Anda di halaman 1dari 21

9.

KELOMPOK SOSIAL
- Robert Bierstedt a. Organisasi Berdasarkan kriteria ini Bierstedt
Membedakan jenis b. Hubungan sosial membedakan 4 jenis kelompok:
kelompok yaitu ada antar kelompok 1. Kelompok Asosiasi
tidaknya c. Kesadaran jenis 2. Kelompok Sosial
3. Kelompok Kemasyarakatan
4. Kelompok Statistik
1. Kel. Asosiasi Ciri:
- Anggota punya kesadaran jenis
- Ada persamaan kepentingan
pribadi/bersama
- Adanya hub. Sosial
- Adanya kontak
- Adanya komunikasi
- Adanya ikatan organisasi formal

Contoh:
Negara RI, Sekolah, OSIS, Pramuka,
Fakultas, Senat Mahasiswa, Parpol, Korps
Pegawai, dll
2. Kel. Sosial Ciri:
- Anggota punya kesadaran jenis
- Berhubungna satu dengan yg lain tapi
tdk terikat dalam organisasi

Contoh:
Kelompok pertemanan, kerabat, dll
3. Kel. Ciri:
Kemasyarakata - Cuma memenuhi satu sarat yaitu
n kesadaran akan persamaan
- Belum ada kontak & komunikasi antar
anggota
- Belum ada organisasi
- Ada kepentingan tpribadi tapi bukan
kepentingan bersama

Contoh: Pengelompokan laki-laki atau


pengelompokan perempuan dari
penduduk Indonesia
4. Kel. Statistik Ciri:
- Tidak ada organisasi
- Tidak ada hubungan sosial
- Tidak ada kesadaran jenis
- Hanya analisis dan ciptaan peneliti

Contoh: Pengelompokan jumlah


penduduk dgn usia interval 0-4 thn, 5-9
tahun, dst
Robert K Merton 3 Kriteria Konsep kelompok harus dibedakan
mendefinisikan kel. Kelompok dengan konsep kolektiva
Sosial sebagai - Ditandai sering
sekelompok orang terjadinya interaksi Konsep Kolektiva: sejumlah orang yg
yg saling - Pihak yang punya solidaritas atas dasar nilai
berinteraksi sesuai berinteraksi bersama yg dimiliki serta ada rasa
dengan pola yg mendefinisikan diri kewajiban moral untuk menjalankan
telah mapan mereka sbg peran yg diharapkan. Tidka ada unsur
anggota interaksi.
- pihak yang
berinteraksi Konsep Kategori Sosial: suatu
didefinisikan oleh himpunan peran yang punya ciri sama
orang lain sebagai seperti jenis kelamin ata usia. Antara
anggota kelompok pendukung peran tersebut tidak terdapat
interaksi
Durkheim 1. Solidaritas Ciri:
Membedakan Mekanik - Menandai masyarakat yang masih
kelompok sederhana atau segmental
didasarkan pada: - Kelompok manusia tinggal tersebar dan
solidaritas mekanik hidup terpisah satu sama lain
dan solidaritas -Masing-masing kelompok mampu
organik memenuhi kebutuhan tanpa kerjasama
atau bantuan kelompok luar
- Masing-masing anggota dapat
menjalankan peran yg diperankan
anggota lain
- Pembagian kerja belum berkembang
- Peran anggota sama shgg ketidak
hadiran seorang anggota tidak
mempengaruhi kelangsungan hidup
kelompok
- Diutamakan persamaan perilaku dan
sikap
- Perbedaan tidak dibenarkan
- Diikat oleh kesadaran kolektif, hati
nurani kolektif ( kesadaran bersama yg
mencakup keseluruhan kepercayaan dan
perasaan kelompok, dan bersifat ekstrim
serta memaksa)
- Sanksi pelanggaran hukum bersifat
represif
2. Solidaritas Ciri:
Organik - Merupakan bentuk solidaritas yang
mengikat masyarakat komples yang
telah mengenal pembagian kerja secara
rinci dan dipersatukan oleh kesaling-
bergantungan antarbagian.
- Tiap anggota menjalankan peran
berbeda.
- Ketidakhadiran pemegang peran
tertentu akan mengakibatkan gangguan
paa kelangsungan kelompok

Contoh: tidak berperannya tentara maka


masyarakat rentan terhadap serangan
dari masyarakat lain

- Ikatan yang mempersatukan adalah


kesepakatan yang terjalin diantara
beberapa kelompok profesi
- Hukum yang menonkol tidak lagi
pidana, tetapi juga perdata
- Pelanggaran akan diberi sanksi restitutif
(membayar gantu rugi)
Ferdinand Gemeinschaft Jenis Gemeinschaft
Tonnies Adalah kehidupan 1. Gemeinschaft by blood
Membedakan bersama yang Mengacu pada ikatan kekerabatan
kelompok menjadi intim, pribadi, dan 2. Gemeinschaft of place
Gemeinschaft dan eksklusif; suatu Merupakan ikatan yg berlandaskan
Gesellschaft keterikatan yg kedekatan letak tempat tinggal serta
dibawa sejak lahir tempat kerja yg mendorong orang
untuk berhunungan secara intim sadu
dgn yg lain dan mengacu pada
kehidupan bersama di pedesaan
3. Gemeinschaft of mind
Mengacu pada hubungan
persahabatan yg disebabkan oleh
persamaan keahlian atau pekerjaan
serta pandangan yg mendorong orang
untuk saling berhubungan secara
teratur

