yang memadai
bagi upaya pengelolaan pulau-pulau kecil disertai upaya
penegakannya.
3.2. SASARAN
"asaran penyusunan %akstranas ini adalah tersedianya
pedoman&panduan dan acuan&referensi bagi pemangku kepentingan dalam
penyusunan rencana strategis, rencana tata ruang dan 'ona, rencana
15
pengelolaan, rencana aksi dan rencana bisnis dalam pengelolaan pulau-
pulau kecil secara nasional.
engelolaan pulau-pulau kecil diarahkan untuk mencapai sasaran
jangka pendek (sampai tahun 011D) dan sasaran jangka panjang (sampai
tahun 01/1).
"asaran jangka pendek dalam pengelolaan pulau-pulau kecil meliputi,
(1) +erciptanya koordinasi program dan kegiatan dalam pengelolaan
pulau-pulau kecil prioritas antara pemerintah pusat dan
emerintah d!aerah4
(2) +ersusunnya pro*l, data base dan rencana pengelolaan pada pulau-
pulau kecil prioritas4
(3) +erselesaikannya penetapan status dan pengukuran ulang +itik
!asar (+!) pada pulau-pulau kecil tertentu di wilayah perbatasan
tertentu antar negara4
(4) -eningkatnya peranserta dan akses masyarakat dan swasta&dunia
usaha dalam pengelolaan pulau-pulau kecil.4
"asaran jangka panjang dalam pengelolaan pulau-pulau kecil
meliputi ,
(/) +erselesaikannya penamaan pulau-pulau kecil (toponimi pulau)4
(0) +erlaksananya pengelolaan pulau-pulau kecil secara terpadu dan
berbasis daya dukung lingkungan 4
(8) +erwujudnya status dan kepastian batas wilayah administratif
dan pengelolaan pulau-pulau kecil di perbatasan antar negara4
(.) +umbuhnya sikap patriotisme dan rasa memiliki di kalangan
masyarakat terutama di pulau-pulau kecil perbatasan
antarnegara terhadap eksistensi $K=I4
(D) -eningkatnya pertumbuhan ekonomi wilayah dan kesejahteraan
masyarakat pulau pulau-pulau kecil4
(2) +erwujudnya peningkatan kualitas "!-, teknologi dan iklim
investasi, dalam pengelolaan pulau-pulau kecil4
(3) +erwujudnya penataan dan pentaatan hukum serta aturan dalam
pengelolaan pulau-pulau kecil.
3.3. KEBIJAKAN
5erbagai inisiatif pengelolaan pulau-pulau kecil harus dilihat dalam
kaitan dengan pemenuhan kebutuhan hidup manusia serta dan
kepentingan pembangunan ekonomi dan serta geopolitik nasional secara
lebih luas yang memenuhi prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan.
rinsip-prinsip pengelolaan pulau-pulau kecil yang harus dilakukan oleh
emerintah usat, emerintah !aerahropinsi, emerintah Kabupaten&Kota
dan dunia usaha&swasta , yaitu , eksistensi pulau kecil harus dipertahankan
sesuai dengan karakteristik dan fungsi yang dimilikinya, e*sien dan
optimal secara ekonomi (economically sound), berkeadilan dan dapat
diterima secara sosial-budaya (socio$culturally 2ust and acce)ted), dan
secara ekologis tidak melampaui daya dukung lingkungan (environmentally
friendly).
16
5erdasarkan misi yang telah ditetapkan, maka pengelolaan pulau-
pulau kecil secara berkelanjutan, dilakukan melalui beberapa kebijakan,
yaitu,
(/) -eningkatkan pengelolaan pulau-pulau kecil di perbatasan untuk
menjaga integritas $K=I4
(0) -eningkatkan pemanfaatan sumberdaya pulau-pulau kecil secara
terpadu, optimal dan lestari untuk kesejahteraan masyarakat
berbasis pelestarian dan perlindungan lingkungan4
(8) -eningkatkan pengembangan ekonomi wilayah berbasiskan
pemberdayaan masyarakat melalui peningkatan kemampuan
"!-, teknologi dan iklim investasi yang kondusif4
(.) -eningkatkan sinkronisasi peraturan perundangan dan
penegakan hukum.

3.0. STRATEGI
3.0.1. St$&te, U"!"
-engacu pada kebijakan yang telah ditetapkan, maka strategi
umum yang dilakukan dalam pengelolaan pulau-pulau kecil adalah ,
-1. Me>!1!%+&n +ete$)&%!&n %&$ &s)e+ )o(t+? e+ono"?
sos&(? #!%&'&? 3&n+&" %&n +e(e"#&,&&n@
engelolaan sumberdaya pulau-pulau kecil dilakukan secara
menyeluruh&komprehensif dari berbagai aspek pembangunan
sehingga terwujud suatu mekanisme pengelolaan pulau-pulau
kecil yang optimal dan berkelanjutan dengan mengintegrasikan
berbagai kepentingan, misalnya, aspek perikanan (tangkap dan
budidaya), pariwisata, perhubungan, pemukiman, pertanian dan
lain-lain.
-2. Me(&+s&n&+&n )en&t&&n %&n )en,!&t&n +e(e"#&,&&n
)Pe"e$nt&3? Pe"e$nt&3 D&e$&3? "&s'&$&+&t %&n
s>&st&A%!n& !s&3&@
Kelembagaan emerintah, pemerintah d!aerah,
masyarakat dan swasta&dunia usaha secara umum masih perlu
ditingkatkan baik kualitas maupun peran sertanya dalam proses
pembangunan. eningkatan kemampuan pemangku kepentingan
melalui penyuluhan, pelatihan dan pendidikan baik formal
maupun non formal sangat diperlukan agar pengelolaan pulau-
pulau kecil terlaksana dengan baik. eningkatan kelembagaan
pemerintah di daerah diarahkan dalam rangka kerjasama yang
harmonis antara emerintah, emerintah ropinsi dan emerintah
kabupaten&kota, serta peningkatan kemampuan daerah dalam
rangka pengelolaan pulau-pulau kecil secara mandiri.
17
-3. Me(&+!+&n )en'!s!n&n #&ss %&t& -dataase. %&n
)en&t&&n $!&n, -(&!t? )ess$ %&n )!(&!-)!(&! +e*(.@
Ketersediaan database pulau-pulau kecil masih tersebar di
berbagai instansi baik di pusat maupun di daerah. #leh karena itu
diperlukan suatu kerjasama dalam menginventarisir dan
mengumpulkan semua data dan informasi dalam bentuk
database sehingga pemanfaatan pulau-pulau kecil dapat
dilakukan secara e*sien dan efektif karena didukung oleh data
yang akurat. !alam rangka penanganan dan pengelolaan pulau-
pulau kecil, maka penataan ruang laut, pesisir dan pulau-pulau
kecil meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan
(pemanfaatan), dan pengendalian perlu dilakukan. 6al ini dapat
membantu pemerintah pusat dalam menentukan alokasi dan
pemanfaatan sumberdaya, sehingga secara konseptual,
pengelolaan pulau-pulau kecil dapat mengintegrasikan semua
kepentingan di wilayah darat, pesisir dan laut sebagai satu
kesatuan ekosistem yang saling mempengaruhi!
