Anda di halaman 1dari 24

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM :
POTENSI IMUNOSTIMULAN EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS
(Garcinia mangostana L.) DALAM MENINGKATKAN DAYA
FAGOSITOSIS DAN JUMLAH MAKROFAG SECARA INVIVO

BIDANG KEGIATAN:
PKM-PENELITIAN

Disusulkan oleh:

Linda Susanti Ketua NIM 061211131197 Angkatan 2012
Wanda Lela Khoiriah Anggota NIM 061211132004 Angkatan 2012
Rendy Setiawan Budi Anggota NIM 061211131198 Angkatan 2012
Farid Bil Ihsan Anggota NIM 041311233155 Angkatan 2013




UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2014














DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ......................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... iv
RINGKASAN ....................................................................................................... v
BAB 1. PENDAHULUAN ................................................................................... 1
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 3
BAB 3. METODE PENELITIAN ........................................................................ 6
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN ................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 10
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota, dan Biodata Dosen Pembimbing yang
ditandatangani........................................................................... 11
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan .................................................. 16
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas ..........18
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Peneliti ................................................ 19





























iii


DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Garcinia mangostana L............................................................ 3
Gambar 2.2. Escherichia coli.........................................................................3












































iv


RINGKASAN
Penyakit infeksi masih merupakan masalah utama kesehatan di Indonesia.
Salah satu agen infeksi adalah bakteri Escherichia coli yang dapat menyebabkan
penyakit yang dikenal dengan nama kolibaksilosis. Agen imunostimulator
berperan penting dalam pengobatan penyakit infeksi akibat patogen. Beberapa
peneliti telah membuktikan bahwa di dalam kulit buah manggis mengandung
senyawa aktif seperti xanthone dan antosianin yang mempunyai efek
imunostimulan (Permana 2009). Kulit buah manggis mempunyai efek
imunostimulan dan merupakan salah satu bahan sisa yang berlimpah serta secara
umum belum banyak dimanfaatkan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas imunostimulan yang
dapat meningkatkan daya fagositosis dari makrofag mencit putih swiss webster
(Balb/c) jantan. Ekstrak kulit buah manggis diberikan secara oral selama 2
minggu dengan dosis bervariasi yaitu kelompok perlakuan I 200mg/BB setiap
hari, kelompok perlakuan II 400 mg/BB setiap hari, dan kelompok perlakuan III
800mg/BB setiap hari. Setelah 1 minggu dari pemberian ektrak kulit buah
manggis, mencit di infeksi 10
5
E. coli secara intra peritoneal. Satu minggu setelah
infeksi bakteri E. coli, semua mencit disuntik secara intraperitoneal dengan 2 ml
Medium Roswell Park Memorial Institute (RPMI) 1640 dan 5 menit kemudian
diambil kembali cairannya untuk diperiksa daya fagositosis dan jumlah makrofag.
Pengukuran aktivitas makrofag dilakukan dengan menggunakan pewarnaan
Giemsa. Pengamatan dilakukan di bawah mikroskop pada pembesaran 1.000 kali
dengan bantuan minyak emersi. Aktivitas fagositosis ditetapkan berdasarkan
jumlah sel makrofag dalam 100 sel (Okoli et al., 2008). Data hasil penelitian diuji
homogenitasnya dengan Levene's Test pada taraf kemaknaan 5%. Semua analisis
data menggunakan SPSS 15.0
Kata kunci: Kulit buah manggis, Bakteri E. coli, Fagositosis




















