Anda di halaman 1dari 11

Hubungan Antara Expected Frequencies Dari Suatu

Peristiwa Ekstrim dan Ekonomi Teknik Untuk


Infrastruktur SDA

Tugas Ini disusun untuk Memenuhi Mata Kuliah Pengelolaan Sumber Daya Air



DISUSUN OLEH :
WIEDDYA (21080112130079)
FEBRINA M (21080112140139)
KARTIKA N C (21080112130094)

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2014
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Ketersediaan infrastruktur yang berkualitas merupakan salah satu faktor penentu daya
tarik suatu kawasan/wilayah/negara, disamping faktor kualitas lingkungan, image dan budaya
masyarakat. Selanjutnya, kinerja infrastruktur menjadi faktor kunci dalam penentuan daya saing
global, selain faktor ekonomi makro, efisiensi pemerintahan dan efisiensi usaha. Dalam World
Competitiveness Yearbook 2009, daya saing Indonesia ditempatkan pada peringkat ke 54 dari
134 negara yang dinilai. Hal ini diantaranya disebabkan oleh ketersediaan infrastruktur yang tidak
memadai (daya saing infrastruktur Indonesia pada peringkat 84, yaitu di bawah Brazil, China,
Thailand, Malaysia, dan Korea). Dukungan infrastruktur yang memadai juga diperlukan dalam
peningkatan pertumbuhan ekonomi. Tanpa dukungan tersebut, maka perekonomian akan menjadi
cepat panas (overheated), karena respon dari sisi pasokan (supply) terhadap permintaan
(demand) menjadi terhambat. Kiranya kondisi tersebut yang saat ini dihadapi oleh Indonesia,
dimana ekonomi bertumbuh relatif pesat (6,1% pada Tahun 2010), namun investasi infrastruktur
tidak memadai,yaitu sekitar 3,5% dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Terlepas dari tingginya potensi sumber daya air, sumber daya air permukaan di Indonesia
mengalami kekurangan selama musim kemarau, namun terjadi banjir selama musim hujan terutama di
beberapa daerah. Meskipun Indonesia memiliki curah hujan yang berlimpah, dengan rata-rata nasional
lebih dari 2.500 mm/tahun, namun terjadi perbedaan yang sangat besar di daerah tertentu di Indonesia.
Hal ini terjadi berkisar dari daerah-daerah yang sangat kering di Nusa Tenggara, Maluku dan
Sulawesi bagian dari Kepulauan (kurang dari 1.000 mm) dan yang sangat basah di beberapa bagian
daerah Papua, Jawa, dan Sumatra (lebih dari 5.000 mm).
Seperti di banyak negara lain, kondisi sumber daya air di Indonesia telah sampai pada tahap di mana
tindakan terpadu diperlukan untuk membalikkan tren yang terjadi saat ini yatiu penggunaan air yang
berlebihan, polusi, dan meningkatnya ancaman kekeringan dan banjir.
Mengingat tantangan yang dihadapi oleh sektor sumber daya air dan sektor irigasi di abad ke-21 dan
reformasi sektor publik yang lebih memperhatikan aspirasi rakyat, Pemerintah Indonesia telah
memulai program reformasi bidang sumber daya air yang meliputi aspek kebijakan, aspek
kelembagaan, aspek legislatif dan peraturan, dan kebijakan konservasi sumber daya air telah
mendapat bagian yang substansial dalam agenda reformasi.

1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan ekonomi teknik?
2. Apa yang dimaksud dengan expected frekuensi?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian ekonomi teknik.
2. Mengetahui tujuan dan konsep dari ekonomi teknik dan hubungannya dengan
expected frequencies.

1.4 Manfaat
Manfaat dari membaca makalah ini adalah pembaca dapat menambah ilmu tentang
pengelolaan sumber daya air secara umum serta diharapkan pembaca dapat lebih menggali
lagi ilmu tentang pengelolaan sumber daya air.
