- Ditandai olehkehidupan organik


Gesellschaft - Individu pada dasarnya terpisah meski
Dilukiskan sebagai terdapat banyak faktor pemersatu.
kehidupan publik; - Ditandai oleh struktur mekanik
sebagai orang
yang kebetulan
hadir bersama tapi
masing-masing
tetap mandiri.
Bersifat sementara
dan semu
Charles Horton - Primari Group Ciri:
Cooley Kelompok yang - ruang lingkup terpenting adalah
ditandai oleh keluarga, teman bermain pada adak kecil
pergaulan dan dan rukun warga serta komunitas pada
kerjasama tatap orang dewasa.
muka yang intim. - KElompok primer penting bagi
pengalihan kebudayaan khusus
berdasarkan etnik, agama, ras, dll
- Melalui kel. Primer, misalnya, bahasa
suatu suku bangsa atau “prokem” atau
kebiasaan lain di kalangan remaja kota
besar dipelajari

W.G. Summer In Group, Out - dijumpai persahabatan, kerjasama,


Group keteraturan kedamainan.
- Hubungan antara kelompok dalam
dengan kelompok luar ditandai dengan
kebencian, permusuhan, perang, dan
perampokan.

Etnosentrisme Anggota kelompok menganggap


kelompok mereka sendiri sebagai pusat
segala-galanya dan sebagai acuan bagi
kelompok luar

Contoh: Yahudi, Yunani-Romawi,..


Patriotisme Kesetiaan pada kelompok dan pimpinan
kelompok serta perasaan etnosentrisme
tetap dipertahankan. Setiap warga
negara diharapkan berkorban untuk
negaranya. Bisa berkembang menjadi
Chauvinisme
Chauvinisme Nasionalisme dalam arti sempit adalah
suatu sikap yang meninggikan
bangsanya sendiri, sekaligus tidak
menghargai bangsa lain sebagaimana
mestinya. Sikap seperti ini jelas
mencerai-beraikan bangsa yang satu
dengan bangsa yang lain. Keadaan
seperti ini sering disebut chauvinisme.
Merton Kel. Acuan/ Kelompok acuan berjumlah sangat
Reference Group banyak dan mencakup bukan hanya
kelompok yg ada di dlmya orang menjadi
anggota melainkan juga sejumlah besar
kelompok yang didalamnya seseorang
tidak menjadi anggota. Kel acuan yang
berjumlah byk tsbt jadi acuan bg sikap,
penilaian dan perilaku seseorang.
Talcott Parson Variabel Pola Seperangkat dilema universal yang
dihadapi dan harus dipecahkan seorang
pelaku dalam setiap situasi sosial
Ada 5 perangkat
dilema
1.Affectivity- -Mengacu pada dilema antara ada
affective tidaknya perasaan kasih sayang ataupun
neutrality kebencian dalam suatu interaksi
-Dalam hub.antara pelaku yg terikat oleh
pertalian kekerabatan atau ikatan
pernikahan, sikap afektif dapat
diharapkan
-Tapi antara atasan-bawahan,guru-murid,
yg diharapkan adlh affective neutrality
atau ketiadaan sikap afektif
2.Specificity- -Mengacu pada dilema antara
diffuseness kekhususan dan kekaburan
-Misalnya kekaburan/diffuseness
ditemukan saat anak memecahkan piring
saat makan pagi.Sepanjang hari orang
tua akan memarahi anaknya meski
interaksi dengan orang tua tidak ada
hubungannya dgn kegiatan makan
-Kekhususan/specificity akan
ditemukan misalnya siswa SMP ditegur
guru karena memperoleh dilai buruk dlm
ujian matematika, tetapi pada pelajaran
berikutnya, biologi misalnya, dipuji
gurunya karena punya nilai baik
3.Universialism- -mengacu pd dilema antara dipakai-
particularism tidaknya ukuran universal.
-Universialism Misalnya seorang siswa
diharapkan memperoleh perlakuan sama
dari guru(berprestasi dipuji,dicela bila
tidak)
-Particularism. Misalnya di dalam
keluarga seorang anak lebih diutamakan
oleh orang tuanya ketimbang anak lain
(red:ya iya lah! Anaknya!)
4.Quality- -mengacu pada situasi yg di dlmnya
performance prang harus memutuskan apakah yg
penting faktor yg dibawa sejak lahir atau
suatu perangkat prestasi tertentu
- Kualitas: Kalau dalam hubungan faktor
yg dibawa sejak lahir seperti jenis
kelamim,usia atau hub.kekerabatan lbh
penting
-Prestasi: kalau yang dipentingkan
adalah prestasi seperti hub guru dengan
siswa
5.Self- -Menitikberatkan pada orientasi pelaku
orientation dan dlm suatu hub.
collectivity- -Self orientation: saat hub. Seseorang
orientation berorientasi pd kepentingan diri
sendiri.Misnya:dagang, bisnis
-Collectivity Orientation:saat
hub.orientasinya pd kepentingan
umum.Mis:dokter,pemadam kebakaran
Geertz Abangan -Diwarnai berbagai upacara
selamatan,prakti pengobatan tradisional
serta kepercayaan pada makhluk halus
dan kekuatan gaib;terkait pd kehidupan
di pedesaan
Santri Ditandai oleh ketaatan pada ajaran
agama islam, dijumoai di kalangan
pengusaha yg banyak bergerak di pasar
maupun di desa selaku pemuka agama
Priayi Ditandai pengaruh mistik Hindu-Budha
prakolonial maupun pengaruh
kebudayaan barat. Dijumpai pd kelompok
etit “kerah putih” yg merupakan bagian
dr birokrasi pemerintah.
Max Webber Organisasi -dijumpai dalam masyarakat moderm
Formal dimana terdapat suatu hub.kekuasaan
rasional-legar.Suatu sistem jabatan
modern yg dijumpai baik di bidang
pemerintahan maupun swasta
Birokrasi Mengandung prinsip:
1.Urusan kedinasan dilaksanakan
berkesinambungan
2.Urusan kedinasan didasarkan pd aturan
dlm suatu badan administratif
3.Tanggungjawab dan wewenang tiap
pejabat mrpkn bagian dari suatu herarki
wewenang
4.Pejabat dan pegawai administratif tidak
punya sarana dan prasarana yg
diperlukan untuk pelaksanaan tugas
5.Para pemangku jabagan tidak dapat
memperjualberlikan jabatan laksana milik
pribadi
6.Urusan kedinasan dilaksanakan dengan
menggunakan dokumen tertulis
10. HUBUNGAN ANTAR KELOMPOK
 Hubungan antarkelompok adalah interaksi sosial anatara dua atau
lebih kelompok