v


BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang :
Penyakit infeksi masih merupakan masalah utama kesehatan di Indonesia.
Infeksi merupakan keadaan masuknya mikroorganisme ke dalam tubuh.
Perkembangan infeksi di Indonesia yang beriklim tropis disebabkan oleh udara
yang lembab, sanitasi yang kurang, lingkungan yang padat penduduk dan tingkat
sosial ekonomi yang rendah (Tan dan Rahardja, 2002). Salah satu agen infeksi
adalah bakteri Escherichia coli yang dapat menyebabkan penyakit yang dikenal
dengan nama kolibaksilosis. Escherichia coli merupakan bakteri patogen gram
negatif yang banyak ditemukan dalam saluran peencernakan hewan maupun
manusia sebagai flora normal (Maryati, 2007). Pada sebuah penelitian telah
terbukti bahwa Escherichia coli mampu menyebabkan gastroenteritis taraf sedang
sampai parah juga dapat menyebabkan diare akut pada manusia dan hewan.
(Melliawati, 2009)
Penanganan kolibaksilosis biasanya dititikberatkan pada pemberian
antibiotika. Selama ini penggunaan antibiotika untuk menangani kolibaksilosis
mengalami hambatan. Hambatan utama adalah terbatasnya jenis antibiotika yang
efektif terhadap kuman ini. Hambatan yang lain adalah sering terjadi resistensi
kuman terhadap antibiotika yang diberikan, bahkan sering terjadi resisten terhadap
dua atau lebih jenis antibiotik yang lazim dipergunakan atau dikenal dengan strain
multi drug resistance (MDR). Adanya MDR ini akan berdampak pada makin
terbatasnya pilihan antibiotik yang tepat untuk menangani infeksi E coli.
Berkaitan dengan penanganan kolibaksilosis dapat menimbulkan resistensi
terhadap obat, disamping itu biaya perawatan yang mahal, dan pemulihan infeksi
yang lama, maka di masa mendatang perlu diupayakan alternatif penanggulangan
kolibaksilosis secara lebih mudah, efektif dan murah yaitu dengan cara
menggunakan tanaman obat yang bersifat imunostimulan. Efek imunostimulan
dapat meningkatkan aktivasi sel fagositik seperti makrofag dan netrofil. Kedua sel
ini berperan penting melenyapkan semua agen infeksi yang masuk ke dalam tubuh
(Tizard, 2000). Indonesia merupakan negara yang kaya akan tanaman yang
berpotensi untuk dimanfaatkan khasiatnya sebagai imunostimulan yang masih
belum banyak.
Salah satu tanaman yang mempunyai efek imunostimulan adalah tanaman
manggis. Secara tradisional tanaman manggis terutama buahnya dapat digunakan
sebagai obat sariawan, wasir dan luka sedangkan kulit buahnya dapat
dimanfaatkan sebagai antioksidan, analgesik, antiinflamasi, antikanker, anti
hiperlipidemia dan antimikroba. Namun kulit buah manggis ini masih kurang
dimanfaatkan oleh masyarakat dan banyak dibuang sebagai limbah sampah. Hal
ini perlu digalakkan untuk mendaur ulang manfaat kulit buah manggis ini
terutama khasiatnya sebagai imunostimulan.
1


Beberapa peneliti telah membuktikan bahwa di dalam kulit buah manggis
kaya mengandung senyawa aktif seperti xanthone dan antosianin yang
mempunyai efek imunostimulan (Permana 2009). Oleh karena kulit buah manggis
mempunyai efek imunostimulan dan merupakan salah satu bahan sisa yang
berlimpah serta secara umum belum banyak dimanfaatkan, maka diperlukan suatu
strategi untuk mengkonversikan kulit buah manggis ini menjadi produk bahan
baku yang sangat bermanfaat dan mempunyai nilai jual yang tinggi, yaitu dengan
cara membuat ekstrak kulit buah manggis sehingga dapat digunakan sebagai
imunostimulan yang dapat meningkatkan daya fagositosis dari makrofage. Hasil
ini diharapkan dapat membantu masyarakat untuk mendapatkan imunostimulan
yang berasal dari tanaman dengan harga murah, aman dan mudah didapatkan
untuk mencegah E. coli.
1.2. Perumusan Masalah
Apakah pemberian ekstrak kulit buah manggis dapat meningkatkan daya
fagositosis dan jumlah magrofag mencit yang diinfeksi Escherichia coli.
1.3. Tujuan
Untuk mengetahui potensi imunostimulan ekstrak kulit buah manggis dalam
meningkatkan daya fagositosis dan jumlah magrofag mencit yang diinfeksi
Escherichia coli secara in vivo
1.4. Luaran yang Diharapkan
1. Publikasi secara nasional dan internasional dalam bentuk artikel ilmiah.
2. Menjadi referensi imunostimulan yang didapat dari bahan alami.






