-0. Me(&+!+&n )en,e"#&n,&n %&n )en&t&&n s&$&n& %&n
)$&s&$&n& %en,&n "e")e$3&t+&n %&'& %!+!n,
(n,+!n,&n@
"alah satu kendala dalam pengelolaan pulau-pulau kecil
adalah masih minimnya ketersediaan sarana dan prasarana
transportasi seperti kapal reguler, ketersediaan
tambatan&dermaga, mercu suar dalam rangkauntuk keselamatan
pelayaran, listrik, air bersih dan lain lain. #leh karena itu perlu di
dukungan dan peran pemerintah d!aerah dalam penyediaan
sarana dan prasarana sosial dan ekonomi dengan
memperhatikan daya dukung lingkungan sangat diperlukan.
-5. Men'!s!n R$en*&n& P)en,e(o(&&n )!(&!-)!(&! +e*(
#e$#&ss "&s'&$&+&t %&n s!"#e$%&'& (o+&( %en,&n
"en,3&$,& "e")e$3&t+&n 3!+!" &%&tA +e&$7&n (o+&(@
engelolaan pulau-pulau kecil terutama bertujuan untuk
meningkatkan pendapatan kesejahteraan masyarakat
penghuninya. #leh karena itu keterlibatan aktif masyarakat sejak
tahap perencanaan sampai dengan tahap monitoring dan
evaluasi sangat diperlukan sehingga kegiatan yang diterapkan
sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan potensi sumberdaya
lokal yang selanjutnya akan terbangun rasa memiliki terhadap
sumberdaya yang ada.
-8. Me(&+s&n&+&n )e"#n&&n >(&'&3 %&n )enn,+&t&n
+!&(t&s SDM !nt!+ +e)entn,&n )e$t&3&n&n ne,&$&
se*&$& te$)&%! %&n te$!s "ene$!s@
18
embinaan wilayah dan kualitas "!- secara optimal
dilakukan terhadap berbagai aspek kehidupan yang dinamis.
embinaan tersebut dilaksanakan melalui pendidikan formal dan
non formal, penyuluhan, pelatihan dan pendampingan
masyarakat oleh aparat keamanan, guru sekolah, pemuka agama
dan aparat pemerintahan daerah secara bersama-sama. 6al ini
bertujuan untuk membangun kesamaan pola pikir, pola sikap dan
pola tindak untuk mencegah gangguan-gangguan dan ancaman
dalam membangun stabilitas keamanan kawasan pulau-pulau
kecil, termasuk di dalamnya pulau-pulau kecil perbatasan,
sekaligus sebagai upaya dalam peningkatan kualitas "!- di
pulau-pulau kecil.
-9. Menn,+&t+&n )&$ts)&s %&n &+ses "&s'&$&+&t
te$3&%&) n7o$"&s! "o%&(? )e"&s&$&n %&n te+no(o,@
!alam pengelolaan pulau-pulau kecil, keterlibatan &
partisipasi masyarakat sejak proses perencanaan sampai dengan
pelaksanaan serta evaluasi sangat diperlukan. 6al ini dilakukan
agar pengelolaan pulau-kecil lebih akuntabel dan sesuai dengan
proses demokratisasi. "alah satu permasalahan yang dihadapi
masyarakat pulau-pulau kecil adalah terisolasinya kawasan
tersebut dari akses informasi dan teknologi yang disebabkan
belum tersedianya fasilitas transportasi dan komunikasi. #leh
karena itu perlu dibangun sarana dan prasarana yang memadai
sehingga perkembangan informasi dan teknologi dapat dinikmati
masyarakat. Hang pada gilirannya akan meningkatkan arus modal
dan pemasaran. !engan demikian akan merangsang minat para
investor untuk berinvestasi di pulau-pulau kecil.
-:. Me>!1!%+&n )e(!&n, %&n +(" !s&3& '&n, +on%!s7 #&,
n/est&s@
engembangan investasi di pulau-pulau kecil diharapkan
mampu memberikan terobosan dalam meningkatkan kontribusi
sektor kelautan bagi pertumbuhan ekonomi nasional. !alam
perspektif ekonomi makro, peranan investasi ditentukan oleh
kebijakan yang mengatur tingkat investasi dan pengembalian
sosial serta penyerapan tenaga kerja. !alam kerangka otonomi
daerah, adanya pedoman dan peraturan investasi mutlak
diperlukan untuk menjaga kesalahan dalam pengelolaan pulau-
pulau kecil.
embangunan pulau-pulau kecil sesungguhnya merupakan
upaya membangun ekonomi lokal maka komoditas yang akan
dikembangkan harus berbasis pada permintaan pasar lokal,
nasional dan regional. 6al ini perlu didukung dengan pemberian
kemudahan dalam berinvestasi, dari penyediaan sarana dan
prasarana, kemudahan administrasi, adanya kejelasan peraturan
dan kepastian hukum, sampai pada tersedianya jaminan
kelayakan investasi.
-<. Me(&+s&n&+&n n/ent&$s&s? +&1&n? )en,e(o(&&n %&n
)en,e"#&n,&n +&>&s&n +onse$/&s@
19
:kosistem pulau-pulau kecil cenderung memiliki spesies
endemik yang tinggi, memiliki resiko lingkungan yang tinggi, dan
terbatasnya daya dukung pulau (ketersediaan air tawar dan
tanaman pangan), sehingga sangat rentan terhadap segala
bentuk perubahan baik disebabkan faktor alam maupun manusia.
;danya inventarisasi dan kajian terhadap penetapan kawasan
konservasi baru sangat membantu dalam menjaga kelestarian
ekosistem pulau-pulau kecil yang bersifat khas tersebut.
erencanaan pengembangan dan pengelolaan kawasan
konservasi laut di wilayah pulau-pulau kecil perlu dilakukan
secara terpadu antara pusat dan daerah. Kajian kebutuhan
pengembangan kawasan konservasi perlu dilakukan secara
nasional, dengan mempertimbangkan karakteristik alamiah
bio*sik dan keterkaitan fungsi dukungan biologis dari beberapa
kawasan perairan yang dapat dipandang sebagai suatu kesatuan
kawasan ekologis (eco$region)! "ebagai contoh untuk mendukung
kawasan eco$region laut "ulu E "ulawesi (antara Indonesia,
-alaysia dan Filipina), di pihak Indonesia dibutuhkan
pengembangan beberapa kawasan konservasi yang meliputi
pesisir dan pulau-pulau kecil di propinsi "ulawesi ?tara dan
Kalimantan +imur.