 Menurut Kinloch ada 4 klasifikasi atau kriteria hubungan antar


kelompok:

1. Ciri Fisiologis: pengelompokkan didasarkan pada persamaan jenis


kelamin, usia, dan ras

2. Kebudayaan: mencakup kelompok mana yg diikat oleh persamaan


kebudayaan seperti kelompok etnik (aceh, mingang, minahasa, dll)

3. Kriteria Ekonomi: mereka yg punya kekuasaan ekonomi dan tidak

4. Perilaku: dijumpai pengelompokkan berdasaerekan cacat fisik,


cacat mental, dan penyimpangan thd aturan masyarakat.

 Kinloch membagi 6 dimensi yang mempengaruhi kelompok minoritas


tp cm dijelasin 4:

1. Dimensi Sejarah: diarahkan pada masalah tumbuh dan


berkembangnya hub.antar kel. Mis, kontak pertama antara kel. Ras
kulit putih dan kulit hitam terjalin?bagaimana kemudian
berkembang menjadi hub.dominasi bahkan perbudakan?

2. Dimensi Sikap: kita mengamati sikap anggota suatu kel terhadap


anggota lain dan sebaliknya: Mis, bagaimana sikap anggota etnik
tionghowa terhadap pribumi di Indonesia?

3. Dimensi Institusi: sikap yg dipunyai suatu kel thd kel lain


seringkali ditunjang bahkan diperkuat oleh institusi dalam
masyarakat seperti institusi ekonomi dan politik. Mis, kebijaksanaan
apartheid di Afrika Selatan pada masa lampau ditegakkan oleh
institusi politik.

4. Simensi Gerakan Sosial: kajian sudut pandang ini


memperhatikan berbagai gerakan sosial yg sering dilancarkan
suatu kel. Untuk membebaskan diri dari dominasi kel.lain. Mis,
gerakan pembebasan oerempuan, gerakan kelompok usia lanjut, dll

Ini tambahan untuk diperhatikan.

Dimensi Perilaku: perilaku satu kel.terhadap anggota kel lain:


Mis. Perilaku diskriminasi dan pemeliharaan jarak sosial. Sering
diwarnai oleh peristiwa perilaku kolektif seperti demonstrasi,
protes, huru hara, perusakan dan pembunuhan.

 Kelompok Mayoritas (Kinloch): suatu kelompok kekuasaan yang


menganggap dirinya normal, sedangkan kelompok lain (minoritas)
dianggap tidak normal serta lebih rendah karena dinilai emmiliki ciri
tertentu. Aas dasar anggapan tersebut kelompok lain mengalami
diskriminasi dan eksploitasi

 Menurut Kinlock mayoritas bisa saja terdiri atas sejumlah kecil orang
yan gberkuasa atas sejumlah orang besar. Mis, di Afsel jaman dulu,
kelompok kulit putih Cuma sedikit tapi menguasai mayoritas kulit
hitam

 Definisi Ras

1. Banton: kelompok ras dapat didefinisikan secara fisik maupun


sosial. Ras meripakan suatu tanda peran (role sign); perbedaan fisik
dijadikan dasar untuk menetapkan peran berbeda

2. Redfield: konsep ras merupakan suatu gejala sosial yang berlainan


dengan konsep ras sebagai suatu gejala biologis

3. V.D. Berghe: ras berarti kelompok yang didefinisikan secara sosial


atas dasar kriteria fisik.

 Definisi Kelompok Etnik

Kalau konsep ras didasarkan oleh persamaan fisik maka etnik


didasarkan pada persamaan budaya

1. Francis: etnik merupakan bentuk Gemeinschaft yang ditandai


persamaan warisan kebudayaan dan ikatan batin di antara
anggotanya. Menampilkan persamaan bahasa, adat kebiasaan,
wilayah, sejarah, sikap, dll

 Rasisme

1. Kornblum: rasisme adalah suatu ideologi yang didasarkan pada


keyakinan bahwa ciri tertentu yg dibawa sejak lahir menandakan
bahwa pemilik ciri tersebut lebih rendah sehingga mereka dapat
didiskriminasi.