2


BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.)
Klasifikasi (Hutapea, 1994)
Devisi : Spermatophyta Suku : Guttiferae (Clusiaceae)
Subdevinisi : Angiospermae Marga : Garcinia
Kelas : Dicotyledone Jenis : Garcinia mangostana L.
Bangsa : Guttiferales (Clusiales)
(Sumber: Agil, 2014)
Gambar 2.1. Garcinia mangostana L.
Manggis merupakan salah satu buah yang digemari oleh masyarakat
Indonesia. Tanaman manggis berasal dari hutan tropis yang teduh di kawasan
Asia Tenggara, yaitu hutan belantara Indonesia atau Malaysia. Dari Asia
Tenggara, tanaman ini menyebar ke daerah Amerika Tengah dan daerah tropis
lainnya seperti Filipina, Kamboja, Thailand, Srilanka, Madagaskar, Honduras,
Brazil dan Australia Utara.
Kandungan kimia kulit manggis salah satunya adalah derivat xanton. Derivat
xanton telah diisolasi dari kulit manggis adalah -mangoostin, -mangostin, dan
-mangostin, garsinon E, 8-deoksigartanin dan gartanin. Xantone mempunyai
aktivitas antiinflamasi, antimikroorganisme, antikanker dan antioksidan. Sehingga
di luar negeri buah manggis dikenal sebagai buah yang memiliki kadar
antioksidan tertinggi di dunia (Pedraza et al., 2008).
Suksamram et al. (2003) bersama kelompoknya asal Thailand, melakukan
penelitian potensi antituberculosis dari senyawa xanton terprenilasi yang diisolasi
dari kulit buah manggis. Seperti pada hasil penelitian sebelumnya, -mangostin,
-mangostin dan garsinon B juga menunjukkan aktivitas paling potensial dan
menghambat kuat terhadap bakteri Mycobacterium tuberculosis.
2.2. Escherichia coli

(Sumber: Nadia, 2010)
Gambar 2.2. Eschericihia coli
3


Klasifikasi
Domain : Bacteria
Filum : Proteobacteria
Kelas : Gammaproteobacteria
Ordo : Enterobacteriales
Famili : Enterobacteriaceae
Genus : Escherichiae
Spesies : Escherichiae coli
Eschericihia coli pertama kali dikenal sebagai komunitas bacterium coli
adalah sejak ditemukan oleh ahli pediatrik Jerman yang bernama Theodor
Escherich pada tahun 1885. E. coli adalah singkatan dari Eschericia coli. E. coli
tersebar dalam saluran pencernaan manusia dan binatang berdarah panas serta
predominan fakultatif hidup secara anaerob pada bowel dan hidup sebagai flora
normal saluran pencernaan yang mempengaruhi kesehatan host. E. coli termasuk
famili Enterobacteriaceae seperti jenis lainnya yang bersifat patogen yaitu
Salmonella, Shigella dan Yersinia. Walaupun banyak jenis E. coli yang tidak
bersifat patogen, tetapi mereka bisa menyebabkan penyakit infeksi pada
immunocompromised hosts. Bakteri ini jika termakan juga bisa menyebabkan
penyakit saluran pencernaan pada manusia (Kusuma, 2012). Dilaporkan pula bila
E.coli di dalam usus memasuki kandung kemih, maka dapat menyebabkan sintitis
yaitu suatu peradangan pada selaput lendir organ tersebut (Melliawati, 2009)
Ada beberapa jenis E. coli, yaitu Enteropatogenik E. coli (EPEC),
enterotoxigenik E. coli (ETEC), enteroinvasisv E. coli (EIEC), enterohemorrhagik
E. coli (EHEC) dan enteroagregativ E. coli (EAEC). Selain itu berdasarkan strain
ada juga jenis adheren E.coli (DAEC), namun jenis ini jarang bersifat patogen
( Meng dan Schroeder dalam Simjee, 2007).
2.3. Sistem Imun
Sistem imun adalah suatu mekanisme yang digunakan tubuh untuk
mempertahankan keutuhannya sebagai perlindungan terhadap bahaya yang dapat
berasal dari berbagai bahan dari lingkungan hidup. Sistem imun terdiri atas sistem
imun non spesifik dan spesifik (Baratawidjaja, 2006).
Sistem imun non spesifik disebut juga sistem imun alamiah. Sistem imun
non spesifik merupakan pertahanan tubuh terdepan dalam menghadapi serangan
berbagai mikroorganisme karena dapat memberikan respon langsung terhadap
antigen, walaupun tubuh tidak terpapar oleh antigen tersebut sebelumnya.
Pertahanan sistem imun non spesifik meliputi pertahanan fisik dan mekanik,
pertahanan biokimia, pertahanan humoral, pertahanan seluler (Baratawidjaja,
2006; Kresno, 2001).
Sistem imun spesifik disebut juga sistem imun yang timbul akibat antigen
tertentu pada tubuh yang pernah terpapar sebelumnya (Kresno, 2001). Benda
asing atau antigen yang pertama kali muncul segera dikenal oleh sistem imun
4