-1B. Men'e%&+&n )e$&n,+&t 3!+!" '&n, "e"&%& %&n
"e(&+!+&n )ene,&+&n 3!+!" %en,&n "e")e$3&t+&n
3!+!" &%&t %&n 3&+ !(&'&t@
>una menghindari terjadinya ketimpangan dan kon)ik
kepentingan serta optimalisasi pelaksanaan kebijakan dan
strategi dalam pengelolaan pulau-pulau kecil, maka perlu adanya
koordinasi dan sinkronisasi kebijakan dan peraturan perundangan
di pusat dan daerah serta memperhatikan hukum adat dan hak
ulayat di daerah. !alam mewujudkan pembangunan Indonesia
yang berbasis kelautan, adanya perangkat hukum, dukungan dan
komitmen institusi-institusiinstitusi-institusi negara seperti +$I,
#(=I, kejaksaan dan pengadilan sebagai lembaga penegak
hukum dan peraturan di laut mutlak diperlukan. enegakan
hukum harus dilakukan secara holistik, menghindari tumpang
tindih kebijakan dan kepentingan, serta seminimal mungkin
menghindari kon)ik horisontal dan vertikal. !engan adanya
perangkat hukum yang memadai dan penegakan hukum yang
tegas, maka akan membawa dampak yang positif secara
ekonomi, politik, sosial budaya dan pertahanan keamanan.
3.0.2. St$&te, K3!s!s
"ebagian besar pulau-pulau kecil merupakan kawasan tertinggal
dilihat dari faktor-faktor geogra*s, ketersediaan sumberdaya alam dan
,keterbatasan sumberdaya manusia yang terbatas baik jumlah
maupun kualitasnya.
"ebagai penjabaran dari kebijakan pengelolaan pulau-pulau kecil
pada beberapa kawasan tertentu maka dilaksanakan strategi khusus
yang bervariasi tergantung berdasarkan pada tipologi, pulau-pulau
20
kecil, berdasarkan pembentukannya dan pengelolaannya pulau-pulau
kecil yaitu ,, yang dilakukan pada kawasan sebagai berikut , (/)
kawasan pengembangan ekonomi4 (0) kawasan perbatasan4 (8)
kawasan rawan bencana4 dan (.) kawasan konservasi.
K&>&s&n Pen,e"#&n,&n E+ono"
engembangan potensi ekonomi pulau-pulau kecil diarahkan
pada pengembangan keunggulan kompetitif dan keunggulan
komparatif dari sumberdaya alam dan jasa-jasa lingkungan yang
dimiliki oleh pulau tersebut.
5eberapa kegiatan yang dapat dilakukan di kawasan ini adalah di
bidang perikanan, pertanian, peternakan, perikanan, kehutanan,
kepariwisataan, industri dan perdagangan, perhubungan dan,
telekomunikasi, serta energi dan sumberdaya mineral.
"trategi dalam pengelolaan kawasan pengembangan ekonomi
meliputi ,
-1. Pen,e"#&n,&n )otens )e$t&n&n? )ete$n&+&n %&n
)e$+&n&n @
engembangan pertanian dan peternakan secara
berkelanjutan di wilayah pulau-pulau kecil dilakukan dengan
memperhatikan daya dukung dan berbasis pada pemberdayaan
masyarakat. Kegiatan tersebut dikembangkan melalui pengolahan
tanah dan pemeliharaan ternak yang seminimal mungkin dapat
mengganggu kualitas perairan di sekitarnya.
otensi sumberdaya ikan laut yang cukup besar baik dari segi
kuantitas maupun keragamannya perlu dikembangkan baik dari
segi penangkapan maupun budidayanya. !engan demikian, stok
ikan yang secara alami merupakan salahsatu faktor pembatas
dalam peningkatan produktivitas usaha dalam kegiatan
penangkapan dapat dihindarkan.
-2. Pen,e(o(&&n %&n )e"&n7&&t&n )otens +e3!t&n&n
#e$>&>&s&n (n,+!n,&n@
engelolaan dan pemanfaatan potensi kehutanan harus
dilakukan secara bijaksana dan berkelanjutan. 6al ini dapat
dilakukan misalnya dengan sistem tebang pilih dan segera
melakukan upaya rebiosasi& rehabilitasi pada daerah yang rusak&
mengalami degradasi.
"ebagian dari pulau- pulau kecil memiliki potensi sumberdaya
hutan yang bila dikelola dengan baik dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat di sekitarnya. $amun bila
pengelolaannya tidak terkontrol, maka akan mengakibatkan
degradasi lingkungan baik di kawasan darat maupun di
perairannya. !egradasi lingkungan darat dapat menyebabkan
rusaknya habitat fauna dan )ora dan fauna, khususnya yang
bersifat endemik dan yang berada dalam ambang kepunahan.
!egradasi lingkungan laut sebagai akibat pencemaran,
penangkapan ikan tidak ramah lingkungan, dan sebagainya
21
akhirnya bermuara pada bertambahnya desa-desa nelayan yang
miskin.
-3. Pen,e(o(&&n )otens )&$>s&t&@
Kekayaan sumber daya alam laut pulau-pulau kecil dengan
kualitas keindahan dan keasliannya berpotensi menjadi tujuan
wisata seperti cruising, yachting, diving, sur3ng, dan 3shing serta
marine eco$tourism! !i samping itu, wilayah pulau-pulau kecil juga
mempunyai potensi wisata terrestrial, yaitu wisata dengan
pemanfaatan lahan daratannya. @isata terrestrial pulau-pulau
kecil merupakan daya tarik tersendiri bagi penikmat pariwisata,
mengingat kawasan pulau-pulau kecil adalah pulau-pulau yang
sangat sepi (bahkan tidak terjamah oleh penduduk), sehingga
alamnya masih sangat asri, disamping itu juga akan banyak
ditemui )ora E fauna endemik di kawasan tersebut
!engan mempertimbangkan peran ekonomis dan fungsi
ekologis serta potensi sumberdaya pulau-pulau kecil tersebut maka
kegiatan kepariwisataan dilakukan melalui pendekatan ekosistem,
pemberdayaan masyarakat setempat, pengelolaan dan
pemanfaatan sumberdaya secara berkelanjutan.
-0. Pen,e"#&n,&n n%!st$ %&n )e$%&,&n,&n@
Kegiatan pengembangan industri dan perdagangan di wilayah
pulau-pulau kecil diarahkan pada kegiatan yang sesuai dengan
jenis dan skala ekonomi? ketersediaan sumberdaya lokal, daya
dukung kawasan, dampaknya terhadap lingkungan, jumlah dan
kualitas sumberdaya manusia yang tersedia, pasar lokal dan
regional yang akan dituju, sarana dan prasarana perhubungan
yang menunjang dan lain lain.
Kegiatan ini diharapkan dapat mengurangi kesenjangan antar
wilayah dan antar pelaku serta untuk meningkatkan penyerapan
tenaga kerja dan memperluas basis ekonomi sehingga dapat
memberikan kontribusi yang berarti dalam peningkatan ekonomi
daerah, ketahanan ekonomi nasional, dan integritas wilayah $K=I.