BAB II
ISI
Ekonomi teknik adalah penentuan faktor-faktor dan kriteria ekonomi yang
digunakan ketika satu atau lebih alternatif dipertimbangkan untuk dipilih dalam
menyelesaikan suatu masalah di bidang teknik. Bisa juga dikatakan bahwa ekonomi teknik
adalah sekumpulan teknik matematika yang menyederhanakan perbandingan ekonomi dalam
suatu kasus di bidang teknik. Ilmu ekonomi tidak pernah lepas dari ilmu teknik, terutama
dalam perancangan dan penerapannya di masyarakat. Dalam hal tersebut, selalu ada beberapa
alternatif dalam pelaksanaannya yang masing-masing alternatif memiliki keuntungan dan
kerugian yang berbeda-beda jenis dan jumlahnya. Namun penyelesaian masalah tersebut
selalu memiliki kriteria ekonomi, dan kriteria tersebut digunakan untuk memilih satu dari
banyak alternatif yang tersedia tersebut.
Misal, dalam penerapan mekanisasi di suatu lahan perkebunan tebu, ada banyak
alternatif yang tersedia. Apakah penerapan mekanisasinya secara menyeluruh atau hanya
sebagian saja (misalnya hanya pada bagian permesinan, irigasi, atau sistem manajemennya
saja), dan dana yang tersedia terbatas. Dan mekanisasi yang diterapkan itu harus memberikan
tambahan profit yang sebesar-besarnya bagi perkebunan tersebut. Jika perkebunan
menetapkan untuk memilih mekanisasi permesinannya saja karena dianggap dapat
meningkatkan efisiensi kerja lebih besar, maka muncul alternatif lagi, apakah perkebunan
akan menerapkan permesinan di fasilitas pengolahan batang tebu, pengolahan lahan, atau
pemanenan. Bahkan jika sudah ditetapkan demikian, perkebunan masih harus memilih tipe
mesin apa yang akan dibeli karena menyangkut daya tahan, kinerja mesin, dan kesesuaian
dengan perkebunan tersebut. Semua itu harus diperhitungkan secara ekonomi dan matematis
dengan tujuan untuk mendapatkan hasil dan keuntungan yang sebesar-besarnya, atau
kerugian yang sekecil-kecilnya.
Analisis ekonomi teknik (engineering economic analysis) adalah bagian dari ilmu
ekonomi yang diaplikasikan pada proyek-proyek teknik. Digunakan oleh para insinyur untuk
mencari solusi terbaik dengan mengukur nilai ekonomi dari setiap alternatif solusi yang
potensial. Masalah yang dapat diselesaikan menggunakan alnalisis ekonomi teknik
adalah masalah yang memiliki tiga karakteristik berikut:

1. Masalah itu cukup penting, dan memerlukan pemikiran dan usaha serius dalam
pemecahannya.
2. Masalah tersebut tidak dapat diselesaikan dalam benak kita tapi memerlukan analisis
yang teliti yang mengorganisasikan setiap elemen masalah dan semua konsekuensi
yang mungkin terjadi, dan tidak dapat diselesaikan sekaligus.
3. Masalah itu memiliki aspek ekononis yang cukup penting sebagai komponen yang
mengarahkan analisis pada keputusan.
Proses Pengambilan Keputusan Ekonomi Teknik
Seorang insinyur atau manajer selalu dihadapkan pada permasalahan pengambilan keputusan
yang melibatkan lebih dari satu alternatif, setidaknya alternatif untuk melakukan sesuatu (do
action) dan tidak melakukan sesuatu (do nothing). Untuk memperoleh alternatif terbaik,
setiap alternatif tersebut harus dinilai dengan kriteria yang sama. Langkah-langkah
pengambilan keputusan dapat dilihat pada gambar berikut.

1. Mengenali Masalah
John Dewey seorang filsuf Amerika mengatakan Suatu masalah yang didefinisikan secara
benar adalah masalah yang sebagian telah terselesaikan. Itu berarti hanya masalah yang
telah dikenali dengan benarlah yang berpotensi untuk diselesaikan, tanpa mengenali masalah
dengan benar kita akan tersesat sehingga solusi yang tepat tidak akan pernah tercapai.
Masalah dapat dikenali oleh berbagai pihak terkait, bisa oleh pemilik masalah sebagai
pengambil keputusan, pemecah masalah seperti insinyur atau manajer, atau oleh para
operator yang langsung berhubungan dengan hal-hal teknis.
Beberapa masalah berikut cocok diselesaikan dengan analisis ekonomi teknis, identifikasi
yang mana saja?

1. Mana yang lebih baik membeli mobil bermesin disel atau bermesin bensin?
2. Haruskah mesin otomatis dibeli untuk menggantikan tiga orang pekerja manual saat
ini?
3. Apakah bijak menjadwalkan kelas subuh untuk menhindari kemacetan di pagi hari?
4. Apakah lebih baik anda pindah jurusan ke Teknik Listrik?
5. Seseorang yang akan anda nikahi bekerja dengan gaji yang rendah, sedangkan yang
lain adalah profesional bergaji tinggi, mana yang akan anda pilih?

2. Menetapkan Tujuan dan Sasaran
Masalah adalah situasi yang menghambat tercapainya suatu tujuan yang telah ditentukan. Di
perusahaan masalah utama akan terkait dengan tidak tercapainya profit, dan masalah yang
dihadapi para individu umumnya terkait dengan tidak tercapainya kepuasan. Tujuan-tujuan
yang bersifat umum diatas seringkali diuraikan menjadi tujuan yang lebih sempit, spesifik,
dan kuantitatif. Misalnya perusahaan harus membuat 1000 unit produk bulan ini atau saya
harus melunasi cicilan rumah tahun iniadalah sasaran yang menggambarkan tujuan.