tersebut bertemu kembali dengan benda asing yang sama maka benda asing yang
terakhir ini akan dikenal lebih cepat, kemudian dihancurkan olehnya. Oleh karena
sistem tersebut hanya dapat menghancurkan benda asing yang sudah dikenal
sebelumnya, maka sistem itu disebut spesifik. Dalam tubuh terdapat dua tipe
sistem imun spesifik, yaitu sistem imun spesifik humoral dan sistem imun spesifik
seluler, sistem imun humoral diperantarai oleh limfosit B dan sistem imun seluler
diperantarai oleh limfosit T (Baratawidjaja, 2006).
2.4. Imunostimulan
Imunostimulan merupakan senyawa yang dapat meningkatkan respon imun
tubuh. Jika dibandingkan dengan imunisasi, imunostimulan memiliki keunggulan
tersendiri. Imunisasi hanya dapat meningkatkan respon imun spesifik sedangkan
imunostimulan bekerja secara non spesifik dan dapat meningkatkan respon imun
spesifik dan non spesifik. Imunostimulan dapat mempengaruhi sistem
komplemen, granulosit, magrofag, limfosit T dan limfosit B (Wagner, 1999).
Imunostimulan dapat mempengaruhi berbagai mekanisme efektor sistem
imun, dan dapat diperoleh dari tanaman, hewan, mikroba, atau secara sintetik, dan
senyawa yang berkhasiat imunostimulan berupa senyawa berbobot molekul
rendah atau tinggi (Wagner and Jurcic, 1991). Beberapa senyawa dari golongan
alkaloid, terpenoid, kuinon, dan fenolik yang memiliki bobot molekul kecil telah
diketahui dapat bartindak sebagai imunostimulan. Senyawa yang tergolong
berbobot molekul besar yang telah dilaporkan memiliki efek stimulasi adalah
beberapa senyawa dari golongan protein, glikoprotein, dan polisakarida (Wagner,
1999).
2.5. Magrofag
Sel fagosit merupakan pertahanan pertama dalam mengeliminasi infektor.
Sel-el fagosit akan menelan, menghancurkan, dan mengeliminasi infektor. Sel-sel
fagosit terdiri dari mikrofag dan magrofag. Mikrofag merupakan neutrofil dan
eosinofil yang berada dalam sirkulasi darah. Mikrofag dapat meninggalkan aliran
darah dan memasuki jaringan periferal yang terinfeksi. Magrofag adalah sel
fagositik yang berukuran besar. Magrofag mempunyai kemampuan untuk hidup
lama dan mengandung beberapa granul serta dapat melepaskan berbagai bahan,
antara lain lisosim, komplemen, interferon dan sitokin yang berperan dalam
pertahanan non spesifik dan spesifik (Baratawidjaja, 2006)
Magrofag menangani patogen dengan beberapa cara yaitu menelan patogen
atau infektor lainnya, menghancurkannya dengan bantuan enzim lisosom,
berikatan dengan patogen atau memindahkan patogen dari cairan interstitial dan
menghancurkannya. Magrofag dapat berupa magrofag terfiksasi yaitu magrofag
yang secara permanen terdapat dalam suatu jaringa organ, dan magrofag bebas
yang bergerak ke jaringan-jaringan (Martini, 2001).