2. V.D. Berghe: ciri yang diperoleh melalui kelahiran itu dikaitkan


dengan ada tidaknya ciri dan kemampuan sosoal tertentu sehingga
perlakuan berbeda terhadap suatu kelompok ras tertentu
dibenarkan
 Sexism: para penganut ideologi ini percaya bahwa dalam hal
kecerdasan dan kekuatan fisik, laki-laki melebihi perempuan. Atau
bahwa perempuan lebih emosional dibandingkan laki-laki

 Ageism: berpendapat bahwa orang pada usia tertentu layak


didiskriminasikan karena mereka kurang mampu apabila dibandingkan
dengan orang dalam kelompok usia lain

 Rasialisme: ideologi yang membenarkan diskriminasi terhadap


anggota kelompok ras lain. Merupakan praktik diskriminasi terhadap
kelompok ras lain.

 Banton mengemukakan bahwa kontak antara dua kelompok ras dapat


diikuti proses akulturasi, dominasi, paternalisme, pluralisme,
integrasi

1. Akulturasi: terjadi saat kebudayaan kedua kelompok ras yang


bertemu mulai berbaur dan berpadu

2. Dekulturasi: hilangnya budaya asli

3. Dominasi: terjadi saat suatu kelompok ras menguasai kelompok


lain.

4. Paternalisme(Banton): suatu bentuk dominasi kelompok ras


pendatang atas kelompok ras pribumi. Terdiri dari masyarakat
metropolitan (di daerah asal pendatang), masyarakat kolonial
(pendatang dan sebagian pribumi), dan maysarakat pribumi yang
dijajah.

5. Integrasi: suatu pola hubungan yang mengakui adanya perbedaan


ras dalam masyarakat tetapi tidak memberikan makna penting
pada perbedaan ras tersebut.

6. Pluralisme: suatu pola hubunganyang di dalamnya mengenal


persamaan hak politik dan hak perdata semua warga masyarakat
namun memberikan arti penting lebih besar pada kemajemukan
kelompok ras daripada dalam pola integrasi.

 Prasangka: meripakan sikap bermusuhan yang ditunjukkan terhadap


suatu kelompok tertentu atas dasar dugaan bahwa kelompok tersebut
mempunyai ciri yang tidak menyenangkan.

Prasangka muncul karena (Banton) orang akan melakukan agresi


manakala usahanya untuk memperoleh kepuasan terhalang. Ini
disebut frustation aggression theory
 Stereotype

Merupakan suatu konsep yang erat kaitannya dengan konsep


prasangka.

1. Kornblum: Stereotype adalah citra yang kaku mengenai suatu


kelompol ras atau budaya yang dianut tanpa memperhatikan
kebenaran citra tersebut

2. Janowitz dan Betelheim: ada dua jenis stereotype. Pertama,


stereotype superego yang melihat bahwa suatu kelompok
mempunyai sifat pribadi tertentu seperti berambisi, rajin, penuh
usaha, cerdas, curang. Dan stereotype id yakni suatu kelompok
yang cenderung berada pada lapisan bawah masyarakat bersifat
malas, tanpa tanggung jawab, bodoh, dll
11. PENDUDUK
 Perubahan Penduduk disebabkan oleh beberapa indikator yakni
kelahiran, kematian, dan migrasi.

1. Migrasi dibagi dua. Pertama migrasi intern migrasi intern yakni


urbanisasi dan transmigrasi. Kedua migrasi intenasional yakni
emigrasi: perpindahan keluarnegeri, dan imigrasi: masuknya
migran dari luar negeri)

2. Migrasi meninggalkan suatu daerah dinamakan out migration dan


memasuki suatu daerah dinamakan in migration

 Penduduk bermigrasi karena faktor pendorong dan faktor penarik.

 Komposisi Penduduk berdasarkan 5 model piramida:

1. Piramida berdasar lebar serta kemiringannya tidak curam atau


datar dan menunjukkan tingkat kelahiran sangat tinggi, kematian
sangat tinggi, umur median rendah, dan angka beban tanggungan
tinggi. Indonesia tahun 71 masuk kategori ini

2. Piramida berdasar relatif lebih lebar dan mempunyai tingkat


kemiringan lebih curam. Menunjukkan pertumbuhan penduduk
yang cepat, umur median rendah, dan angka beban tanggungan
tertinggi di dunia. Negara dgn piramida ini adalah meksiko,
srilanka, brazil

3. Model berbentuk sarang lebah kuno. Tingkat kematian rendah, usia


median tinggi, dan beban tanggungan rendah. Ada pada sebagian
besar negara Eropa Barat.

4. Model berbentuk lonceng dan dijumpai pada piramida penduduk


Amerika Serikat. Dianggap menujukkan telah terjadinya penurunan
kelahiran dan kematian dalam jangka panjang.

5. Piramida pada penduduk jepang dan menunjukkan tingkat


kelahiran dan kematian sangat rendah. Terjadi penurunan tingkat
kelahiran terus menerus.

 Teori Malthus: jumlah penduduk berkembang menurut deret ukur


sedankan bahwan makanan hanya dapat ditingkatkan menurut deret
hitung, sehingga perkembangan penduduk yang tak terbendung akan
terbentur pada keterbatasan penyediaan bahan makanan
 Teori Transisi Demografi: teori yang mengatakan bahwa suatu
masyarakat yang mengalami proses industrialisasi akan melewati tiga
tahap. Pada tahan praindustri tingkat kelahiran dan kematian tinggi
dan stabil; pada tahap transisi tingkat kelahiran tinggi tapi tingkat
kelahiran menurun; dan pada tahap ketiga tingkat kelahiran dan
tingkat kematian rendah dan stabil

12. KONFORMITAS DAN PENYIMPANGAN


 Definisi Konformitas

1. (John M Shepard) konformitas merupakan bentuk interaksi yang


didalamnya seseorang berperilaku terhadap orang lain sesuai dgn
harapan kelompok. Mengapa laki-laki cendering berperilaku sesuai yang
diharapkan dari laki laki? Kita berperilaku sebagai laki-laki atau
perempuan karena identitas diri kita diberikan melalui sosialiasi.