-5.Pe$3!#!n,&n %&n Tte(e+o"!n+&s@
"ektor perhubungan dan telekomunikasi merupakan
pendukung terhadap kebijakanbagi sektor riil dalam pelayanan jasa
transportasi dan telekomunikasi sebagai urat nadi kehidupan
berbangsa dan bernegara serta sebagai sarana pemersatu negara
kepulauan. enyediaan sistem perhubungan perintis dalam
mendukung stabilitas, pengembangan wilayah dan pertumbuhan
ekonomi serta pemerataan pembangunan yang berkelanjutan di
kawasan pulau-pulau kecil sangat penting.
engembangan perhubungan dan telekomunikasi di pulau-
pulau kecil diharapkan akan meningkatkan aksesibilitas
masyarakat terhadap jasa pelayanan sarana dan prasarana
pendidikan, kesehatan, dan ekonomi. "elain itu juga akan
mendorong penataan potensi kemampuan sarana transportasi
darat, laut, udara, pos dan telekomunikasi.
22
-8.Pen,e(o(&&n ene$, %&n s!"#e$%&'& "ne$&( -ESDM..
Kegiatan usaha sektor :"!- pada daerah yang remote
termasuk di wilayah pulau-pulau kecil merupakan penggerak
utama ()rime mover) pembangunan, yaitu dengan membangun
infrastruktur, membuka lapangan kerja dan kesempatan berusaha
baik secara langsung maupun tidak langsung sebagai multi)lying
e0ect kegiatan :"!-. Kegiatan sektor :"!- bersifat temporer
karena dibatasi oleh umur tambang, maka paradigma
pembangunan berkelanjutan merupakan transformasi sumberdaya
tidak terbarukan menjadi sumberdaya terbarukan yang
berkelanjutan, dengan menjaga keseimbangan, keuntungan
komunitas dan bisnis, serta harmonis dengan lingkungan alam.
Keberlanjutan roda kegiatan ekonomi pada wilayah pasca tambang
akan berdaya-guna dan berhasil-guna dengan perencanaan secara
terpadu, sinergi dan optimal diantara pemangku kepentingan.
!engan demikian kemanfaatan sektor :"!- bukan saja dirasakan
karena ada kegiatan pertambangan, tetapi juga karena pernah
adanya pertambanganpenambangan.
K&>&s&n Pe$#&t&s&n
engelolaan pulau-pulau kecil di kawasan perbatasan terutama
pulau-pulau yang berbatasan langsung dengan negara tetangga
dilakukan dalam rangka menjaga keutuhan $K=I, menjaga pertahanan
dan keamanan negara, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan
mengembangkan peluang usaha melalui kerjasama bilateral dan
mengurangi disparitas pengelolaan antar wilayah. ulau-pulau kecil di
kawasan ini rawan terhadap ancaman ideologi, politik, ekonomi dan
sosial budaya.
"trategi dalam pengelolaan kawasan perbatasan meliputi,
-1.Menn,+&t+&n )en,&>&s&n %&n )en,&"&n&n )!(&!-)!(&!
+e*( se*&$& #e$+e(&n1!t&n@
ulau-pulau kecil di perbatasan sangat rentan terhadap
pengaruh negara tetangga baik secara politik, pertahanan,
keamanan, maupun sosial, ekonomi dan budaya, sehingga perlu
mendapat perhatian khusus terutama dari segi pengawasan dan
pengamanan. ?paya yang dapat dilakukan antara lain dengan
membangun pilar-pilar yang lebih monumental di pulau-pulau
perbatasan, misalnya rambu suar, menara suar, mercusuar,,
menara suar, dan pos-pos pengamanan, meningkatkan patroli
pengawasan dan pengamanan pulau Epulau kecil, menempatkan
penduduk pada pulau-pulau kecil potensial yang belum
berpenghuni sekaligus sebagai pengawas dan pengaman
pulaupulau tersebut.
. 6al ini perlu dilakukan untuk mengatasi setiap bentuk
gangguan dan ancaman khususnya di wilayah perbatasan yang
membahayakan kelangsungan hidup bangsa dan keutuhan negara.
23
#leh karena itu, penetapan dan penegasan batas negara sangat
mendesak untuk dilakukan terutama di wilayah pulau-pulau kecil
terluar yang rawan kon)ik.
-2.Menn,+&t+&n +e$1&s&"& #(&te$&( % #%&n, )en,e(o(&&n
s!"#e$%&'& &(&"@ -SDA.@
engelolaan pulau-pulau kecil tidak dapat dilakukan pada satu
pulau saja tetapi harus memperhatikan keterkaitan antara pulau
yang satu dengan yang lainnya, dengan gugus pulau dan daratan
induknya (mainland) bahkan dengan negara tetangga terutama
dalam aspek teknologi dan pemasaran. !engan demikian,
pemasaran komoditas antar pulau dapat berjalan lancar dan rantai
pemasaran dapat berkembang sehingga multi)lier e0ect baik
secara sosial, ekonomi maupun budaya dapat meningkatkan nilai
tambah bagi pulau yang bersangkutan.
-3. Men,e"#&n,+&n +e"&n%$&n %&n +ese1&3te$&&n
"&s'&$&+&t (o+&(.@
5eragamnya karakteristik yang dimiliki pulau-pulau kecil baik
secara *sik, maupun sosialsosial, ekonomi, maupun budaya dan
tingginya faktor penghambat yang ada, maka masyarakat lokal
perlu didorong kemandiriannya melalui pendidikan dan pelatihan
yang aplikatif sehingga dapat meningkatkan pendapatannya.
-asyarakat lokal juga perlu dibina dalam upaya pencapaian akses
terhadap informasi, modal dan teknologi pengembangan kegiatan
dan usaha di wilayah pulau-pulau kecil.
K&>&s&n R&>&n Ben*&n&
"ecara alami pulau-pulau kecil yang berada di tengah lautan atau
samudera rentan terhadap bencana alam, seperti badai, tsunami, dan
gunung meletus, sehingga diperlukan pembinaan, pengawasan dan
penanggulangan.
"trategi di bidang penanganan kawasan rawan bencana alam
meliputi ,
-1. I%ent6+&s )otens #en*&n& )&%& )!(&!-)!(&! +e*(@
5encana yang terjadi di pulau-pulau kecil dapat berupa
bencana alam seperti tsunami, badai, abrasi, gunung meletus
maupun , gempa, atau bencana akibat ulah manusia seperti
tumpahan minyak, tanah longsor, dan lain-lain. "emua potensi
bencana ini hendaknya dapat diidenti*kasi baik besaran dan
maupun kemungkinan terjadinya.
-2. Penn,+&t&n +e>&s)&%&&n "&s'&$&+&t te$3&%&)
#en*&n&@
enanggulangan bencana yang efektif adalah dengan
meningkatkan pengetahuan dan kewaspadaan masyarakat
24
terhadap potensi bencana yang ada. #leh karena itu pada daerah
rawan bencana perlu dilakukan kegiatan penyuluhan serta
pemasangan tanda-tanda peringatan.
-3. Kes&)&n +on%s t&n,,&) %&$!$&t@
-asyarakat serta pemerintah d!aerah pada pulau-pulau
kecil rawan bencana hendaknya mempunyai perangkat tanggap
darurat dan senantiasa melakukan pelatihan-pelatihan bagi
kesiapan tanggap darurat.