5


BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian
3.1.1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di dua laboratorium yaitu :
1. Laboratorium Farmakologi, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas
Airlangga.
2. Laboratorium Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas
Airlangga.
3.1.2. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan mulai bulan Januari sampai Mei 2015.
3.2. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium yang
menggunakan binatang percobaan sebagai subyek penelitian. Perlakuan berupa
pemberian ekstrak kulit buah manggis, pada mencit putih swiss webster (Balb/c)
jantan berumur 2-3 bulan dengan berat 25-30 gram yang diinduksi bakteri E. coli.
Sedangkan rancangan penelitian berupa rancangan acak lengkap dengan 4
perlakukan dan 10 ulangan.
3.3. Sampel Penelitian
Penelitian ini menggunakan hewan coba mencit putih swiss webster (Balb/c)
jantan berumur 2-3 bulan dengan berat 25-30 gram yang diperoleh dari
PUSVETMA Surabaya.
Besar sampel dihitung dengan menggunakan rumus t (n-1) > 15 (Sudjana,
1992). Dimana t = jumlah perlakuan dan n = besar sample pada masing-masing
kelompok. Bila dimasukkan ke dalam rumus, maka akan diperoleh :
4 (n-1) > 15; 4n 4 > 15; 4n > 19; n > 4,25.
Dalam penelitian ini digunakan 10 ekor mencit untuk setiap kelompok sehingga
jumlah yang dibutuhkan sebanyak 40 ekor mencit.
3.4. Variabel Penelitian
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah ekstrak kulit buah manggis dengan
dosis bervariasi. Buah manggis diperoleh dari kecamatan Gandusari kebupaten
Blitar. Variabel tergantung penelitian ini adalah fungsi magrofag. Sedangkan
variabel kendali penelitian ini adalah bakteri E. coli. Bakteri E. coli yang
digunakan diperoleh dari Rumah Sakit Tropic Disease Center Universitas
Airlangga Surabaya.
3.5. Definisi Operasional
1. Ekstrak kulit buah manggis diberikan kepada kelompok perlakuan 1 dengan
dosis 200 mg/BB; diberikan kepada kelompok perlakuan 2 dengan dosis 400
mg/BB, dan diberikan kepada kelompok perlakuan 3 dengan dosis 800
mg/BB setiap hari secara oral atau melalui sonde lambung.
6


2. Pada kelompok kontrol, perlakuan 1, perlakuan 2, dan perlakuan 3 mencit
diinfeksi dengan bakteri E. coli dengan

CFU.
3. Aktivitas fagositosis ditetapkan berdasarkan jumlah sel makrofag dalam 100
sel. Data hasil penelitian diuji homogenitasnya dengan Levene's Test pada
taraf kemaknaan 5%. Perbedaan kelompok dianalisis dengan ANOVA pada
taraf kemaknaan 5%. Data yang homogen dianalisis lebih lanjut dengan Least
Significant Difference (LSD) pada taraf kemaknaan 5%. Semua analisis data
menggunakan SPSS 15.0
3.6. Alat dan Bahan
3.6.1. Alat
Alat yang digunakan adalah kandang hewan uji, alat-alat gelas labolatorium,
sonde lambung, spuit 1cc, spuit 10cc, cawan petri, ose, pipet pasteur, objek glass,
kantong plastik, telenan, pisau, kertas label, nampan, masker, sarung tangan,
tabung sentrifuge, pembakar bunsen, autoclaf, penangas air, blender, lemari
pengering, sentrifugator, vortex, inkubator, timbangan analitik, rotary evaporator,
ELISA reader.
3.6.2. Bahan
Bahan yang digunakan adalah kulit buah manggis, Bakteri uji E. coli, Mencit
putih swiss webster (Balb/c), Etanol 96%, aquades steril, media E. coli, alkohol
70%, larutan Medium Roswell Park Memorial Instiute (RPMI) 1640, pewarna
giemsa 2%, dan minyak emersi.
3.7. Cara Kerja
3.7.1. Pembuatan ekstrak etanol kulit buah manggis
Kulit buah manggis dibersihkan dan dipotong kecil-kecil kemudian
dikeringkan. Setelah kering dihaluskan sampai menjadi bubuk. Bubuk ini
direndam dengan pelarut etanol beberapa kali sampai diperoleh ekstrak etanol.
Ekstrak etanol ini diuapkan pelarutnya dengan rotary evaporator sampai
diperoleh ekstrak kental etanol.
1.7.2. Perlakuan Hewan Coba
Sebelum digunakan sebagai hewan percobaan, semua mencit terlebih dahulu
diadaptasikan (aklimatisasi) terhadap lingkungan selama 7 hari untuk dikontrol
kondisi kesehatannya. Hewan coba hanya diberi makan dan minum setiap hari
40 ekor mencit dibagi menjadi 4 kelompok sebagai berikut :
- Kelompok Kontrol : 10 ekor mencit diberi pelarut ekstrak kulit buah manggis
dan di infeksi 10
5
E. coli.
- Kelompok Perlakuan 1 : 10 ekor mencit diberi ekstrak kulit buah manggis dosis
200 mg/kg BB dan di infeksi 10
5
E. coli.
- Kelompok Perlakuan 2 : 10 ekor mencit diberi ekstrak kulit buah manggis dosis
400 mg/kg BB dan di infeksi 10
5
E. coli.
- Kelompok Perlakuan 3 : 10 ekor mencit diberi ekstrak kulit buah manggis dosis
800 mg/kg BB dan di infeksi 10
5
E. coli.
7


