Disusun Oleh Astri Nova Rina Zubaidah Ratna Noor M.
Pembimbing : dr. Hj. Irama Madjid Dr. dr. Swandari Paramita, M.Kes
Dibawakan Dalam Rangka Tugas Kepaniteraan Klinik Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat/Ilmu Kedokteran Komunitas PUSKESMAS Sempaja/FK Unmul Samarinda 2013
2
BAB I PENDAHULUAN
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah unit pelaksana pembangunan kesehatan yang mandiri dan bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di satu atau sebagian wilayah kecamatan dan bertanggung jawab kepada Dinas Kesehatan Kota / Kabupaten (KEPMENKES No.128 th 2004 tentang Kebijakan Dasar Puskesmas). Puskesmas sebagai fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama mempunyai tiga fungsi yaitu sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, memberdayakan masyarakat dan keluarga, dan memberikan pelayanan kesehatan tingkat pertama. Pelayanan kesehatan tingkat pertama adalah pelayanan yang bersifat mutlak perlu, yang sangat dibutuhkan oleh sebagian besar masyarakat serta mempunyai nilai strategis untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Upaya pelayanan kesehatan tingkat pertama yang diselenggarakan Puskesmas bersifat holistik, komprehensif, terpadu dan berkesinambungan. Untuk mencapai cakupan pelayanan kesehatan yangWujud dari pelaksanaan ketiga fungsi puskesmas hadir dalam program puskesmas yaitu program dasar yang tercermin dalam Unit Pelayanan Kesehatan (UPK). Berdasarkan Buku Pedoman Kerja Puskesmas yang terbaru ada 18 usaha pokok kesehatan yang dapat dilakukan oleh Puskesmas, itupun sangat tergantung kepada faktor tenaga, sarana dan prasarana serta biaya yang tersedia berikut kemampuan managemen dari tiap-tiap Puskesmas. Semua kegiatan program pokok yang dilaksanakan di Puskesmas dikembangkan berdasarkan program pokok pelayanan kesehatan dasar ( basic health care services ) seperti yang dianjurkan oleh badan kesehatan dunia ( WHO ) yang dikenal dengan Basic Seven WHO. Puskesmas Sempaja mengemban tanggung jawab dalam pelayanan kesehatan masyarakat di Kelurahan Sempaja Utara dan Selatan. Guna memberikan pelayanan yang optimal kepada masyarakat di wilayah kerjanya, Puskesmas Sempaja juga melaksanakan UPK wajib dan UPK pengembangan. Diharapkan dengan berjalannya upaya pelayanan kesehatan tersebut, puskesmas Sempaja dapat
3
memberikan pelayanan yang merata dan menyeluruh dan diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Pengetahuan mengenai UPK merupakan hal yang penting, karena UPK merupakan wujud dari fungsi puskesmas secara keseluruhan dan merupakan tonggak pelaksanaan program di Puskesmas dalam rangka mewujudkan pembangunan kesehatan. Hal tersebut harus diketahui dan dipahami agar peran dan fungsi Puskesmas dapat dilaksanakan dengan baik. Pembuatan makalah ini bertujuan memberikan informasi mengenai UPK Puskesmas, khususnya UPK Puskesmas Sempaja.
4
BAB II PROFIL PUSKESMAS SEMPAJA
A. VISI, MISI, MOTTO DAN JANJI PELAYANAN 1. Visi : Mewujudkan Masyarakat Sempaja Sehat & ber-PHBS (Perilaku Hidup Bersih & Sehat) 2. Misi : a. Menciptakan Managemen Kesehatan yang Bermutu b. Sempurnakan Pelayanan Kesehatan c. Padukan Lintas Program & Lintas Sektoral di Bidang Kesehatan d. Mewujudkan Masyarakat Sempaja ber-PHBS (Perilaku Hidup Bersih& Sehat) e. Jadikan Masyarakat Sempaja yang Mandiri untuk Hidup Sehat 3. Moto Pelayanan : Kepuasan Anda Kebahagiaan Kami 4. Janji Pelayanan Santun, Sabar, Cermat, dan Ikhlas
B. DATA DEMOGRAFI DAN GEOGRAFI 1. Keadaan Demografi Puskesmas Sempaja Samarinda Tahun 2013 Puskesmas Sempaja merupakan salah satu dari dua puluh lima Puskesmas yang ada di kota Samarinda yang terletak di Jl. KH. Wahid Hasyim RT. 24 Samarinda. Adapun batas-batas wilayah sebagai berikut: Sebelah Utara : Wilayah Kerja Puskesmas Bengkuring Sebelah Selatan : Wilayah Kerja Puskesmas Segiri Sebelah Timur : Wilayah Kerja Puskesmas Lempake Sebelah Barat : Wilayah Kerja Puskesmas Juanda
5
Tabel 2.1 Data demografi Puskesmas Sempaja No. Uraian Sempaja Selatan Sempaja Utara Jumlah 1. Jumlah Penduduk 26.421 5.640 32.061 2. Jumlah KK 5.574 1.587 6.761 3. Jumlah Laki-Laki 13.801 2.937 16.738 4. Jumlah Perempuan 12.620 2.703 15.323 5. Jumlah RT 64 16 80
2. Peta Wilayah Kelurahan Sempaja Utara
Gambar 2.1 Peta Wilayah Kelurahan Sempaja Utara
6
Gambar 2.2 Peta Wilayah Kelurahan Sempaja Selatan
6
Gambar 2.3 Struktur organisasi puskesmas sempaja
7
C. JUMLAH TENAGA DAN FASILITAS KESEHATAN DI PUSKESMAS SEMPAJA 1. Jumlah tenaga kesehatan di puskesmas sempaja Tabel 2.2 Jumlah tenaga kesehatan di puskesmas sempaja
2. Fasilitas kesehatan di Wilayah Puskesmas Sempaja 1) Puskesmas Induk : 1 buah 2) Puskesmas Pembantu : 2 buah (Gunung Cermin dan Sempaja Lestari Indah) 3) Puskesmas Keliling : 4 lokasi (Langsat, Ayu, Keledang, Kitadine) 4) Posyandu : 27 buah (25 posyandu bayi & balita; 2 posyandu lansia) a. Sempaja Utara 4 posyandu, 9 RT (1, 7, 8, 23, 24, 33, 34, 35, 36) belum memiliki posyandu b. Sempaja Selatan 21 posyandu, 9 RT (14, 15, 23, 24, 27, 37,38,42,50) belum memiliki posyandu. 5) Mobil Ambulance : 1 buah 6) Motor dinas : 3 buah Jenis Tenaga Jumlah Dokter Umum 5 Dokter Gigi 1 SKM 5 SE 1 D-III Keperawatan 5 D-III Kebidanan 5 D-IV Kebidanan 1 D-III Analis Kesehatan 2 D-III Farmasi 1 D-III Gizi 1 D-III Kesling 1 SPRG 1 SMF 1 SPK 1 SMA 5 SMP 5 Jumlah 41
8
D. UNIT PELAYANAN KESEHATAN (UPK) Untuk dapat memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh (comprehensive health care services) kepada seluruh masyarakat di wilayah kerjanya, Puskesmas menjalankan beberapa usaha pokok (basic health care services). Kegiatan-kegiatan pokok Puskesmas yang diselenggarakan oleh Puskesmas sejak berdirinya semakin berkembang, mulai dari 7 usaha pokok kesehatan, 12 usaha pokok kesehatan, 13 usaha pokok kesehatan dan sekarang meningkat menjadi 18 usaha pokok kesehatan yang dapat dilaksanakan oleh Puskesmas sesuai dengan kemampuan yang ada dari tiap-tiap Puskesmas baik dari segi tenaga, fasilitas dan biaya atau anggaran yang tersedia. Berdasarkan Buku Pedoman Kerja Puskesmas yang terbaru ada 18 usaha pokok kesehatan yang dapat dilakukan oleh Puskesmas, itupun sangat tergantung kepada faktor tenaga, sarana dan prasarana serta biaya yang tersedia berikut kemampuan managemen dari tiap-tiap Puskesmas. Delapan belas kegiatan pokok Puskesmas itu adalah: 1. Upaya kesehatan Ibu dan Anak 2. Upaya keluarga Berencana 3. Upaya peningkatan Gizi 4. Upaya kesehatan lingkungan 5. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular 6. Upaya pengobatan termasuk pelayanan darurat karena kecelakaan 7. Upaya penyuluhan Kesehatan 8. Upaya kesehatan sekolah 9. Upaya kesehatan olah raga 10. Upaya perawatan kesehatan masyarakat 11. Upaya kesehatan kerja 12. Upaya kesehatan gigi dan mulut 13. Upaya kesehatan jiwa 14. Upaya kesehatan mata 15. Upaya laboratorium sederhana 16. Upaya pencatatan dan pelaporan dalam rangka sistem informasi kesehatan