-0. Menn,+&t+&n "t,&s #en*&n&Pe"&n7&&t&n te+no(o,
)e$n,&t&n %n %&n "t,&s #en*&n&@
emerintah dan emerintah !aerah dapat memanfaatkan
teknologi peringatan dini dan mitigasi bencana untuk mengurangi
dampak atau daya rusak dari bencana yang kemungkinan akan
menimpa pulau atau masyarakat.
5encana alam di pulau-pulau kecil sulit diduga sehingga perlu
upaya mitigasi bencana baik yang berasal dari aparat pemerintah
maupun masyarakat. !alam upaya mitigasi bencana maka
diperlukan pengembangan teknologi, pengelolaan dan
pemanfaatan pulau-pulau kecil dengan persyaratan lingkungan
yang ketat, kegiatan inventarisasi, dan sosialiasi tentang pulau-
pulau kecil yang rawan bencana, penetapan standar dan kriteria
pemantauan, serta pengamanan dan penanggulangan bencana.
-5. Menn,+&t+&n !)&'& $e3&#(t&s e+osste".
Kerusakan ekosistem pulau-pulau kecil akibat aktivitas yang
tidak ramah lingkungan seperti penangkapan ikan dengan
menggunakan racun dan bom maupun serta pencemaran dapat
menyebabkan menurunnya jumlah dan jenis ikan. #leh karena itu
upaya rehabilitasi yang komprehensif dan terpadu baik dari oleh
pemerintah maupun masyarakat diperlukan untuk mengurangi
tekanan terhadap ekosistem dengan mendorong pengembangan
mata pencaharian alternatifalternative.
K&>&s&n Konse$/&s
Kawasan konservasi laut terdiri dari Kawasan "uaka ;lam (K";)
yang terdiri dari 7agar ;lam dan dan "uaka -argasatwa, dan Kawasan
elestarian ;lam (K;) yang terdiri dari +aman $asional dan +aman
@isata ;lam sesuai dengan ?? $o. D tahun /991 tentang Konservasi
"umber !aya ;lam 6ayati dan :kosistemnya.
25
"trategi di bidang pengelolaan kawasan konservasi meliputi ,
-1. I%ent6+&s %&n $e%ent6+&s )otens
+e&ne+&$&,&"&n 3&'&t se#&,& +&>&s&n +onse$/&s@
Kegiatan identi*kasi dan reidenti*kasi sumberdaya alam
terutama potensi keanekaragaman hayati pulau-pulau kecil perlu
dilakukan karena wilayah ini sering dimanfaatkan untuk kegiatan
tambak, pertambangan, industri dan perdagangan, pariwisata,
perhubungan dan lain-lain. "elain itu, perlu dilakukan kegiatan
identi*kasi potensi kawasan konservasi daerah, seperti daerah
perlindungan laut di +alise, 5longko, dan daerah suaka perikanan di
Indonesialainnya, dimana sebagai daerah konservasi tersebut
mempunyaidengan tujuan untuk perlindungan biota laut -termasuk
ikan- sebagai s)a*ning ground, nursery ground, dan feeding
ground atas dasar kesepakatan masyarakat. !engan demikian,
perlu dilakukan upaya penataan wilayah melalui pembagian fungsi
kawasan sesuai dengan kemampuan dan penggunaannya.
Kegiatan ini bertujuan untuk memperoleh calon kawasasan
konservasi laut baru untuk mendukung upaya perlindungan,
pelestarian dan penyelamatan sumberdaya alam.
-2. Me"&nt&)+&n +&>&s&n +onse$/&s "e(&(! $e,!(&s@
enetapan kawasan konservasi dapat dilakukan oleh
pemerintah dengan memperhatikan beberapa kriteria yaitu
keterwakilan, keaslian dan kealamian, keunikan, kelangkaan, laju
kepunahan serta dan seterusnya- dan masyarakat karena
ketergantungan masyarakat terhadap sumberdaya di sekitarnya
baik langsung maupun tidak langsung dengan memperhatikan
aspek sosial, ekonomi dan ekologi. ?ntuk Kegiatan pemantapan
kawasan konservasi (K"; dan, K";) setelah ditunjuk oleh "K
-enteri Kehutanan, dilakukan melalui penataan batas laut dan
dikeluarkan penetapan kawasan melalui "K oleh -enteri
Kehutanan,, dengan memperhatikan berbagai saran dan masukan
dari pemerintah d!aerah, perguruan +tinggi dan lain- lain.
"elanjutnya, dikeluarkan "K penetapan kawasan oleh -enteri
Kehutanan. "edangkan untuk Kawasan Konservasi !aerah dan
"uaka erikanan perlu diperkuat dengan regulasi yang dapat
diterbitkan di tingkat desa (erdes), "K 5upati atau erda.
-3. Menn,+&t+&n )&$ts)&s "&s'&$&+&t (o+&( %&n
)e"&n,+! +e)entn,&n (&nn'& %&(&" )en,e(o(&&n
+&>&s&n +onse$/&s@
engelolaan kawasan konservasi melalui partisipasi aktif
masyarakat lokal (community #ased management) dilakukan
dengan melibatkan masyarakat setempat mulai dari tahap
perencanaan sampai tahap pengawasan. artisipasi aktif
masyarakat lokal dan pemangku kepentingan lainnya terutama
diperlukan untuk menjamin terselenggaranya kehidupan dan
pembangunan yang berkelanjutan serta terpeliharanya fungsi
26
lingkungan hidup dari tindakan dan, ancaman pemanfaatan dan
perusakan lingkungan dari oleh masyarakat dan atau nelayan
desa&luar desa sehingga dapat menimbulkan kesadaran untuk
melindungi sumberdaya.
-0. Men,e"#&n,+&n )en,e(o(&&n +o(&#o$&t7 #e$s&"&
)e"&n,+! +e)entn,&n? ses!& +e>en&n,&n "&sn,-
"&sn,@
Kon)ik kepentingan di bidang konservasi yang sering muncul
adalah persaingan antara kepentingan pembangunan&ekonomi dan
konservasi&lingkungan. ?ntuk mengantisipasi kon)ik tersebut,
maka dikembangkan pengelolaan kolaboratif melalui kesepakatan
formal antara pemerintah dan masyarakat bahkan antar
pemerintah (!epartemen Kelautan dan erikanan dengan
!epartemen Kehutanan dan !epartemen :"!-). Kesepakatan
tersebut pada prinsipnya mengatur hak-hak dan kewajiban
masyarakat dalam menggunakan sumberdaya alam kawasan
konservasi.
-5. Menn,+&t+&n !)&'& )en,&>&s&n %&n )ene,&+&n
3!+!".
engawasan dan penegakan hukum harus dilakukan secara
holistik dan terpadu untuk menghindari tumpang tindih kebijakan
dan kepentingan serta seminimal mungkin menghindari kon)ik
horisontal dan vertikal. !engan adanya perangkat hukum yang
memadai dan penegakan hukum yang tegas, maka akan
mengurangi aktivitas manusia yang tidak bertanggung jawab yang
akan menurunkan nilai dan fungsi kawasan konservasi.