Ekstrak kulit buah manggis diberikan secara oral selama 2 minggu. Setelah 1
minggu dari pemberian ektrak kulit buah manggis, mencit di infeksi 10
5
E. coli
secara intra peritoneal. Satu minggu setelah infeksi bakteri E. coli, semua mencit
disuntik secara intraperitoneal dengan 2 ml medium Roswell Park Memorial
Institute (RPMI) 1640 dan 5 menit kemudian diambil kembali cairannya untuk
diperiksa daya fagositosis dan jumlah makrofag.
Pengukuran aktivitas makrofag dilakukan dengan menggunakan pewarnaan
Giemsa. Pengamatan dilakukan di bawah mikroskop pada pembesaran 1.000 kali
dengan bantuan minyak emersi. Aktivitas fagositosis ditetapkan berdasarkan
jumlah sel makrofag dalam 100 sel (Okoli et al., 2008). Data hasil penelitian diuji
homogenitasnya dengan Levene's Test pada taraf kemaknaan 5%. Semua analisis
data menggunakan SPSS 15.0
1.7.3. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan data primer
berupa parameter yang diamati pada penelitian ini yaitu aktivitas fagositosis yang
ditetapkan berdasarkan jumlah sel makrofag dalam 100 sel. Pengumpulan data
primer ini sering disebut dengan observasi yang merupakan teknik pengambilan
data dengan menggunakan indera mata dengan melakukan pengamatan langsung
melalui obyek yang diamati, dimana data-data tersebut akan terkumpul dengan
dilaksanakan suatu percobaan atau penelitian dan dapat dikatakan bahwa data-data
tersebut merupakan hasil dari suatu penelitian.
Untuk mengetahui efektivitas imunostimulan ekstrak kulit buah manggis
melalui pengukuran aktivitas dan jumlah sel makrofag mencit yang di induksi E.
coli secara in vivo digunakan uji analisa varian (ANOVA).
3.7.5. Cara Penafsiran dan Penyimpulan Hasil Penelitian
Data yang telah dianalisis dengan ANOVA tersebut dapat diperoleh
perbandingannya di antara masing-masing perlakuan, sehingga dapat disimpulkan
ada atau tidaknya pengaruh perlakuan yang diberikan atau dapat diputuskan untuk
menerima atau menolak suatu hipotesis.