9
17. Upaya kesehatan usia lanjut 18. Upaya pembinaan pengobatan tradisional Semua kegiatan program pokok yang dilaksanakan di Puskesmas dikembangkan berdasarkan program pokok pelayanan kesehatan dasar (basic health care services) seperti yang dianjurkan oleh badan kesehatan dunia (WHO) yang dikenal dengan Basic Seven WHO. Basic seven tersebut terdiri dari: 1. MCHC (Maternal and Child Health Care) 2. MC (Medical care) 3. ES (Environmental Sanitation) 4. HE (Health Education) untuk kelompok- kelompok masyarakat 5. Simple Laboratory 6. CDC (Communicable Disease Control) 7. Simple Statistic ( recording/ reporting atau pencatatan dan pelaporan ). Dari ke 18 program pokok Puskesmas, basic seven WHO harus lebih diprioritaskan untuk dikembangkan sesuai dengan prioritas masalah kesehatan utama yang berkembang di wilayah kerjanya, kemampuan sumber daya manusia (staf ) yang dimiliki oleh Puskesmas, dukungan sarana/prasarana yang tersedia di Puskesmas, dan peran serta masyarakat. Bila kita mengacu definisi Public Health menurut Winslow, pengembangan program kesehatan masyarakat di suatu wilayah akan terdiri dari tiga komponen pokok yaitu kegiatan yang berhubungan dengan upaya Pencegahan Penyakit (preventing disease) dan memperpanjang hidup (prolonging life) melalui usaha-usaha kesehatan lingkungan, imunisasi, pendidikan kesehatan, dan pengenalan penyakit secara dini (surveilan,penimbangan balita, ANC, dsb). Kedua upaya tersebut harus dilakukan dengan membina peran serta masyarakat (community participation) melalui kelompok-kelompok masyarakat yang terorganisir. Program-program Puskesmas dalam kegiatan-kegiatan pokok sebagai berikut:
10
1. UPAYA KESEHATAN IBU DAN ANAK 1.1 Tujuan Upaya kesehatan ibu dan anak bertujuan untuk menurunkan angka kematian dan kesakitan ibu (AKI) serta angka kematian dan kesakitan bayi (AKB). 1.2 Bentuk upaya Upaya yang dapat dilakukan berupa menjaga kesehatan sebelum dan selama kehamilan, persalinan, nifas, dan menyusui, serta meningkatkan kesehatan anak- anak melalui gizi dan pencegahan terhadap penyakit menular. Salah satu program KIA ini dilaksanakan melalui pelayanan oleh bidan di puskesmas dengan cara melakukan pemeriksaan kehamilan secara berkala dan terjadwal sehingga dapat diketahui kesehatan ibu serta perkembangan dan kesehatan janin dalam kandungan. Proses yang dilakukan dapat berupa penjadwalan pemeriksaan dan mengevaluasi kunjungan dari ibu hamil, mulai dari kunjungan pertama hingga kunjungan ke empat (K1 hingga K4), sehingga hasil yang didapatkan diupayakan sesuai dengan tujuan. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah pertolongan persalinan oleh petugas kesehatan, tidak termasuk pertolongan persalinan pendampingan. Pertolongan persalinan dilakukan oleh Dokter Ahli, Dokter, Bidan atau petugas kesehatan lainnya yang telah memperoleh pelatihan tehnis untuk melakukan pertolongan kepada ibu bersalin. Dilakukan sesuai dengan pedoman dan prosedur teknis yang telah ditetapkan. Istilah K1 atau Kunjungan pertama ibu hamil pada dasarnya satu paket dengan istilah K4 atau Kunjungan ke empat ibu hamil. K4 itu sendiri mempunyai pengertian dari beberapa sumber yaitu : 1. Berdasarkan indikator MDGs goal 5, indikator lokal untuk memonitoring kemajuan kabupaten dan kecamatan menyebutkan bahwa kunjungan ibu hamil K4 adalah ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar paling sedikit empat kali, dengan distribusi pemberian pelayanan minimal satu kali pada triwulan pertama, satu kali pada triwulan kedua dan dua kali pada triwulan ketiga umur kehamilan dan mendapat 90 tablet Fe selama periode kehamilannya di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
11
2. Berdasarkan Pedoman SPM Bidang Kesehatan tahun 2009 Depkes RI 2009. Menyebutkan bahwa Cakupan kunjungan ibu hamil K4 adalah cakupan Ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standar paling sedikit 4 kali di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. 3. Sementara itu berdasarkan Pedoman SPM Bidang Kesehatan Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur sebagai penjabaran dari SPM Bidang Kesehatan Depkes RI, Kunjungan ibu hamil K 4 adalah: ibu hamil yang kontak dengan petugas kesehatan untuk mendapatkan pelayanan ANC sesuai dengan standar 5 T dengan frekuensi kunjungan minimal 4 kali selama hamil, dengan syarat trimester I minimal 1 kali, trimester II minimal 1 kali dan trimester III minimal 2 kali. Jadi karena adanya istilah K4 berarti ada istilah K1, K2 dan K3 serta tentunya K4. Dari pengertian K4 diatas, maka pengertian K1 sudah sangat jelas yaitu pemeriksaan kehamilan sesuai standar pada smester pertama, K2 dalam pengertian K(1+1=2) adalah pemeriksaan kehamilan sesuai standar pada smester pertama dan kedua kehamilan, K3 adalah pemgertian K(1+1+1=3) adalah pemeriksaan kehamilan sesuai standar pada smester pertama, kedua dan ketiga kehamilan. Dan K4 itu sendiri K3 tambah pemeriksaan ketika mendekati persalinan. Penjelasan ini menunjukkan pelayanan pemeriksaan ibu hamil dalam ilmu epidemiologi menggunakan pendekatan prospektif atau biasa dikenal dengan istilah kohor atau dalam program pencatatan dan pelaporan program KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) adalah buku register kohor. Kunjungan ibu hamil K4 adalah ibu hamil yang kontak dengan petugas kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal care (ANC) sesuai dengan standar 5T dengan frekuensi kunjungan minimal 4 kali selama hamil, dengan syarat trimester I minimal 1 kali, trimester II minimal 1 kali dan trimester III minimal 2 kali. Standar 5 T yang dimaksud adalah: 1. Pengukuran tinggi dan berat badan 2. Pemeriksaan/pengukuran tekanan darah 3. Pemeriksaan/pengukuran tinggi fundus 4. Pemberian imunisasi TT
12
5. Pemberian tablet besi 1.3 Bentuk Kegiatan 1. Pelaksanaan PWS (Pemantauan Wilayah Setempat) 1) Menentukan sasaran tiap kelurahan dan keseluruhan wilayah. 2) Pengumpulan data, dengan cara pencatatan PWS bumil perkelurahan, register kegiatan harian, kegiatan pemantauan ibu hamil, kegiatan ANC ibu hamil di posyandu dan di lapangan bidan praktek swasta. 3) Pengolahan data 2. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi 1) Pelayanan kesehatan bagi bumil untuk kunjungan pertama (K1). 2) Pelayanan kesehatan bagi bumil untuk kunjungan lengkap (K4). 3) Pelayanan kesehatan pada Ibu Hamil (Bumil) sesuai standar untuk kunjungan lengkap. 4) Pelayanan persalinan oleh tenaga kesehatan termasuk pendampingan persalinan dukun oleh tenaga kesehatan. 5) Pelayanan nifas kontak pertama (KN1). Pelayanan nifas lengkap (ibu dan neonatus) sesuai standar KN2. 6) Pelayanan dan atau rujukan ibu hamil resiko tinggi/komplikasi.