27
0 PELAKSANAAN DAN PELAKSANAAN DAN
KELEMBAGAAN KELEMBAGAAN
Kebijakan dan "trategi $asional (%akstranas) engelolaan ulau-
ulau Kecil merupakan acuan bagi pengelolaan pulau-pulau kecil yang
pelaksanaannya memerlukan komitmen dan kerjasama yang terpadu, dan
konsisten dari para pemangku kepentingan baik di pusat maupun di
daerah. !engan demikian untuk pencapaian keberhasilan pelaksanaan
%akstranas tersebut diperlukan langkah-langkah sebagai berikut,
)(*( PROGRAM PRIORITAS
engelolaan pulau-pulau kecil dilaksanakan melalui penentuan
program prioritas yang dirumuskan atas dasar kebijakan dan strategi
nasional pengelolaan pulau-pulau kecil, sasaran-sasaran yang ingin
dicapai, dan program lain yang ditetapkan oleh sektor baik di pusat
maupun daerah sesuai dengan dinamika pembangunan.
enentuan program prioritas tersebut didasarkan pada
perkembangan dan perubahan lingkungan strategis dengan
memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut,
(/) Kedaulatan $egara Kesatuan =epublik Indonesia4
(0) Keterpaduan lintas sektor dan daerah4
(8) embangunan yang berkelanjutan4
(.) Keberpihakan kepada masyarakat dan ekonomi lokal4
(D) #tonomi !aerah4
28
(2) Kemitraan.
)(+( PENYUSUNAN RENCANA TINDAK (,-T&.$ P/,$)
"etiap program prioritas dijabarkan dalam bentuk rencana tindak
yang memuat kegiatan, wilayah, instansi terkait, dan sumber
pendanaannya. enyusunan rencana tindak ini dilakukan oleh,
(/) !epartemen&(embaga emerintah $on !epartemen (($!)
terkait disesuaikan dengan tupoksinya yang dan dilaksanakan
melalui mekanisme perencanaan pembangunan4
(0) emerintah !aerahemerintah (ropinsi&Kabupaten&Kota) yang
terlebih dahulu menetapkan tipologi&karakteristik pulau-pulau kecil
di wilayahnya sebelum melaksanakan pengelolaan berdasarkan
%akstranas engelolaan ulau-pulau Kecil.
=encana tindak yang disusun oleh departemen&($! di tingkat
pusat diharapkan menjadi acuan dalam penyusunan rencana tindak di
daerah. !engan demikian terjadi sinkronisasi dalam pelaksanaan
pengelolaan pulau-pulau kecil sesuai kebijakan dan strategi nasional.
0.3. PENYUSUNAN RENCANA BISNIS -01S&$2SS P/,$.
Rencana bisnis dibuat oleh swasta/dunia usaha yan be!isi tentan !encana
"eiatan bai" da!i as#e" te"nis $au#un %inansial. &enyusunan !encana bisnis
(business plan) ha!us $e$enuhi bebe!a#a #e!sya!atan' $isalnya ()*(+
,-././ yan di$a"sud"an aa! tida" te!0adi "e!usa"an lin"unan bai"
0an"a #ende" $au#un 0an"a #an0an. /elan0utnya' !encana te!sebut
di#!esentasi"an "e#ada #&e$e!intah untu" $e$#e!oleh #e!setu0uan. 10in
dibe!i"an oleh #&e$e!intah d*ae!ah denan $e$#e!hati"an be!baai
"e#entinan te!$asu" as#i!asi $asya!a"at lo"al.
0.0. PEMBIAYAAN
embiayaan dalam pengelolaan pulau-pulau kecil dapat
bersumber dari , (a) emerintah, melalui dana dari ;nggaran
endapatan dan 5elanja $egara (;5$) dan ;nggaran endapatan
dan 5elanja !aerah (;5!)4 (b) "wasta, melalui penyertaan modal
baik $asional $asional maupun ;sing4 dan (c) --asyarakat.
0.5. KELEMBAGAAN
Kewenangan dan tanggungjawab pemerintah dalam pengelolaan
pulau-pulau kecil dipilah menjadi emerintah usat, emerintah
ropinsi dan emerintah Kabupaten&Kota. Koordinasi yang jelas dan
tegas antara pemerintah pusat,, emerintah propinsi dan
emerintah kKabupaten&Kkota, sangat penting dalam efektivfitas
pelaksanaan pengelolaan pulau-pulau kecil yang mekanismenya
diatur dalam suatu pedoman.
29
0.5.1. Pe"e$nt&3 P!s&t
"ecara umum, kewenangan dan tanggungjawab emerintah
usat dalam rangka penguatan desentralisasi penyelenggaraan
pemerintahan adalah pada penetapan kebijakan yang bersifat norma,
standar, kriteria, dan prosedur.
"edangkan kewenangan pelaksanaan emerintah hanya
kewenangan yang bertujuan untuk,
(/) -empertahankan dan memelihara identitas dan integritas bangsa
dan $egara4
(0) -enjamin stabilitas ekonomi dalam rangka peningkatan
kemakmuran rakyat4
(8) -enjamin kualitas dan e*siensi pelayanan umum yang setara
bagi semua warganegara4
(.) -enjamin keselamatan *sik dan non *sik secara setara bagi
semua warganegara4
(D) -enjamin pengadaan teknologi dan "!- yang berkualitas4
(2) -enjamin supremasi hukum nasional.4
"ecara khusus, peran emerintah dalam pengelolaan pulau-pulau
kecil meliputi kebijakan umum dan fasilitasi. Fasilitasi yang dilakukan
emerintah usat meliputi,
(/) enyediaan sarana dan prasarana dasar dan permukiman, sosial
dan ekonomi dasar, seperti sarana pendidikan, permukiman,
kesehatan dan pendidikanpermukiman4
(0) engembangan prasarana perhubungan laut dan udara serta
wilayah strategis4
(8) engembangan kawasan pertumbuhan melalui perluasan
jaringan komunikasi dan informasi serta kerjasama dengan negara
tetangga4
(.) engembangan rencana tata ruang pulau-pulau kecil secara
nasional disertai pemetaan pulau-pulau kecil dengan skala / ,
/11.111 atau lebih besar 4
(D) enyediaan pedoman pendataan dan penamaan serta informasi
pro*l pulau-pulau kecil4
(2) enetapan dan pengelolaan kawasan konservasi laut nasional4
(3) Fasilitasi Kkerjasama investasi di pulau-pulau kecil.
Kewenangan dan tanggung jawab emerintah usat diantaranya
memberikan ketegasan mengenai penanganan pulau-pulau kecil
terluar di wilayah perbatasan dengan negara lain. enyusunan
Keputusan residen untuk pulau-pulau kecil tersebut sangat mendesak
untuk dilakukan terutama dalam kerangka menjaga keutuhan $K=I.