Sejak lahir orang tua kita berupaya agar kita berperilaku sesuai dengan
jenis kelamin yang kita miliki. Bayi perempuan dan laki-laki diperlakukan
berbeda; diberi pakaian berbeda; diberi mainan berbeda

2. Muzafer Sherif melakukan eksperimen. Hasilnya, setelah mengetahui


pendapat orang lain, sejumlah individu yang semulai memberikan
pendapat sendiri kemudian terdorong untuk menjalankan konformitas—
menyesuaikan diri dengna pendapat orang lain meskipun ada diantaranya
yang juga bertahan pada pendapatnya

 Penyimpangan

Merupakan perilaku yang oleh sejumlah besar orang dianggap sebagai hal
yang tercela dan diluar batas toleransi (Zanden)

Kita selalu menjumpai penyimpangna atau nonkonformitas. Anak perempuan


berperilaku sebagai laki-laki atau sebaliknya

 Disamping penyimpangan deviance dan deviant, kita juga menjumpai


institusi menyimpang seperti kejahatan terorganiasi misalnya komplotan
pencuri kendaraan bermotor.

 Penyimpangan bukan sesuatu yang melekat pada bentuk perilaku tertentu ,


melainkan diberi ciri penyimpangan melalui definisi sosial

 Mengapa Melakukan Penyimpangan?


1. Teori differential association (Edwin Shutherland): penyimpagan
bersumber pada pergaulan berbeda. Penyimpangna dipelakari melalui
proses alih bidaya. Misalnya proses menghisap ganda

2. Teori Labelling (Edwin Lemert): seseorang menyimpang karena


pemberikan julukan/ cap/ etiket/ merek---yang diberikan masyarakat
kepadanya. Mula-mula seseorang melakukan penyimpangan, yang
disebut penyimpangan primer misalnya pencurian—si penyimpang lalu
dicap pencuri. Sebagai pemberian tanggapan maka ia mendefinisikan
dirinya sebagai pencuri (penyimpang) dan mengulangi lagi perbuatannya
hingga menjadi penyimpangan sekunder---yang pada akhirnya menjadi
gaya hidup menyimpang dan menghasilkan karir menyimpang.

3. Teori Merton: menurut argumen Meretoen, struktur sosial tidak hanya


menciptakan perilaku konformis tetapi juga menyimpang; struktur sosial
menciptakan keadaan yang menghasilkan pelanggaran terhadap aturan
sosoal; menekan orang tertenty ke arah perilaku nonkonform.

Menurut Merton: perilaku menyimpang merupakan cerminan tidak


adanya kaitan antara aspirasi yang ditetapkan kebudayaan, dan cara
yang dibenarkan struktur sosial untuk mencapai tujuan tersebut

 Lima Tipologi Cara Adaptasi Individu (Merton)

1. Conformity: disini perilaku mengikuti tujuan yang ditentukan masyarakat


untuk mencapai tujuan

2. Inovasi: merupakan cara dalam mana perilaku mengikuti tujuan yang


ditentukan masyarakat tetapi memakai cara yang dilarang oleh
masyarakat. Misalnya: ada seorang mahasiswa Unibraw Malang
memalsukan ijazah untuk medapat galar sarjana dan mengajar selama
tiga tahun di Unib Bengkulu. Dalam kasus ini tujuan yang hendak diraih
sesuai dengan tujuan masyarakat, namun caranya bertentangan dengan
cara yang dikehendaki masyarakat.

3. Ritualisme: perilaku seseorang telah meninggalkan tujuan budaya,


namun masih tetap berpegang pada cara yang telah digariskan
masyarakat. Contohnya kasus seorang karyawan lapisan kelas menengah
kebawah yang tidak mau mengejar suses karena merasa sudah puas
dengan apa yang dimikiki. Kerena da sikap tersebut maka usaha meraih
sukses dipendam tapi cara untuk merauh sukses tetap dipakai, meski
disertai sikap menahan diri

4. Retreatism: merupakan bentuk adaptasi dimana perilaku seseorang


tidak mengikuti tujuan budaya dan juga tidak mengikuti cara untuk
meraih tujuan budaya. Dijumpai pada penderita gangguan jiwa,
gelandangan, pemabuk, dan pecandu obat bius.

5. Pemberontakan (Rebellion) dalam pola adaptasi ini orang tidak lagi


mengakui struktur sosial yang ada dan berupaya menciptakan suatu
struktur sosial yang lain. Tujuan budaya yg ada dianggap sebagai
penghalang bagi tujuan yang didambakan. Misalnya para pemimpin
agama dengan cara mereka sendiri pula berhasil menggulingkan tatanan
agama yang ada dan menegakkam agama yang dengan cara mereka
sendiri pula berhasil menggulingkan tatanan agama yang ada dan
menegakkan tatanan agama yang baru.