13
Tabel 2.3 Laporan Pelayanan ANTENATAL Periode Januari-November 2013 Sasaran Kegiatan Mempunyai buku KIA/KMS K1 K4 TT1 TT2 TT3 TT4 TT5 Fe1 Fe3 Resiko tinggi Maternal Neona tal 962 Pencapaian 241 757 740 136 67 47 39 159 600 598 52 13 Persentase 25,05% 78,69% 76,92% 14,14% 6,96% 4,88% 4,05% 16,52% 62,37% 62,16% 5,40% 1,48%
Tabel 2.4 laporan pelayanan PERSALINAN DAN NIFAS Periode Januari-November 2013 Sasaran Kegiatan Kunjungan nifas Persalinan oleh tenaga kesehatan
Tempat persalinan Penanganan komplikasi Vitamin A nifas
Tabel 2.5 Laporan kematian maternal periode Januari-November 2013 Jumlah kematian ibu Jumlah Sebab kematian ibu Perdarahan Hipertensi dalam kehamilan Infeksi Abortus Partus lama Lain-lain 1 0 0 0 0 0 1
Tabel 2.6 Laporan kematian neonatal periode Januari-November 2013 Keadaan lahir Jumlah kematian neonatal Lahir hidup Lahir mati Jumlah Usia Sebab kematian neonatal < 1 mgg 1 mgg-1 bln BBLR Asfiksia Tetanus Infeksi Masalah laktasi Lain-lain 708 1 8 7 1 2 2 0 0 0 0
Tabel 2.7 Laporan sarana dan tenaga kesehatan di wilayah Sempaja periode Januari-November 2013 Jumlah desa Puskesmas rawat inap Jumlah dokter Jumlah bidan Jumlah perawat Jumlah dukun 2 0 5 6 7 6
15
Tabel 2.8 Laporan tindakan kekerasan terhadap perempuan periode Januari-November 2013 Jenis kekerasan terhadap perempuan Penanganan Mental Fisik Emosional Penelantaran Puskesmas Dirujuk Lain-lain 15-44 45-60 >6 0 15-44 45-60 >60 15-44 45-60 >60 15-44 45-60 >60 2 1 0 2 1 0 2 1 0 0 0 0 3 0 0 66,67% 33,33 % 0 66,67% 33,33 % 0 66,67% 33,33% 0 0% 100%
16
3. Pelayanan Kesehatan Anak Pra Sekolah dan Usia Sekolah melalui Deteksi Dini Tumbuh Kembang (DDTK ). Pelayanan deteksi dilakukan waktu bayi atau balita kontak dengan petugas di puskesmas, puskesmas pembantu, posyandu, play group dan TK. Kegiatan DDTK meliputi : a. Persiapan 1) Diseminasi informasi dan bimtek kepada Nakes. 2) Diseminasi informasi dan bimtek kepada : a) Lingkungan Sekolah b) Guru PG / TK c) Kader 3) Pendataan sasaran DDTK 4) Pembinaan kasus DDTK 5) Pelatihan guru PG 6) Penyuluhan DDTK 7) Pembinaan DTKA di PG 8) Pembinaan DTKA di TK 9) Pelatihan Nakes Pusban 10) Penyegaran wawasan DDTK b. Penatalaksanaan 1) Tingkat PKM / Pusban 2) Tingkat Posyandu 3) Tingkat PG / TK 4) Pelaporan Tribulanan c. Pencatatan dan Pelaporan 1) Pencatatan dan pelaporan Semester (PG/TK) 2) Pencatatan dan pelaporan Tahunan (Penjamas)
17
Tabel 2.9 Jadwal Deteksi Dini Tumbuh Kembang (DDTK ) periode Januari-Juni 2013.
4. Pelayanan imunisasi a. Tujuan Turunnya angka kesakitan, kecacatan dan kematian akibat Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I). b. Sasaran Program Imunisasi Sasaran berdasarkan usia yang diimunisasi yaitu : 1) Imunisasi rutin Bayi dan Wanita Usia Subur (WUS) Imunisasi rutin Wanita usia subur (WUS) meliputi wanita usia 15-39 tahun termasuk ibu hamil (Bumil) & calon pengantin (Catin). 2) Imunisasi tambahan pada bayi dan anak Sasaran berdasarkan tingkat kekebalan yang ditimbulkan 1) Imunisasi dasar pada bayi 2) Imunisasi lanjutan pada anak usia sekolah tingkat dasar dan wanita usia subur Sasaran berdasarkan wilayah/lokasi 1) Seluruh desa/kelurahan di wilayah Puskesmas Sempaja
No. Kelompok umur 0-2 tahun 2-6 tahun 1 3 bulan 30 bulan 2 6 bulan 36 bulan 3 9 bulan 42 bulan 4 12 bulan 48 bulan 5 15 bulan 54 bulan 6 18 bulan 60 bulan 7 21 bulan 66 bulan 8 24 bulan 72 bulan
18
Tabel 2.10 Cakupan imunisasi rutin bayi periode Januari-November 2013 :
Kegiatan imunisasi meliputi : a. Imunisasi Rutin 1) Menentukan Sasaran 2) Mencari data kelurahan 3) Pertemuan Linsek dengan kelurahan 4) Menghitung sasaran sesuai jumlah penduduk 5) Pengelolaan vaksin dan bahan logistik a) Permintaan vaksin dan spuit b) Perawatan cold chain & pemantauan suhu vaksin c) Monitoring evaluasi permintaan dan pemakaian vaksin dan spuit 6) Pelayanan imunisasi di PKM dan Posyandu a) Imunisasi bayi b) Imunisasi TT WUS c) Imunisasi balita yang belum mendapat imunisasi lengkap d) Imunsasi pasien luka rawan tetanus 7) Sosialisasi dan Bimtek laporan dengan BPS 8) Pengambilan data laporan a) Bidan praktek swasta b) Dokter praktek swasta 9) Mencatat dan melaporkan KIPI 10) Pemetaan kasus campak kerjasama lintas program dengan surveillan 11) Pelacakan bayi rawan DO a) Membuat Monitoring b) Kerjasama dengan Pembina posyandu dan kader (Lintas Program) c) Mengevaluasi hasil monitoring d) Sweeping 12) Membuat PWS per kelurahan 13) Membuat dan mengevaluasi laporan bulanan 14) Membuat dan mengevaluasi hasil kerja setahun
20
b. Bias Campak, Bias DT & TT, dan TT WUS 1) Pendataan 2) Penentuan sasaran Sasaran bias campak dan bias DT tahun 2013 meliputi anak-anak di 11 sekolah dasar di wilayah sempaja utara dan sempaja selatan yaitu SDN 021, SD Darul Palah, SD 009, SD041, SD 035, SD Muhammadiyah 4, SD 008, SD Lukman Hakim, SD Budi Bakti, SD Al Azhar, dan SD 029. 3) Linsek dengan pihak sekolah 4) Membuat surat pemberitahuan 5) Pengadaan bahan logistik dan vaksin 6) Pelaksanaan BIAS campak dan BIAS DT/TT Jadwal pelaksanaan BIAS campak di tahun 2013 adalah bulan September dan BIAS DT pada bulan Oktober dimana setiap satu hari pelaksanaan untuk satu sekolah yang disesuaikan dengan waktu pembelajaran di sekolah. 7) Monitoring dan evaluasi 8) Sweeping.