!alam pengelolaannya, maka pemerintah berkoordinasi dengan
pemerintah d!aerah (melalui asas dekonsentrasi dan tugas
pembantuan) baik dalam pelaksanaan kerjasama antar negara,
koordinasi penataan ruang, dan fasilitasi penyediaan sarana dan
prasarana transportasi maupun pemberdayaan masyarakat.
0.5.2. Pe"e$nt&3 D&e$&3Pe"e$nt&3 P$o)ns
Kewenangan dan tanggungjawab ropinsi sesuai kedudukannya
sebagai !aerah #tonom meliputi penyelenggaraan kewenangan
30
pemerintahan otonom yang bersifat lintas Kabupaten&Kota dan
kewenangan pemerintahan bidang lainnya. "edangkan kewenangan
ropinsi sebagai wilayah administratif merupakan pelaksanaan
kewenangan emerintah yang didekonsentrasikan kepada >ubernur.
"ecara umum, kewenangan emerintah ropinsi meliputi ,
(/) elayanan lintas Kabupaten&Kota.
Kewenangan pemerintahan ropinsi yang menyangkut
penyediaan pelayanan lintas Kabupaten&Kota di dalam wilayah
suatu propinsi dengan memperhatikan keseimbangan
pembangunan dan pelayanan pemerintah yang lebih e*sien4

(0) enanganan kon)ik kepentingan antara Kabupaten&Kota.
Kewenangan propinsi dalam penanganan kon)ik meliputi ,
a. Identi*kasi permasalahan dan potensi kon)ik4
b. Fasilitasi penyelesaian kon)ik.
0.5.3. Pe"e$nt&3 D&e$&3Pe"e$nt&3 K&#!)&tenA Kot&
Kewenangan dan tanggungjawab emerintah Kabupaten&Kota
dalam pengelolaan pulau-pulau kecil diluar kawasan tertentu
(misalnya kawasan perbatasan) yaitu,
(/) -enyusun rencana pengelolaan (management )lan), rencana aksi
(action )lan), rencana bisnis (#usiness )lan) dan penataan ruang
kawasan4
(0) -elaksanakan pengawasan dan pengendalian pembangunan4
(8) -eningkatkan kemampuan masyarakat dan penguatan
kelembagaan melalui sosialisasi, pendidikan dan latihan4
(.) -elaksanakan kerjasama dengan pihak swasta baik nasional
maupun asing sesuai ketentuan yang berlaku.
0.5.0. Pe$&n M&s'&$&+&t %&n S>&st&AD!n& Us&3&
-asyarakat dan swasta&dunia usaha dilibatkan secara aktif dalam
pengelolaan pulau-pulau kecil yang diatur dalam suatu pedoman
?umum yang telah akan disusun oleh pemerintah.
0.8. PEMBINAAN DAN PENGA2ASAN
emerintah bekerjasama dengan emerintah ropinsi dan emerintah
Kabupaten&Kota melaksanakan mekanisme pembinaan dan mekanisme
pengawasan dalam rangka akuntabilitas kegiatan pengembangan pulau-
pulau kecil secara periodik sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
?ntuk dapat melaksanakan program pembinaan dengan baik dan
tepat sasaran, diperlukan suatu guideline, modul atau semacam kurikulum
pembinaan yang sistematis, terarah dan berjenjang. "elain itu untuk
mendukung mekanisme pengawasan monitoring dan evaluasi, diperlukan
31
juga indikator-indikator standar penilaian yang terukur dan disesuaikan
dengan kondisi daerah setempat.
32
5 PENUTUP
engelolaan pulau-pulau kecil membutuhkan kebijakan yang
komprehensif, integral dan tepat, sesuai dengan keberadaannya sebagai
kawasan yang memiliki permasalahan, potensi dan karakteristik yang khas.
Kebijakan itu tersebut tentunya harus didukung dengan pemahaman yang
utuh terhadap konsepsi kebijakan, program, strategi yang sinergis,
koordinasi yang efektif dan sistem informasi yang terpadu dari berbagai
pihak&pelaku program penanganan pengelolaan pulau-pulau kecil.
?ntuk merespon persoalan dan kebutuhan tersebut, diperlukan
upaya peningkatan kapasitas (ca)acity #uilding) berbagai pihak yang
terkait dalam dengan program pengelolaan pulau-pulau kecil. !engan
ca)acity #uilding ini, diharapkan dapat dihindari terjadinya bias, baik
dalam pemahaman terhadap kebijakan dan strategi maupun dalam
penyusunan program yang didukung antara lain oleh suatu perangkat
piranti kelembagaan (institutional arrangement) yang mencakup struktur
organisasi pemerintah dan non pemerintah termasuk mekanisme untuk
menjembatani antar organisasi dan instansi yang bertanggung jawab4
kumpulan hukum, aturan, konvensi, keputusan dan standar mutu4 dan
kumpulan norma sosial dan tradisi seperti hukum adat dan hak ulayat.
"aat ini, sebagian besar instansi&dinas daerah pengelola program bagi
pengembangan dan pemanfaatan wilayah laut, pesisir, dan pulau-pulau
kecil berada di instansi&dinas yang berbeda, sehingga menyulitkan
koordinasi baik antara usat dan !aerah maupun antar !aerah sehingga
keberadaan naskah %akstranas pengelolaan pulau-pulau kecil ini menjadi
sangat penting. !i samping itu, dengan adanya %akstranas pengelolaan
pulau-pulau kecil ini diharapkan pembangunan dan pengelolaan pulau-
pulau kecil akan lebih terarah dan lebih optimal untuk tujuan pertahanan
keamanan, pengembangan ekonomi dan konservasi lingkungan.
33
3/.SS,%4
A#$&s roses pengikisan pada material yang massif, pasir dan
tanah, yang terjadi akibat ombak& gelombang pantai.
AIDA (Australia$&ndonesia +evelo)ment Area)4
Kerjasama sosial ekonomi antara G (delapan) propinsi di
Kawasan +imur Indonesia dengan propinsi 4orthern
Territory di ;ustralia
BIMP-EAGA (%runei +arussalam, &ndonesia, /alaysia and ,hili))ines$
East Asia ro*th Area)5
Kerjasama ekonomi sub-regional antara 5runei
!arussalam, Indonesia, -alaysia dan Filipina di bidang (/)
pertanian, perikanan dan kelautan4 (0) keuangan,
investasi dan perdagangan4 (8) pariwisata4 (.)
perhubungan dan komunikasi4 (D) pertambangan dan
energi4 (2) pengembangan sumberdaya manusia4 dan (3)
pengembangan industri.
G!,!s&n
P!(&!
"ekelompok pulau yang terdiri dari dua pulau atau lebih
dan berjarak tidak lebih dari G mil laut, dimana
keseluruhannya saling berinteraksi secara ekosistem.
IMS-GT (&ndonesia$/alaysia$Singa)ura$ro*th Triangle)4
Kerjasama ekonomi sub-regional antara wilayah "umatera
bagian tengah (Indonesia) dengan -alaysia dan
"ingapura yang merupakan pengembangan dari program
kerjasama segitiga "ingapura-%ohor-=iau ("I%#=I).