6. Teori Fungsi Durkheim: keseragaman dalam kesadaran moral semua


anggota masyarakat tidak dimungkinkan; tiap individu berbeda satu sama
lain karena dipengaruhi secara berlainan oleh berbagai faktor seperti
faktor keturunan, lingkungan fisik, dan lingkungan sosial. Dengan
demikian kejahatan dan penjahat akan selalu ada. Kejahatan perlu bagi
masyarakat, karena dengan adanya kejahatan maka moralitas dan huku,
dapat berkembang secara normal

7. Teori Konflik (Karl Marx) : bahwa kejahatan terkait erat dengan


perkembangan kapitalisme. Perilaku menyimpang dilakukan untuk
melindungi kepentungan mereka. Hukum merupakan pencerminan
kepentingan kelas yang berkuasa dan sistem peradilan pidana
mencerminakan nilai dan kepentingan mereka. Oleh sebab itu orang yang
dianggap melakukan tindak pidana dan yang terkena hukuman lebih
bnyak terdapat pada kalangan miskin.

 Tipe-tipe Kejahatan (Light, Keller & Calhoun)

1. Victimless Crime atau kejahatan tanpa korban. Tidak semua


kejahatan mengakibatkan penderitaan pada korban sebagai tindak pidana
oleh orang lain. Contohnya berjudi, penyalahgunaan obat bous, mabuk-
mabukan, berhubungan seks diluar nikah. Meskipun tidak membawa
korban namun dapat digolongkan sebagai kejahatan karena dianggap
sebagai perbuatan tercela oleh masyarakat

2. Organized Crime atau kejahatan terorganisasi. Komplotan


berkesinambungan untuk memperoleh uang atau kekuasaan dengan jalan
menghindari hukum melalui penyebaran rasa takut atau melalui korupsi.
Misalnya monopoli tidak sah atas jasa tertentu, penjualan barang hasil
kejahatan, penyelenggaraan pelacuran, rentenir, dll

3. Transnational Organized Crime atau kejahatan terorganisasi


transnasional. Merupakan kejahatan terorganisasi yang malampaui
batas negara yang dilakukan oleh organisasi dengan jaringan global.
Contoh, perdagangan obat terlarang dan bahan nuklir, penggunaan uang
hasil kejahatan dalam usaha legal, money loundering, perdagangan
perempuan dibawah umur, penyelundupan pekerja asing ke dalam suatu
negara.

4. White Collar Crime atau kejahatan kerah putih: merupakan jenis


kejahatan yang dilakukan orang terpandang atau orang berstatus tinggi
dalam rangka pekerjaannya. Contohnya penghindaran pajak, penggelapan
uang perusahaan, penipuan

5. Corporate Crime: merupakan kejahatan yang dilakukan atas nama


organisasi formal dengan tujuan menaikkan keuntungan atau menekan
kerugian. Kerena tidak dilakukan seseorang tapi badan hukum, maka
pelakunya tidak dapat dipidana. (kejahatan terhadap konsumen,
kejahatan terhadap publik, kejahatan terhadap pemilik perusahaan,
kejahatan terhadap karyawan)

6. Governmental Crime: kesalahan moral oleh para pejabat pemerintah


yang membawa dampang mengerikan. Contoh holocaust oleh nazi atau
instansi pemerintah yang justru melanggar hukum.

7. Cybercrime: kejahatan berupa penyebarluasan virus komputer, dll

13. PERILAKU KOLEKTIF DAN GERAKAN SOSIAL


 Perilaku Kolektif: merupakan perilaku kelompok yang tidak berpedoman
pada institusi di dalam masyarakat.

 Perilaku kolektif merupakan perilaku yang:

1. Dilakukan bersama sejumlah orang

2. Tidak bersifat rutin

3. Merupakan tanggapan terhadap rangsangan tertentu

 Konsep Kerumunan(le Bon): dalam pengertian sehari-hari istilah


kerumunan berarti sejumlah individu yang karena satu dan lain hal kebetulan
berkumpul bersama. Perasaan dan pikiran seluruh individu dalam kumpulan
orang tersebut berhaluan sama dan kesadaraan perseorangan lenyap.
Kerumunan mempunyai ciri baru yang semula tidak dijumpai pada masing-
masing anggota
Dikala menjadi bagian kerumunan, individu yang dikenal sabgai warga
negara baik dan belum pernah terlibat tindak pidana, bisa berubah menjadi
individu yang mampu melakukan hal yang dalam kehidupan sehari-hari tidak
pernah dilakukannya.

 Kerumunan (Kornblum): sejumlah besar orang yang berkumpul bersama


dalam jarak dekat

 Kerumunan (Giddens): sekumpulan orang dalam jumlah relatif besar yang


langsung berinteraksi satu dengan yang lain di tempat umum

 Jenis Kerumunan (Blummer)

1. Kerumunan sambil lalu (Casual Crowd): kerumunan dimana para


anggotanya datang dan pergi, hanya sambil lalu memberikan perhatian
pada sasaran tertentu. Mis, sekumpulan orang yang memperhatikan
pedagang kaki lima, kecelakan di jalan raya, dll

2. Kerumunan konvensional: sekumpulan orang yang berada di suatu


tempat untuk suatu tujuan yang sesuai dengan aturan yang berlaku.
Contoh kerumunan di stasiun, bandara, terminal

3. Kerumunan Ekspresif (expressive crowd): kerumunan konvensional


dapat berubah sifatnya manakala para anggotanya menyatakan perasaan
mereka secara meluap-luap dan menampilkan perilaku yang biasanya
tidak ditampilkan ditempat lain.