2. UPAYA KELUARGA BERENCANA 2.1 Tujuan 1. Meningkatkan kesehatan keluarga melalui perencanaan jumlah anak dan mejarangkan kehamilan. 2. Meningkatkan kesehatan keluarga melalui Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera 2.2 Kegiatan 1. Pemutakhiran data PUS, WUS, dan akseptor KB per RT. 2. Pencatatan jumlah alat kontrasepsi KB program BKKBN dan KB mandiri. 3. Pencatatan dan pelayanan KB aktif di puskesmas, pusban, posyandu, laporan bidan praktek swasta. 4. Membuat laporan KB 5. Pemetaan bidan
21
6. Pelayanan KB di puskesmas, puskesmas pembantu, posyandu, bidan praktek swasta dan dokter. Tabel 2.13 Akseptor KB periode Januari-November 2013 No Metode Kotrasepsi Peserta keluarga berencana aktif Persentase (%) 1 IUD 46 0,72 2 MOW 2 0,03 3 MOP 0 0 4 Kondom 55 0,87 5 Implant 254 4,00 6 Suntikan 4448 70,01 7 Pil 1548 24,37 Jumlah 6353 100
2.3 Jadwal kegiatan pelayanan Poli KIA dan KB. Pemegang program UPK ini adalah seorang bidan, terdiri dari 1 orang dokter umum di bagian konsultasi KIA, seorang Bidan dibagian KB, imunisasi, DDTK, dan PWS dibantu oleh 3 orang perawat. Jadwal kegiatan pelayanan Poli KIA dan KB setiap hari kerja dengan jadwal pelayanan harian, yaitu : Tabel 2.14 Jadwal Kegiatan Pelayanan poli KIA dan KB No Hari Pelayanan 1 Senin Imunisasi, KB, ANC 2 Selasa Imunisasi (BCG), KB, ANC 3 Rabu Imunisasi, KB, ANC 4 Kamis Imunisasi, KB, ANC 5 Jumat Imunisasi, KB, ANC 6 Sabtu Imunisasi (campak), KB, ANC
22
3. UPAYA PENINGKATAN GIZI Pemegang program UPK ini adalah seorang ahli Gizi dengan pokok kegiatan berikut: 1) Pemantauan Pertumbuhan Anak Balita di Posyandu 2) Pemberian Kapsul Vitamin A 3) Ibu hamil yang mendapat 90 tablet Fe 4) Pemberian Makanan Pendamping ASI pada Bayi & balita (6-24 bulan) dari keluarga miskin dan atau yang BGM 5) Balita gizi buruk mendapat perawatan 6) Pemberian ASI Eksklusif 7) Konsultasi Gizi
Tabel 2.15 Target Pencapaian Indikator Program Perbaikan Gizi Masyarakat Tahun 2010 - 2014 No Indikator Target 2010 2011 2012 2013 2014 1 Presentase Gizi Buruk ditemukan dan mendapatkan perawatan 100 100 100 100 100 2 Presentase bayi 0-6 bulan mendapat ASI ekslusif 65 67 70 75 80 3 Presentase anak 6-59 bulan dapat vitamin A 75 78 80 83 85 4 Presentase ibu hamil mendapat Fe tablet 71 74 78 81 85 5 Presentase balita timbang berat badannya (D/S) 65 70 75 80 85 6 Presentase penyediaan bufferstock MP-ASI untuk bencana 100 100 100 100 100
23
3.1 Pemantauan Pertumbuhan Anak Balita di Posyandu Untuk melihat anak yang mengalami kurang gizi dapat menggunakan beberapa cara, yaitu : 1) Kartu Menuju Sehat (KMS) KMS adalah kartu untuk mencatat berat badan anak yang ditimbang setiap bulan yang berguna untuk mengamati pertumbuhan anak sampai dengan usia 5 tahun. Kegunaan KMS adalah memonitor pertumbuhan anak. Untuk memonitor pertumbuhan tersebut, diperlukan data berat badan anak balita setiap bulannya. 2) Indikator pemantauan pertumbuhan Pemantauan pertumbuhan balita dilakukan di posyandu setiap bulan untuk mengetahui adanya gangguan pertumbuhan. Pemantauan pertumbuhan balita dilakukan dengan SKDN dan BGM (Bawah Garis Merah). a. S : seluruh balita di wilayah kerja b. K : jumlah balita yang terdaftar dan memiliki KMS c. D : jumlah seluruh balita yang ditimbang d. N : balita yang naik BB sesuai garis pertumbuhan e. BGM : balita dengan BB menurut umur berada pada dan di bawah garis merah pada KMS f. D/S : indikator untuk mengetahui partisipasi masyarakat terhadap kegiatan posyandu g. N/D : indikator yang digunakan untuk mengetahui keberhasilan program.
24
Cara menghitung :
3) Pengumpulan Data Sumber data berasal dari register bayi dan balita posyandu yang dikumpulkan oleh kader setiap bulan. 4) Pencatatan, Pengolahan, dan Pelaporan Data
Tabel 2.16 Data Pemantauan Pertumbuhan Anak Balita di Posyandu Periode Januari - Oktober 2013 No Indikator Jumlah / Presentase 1 S (seluruh balita di wilayah kerja) 9.139 2 K (jumlah balita yang terdaftar dan memiliki KMS) 8.506 3 D (jumlah seluruh balita yang ditimbang) 2.635 4 N (balita yang naik BB sesuai garis pertumbuhan) 934 5 BGM 2 6 D/S (indikator untuk mengetahui partisipasi masyarakat terhadap kegiatan posyandu) 28,83 % 7 N/D (indikator yang digunakan untuk mengetahui keberhasilan program) 35,44%
25
3.2 Pemberian Kapsul Vitamin A 3.2.1 Tujuan Mencegah dan menurunkan jumlah kasus-kasus kekurangan vitamin A. 3.2.2 Sasaran 1) Bayi usia 6-11 bulan dan balita usia 1-5 tahun 2) Balita dengan xerophtalmia 3) Balita dengan sakit campak, demam tinggi, dan diare 4) Ibu dalam masa nifas 3.2.3 Prinsip Prinsip dasar untuk menanggulangi masalah kekurangan vitamin A di Indonesia adalah menyediakan vitamin A yang cukup untuk tubuh. Hal ini dapat ditempuh dengan 2 cara : 1) Penyuluhan peningkatan konsumsi sumber vitamin A alami (sayuran hijau) 2) Suplemen vitamin A yang dapat dilakukan melalui 2 cara, yaitu : a. Cara langsung melalui distribusi kapsul vitamin A dosis tinggi (kapsul biru 100.000 IU untuk bayi 6-11 bulan, dan kapsul merah 200.000 IU untuk anak 1-5 tahun). b. Cara tidak langsung melalui fortifikasi vitamin A pada bahan makanan.
3.2.4 Cakupan Anak Balita mendapat Kapsul Vitamin A 2 kali dalam setahun Balita yang dimaksud dalam program distribusi adalah bayi yang berumur 6-11 bulan dan anak umur 12-59 bulan yang mendapat kapsul vitamin A dosis tinggi. Kapsul vitamin A ini berupa kapsul vitamin A berwarna biru dengan dosis 100.000 SI yang diberikan kepada bayi umur 6-11 bulan dan kapsul vitamin A berwarna merah dengan dosis 200.000 SI yang diberikan kepada anak umur 12-59 bulan.
26
Cara Perhitungan/rumus Cakupan balita dapat kapsul vitamin A :
Balita yang mendapat kapsul vitamin A dosis tinggi x 100% x
1 0 0 %
balita yang ada di satu wilayah kerja
Cakupan ibu nifas dapat kapsul vitamin A : Ibu nifas yang mendapat kapsul vitamin A x 100% Ibu nifas yang ada di suatu wilayah
3.2.4 Pengumpulan Data 1) Untuk bayi balita sumber data berasal dari register pemberian vitamin A baik dari posyandu maupun dari puskesmas yang dikumpulkan oleh bidan maupun dari petugas gizi. Dilaksanakan setiap bulan Februari dan Agustus. 2) Untuk Bufas data berasal dari kohort ibu, bidan praktek dan rumah sakit yang dikumpulkan bidan maupun dari petugas gizi setiap bulannya. 3.2.5 Pencatatan dan Pelaporan 1) Sasaran a. Bayi (usia 6-11 bulan) b. Balita (usia 12-59 bulan) c. Bufas 2) Mendata sasaran ibu nifas diambil dari register kohort ibu, buku KIA, atau buku bantu. 3) Mencatat ibu nifas yang diberi kapsul vitamin A dengan memberi tanda Al untuk pemberian 1 kapsul pertama dan A2 untuk pemberian kapsul yang ke 2 di dalam kohort ibu. 4) Di tingkat bidan desa menjumlah seluruh ibu nifas yang telah diberi 2 kapsul vitamin A dari seluruh posyandu/klinik/polindes/RB yang ada menggunakan formulir bantu. 5) Di tingkat puskesmas, TPG puskesmas menjumlah seluruh ibu nifas yang telah diberi 2 kapsul vitamin A dari seluruh wilayah kerja PKM.