3. Menyusun Data yang Relevan
Keputusan yang baik adalah keputusan yang dibuat dengan memanfaatkan informasi tepat
yang diperoleh dengan menyusun data yang akurat dan relevan. Di jaman informasi seperti
sekarang ini, jumlah data sangat melimpah namun sulit dirangkai menjadi informasi yang
berarti. Dalam mengembangkan informasi itu analis harus dapat memilih data yang relevan
dan menentukan apakah nilainya sesuai dengan biaya yang dikeluarkan untuk
memperolehnya. Dalam proses pengambilan keputusan, menyusun data yang relevan adalah
salah satu bagian yang paling sulit.

4. Mengidentifikasi Alternatif yang Layak
Harus diyakini bahwa setiap masalah memiliki lebih dari satu alternatif solusi, yakini juga
bahwa jika hanya terdapat satu-satunya solusi maka itu tidak bisa disebut masalah. Dari
sekian banyak cara penyelesaian masalah, hanya ada sebagian alternatif yang layak
dipertimbangkan sebagai solusi potensial, namun demikian perlu kehati-hatian untuk tidak
menentukan alternatif terbaik pada tahap ini, jika itu terjadi maka solusi yang didapatkan
mungkin bukan yang terbaik. Untuk memilih alternatif yang layak dapat dilakukan melalui
proses urun rembuk (brainstorming), kemudian dibuat daftar alternatif yang layak dan yang
tidak layak beserta dengan alasan-alasannya. Ada beberapa alternatif yang dengan mudah
dieliminasi dengan alasan yang jelas seperti ketiadaan material, keterbatasan teknologi, dan
keterbatasan waktu.

5. Menetapkan Kriteria Penilaian Alternatif
Alternatif terbaik dipilih dengan menilai berdasarkan kriteria tertentu, kata terbaik
menunjukan bahwa penilaian pada dasarnya bisa bersifat kualitatif meliputi spektrum paling
buruk buruk cukup baik lebih baik paling baik, dengan demikian baik buruknya
suatu alternatif akan bersifat relatif. Bayangkan jika seorang dinyatakan bersalah oleh hakim
dan diberikan alternatif untuk membayar denda satu juta rupiah atau kurungan tiga hari,
secara multak tidak ada pilihan yang menarik tapi berdasarkan nilai relatif setiap orang dapat
memutuskan mana pilihan yang lebih tidak menarik, pada kasus ini berlaku adagium make
the best of a bad situation memilih yang terbaik dari yang terburuk.
Untuk menilai suatu alternatif dapat dilakukan dengan cara yang berbeda, misalnya:

Menghasilkan paling sedikit kerusakan ekologi
Memperbaiki distribusi kekayaan penduduk
Menggunakan uang secara efisiensi ekonomis
Minimasi pengeluaran uang
Memastikan bahwa yang mendapatkan benefit dari keputusan lebih banyak daripada
yang menderita akibat keputusan itu
Minimasi waktu pencapaian tujuan
Minimasi pengangguran

Semua masalah analisis ekonomi akan termasuk salah satu kategori berikut:
1. Input sama, tujuannya adalah meningkatkan utilisasi sumber daya, kriteria yang
digunakan adalah maksimasi benefit atau output.
2. Output sama, tujuannya melakukan efisiensi sumberdaya, kriteria yang digunakan
adalah minimasi biaya atau input lainnya.
3. Input dan output tidak sama, adalah memaksimalkan selisih antara benefit dan biaya,
kriteria yang digunakan adalah maksimasi profit.
6. Membangun Model Keterhubungan
Pada tahap ini semua elemen yang telah diidentifikasi (yaitu tujuan, data dan informasi,
alternatif potensial, dan kriteria) digabungkan. Hubungan dari elemen-elemen itu
direpresentasikan menjadi model matematika yang menunjukan hubungan antara variabel.



7. Memprediksi Keluaran Alternatif
Model yang dibangun tersebut digunakan untuk memprediksi keluaran (outcome) dari setiap
alternatif, perlu diingat bahwa setiap alternatif itu bisa menghasilkan keluaran yang beragam,
misalnya keluaran untuk alternatif mobil yang akan digunakan untuk mengirimkan barang
bisa berupa jumlah bahan bakar, tingkat polutan, kapasitas angkut, atau kecepatan mobil.
Tapi guna menghindari komplikasi yang tidak perlu maka pengambiilan keputusan
diasumsikan menggunakan keluaran tunggal, dan keluaran-keluaran lain diabaikan.