8


BAB 4
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Anggaran Biaya
No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)
1 Peralatan penunjang Rp. 3.479.500
2 Bahan habis pakai Rp. 4.470.500
3 Perjalanan Rp. 2.140.000
4 Lain-lain Rp. 2.035.000
Jumlah Rp. 12.125.000

4.2 Jadwal Kegiatan
KEGIATAN
Bulan Ke-
1 2 3 4 5
Persiapan alat dan bahan
Pembuatan ekstrak Garcinia mangostana L.
Perlakuan hewan coba
Pengambilan dan uji sampel
Analisis hasil dan penyusunan laporan
9


DAFTAR PUSTAKA
Agil Mangestuti, 2014. diakses tanggal 13 September 2014.
http://nyata.co.id/konsultasi/buah-manggis-bisakah-untuk-anemia/
Baratawidjaja, K. G, 2006. Imunologi Dasar. Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.
Hutapea, J.R, 1994. Inventaris Tanaman Obat Indonesia Jilid III. Jakarta:
Departemen Kesehatan RI dan Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan.
Kresno, S. B, 2001. Imunologi: Diagnosis dan Prosedur Laboratorium Edisi
Keempat. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Kusuma, Aria, 2012. Kontaminasi Escherichia coli Pada Penyajian Makanan
Pendamping Air Susu Ibu Lokal Bagi Bayi Usia 6-12 Bulan di Wilayah Kerja
Puskesmas Selayo Tahun 2012. Disertasi. Jakarta :Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Indonesia.
Maryati, Soraya Ratna. F, Rahayu Triastuti, 2007. Antibacteria Activity Test Of
Ocimum basilicum L. Toward staphylococcus aureus And Escherichia coli.
Jurnal Penelitian Sains & Teknologi,Universitas Muhammadiyah Surakarta
Vol. 8, No. 1: 30 38
Martini FH, 2001. Fundamentals of anatomy and physiology Fifth Edition, Upper
Sadle River, New Jersey: Prentice-Hall Inc.
Meng J, Schroeder CM, 2007. Eschericia coli. Dalam Simjee S, editor. Foodborne
Diseases. Totowa: Humana Pr.
Melliawati Ruth, 2009. Escherichia coli dalam kehidupan manusia. BioTrends
Vol.4 No.1
Nadia. (2010), diakses tanggal 13 September 2014. http://www.pitch.com/FastPitch
/archive/2010/06/22/e-coli-poisoning-from-missouri-stream-cost-a-biologist
Okoli CO, Akah PA, Onuoha NJ, and Okoye TC, 2008. Acanthus montanus: An
experimental evaluation of the antimicrobial, anti-inflammatory and
immunological properties of a traditional remedy for furuncles. BMC
Complementary and Alternative Medicine diakses 13 September 2014.
http://www.biomed central.com/1472-6882/8/27.
Pedraza-chaverri, J., N.Cardenas-Rodriguez, M. Orozcoo-Ibarra dan J.M. Perez
Permana, A. W, 2009. Kulit Buah Manggis Dapat Menjadi Minuman Instan Kaya
Antioksidan. Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian. 6(2): 100-123.
Rojas, 2008. Medicianal Properties of Mangosteen (Garcinia mangostana L.).
Food Chem. Tonix., 46,3227-3239
Sudjana, 1992. Metode Statistika. Edisi kelima. Bandung : Tarsito
Suksamran et al, 2003. Antimycrobacterial activity of prenylated xanthones from
the fruits of Garcinia mangostana. Chem. Pharm. Bull. 51(7):857-859.
Tizard IR, 2000. Veterinary Immunology An Introduction. Sixth Edition. WB
Tjay, Tan Hoan dan Raharja, Kirana, 2002. Obat-Obat Penting: Khasiat
Penggunaan dan Efek-Efek Sampingnya, Edisi Kelima, Jakarta: Penerbit PT.
Alex Media Komputindo.
Wagner, H, 1999. Immunomodulatory Agents from Plant. Jerman: Birkhauser
Verlag.
Wagner, H., and Jurcic, K, 1991. Assay for immunomodulation and effect on
mediators of inflamation. In Metods in Plant Biochemistry. Vol. 6, p. 201.
Munich: Academi Press.
10

















Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan
1. Peralatan Penunjang
No. Rincian Biaya Harga satuan Jumlah Total Harga
1 Sewa Alat dan
Labolatorium Farmakologi
Rp. 1.275.000 1 Rp. 1.275.000
2 Sewa Alat dan
Labolatorium Mikrobiologi
Rp. 1.275.000 1 Rp. 1.275.000
3 Sewa Kandang Rp. 465.500 1 Rp. 465.500
4 Tempat Pakan dan Minum Rp. 41.000 4 Rp. 164.000
5 Kandang Rp. 75.000 4 Rp. 300.000
Sub Total Rp. 3.479.500
2. Biaya Habis pakai
No. Rincian Biaya Harga satuan Jumlah Total Harga
1 Buah Manggis Rp. 50.000 17kg Rp. 850.000
2 Mencit Putih (Balb/c) Rp. 15.000 40 Rp. 600.000
3 Bakteri E. coli Rp. 500.000 1 Rp. 500.000
4 Reagen EMBA Rp. 150.000 Rp. 150.000
5 Larutan RPMI Rp. 125.500 Rp. 125.500
6 Pelarut Etanol 96% Rp.135.000 2 Rp. 270.000
7 Sekam Padi Rp. 75.000 2kg Rp. 150.000
8 Pakan Mencit Rp.45.000 10kg Rp. 450.000
9 Alkohol 70% Rp. 75.000 2 Rp. 150.000
10 Kapas Rp. 12.500 4 Rp. 50.000
11 Aquadest Rp.35.000 3 Rp. 105.000
12 Pisau Rp.15.000 4 Rp. 60.000
13 Nampan Rp.12.500 4 Rp. 50.000
14 Kantung Plastik Rp. 10.000 4pack Rp. 40.000
15 Kertas Label Rp. 15.000 1pack Rp. 15.000
16 Masker Rp. 109.000 1pack Rp. 109.000
17 Glove Rp. 110.000 1pack Rp. 110.000
18 Spuit 1cc Rp. 125.500 1box Rp. 125.500
19 Spuit 10cc Rp. 125.500 1box Rp. 125.500
20 Pot obat Rp. 5.000 19 Rp. 95.000
21 Lampu Rp. 25.000 3 Rp. 75.000
22 Air Rp. 5.000 13 Rp. 65.000
23 Sonde Rp. 50.000 4 Rp. 200.000
Sub Total Rp. 4.470.500



16


3. Perjalanan
No. Rincian Biaya Harga satuan Jumlah Total Harga
1 Transportasi Keluar Kota Rp. 215.000 4 Rp. 860.000
2 Transportasi dalam kota Rp. 85.000 4 Rp. 340.000
3 Biaya Perawatan Hewan Coba Rp. 640.000 1 Rp. 640.000
4 Komunikasi Rp. 75.000 4 Rp. 300.000
Sub Total Rp. 2.140.000
4. Lain-Lain
No. Rincian Biaya Harga satuan Jumlah Total Harga
1 Pembuatan Laporan Rp. 200.000 1 Rp. 200.000
2 Fotocopy dan Penjilidan Rp. 235.000 1 Rp. 235.000
3 Penelusuran Pustaka Rp. 100.000 4 Rp. 400.000
4 Pembuatan Poster
Presentasi
Rp. 235.000 1 Rp. 235.000
5 Publikasi dan Dokumentasi Rp. 465.000 1 Rp. 465.000
6 Seminar Rp. 500.000 1 Rp. 500.000
Sub Total Rp. 2.035.000
TOTAL KESELURUHAN (Rp) Rp.12.125.000

























17


Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas
NO Nama/NIM Program
Studi
Bidang
Ilmu
Alokasi
Waktu
(jam/minggu)
Uraian
Tugas
1 Linda Susanti Pendidikan
Dokter
Hewan
Kedokteran
Hewan
6jam/minggu Mengontrol
terlaksananya
penelitian
2 Wanda Lela
Khoiria
Pendidikan
Dokter
Hewan
Kedokteran
Hewan
6jam/minggu Menulis
Laporan dan
konsultasi ke
dosen
3 Rendy
Setiawan
Budi
Pendidikan
Dokter
Hewan
Kedokteran
Hewan
6jam/minggu Mengatur
jadwal
peminjaman
lab penelitian
4 Farid Bil
Ihsan
Manajemen Ekonomi
dan Bisnis
6jam/minggu Mengatur
keuangan dan
survei tempat
pembelian
bahan -
bahan



























18



19

Anda mungkin juga menyukai