27
3.3 Ibu Hamil yang Mendapat 90 Tablet Fe 3.3.1 Definisi 1) Ibu hamil adalah ibu yang mengandung mulai trimester I s/d trimester III 2) Tablet Fe adalah tablet tambah darah untuk menanggulangi Anemia Defisiensi Besi yang diberikan kepada ibu hamil 3) Anemia adalah keadaan dimana kadar darah merah atau Haemoglobin (Hb) lebih rendah dari nilai normal. Tabel 2.17 Batasan nilai normal Hb No Golongan Kadar Hb 1 Anak prasekolah 11gr% 2 Anak Sekolah 12gr% 3 Wanita Dewasa 12gr% 4 Wanita Hamil 11gr% 5 Ibu Menyusui 12gr% 6 Laki-laki Dewasa 13gr%
3.3.2 Kebijaksanaan program 1) Usaha penanggulangan masalah anemia defisiensi besi dilakukan pada penggunaan preparat besi khusus untuk ibu hamil. 2) Meningkatkan konsumsi bahan makanan sumber zat besi. 3.3.3 Kegiatan 1) Pemberian tablet besi bagi wanita-wanita hamil/menyusui dan balita. 2) Penggalakkan penggunaan bahan pangan alami sumber zat besi yang diusahakan lewat penyuluhan gizi 3.3.4 Sumber data Kohort ibu, PWS KIA, perkiraan sasaran ibu bersalin di wilayah kerja Puskesmas Sempaja dihitung dengan formula 1.05 x CBR wilayah kerja x jumlah penduduk. Tabel 2.18 Data Laporan 6 Bulanan Gizi tentang Pemberian Vitamin A Pada Bayi
28
dan Balita Periode Februari 2013 Agustus 2013 Kegiatan Sasaran Target Cakupan Kapsul vit.A dosis tinggi bayi (6-11 bln) 428 83 % 83,3 % Kapsul vit.A balita 2845 83% 83,4 % 1` Tabel 2.19 Data Laporan Gizi tentang Pemberian Vitamin A Pada Ibu Nifas dan Pemberian Tablet Fe Pada Ibu Hamil Periode Januari Oktober 2013 Kegiatan Sasaran Target 2013 Cakupan Ibu Nifas yang mendapatkan vitamin A 383 100% 97,91 % Ibu Hamil yang dapat tablet Fe1 & Fe3 517 81% 81,24 % dan 79.69 %
3.4 Pemberian Makanan Pendamping ASI pada Bayi & balita (6-24 bulan) dari keluarga miskin dan atau yang BGM 3.4.1 Definisi a) Bayi balita Keluarga Miskin (Gakin) adalah bayi usia 6-11 bulan dan balita usia 12-24 bulan dari keluarga miskin yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota melalui Tim Koordinasi Kabupaten/ Kota dengan melibatkan Tim Desa dalam mengidentifikasi nama dan alamat Gakin secara tepat sesuai dengan Gakin yang disesuaikan. b) MP-ASI dapat berbentuk bubur, nasi tim atau biskuit yang dapat dibuat dari campuran beras, beras merah, kacang-kacangan, sumber protein hewani/nabati, terigu, margarine, gula, susu, lesitin, kedelai, garam bikarbonat dan diperkaya dengan vitamin dan mineral. 3.4.2 Tujuan 1) Membantu mewujudkan kemandirian masyarakat dalam upaya meningkatkan status gizi balita 2) Meningkatkan status gizi yang diarahkan pada penurunan kasus penderita gizi buruk.
29
3.4.3 Kegiatan 1) Pendataan sasaran 2) Pelatihsn pemberian makanan bagi anak/konseling menyusui 3) Pengadaan MP-ASI 4) Penyimpanan MP-ASI 5) Distribusi sampai ke sasaran 6) Pencatatan pelaporan 7) Monitoring dan evaluasi pelaksanaan pemberian MP-ASI 3.4.4 Hasil laporan kegiatan Berdasarkan sumber dari penanggung jawab kegiatan, Program pemberian makanan pendamping ASI pada Bayi & balita (6-24 bulan) dari keluarga miskin dan atau yang BGM di Puskesmas Sempaja ini telah berjalan disesuaikan dengan data yang ada. Untuk pelaksanaannya dilakukan berdasarkan intervensi yang diberikan oleh pihak Dinas Kesehatan Kota Samarinda.
3.5 Balita gizi buruk mendapat perawatan 3.5.1 Definisi 1) Balita adalah anak usia di bawah lima tahun (0 tahun s/d 4 tahun 11 bulan) yang ada di wilayah kerja Puskesmas Sempaja 2) Gizi buruk adalah status gizi menurut berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) dengan Z-score < -3 dan atau dengan tanda-tanda klinis (marasmus, kwashiorkor dan marasmus-kwashiorkor). 3) Perawatan sesuai standar yaitu pelayanan yang diberikan mencakup a. Pemeriksaan klinis meliputi kesadaran, dehidrasi, hipoglikemia, dan hipotermi b. Pengukuran antropometri menggunakan parameter BB dan TB c. Pemberian larutan elektrolik dan multi-mikronutrien serta memberikan makanan dalam bentuk, jenis dan jumlah yang sesuai kebutuhan, mengikuti fase Stabilisasi, Transisi dan Rehabilitasi d. Diberikan pengobatan sesuai penyakit penyerta
30
e. Ditimbang setiap minggu untuk memantau peningkatan BB sampai mencapai Z-score-1 f. Konseling gizi kepada orang tua/pengasuh tentang cara memberi makan anak. 3.5.2 Sasaran Balita gizi buruk menurut standar BB/TB Z-score <-3 atau ada tanda-tanda klinis yang berada di wilayah kerja PKM sempaja dalam kurun waktu tertentu. 3.5.3 Kegiatan : 1) Surveilance gizi termasuk penemuan kasus secara aktif 2) Respon cepat penanganan kasus gizi buruk 3) Pelatihan tatalaksana gizi buruk 4) Penyediaan mineral MIX 5) Perawatan kasus gizi buruk di RS (Therapeutic Feeding Center) 6) Pendampingan kasus gizi buruk pasca rawat (Community Therapeutic Center) 7) Bimtek dan supervisi berjenjang 8) Perawatan sesuai standar yaitu pelayanan yang diberikan mencakup : a. Pemeriksaan klinis : kesadaran, dehidrasi, hipoglikemia, dan hipotermi b. Pengukuran antropometri menggunakan parameter BB dan TB c. Pemberian larutan elektrolit dan multi-mikronutrien serta memberikan makanan dalam bentuk, jenis dan jumlah yang sesuai kebutuhan, mengikuti fase Stabilisasi, Transisi dan Rehabilitasi d. Diberikan pengobatan sesuai penyakit penyerta e. Ditimbang setiap minggu untuk memantau peningkatan BB sampai mencapai Z-score-1 f. Konseling gizi kepada orang tua/pengasuh tentang cara memberi makan anak. 3.5.4 Sumber Data R1/Gizi, LB3-SIMPUS, W1 (laporan wabah KLB), Laporan KLB gizi
31
buruk Puskesmas
Tabel 2.20 Laporan Data Untuk Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan Periode Januari Oktober 2013 No. Bulan Kasus Gizi Buruk Baru Kasus Gizi Buruk Lama 1 Januari 0 0 2 Februari 0 0 3 Maret 0 0 4 April 0 0 5 Mei 2 0 6 Juni 1 0 7 Juli 0 0 8 Agustus 0 0 9 September 0 0 10 Oktober 0 0 JUMLAH 3 0
3.6 Pemberian ASI Eksklusif 3.6.1 Definisi ASI eksklusif adalah Air Susu lbu yang diberikan kepada bayi sampai bayi berusia 6 bulan tanpa diberikan makanan dan minuman lain. 3. 6. 2 Sasaran Semua bayi usia 0-6 bulan yang mendapat ASI. 3. 6. 3 Kegiatan 1) Menghitung jumlah seluruh bayi usia 0-6 bulan di wilayah kerja Puskesmas Sempaja. 2) Menghitung jumlah seluruh bayi usia 0-6 bulan yang hanya diberi ASI saja dari catatan Puskesmas. 3) Konsultasi perorangan di poli KIA 4) Penyuluhan oleh pembina dan kader posyandu 3.6.4 Laporan Kegiatan Hasil pelaporan untuk data bayi yang mendapat ASI ekslusif ini dilakukan per 6 bulan sekali, dari laporan terakhir yang ada yaitu periode Februari 2012
32