IMT-GT (&ndonesia$/alaysia$Thailand$ ro*th Triangle)4
Kerjasama ekonomi sub-regional antara wilayah "umatera
bagian tengah (Indonesia) dengan -alaysia dan +hailand.
J&s&
Ln,+!n,&n
otensi pulau-pulau kecil yang bila dikelola secara
berkelanjutan dapat memberikan jasa bagi masyarakat,
misalnya ekowisata.
K&>&s&n @ilayah dengan fungsi utama lindung atau budidaya
K&>&s&n
B!%%&'&
Kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk
kegiatan budidaya atas dasar kondisi dan potensi
sumberdaya alam, sumberdaya manusia dan sumberdaya
buatan.
K&>&s&n
Pen,e"#&n,
&n P$o$t&s
Kawasan pulau-pulau kecil yang potensial untuk
pengembangan kegiatan prioritas.
K&>&s&n
Konse$/&s
Kawasan yang ditetapkan (sesuai ketentuan yang berlaku)
sebagai kawasan yang berfungsi untuk konservasi
(perlindungan4 pengawetan dan pemanfaatan) agar dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan kualitas
hidup.
34
K&>&s&n
Ln%!n,
Kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama
melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup
sumberdaya alam dan sumberdaya buatan.
K&>&s&n
Pe(est&$&n
A(&"
Kawasan dengan ciri khas tertentu baik di darat maupun
di perairan yang mempunyai fungsi perlindungan sistem
penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman
jenis biota serta pemanfaatan secara lestari sumberdaya
alam hayati dan ekosistemnya.
K&>&s&n
Pe$#&t&s&n
Kawasan pulau-pulau kecil perbatasan dan laut di
sekitarnya dalam batas laut territorial, batas J:: dan
batas landas kontinen
K&>&s&n
R&>&n
Ben*&n&
A(&"
Kawasan yang diidenti*kasi sering dan berpotensi tinggi
mengalami bencana alam seperti letusan gunung berapi,
gempa bumi dan tanah longsor
K&>&s&n
S!&+& A(&"
Kawasan dengan ciri khas tertentu baik di darat maupun
di perairan yang mempunyai fungsi pokok sebagai
kawasan pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan
dan satwa beserta ekosistemnya yang juga berfungsi
sebagai wilayah sistem penyangga kehidupan.
K&>&s&n
S!&+& A(&"
L&!t
!aerah yang mewakili ekosistem khas di lautan maupun
perairan lainnya, yang merupakan habitat alami yang
memberikan tempat maupun perlindungi bagi
perkembangan keanekaragaman tumbuhan dan satwa,
yang terdiri dari 7agar ;lam dan "uaka -arga "atwa.
K&>&s&n
Te$tent!
Kawasan yang ditetapkan secara nasional mempunyai
nilai strategis yang penataan ruangnya diprioritaskan.
K&>&s&n
Te$tn,,&(
5agian wilayah propinsi&kabupaten&kota yang relatif
kurang berkembang dibandingkan dengan kondisi rata-
rata wilayahnya dilihat dari indikator dan kriteria yang
telah ditentukan
Konse$/&s engelolaan pemanfaatan oleh manusia terhadap biosfer
sehingga dapat menghasilkan manfaat berkelanjutan
yang terbesar kepada generasi sekarang sementara
dengan mempertahankan potensinya untuk memenuhi
kebutuhan dan aspirasi generasi akan datang (suatu
variasi de*nisi pembangunan berkelanjutan)
Pe"#e$%&'&
&n
M&s'&$&+&t
?paya yang dimaksudkan untuk memfasilitasi,
mendorong atau membantu agar masyarakat pesisir dan
pulau-pulau kecil mampu menentukan yang terbaik bagi
mereka dalam memanfaatkan dan mengelola sumberdaya
pesisir secara lestari.
Pen,e(o(&&n =angkaian kegiatan terhadap sumberdaya wilayah pesisir
dan pulau-pulau kecil yang dilakukan secara swadaya
dengan partisipasi aktif dari, oleh dan untuk masyarakat
disertai kerjasama aktif pihak-pihak terkait yang meliputi
35
perencanaan, perlindungan dan pemanfaatan secara
berdayaguna bagi masyarakat.
Pe$&$&n
-UU No.
5A1<<B.
erairan Indonesia yang meliputi perairan pedalaman
(sungai, danau, waduk, rawa, genangan air), (aut @ilayah
Indonesia dan Jona :konomi :ksklusif.
P$ese$/&s
-)e$(n%!n,&
n.
"uatu proses pengelolaan yang membiarkan habitat
seperti apa adanya dengan menghindari atau mencegah
campur tangan manusia.
P!(&! @ilayah daratan yang terbentuk secara alamiah,
dikelilingi air dan selalu berada di atas air pada saat air
pasang tinggi (?$7(#", /9G0).
P!(&! Ben!&
-Kontnent&(.
ulau yang letaknya menjadi satu rangkaian dan
berhubungan dengan benua, misalnya, pulau "umatera
dengan "emenanjung -alaya dan daratan ;sia.
P!(&! K&$&n, ulau yang terbentuk dari batu kapur karang-karang mati
di perairan laut dangkal tropis, misalnya, pulau-pulau di
Kepulauan "eribu.
P!(&!
=!(+&n+
ulau yang terbentuk dari lava yang menumpuk dan
menggunung ke atas dari dasar samudera oleh erupsi
gunung api lautan, misalnya, Kepulauan ;leution.
P!(&! +e*( ulau yang memiliki luas daratan kurang atau sama
dengan /1.111 km0 dan jumlah penduduknya kurang
atau sama dengan 011.111 orang (Kepmen. Kelautan dan
erikanan $o. ./&0111 %o Kepmen. Kelautan dan erikanan
$o. 23&0110)
P!(&! % %
)Pe$#&t&s&n
ulau yang memiliki +itik !asar (%ase ,oint) dan
digunakan sebagai acuan dalam penentuan batas negara
S!&+&
Pe$+&n&n
Kawasan perairan tertentu baik tawar, payau atau laut
dengan kondisi dan ciri khas tertentu sebagai tempat
berkembang biak dan& atau berlindung jenis-jenis "umber
!aya Ikan tertentu, yang berfungsi sebagai daerah
perlindungan dan pemanfaatan secara lestari
T&"&n
2s&t& A(&"
Pe$&$&n
Kawasan pelestarian alam di perairan yang mempunyai
ekosistem asli, dikelola dengan sistem 'onasi yang
dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan,
pendidikan, menunjang aspek budaya, pariwisata dan
rekreasi.
Tt+ D&s&$
-TD.
+itik yang berada pada garis air rendah dan digunakan
sebagai penentuan garis pangkal.
Tt+
Re7e$ens
+itik yang secara *sik berbentuk pilar di darat dan
digunakan sebagai acuan dalam penentuan +!
36
-TR.
37

Anda mungkin juga menyukai