4. Kerumunan bertindak (acting crowd): sekumpulan orang yang


memusatkan perhatian pada suatu hal yang merangsang kemarahan
mereka dan membangkitkan hasrat untuk bertindak

 Jenis Kerumunan (Horton dan Hunt)

1. Huru-hara: perilaku kerumunan yang oleh Blummer dikategorikan


sebagai kerumunan bertindak

2. Orgy: kerumunan yang didalamnya orang melakukan pelampiasan secara


berlebihan yang biasanya tidak dibenarkan oleh aturan, seperti
bermabuk-mabukan, melakukan pergaulan bebas

3. Panik: kerumunan karena terjangkit rasa takut saat menghadapi bahaya


sedangkan jalan keluar sangat terbatas. Dalam keadaan panik orang
seringkali cenderun gmelaukan tindakan sendiri-sendiri yang justru
mempergawat keadaan.

 Penyebab Terjadi Kerumunan (Le Bon)


1. Karena kebersamaannya dengan banyak orang lain, maka individu yang
semula dapat mengendalikan nalurinya, kemudian memmperoleh
kekuatan luar biasa yan gmendorong untuk tunduk pada dorongan naluri.

2. Penularan (Contagion): dalam suatu kerumunan tiap persaan dan


tindakan bersifat menular. Individu yang telah tertukar mampu
mengorbankan kepentingan individu demi kepentingan bersama. Contoh
seprang pelajar melempar batu ke bis kota karena pelajar yg ada di
sekitarnya melakukan hal serupa

3. Suggestibillity: dalam kerumunan induvidu mudah dipengaruhi, percaya,


taat. Ia seakan2 terhipnotis. Ia bertindak bertentangan dengan kehendak
tanpa sadar. Seorang pengecut bisa jadi pahlawan atai jujur malah
menjadi penjahat.

 Penyebab Terjadi Kerumunan (Turner dan Killian)

Emergent Norm Theory. Menurut teori ini dalam interaksi yg tdk ada
aturannya sering muncul aturan baru yg ditaati para anggota kerimunan.
Bisanya pada huru hara dijakarta tahun 74 yang dibakar hanya kendaraan
bermotor produksi jepang.

Teori ini juga mengemukakan tidak semua anggota kerumunan sepenuhnya


tertular oleh perilaku dan persaan orang lain ataupun taat pada aturan yang
muncul. Tiap kerumunan selalu ada anggota yang hanya jadi pengamat saja.

 Penyebab Terjadi Kerumunan (Horton dan Hunt)

Teori Koncergensi. Menurut teori ini perilaku kerumunan muncul dari


sejumlah orang yang mempunyai dorongan, maksud, dan kebuthab serupa.

 Faktor Penentu Perilaku Kolektif (Smelser)

1. Struktural Conduciveness: perilaku kolektif mula2 diawali oleh faktor


struktur situasi sosial yang menurutnya memudahkan terjadinya perilaku
kolektif. Sebagian dari faktor ini merupakan kekuatan alam yang berada
diluar kekuasaan manusia; namun sebagian merupakan faktor yg terkait
dg ada tidaknya peraturan melalui institusi sosial.

2. Structural Strain: semakin besar ketegangan struktural maka semakin


besar pula peluang terjadinya perilaku kolektif. Kesenjangan,
ketidakserasian atar kel.sosial, etnik, agama, dll membuka peluang bagi
terjadinya berbagai bentuk ketegangan

3. Menyebarnya kepercayaan umum: merupakan prasyarat berikutnya


bagi terjadinya perilaku kolektif. Dalam masyrakat sering beredar desas-
desus yang dengan sangat mudah dipercaya kebenarannya dan kemudian
disebarluaskan sehungga dalam situasi rancu, berkembang jd
pengetahuan umum yg dipercayai oleh khalayak.

4. Precipitating Factors atau faktor yang mendahului: faktor ini


merupakan faktor penunjang kecurigaan dan keemasan yang dikandung
masyarakat. Desas-desus dan isu yang berkembang dan dipercayai
khalayak memperoleh dukungna dan penegasan.

5. Mobilisasi para peserta: perilaku kolektif terwujud saat khalayak


dimobilisasikan oleh pimpinannya untuk bertndak, baik utuk bergerak
menjauhi situasi berbahaya atau untuk mendekati oran gyang dianggap
sasaran tindakan

6. Berlangsungnya pengendalian sosial: kekuatan yang justru dapat


mencegah atau menghambat akumulasi kelima faktor sebelumya. Contoh
kehadiran aparat atau tokoh masyarakat bisa menggagalkan perilaku
kolektif.

 Definisi Gerakan Sosial:

1. Jary dan Jary: suatu aliansi sosial sejumlah besar orang yang berserikat
untuk mendorong atau menghambat suatu segi perubahan sosial dalam
suatu masyarakat.

 Ciri-ciri Gerakan Sosial:

1. Ditandai adanya tujuan atau kepentingan bersama

2. Adanya tujuan jangaka panjang

3. Penggunaan cara yan gberada di luar institusi seperti mogok, demo tanpa
izin, intimidasi, konfrontasi

 Tipologi Perubahan yang Dikehendaki (David Aberle)

1. Alternative Movement: merupakan gerakan yg bertujuan mengubah


sebagian perilaku perseorangan. Misalnya kampanya agar tidak merokok

2. Redemptive Movement: bertujuan mengubah secara menyeluruh perilaku


seseorang. Misalnya dibidang agama, perseorangan diharap tobat

3. Reformative Movement: yang hendak diubah bukan perseorangan


melainkan masyarakat namun ruang lingkup yg hendak diubah hanya
segi2 tertentu masyarakat. Misalnya gerakan kaum homoseks untuk
memperoleh pengakuan
4. Transformative Movement: gerakan untuk mengubah masyarakat secara
menyeluruh. Misalnya gerakan kaum Kmer Merah untuk menciptakan
masyarakat komunis di Kamboja