Agustus 2013 ini tercatat hanya 67 bayi yang mendapatkan ASI ekslusif hingga usia 6 bulan. Untuk berapa jumlah seluruh bayi usia 0-6 bulan di wilayah kerja Puskesmas Sempaja ini menurut penuturan pemegang program gizi sendiri tidak bisa memastikan berapa banyak jumalahnya, dikarenakan beberapa keterbatasan dari pencatatan data. Akibatnya kami tidak bisa melaporkan program ini apakah sudah mencapai target atau belum. 3.6.5 Target 2013 adalah 75% 3.6.6 Sumber Data Register kohort bayi dan pencatatan kegiatan Puskesmas. 3.7 Konsultasi Gizi 3.7.1 Definisi Konsultasi gizi adalah suatu proses belajar untuk mengembangkan pengertian dan sikap positif terhadap makanan agar pasien dapat membentuk dan memiliki kebiasaan makan yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan ini diberikan pada pasien dengan masalah gangguan Gizi. Pasien yang dikonsulkan oleh poli lain (umum, lansia, KIA) misalnya gizi kurang, hipertensi, dan diabetes melitus. Pasien secara langsung dijelaskan tentang pengaturan diet harian yang disesuaikan dengan kondisi masing-masing individu. 3.7.2 Tujuan 1) Membantu mengidentifikasi dan menganalisa masalah-masalah yang dihadapi klien/pasien. 2) Menumbuhkan kepercayaan pada diri klien/pasien bahwa ia memiliki kemampuan untuk mengambil satu atau serangkaian keputusan yang terbaik bagi dirinya. 3.7.3 Sasaran Sasaran langsung konsultasi gizi adalah klien/pasien a) Wawancara Wawancara adalah teknik konsultasi gizi dengan jalan tanya jawab, diarahkan kepada pencapaian tujuan yang telah ditentukan. b) Pengembangan media konsultasi gizi Media yang sering digunakan dalam konsultasi gizi yaitu leaflet
33
3.7.4 Perencanaan konsultasi Di dalam perencanaan konsultasi ditetapkan tujuan, materi, metode dan media. 3.7.5 Pelaksanaan konseling 1) Tahap pencairan Membina suasana yang dapat menumbuhkan kepercayaan, menyiapkan kondisi yang menyenangkan, menumbuhkan sikap keterbukaan pasien. 2) Tahap penjelasan Membantu pasien mengurutkan cerita dengan benar misal urutan kebiasaan makan dari mulai bangun tidur sampai dengan mau tidur malam hari. Dalam tahapan ini boleh mengarahkan pasien pada pokok permasalahan dan belum diperbolehkan memberi nasehat. 3) Tahap pemecahan masalah Menyampaikan cara pemecahan masalah dengan jelas sesuai dengan harapan pasien. Menjelaskan anjuran diit sesuai dengan kondisi pasien. Menunjukkan contoh menu dan jumlah makanan sehari, serta cara memilih dan mengolah bahan makanan yang baik. Menggunakan alat bantu berupa leaflet, contoh makanan. Memberi pujian kepada pasien yang sudah pintar. 4) Tahap kesimpulan Ulangi hal-hal yang perlu diingatkan oleh pasien dan memberi kesempatan bertanya bila belum jelas. Konselor menyampaikan kesimpulan dari konsultasi dan memberi waktu kepada pasien untuk merenung sebentar tentang alternative pemecahan masalah. Memberi semangat dan dorongan kepada pasien terhadap keputusan yang telah diambil dan membuat kesepakatan untuk pertemuan berikutnya. 5) Penilaian/evaluasi Evaluasi dalam proses konsultasi ada 2 yaitu evaluasi proses dan evaluasi dampak. Evaluasi proses untuk melihat tingkat partisipasi pasien, isi materi dan metode yang dipilih sesuai . waktu yang digunakan sesuai, tujuan konseling tercapai dan lain-lain. Evaluasi
34
dampak untuk melihat keberhasilan konselor dalam pelaksanaan konseling,misalnya pasien melakukan kunjungan ulang, terjadi perubahan berat badan, perubahan positif sikap dan perilaku pasien terhadap makanan dan kesehatan. 3.7.6 Kegiatan 1) Konsultasi perorangan di klinik gizi 2) Penyuluhan oleh pembina dan kader posyandu
4. UPAYA KESEHATAN LINGKUNGAN 4.1 Tujuan UPK ini terdiri dari 1 orang sebagai pemegang program ahli kesehatan lingkungan dengan 2 anggota yang juga ahli kesehatan lingkungan. Tujuan dari UPK kesehatan lingkungan adalah : 1) Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui upaya preventif, kuratif dan promotif secara terpadu, terarah dan terus menerus. 2) Mewujudkan pelayanan Klinik Sanitasi secara terpadu. 3) Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran pasien akan pentingnya lingkungan dan perilaku hidup sehat. 4) Meningkatkan kualitas lingkungan yang lebih sehat guna meningkatkan keamanan dan kenyamanan bagi penghuninya 5) Meningkatkan kewaspadaan dini terhadap penyakit berbasis lingkungan. 6) Menciptakan perubahan dan peningkatan perilaku hidup sehat serta menumbuhkan kemandirian masyarakat. 4.2 Kegiatan Kegiatan UPK Kesehatan Lingkungan antara lain: 1) Pendataan sasaran kesehatan lingkungan. 2) Inspeksi sanitasi / pengawasan kualitas air 3) Pengambilan dan pemeriksaan sampel air bersih secara bakteri & kimia terbatas. 4) Pengawasan Sanitasi Lingkungan.
35
SLI, Pinang Mas, Kayu Manis, Korpri, Sempaja, Residen, Mutiara, S. Durian, UNMUL, Surya Indah, Rapak Benuang, Tepian, Pemda, Bumi sempaja, Yeschar, TVRI, Kehutanan. 5) Pengawasan sanitasi Tempat-Tempat Umum (TTU). Hotel, Kolam renang, Pasar pusat perbelanjaan, Sarana ibadah, Salon kecantikan, Pangkas rambut, Panti pijat, Sarana kesehatan, Sarana kebugaran, tempat bilyard, Puskesmas, Sekolah. Target 2013 : 1. 80% tempattempat umum yang harus diawasi. 2. 60% tempattempat umum memiliki sertifikat laik sehat atau rekomendasi kesehatan dari DKK. 3. 75% petugas sanitasi puskesmas yang melakukan pembinaan tempattempat umum di wilayah kerjanya. 6) Pengawasan tempat pembuangan sampah (TPS) 7) Pengawasan sanitasi Tempat Pengolahan Makanan (TPM). Restoran, Rumah Makan, Kantin Sekolah, Pedagang kaki-5, Industri Rumah Tangga, Jasa Boga, Institusi. Target 2013 : 1. 80 % Restoran dan rumah makan yang diperiksa. 2. 80 % jasa boga yang diperiksa 3. 80 % industri rumah tangga yang diperiksa 4. 80 % kantin sekolah/ makanan jajanan yang diperiksa. 5. 70 % pedagang kaki lima/ makanan jajanan yang diperiksa. 6. 70% penjamah makanan dan minuman/ pengelola yang telah mengikuti kursus/penyuluhan keamanan pangan. 7. 50 % sampel makanan dan minuman yang diperiksa secara bakteriologis dan kimia. 8) Pengambilan sampel makanan. 9) Penyuluhan kesehatan lingkungan di dalam maupun di luar gedung. 10) Pemeriksaan kantin sekolah.
36
11) Pengawasan & pembinaan depot air minum (DAM). 12) Pemantauan PHBS 13) Klinik sanitasi 14) Lintas sektoral. Kegiatan harian dari UPK kesehatan lingkungan di puskesmas Sempaja adalah menerima konsulan dari bagian / poli lain seperti KIA, umum, dan lansia, bila ditemukan penyakit-penyakit infeksi yang berbasis lingkungan misalnya diare. Selain itu, juga bekerja sama dengan pemegang program lain bila ditemukan adanya KLB terhadap suatu penyakit yang berbasis lingkungan.