8. Memilih Alternatif Terbaik
Memilih alternatif terbaik berdasarkan kriteria yang ditetapkan, pengambilan keputusan ini
harus dilakukan secara hati-hati dan diyakini bahwa solusi terbaik untuk masalah itu telah
ditemukan.

9. Audit Pasca Keputusan
Audit pasca keputusan penting dilakukan untuk menjamin apa yang diproyeksikan akan
tercapai. Jika semua pihak yang terlibat dalam penyelesaian masalah itu menyadari bahwa
rekomendasi mereka akan diaudit tingkat keberhasilannya maka mereka akan bekerja lebih
realistis dan menghindari kesalahan yang akibat rasa optimis yang berlebihan.
Dalam mengevaluasi beberapa alternatif yang tersedia, ekonomi teknik biasanya
mempertimbangkan nilai uang terhadap waktu, estimasi pendapatan dan biaya, strategi
keuangan, inflasi, depresiasi, ketidakpastian, pajak, undang-undang kebijakan, periode
perencanaan, tingkat bunga modal, perhitungan nilai dan harga, hingga rate of return. Rate of
return adalah seberapa besar tingkat pengembalian biaya setelah alternatif dilaksanakan.
Sementara itu Expected frekuencies adalah sebuah frekuensi yang diharapkan dengan
prediksi frekuensi teoritis yang diperoleh dari percobaan dianggap benar sampai bukti
statistik dalam bentuk uji hipotesis menunjukkan hal yang sebaliknya. Frekuensi yang
diamati, di sisi lain, adalah frekuensi aktual yang diperoleh dari percobaan. Peristiwa yang
diprediksi harus saling eksklusif satu sama lainnya.

Untuk menguji hipotesis, "Chi-square" dihitung dengan mencari perbedaan antara masing-
masing frekuensi yang diamati dan teoritis, mengkuadratkan mereka, membagi masing-
masing dengan frekuensi teoritis, dan mengambil jumlah dari hasil:

Chi Square = ((O - E) x (O - E)) / E

di mana:

O = frekuensi yang diamati

E = an diharapkan (teoritis) frekuensi, ditegaskan oleh hipotesis nol

Beberapa karakteristik investasi infrastruktur yang perlu menjadi perhatian dalam penyiapan
kebijakan percepatan pembangunan infrastruktur diantaranya :
a. Memerlukan dana investasi yang relatif besar;
b. Merupakan investasi jangka panjang, umumnya lebih dari 30 tahun yang memerlukan
pendanaan jangka panjang;
c. Sumber pendanaan yang tersedia umumnya jangka pendek (8 10 tahun) padahal titik
impas (Break Event Point) pada umumnya tercapai sekitar 12 16 tahun;
d. Pendapatan dalam bentuk rupiah, sehingga sumber pendanaannya pun sebaiknya dalam
rupiah;
e. Cash flow pada awal masa konstruksi umumnya defisit;
f. Kenaikan tarif jalan tol didasarkan pada nilai inflasi tahun sebelumnya. Sementara itu,
kenaikan tarif air minum didasarkan pada indeks yang diterbitkan Pemerintah;
g. Investasi infrastruktur memiliki dua risiko, yaitu risiko masa konstruksi dan risiko masa
operasi;
h. Cost of fund (bunga) sangat menentukan kelayakan proyek KPS;
i. Memerlukan dukungan industri konstruksi yang kokoh dan handal, baik dalam bentuk
badan usaha penyedia jasa konstruksi, SDM maupun ketersediaan material dan peralatan
konstruksi sebagai bagian dari sumber daya investasi.





BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ekonomi teknik adalah penentuan faktor-faktor dan kriteria ekonomi yang digunakan ketika
satu atau lebih alternatif dipertimbangkan untuk dipilih dalam menyelesaikan suatu masalah
di bidang teknik.
Expected frekuencies adalah sebuah frekuensi yang diharapkan dengan prediksi frekuensi
teoritis yang diperoleh dari percobaan dianggap benar sampai bukti statistik dalam bentuk uji
hipotesis menunjukkan hal yang sebaliknya.
















DAFTAR PUSTAKA
Azdan, M. Donny, Ir, MA., MS., Ph.D. Perubahan Paradigma Pembangunan Sumber
Daya Air dan Irigasi, 2008
Bappenas. (2004). Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2004 2009.
Diperoleh dari www.bappenas.go.id.
Bappenas. (2005). Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) 2005 2025.
Diperoleh dari www.bappenas.go.id.
http://cnx.org/content/m13475/1.2/
http://www.bappenas.go.id/unit-kerja/deputi-bidang-sarana-dan-
prasarana/direktorat-pengairan-dan-irigasi/

Anda mungkin juga menyukai