 Klasifikasi Gerakan Sosial (Kornblum)

1. Revolutionary Movement: gerakan sosial bertujuan mengubah institusi


dan stratifikasi masyarakat. Misalnya revolusi di Rusia yang mengubah
sistem politik jd komunis

Revolusi harus memenuhi 3 kriteria (Giddens):

1. Melibatkan gerakan sosial secara masal

2. Menghasilkan proses reformasi atau perubahan

3. Melibatkan ancaman atau penggunaan kekerasan

2. Revormis Movement: Gerakan hanya bertujuan mengubah sebagaian


institusi dan nilai. Contoh Boedi Oetomo yang merupakan gerakan
reformis bertujuan memberi pendidikan barat formal pada pribumi

3. Conservative Movement: gerakan berupaya mempertahankan nilai dan


isntutusi masyarakat.

4. Reactioner Movement: bertujuan kembali ke institusi dan nilai dimasa


lampau dan meninggalkan institusi dan nilai dimasa kini. Contoh gerakan
Ku Klux Klan di AS yg berusaha mengembalikan keadaan di AS ke masa
lampau kala institusi sosial mendukung keunggulan kulit putih atas kulit
hitam

 Penyebab Gerakan Sosial

1. Deprivasi Ekonomi dan sosial: orang melibatkan diri dalam gerakan


sosial kaena kehilangan, kekurangan, penderitaan. Gerakan sosial dalam
sejarah didahului oleh kenaikan harga kebuthan pokok.

2. James Davies beda pendapat: menurutnya meskipun tingkat kepuasan


masyarakat meningkat terus, mungkin saja terjadi kesenjangan antara
harapan masyarakat dengan keadaan nyata yg dperoleh secaranya nyata.
Dinamakan deprivasi relatif. Misalnua pertumbuhan ekonomi diikuti
dengan kemacetan atau bahkan kemunduran mendadak maka revolusi
akan tecetus.

14. PERUBAHAN SOSIAL


 Pola Perubahan sosial ada 2:

1. Pola Linear: perkembangan masyarakat mengikuti suatu pola yang pasti

 Comte: Tiga tahap dilalui peradaban: Pertama, hubungan sosial


bersifat militer dan teologis. Masyarakat senantiasa ingin
menundukkan masyarakat lain. Kedua, tahap metafisik dan yuridis.
Merupakan tahap antara yang menjembatani masyarakat militer
dengan masyarakat industri. Ketiga, tahap ilmu pengetahuan dan
industri. Imajinasi telah digeser oleh pengamatan dan konsep teoritis

2. Pola Siklus: masyarakat berkembang seperti rida. Kadang odatas


kadang dibawah.

 Pola Perubahan Sosial Abad 20

1. Negara non barat diberi julukan: Masyarakat Dunia Ketiga; Negara-negara


terbelakang; Negara-Negara Sedang berkembang; negara-negara selatan

2. Giddens: kesaling tergantungan masyarakat dunia semakn meningkat.


Proses ini dinamakan Globalisasi. Ditandai dengan kesenjangan besar
antara kekayaan dan tingkat hidup masyarakat industri dengan negara
dunia ketiga

 Teori-teori Modern Mengenai Perubahan Sosial

1. Teori Modernisasi: bahwa negara-negara terbelakang akan menempuh


jalan sama dengan negara industri maju di barat sehingga akan menjadi
negara berkembang melalui proses modernisasi. Msyarakat yang blm
berkembang perlu mengatasi berbagai kekuarangan dan masalahnya
sehingga dapat mencapai tahap tinggal landas ke arah perkembangan
ekonomi.

2. Teori Ketergantungan: perkembangan dunia tidak merata; negara


industri menduduki posisi dominan sedangkan negara dunia ketiga secara
ekonomi tergantung padanya. Saat negara industri berkembang maka
negara dunia ketiga mengalami kolonialisme

3. Teori Sistem Dunia; perekonomian dunia kini tersusun atas tiga jenjang:
Negara Inti, Negara Semi-periferi, dan Negara Periferi. Negara Inti: eropa
barat. Negara semi-perifer; Eropa selatan. Negara Periferi: Asia dan Afrika

 Perubahan di Asia tenggara


Kemajemukan masyarakat asia tenggara memunculkan konsep dual
societies, plural societies, dan involution

1. Dual Societies: mempertanyakan mengapa dalam masyarakat barat


kapitalisme membawa peningkatan taraf hidup, sementara masyarakat
Timur sebaliknya. Alasannya adalah Dual Economy. Adanya pertentangan:

- Faktor produksi pada masyarakat barat bersifat dinamis dan pada


masyarakat pedesaan bersifat statis

- Masyarakat perkotaan terdiri dari masyarakat barat dan masyarakat


pedesaan terdiri dari masyarakat timur.

- Ekonomi uang dan ekonomi barang

- Sentralisasi administrasi dan lokalisasi

- Kehidupan didominasi mesin

- Perekonomian prodesen dan perekonomian konsumen

2. Plural Societies: masyarakat Indonesia terdirie atas esejumlah tatanan


sosial yang hidup berdampingan tapi tidak berbaur: Pribumi, Cina, eropa
saling melekat tapi tidak berbaur.

3. Involution: suatu kerumitan berlebihan yg smakin rinci yg


memungkinkan tiap orang tetap menerima bgian dari panen meski
menjadi mengecil. Diakibatkan kapitalisme.
1

1b
y eno

Anda mungkin juga menyukai