5. UPAYA PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR UPK ini memiliki beberapa program kerja berdasarkan jenis penyakit yaitu DBD, TB paru, Malaria, Kusta, Diare, pneumonia, demam tifoid, campak, PMS, dan beberapa penyakit lain. Pemegang program ini adalah seorang ahli kesehatan masyarakat, dan khusus bagian ini memiliki sub divisi tersendiri yang dipegang juga oleh ahli kesehatan masyarakat yaitu untuk kasus DBD serta sub divisi Kusta dan TB yang juga dipegang oleh seorang perawat. 5.1 Kegiatan 1) Surveilans Pencatatan dan Pelaporan untuk Penyakit-penyakit Menular. 2) Penyelidikan epidemiologi Kegiatan terjun langsung ke lapangan bila ditemukan adanya KLB yang dicurigai dengan melakukan penyelidikan epidemiologi, kemudian akan berkoordinasi dengan pemegang program lain untuk tindak lanjut kasus tersebut. 5.2 Daftar surveilans rutin yang dilaporkan per bulan Puskesmas Sempaja 1. Kolera 2. Diare 3. Diare Berdarah
37
4. Batuk Rejan 5. Hepatitis 6. TB a. Penemuan tersangka penderita TB b. Pelayanan dan Pengobatan penderita TB c. Kunjungan rumah pasien TB d. Monitoring pengobatan e. Penyuluhan f. Pengiriman slide untuk cross cek g. Target sasaran kesembuhan TB paru : > 85% 7. Demam Dengue 8. DBD a. Pengamatan jentik berkala oleh Jumantik b. Kegiatan Abatisasi massal c. Penyelidikan epidemiologi dan pemetaan kasus d. Fogging Focus dan abatisasi selektif e. Penyuluhan Kesehatan f. Target sasaran penderita yang ditangani : 80%. 9. Kusta a. Penemuan tersangka penderita Kusta b. Pelayanan dan Pengobatan Penderita Kusta c. Kunjungan Rumah Pasien Kusta d. Pemeriksaan kontak penderita e. Penyuluhan f. Target sasaran penderita kusta yang selesai berobat (RFT rate) : >90% 10. Malaria a) Pengobatan penderita malaria klinis b) Pengobatan penderita malaria (plasmodium positif) c) Pemeriksaan sampel darah d) Target sasaran penderita malaria yang ditangani : 100%.
38
11. Pneumonia 12. ISPA a) Penemuan kasus ISPA b) Pengobatan penderita ISPA c) Target sasaran balita dengan pneumonia yang ditangani : 100%. 13. Diare a) Penemuan kasus diare b) Pengobatan penderita diare c) Target sasaran balita dengan diare yang ditangani : 80%. 14. Thypoid a) Penemuan kasus typoid b) Pengobatan penderita typoid 15. Campak a) Penemuan kasus campak, memakai formulir penyelidikan kasus campak b) Pengobatan penderita campak 16. Penyakit Menular Seksual (Sifilis, Gonorrhea) a) Penemuan kasus Penyakit Menular Seksual b) Pengobatan penderita Penyakit Menular Seksual c) Target sasaran pasien dengan menular seksual yang diobati : 100%. 17. Frambusia 18. Filariasis 19. Difteri Tahap pengendalian dan penanggulangan difteri 1) Penyelidikan Epidemiologi Dilakukan setiap adanya 1 kasus difteri (Rumah Sakit, Puskesmas, Masyarakat) untuk memastikan terjadinya KLB dan menemukan kasus tambahan serta kelompok rentan. 2) Penanggulangan a. Tata laksana kasus Confirmed case (isolasi di RS)
39
Probable case (isolasi di rumah) Carrier b. Pemberian profilaksis bagi kelompok kontak c. Pemberian vaksinasi bagi kelommpok kontak dan kelompok kontak dan kelompok rentan sesuai indikasi dan umur. d. Instruksi kerja pemberian imunisasi difteri yaitu : 1. Mengisi identitas pasien oleh petugas kesehatan yang memberi imunisasi. 2. Kepada semua petugas kesehatan yang memberikan imunisasi harus melihat status imunisasi klien: a) Jika DPT 1, 2, 3 lengkap dan umur pasien belum mencapai 18 bulan tidak perlu diimunisasi. b) Jika DPT 1, 2, 3 lengkap dan umur pasien antara 18 bulan sampai dengan 4 tahun maka diberikan imunisasi DT satu kali dengan dosis 0,5 cc im deltoid. c) Jika kontak dengan penderita/carrier difteri: Booster I : 5 tahun dari imunisasi terakhir Booster II : 10 tahun booster I d) Jika DPT 1, 2, 3 tidak lengkap/tidak ingat imunisasi sebelumnya dan sudah lebih dari 5 tahun maka diberi imunisasi.
Tabel 2.21 Jadwal imunisasi Dt/dT No Umur X Imunisasi Jenis Vaksin Interval Dosis Lokasi 1 < 7 tahun 2 x Dt 4 minggu 0,5 cc im 2 7-15 tahun 2 x dT 4 minggu 0,5 cc im 3 > 15 tahun 2 x dT 0 minggu 4 minggu 6 bulan 0,5 cc 0,5 cc 0,5 cc im im im
40
3. Harus mencatat semua KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) dan dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kota Samarinda. 4. Pastikan semua klien yang perlu diimunisasi ulang untuk dating dengan memberikan kartu kontrol kunjungan vaksin berikutnya. 3) Surveilans ketat Oleh Rumah Sakit, petugas Puskesmas dan masyarakat. 4) Promosi kesehatan Melalui Tim Penggerak PKK Kota Samarinda (Peserta Semua Ibu Lurah selaku TP PKK Tingkat Kelurahan). 5) Rapat koordinasi LS dan LP terkait a. Pertemuan Koordinasi dengan Rumah Sakit di seluruh Samarinda dalam rangka SKD-KLB difteri. b. Review difteri bagi petugas analis Puskesmas oleh dokter spesialis Patologi Klinik. c. Review difteri bagi dokter & perawat Puskesmas oleh dokter Spesialis anak. 20. Diabetes Melitus 21. Hipertensi
6. UPAYA PENGOBATAN Pengobatan merupakan suatu proses ilmiah yang dilakukan oleh dokter berdasarkan temuan yang diperoleh selama anamnesis dan pemeriksaan. Proses pengobatan dilandasi oleh pengetahuan dan keterampilan untuk melakukan intervensi pengobatan yang memberi manfaat maksimal dan resiko sekecil mungkin bagi pasien sehingga dapat melakukan pengobatan yang rasional. Standar pengobatan di puskesmas merupakan pengobatan rawat jalan yang melakukan pelayanan keperawatan kesehatan perorangan yang meliputi observasi, diagnosa, pengobatan, rehabilitasi medis tanpa tinggal di ruang rawat inap. Tujuan pengobatan dasar di puskesmas adalah menghentikan proses perjalanan penyakit yang diderita seseorang, mengurangi penderitaan seseorang
41
karena sakit, mencegah dan mengurangi kecacatan, meneruskan penderita ke fasilitas diagnosa dan pelayanan yang lebih canggih bila diperlukan. Pelayanan di Poli Umum Puskesmas Sempaja berupa pelayanan kesehatan yang meliputi pelayanan : a) Kuratif (pengobatan) b) Preventif (pencegahan) c) Promotif (peningkatan kesehatan) d) Rehabilitatif (pemulihan kesehatan) Pemegang program UPK ini adalah seorang dokter umum. Proses pelayanan di Poli Umum meliputi : anamnesis, pemeriksaan fisik, penegakan diagnosis, terapi dan tindakan, dan pelayanan rujukan. Kegiatan pengobatan dasar di puskesmas Sempaja, meliputi : a) Konsultasi langsung dengan dokter Umum (3 orang), dibantu 5 orang perawat. b) Pemeriksaan penunjang diagnostik. c) Persiapan pelaksanaan safety pasien dan universal protection. d) Pengobatan memakai protap buku pedoman dasar pengobatan puskesmas. e) Melakukan konsul pasien ke bagian kesehatan lingkungan dan gizi bila ditemukan kasus penyakit yang berbasis lingkungan dan masalah gizi. f) Melakukan rujukan ke unit kerja yang lebih tinggi untuk kasus yang dianggap memerlukan sarana diagnostik & terapi yang lebih komplek. g) Melakukan tindakan pencegahan melalui edukasi yang bertujuan untuk mencegah dan mengurangi angka kesakitan dan kecacatan. h) Kegiatan puskesmas keliling yang diadakan di posyandu-posyandu yang terdapat di wilayah kerja dengan frekuensi 2 kali/bulan pada wilayah kerja yang sama. Kegiatan yang dilakukan serupa dengan kegiatan harian di puskesmas pelayanan kesehatan di poli umum dengan melibatkan dokter, perawat, petugas laboratorium, petugas apotek, dan ahli gizi. i) Melakukan koordinasi, monitoring, pencatatan dan pelaporan dipoli umum.
42
Tabel 2.22 Jumlah Kunjungan Puskesmas Periode Januari - November 2013 No Kunjungan Januari November 2013 Jumlah (orang) Persentase (%) 1 Berdasarkan jenis kelamin Laki-laki Perempuan
17631 24353
41,99 58,01 Jumlah 41984 100 2 Berdasarkan jenis pelayanan Pengobatan KIA KB Gigi KIR Kesehatan
26432 11272 923 1944 1433
62,93 26,84 2,19 4,63 3,41 Jumlah 42004 100 3 Berdasarkan golongan umur 0-7 hari 8- 30 hari 30 hr - < 1 tahun 1-4 tahun 5-14 tahun 15-44 tahun 45- 54 tahun 55-64 tahun >65 tahun
Tabel 2.23 Penyakit Terbanyak di Puskesmas Sempaja Periode Januari November 2013 No Nama Penyakit Jumlah (orang) 1 Infeksi saluran napas atas 5571 2 Mialgia 2667 3 Hipertensi 2476 4 Gastritis 1920 5 Infeksi saluran napas bawah 1540 6 Dermatitis alergika 1141 7 Penyakit degeneratif lainnya
877
8 Dermatitis infektif 854 9 10
Penyakit gusi & jaringan periodental Penyakit infeksi lainnya
799 443
7. UPAYA PENYULUHAN KESEHATAN 7.1 Tujuan Upaya ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat akan pentingnya kesehatan dan merubah perilaku masyarakat agar mandiri untuk hidup sehat. Pemegang program ini di Puskesmas Sempaja adalah seorang ahli kesehatan masyarakat (SKM/sarjana kesehatan masyarakat). 7.2 Kegiatan Pokok kegiatan UPK ini di Puskesmas Sempaja tahun 2013 yaitu : 1) Upaya Penyuluhan a. Penyuluhan Kesehatan di SMU b. Penyuluhan Kesehatan di SMP c. Penyuluhan Kesehatan di SD d. Penyuluhan PHBS di TK/Play Grup e. Penyuluhan HIV/AIDS f. Penyuluhan Kesehatan Posyandu Balita g. Penyuluhan Kesehatan Posyandu Lansia 2) Pendidikan Kesehatan
44
a. Pembelajaran Bumil b. Senam Ibu Hamil c. Pembinaan Sekolah Sehat d. Pertemuan Kader Balita e. Pertemuan Kader Lansia f. Lomba PHBS Sekolah g. Studi Banding Kader Kelurahan Siaga 3) Pengembangan Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat (UKBM) Program ini bertujuan untuk memberdayakan individu, keluarga, dan masyarakat agar mampu menumbuhkan perilaku hidup sehat dan mengembangkan upaya kesehatan berbasis masyarakat. Kegiatan pokok yang dilaksanakan dalam program ini antara lain meliputi: a. UKGS (Upaya Kesehatan Gigi Sekolah) : 1. Penjaringan Kesehatan Gigi di TK 2. Penjaringan Kesehatan Gigi di SD 3. Praktek Sikat Gigi Masal SD b. UKGMD (Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut di Desa) : 1. Pemeriksaan Gigi di Posyandu c. Posyandu : 1. Lomba Balita Sehat 2. Pelayanan Kesehatan Posyandu Balita 3. Pelayanan Kesehatan Posyandu Lansia 4. Senam Lansia 5. Abatisasi oleh Kader d. UKS 1. Penjaringan Kesehatan SMP 2. Penjaringan Kesehatan SMU 3. Penjaringan Kesehatan SD 4. Penjaringan Gizi Anak Sekolah 5. Studi Banding UKS
45
e. PHBS 1. Pembinaan PHBS Rumah Tangga 2. Survey PHBS Rumah Tangga 3. MMD PHBS 4. Pembentukan Forum Desa Siaga dan RT ber PHBS f. Pembuatan Media Promosi 1. Pembuatan Leaflet/Brosur 2. Pembuatan Spanduk 3. Pembuatan Banner 4. Pembuatan Stiker PHBS 5. Pembuatan Slogan Kesehatan 6. Cetak Buku PHBS 7. Pembuatan Informasi Kesehatan di Mading Saat ini masyarakat yang terlibat dalam upaya kesehatan berbasis masyarakat yaitu 155 orang kader aktif posyandu, 25 orang juru pemantau jentik (Jumantik) dan 50 orang kader PHBS. Tabel 2.24 Kegiatan Upaya Penyuluhan Kesehatan No Kegiatan Sasaran Target Pelaksanaan 1. Penyuluhan di Posyandu Balita Seluruh ibu-ibu dilingkungan posyandu 1x / bulan 2. Penyuluhan di Posyandu Lansia Seluruh Lansia dilingkungan posyandu Setiap 3 bulan 3. Penyuluhan PHBS sekolah TK,SD,SMP,SMA diwilayah kerja PKM 1x/tahun tiap sekolah 4.
Pelatihan Dokter Kecil Siswa SD diwilayah kerja PKM 1x/tahun 5. Penyuluhan HIV/AIDS Ibu-ibu PKK dan Lapas 1x/tahun 6. Kelas ibu hamil Seluruh ibu hamil diwilayah kerja PKM 1x/tahun 7. Senam ibu hamil Seluruh ibu hamil diwilayah kerja PKM 2x/tahun
46
8. Pembinaan Sekolah Sehat Seluruh sekolah yang ada diwilayah kerja puskesmas 1x/bulan 9. Pertemuan Kader Balita Anggota PKK dan Kader posyandu 1x/bulan 10. Pertemuan Kader Lansia Kader Lansia Setiap 3 bulan 11. Pengkaderan dan Cerdas Cermat DOKCIL Siswa SD diwilayah kerja PKM 1x/tahun 12. Lomba PHBS Sekolah Seluruh sekolah diwilayah kerja PKM 1x/bulan 13. Penjaringan Kesehatan gigi di TK dan SD Seluruh TK dan SD yang berada dalam wilayah kerja PKM 1x/bulan 14. Praktek sikat gigi masal SD Seluruh SD yang ada diwilayah kerja puskesmas 1x/bulan 15. Pemeriksaan gigi di Posyandu Masyarakat yang tinggal dekat dengan posyandu Setiap 3 bulan 16. Lomba balita sehat Seluruh Balita yang berada di wilayah kerja PKM 1x/tahun 17. Senam Lansia Seluruh lansia di wilayah kerja PKM 1x/bulan 18. Pertemuan dan Pembinaan kader Seluruh kader posyandu diwilayah kerja PKM 1x/bulan 19. Penjaringan Kesehatan di SD, SMP, SMA Seluruh sekolah diwilayah kerja PKM 1x/bulan 20. Penjaringan Gizi Anak Sekolah Seluruh SD diwilayah kerja PKM 1x/tahun 21. Studi Banding UKS Guru UKS dan dokter kecil diwilayah kerja PKM 1x/tahun 22.
Penyebaran informasi kesehatan melalui pembuatan brosur,poster,spanduk Seluruh masyarakat dan petugas diwilayah kerja PKM Situasional
47
8. UPAYA KESEHATAN SEKOLAH Pemegang program UPK ini adalah seorang perawat yang khusus menangani masalah UKS. UKS memiliki tiga pelayanan utama yang dikenal dengan TRIAS UKS yaitu : 1) Pendidikan kesehatan 2) Pelayanan kesehatan 3) Pembinaan lingkungan kehidupan sekolah dasar 8.1 Sasaran TK, SD, SMP dan SMU di wilayah puskesmas Sempaja 8.2 Kegiatan 1) Pengawasan terhadap kantin, sumber air bersih, sampah, air limbah, tempat pembuangan tinja dan kebersihan lingkungan sekolah. 2) Pendataan murid baru. 3) Pelaksanaan BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah) dan penjaringan kesehatan (pengukuran BB, TB, ketajaman penglihatan dan pendengaran, serta pemeriksaan kesehatan gigi). 4) Program dokter kecil . 5) Program Palang Merah Remaja (PMR) mulai tahun 2008. 6) Mengadakan pertemuan dengan guru UKS di sekolah. 7) Pencatatan dan pelaporan.
9. UPAYA KESEHATAN OLAHRAGA 9.1 Tujuan 1. Pencegahan penyakit 2. Pemeliharaan kesehatan 3. Pengobatan dengan latihan dan rehabilitasi 4. Pengobatan akibat cedera latihan 9.2 Kegiatan 1. Pendataan kelompok olahraga Kelompok olahraga yang dibina ada 5 kelompok yaitu sanggar senam nikita, kehutanan, SPMA, dan Wili.
48
2. Pemeriksaan dan penyuluhan kesehatan Pemeriksaan dan penyuluhan kesehatan dilakukan pada sejumlah orang yang ikut dalam jenis kegiatan olahraga yang menjadi program Puskesmas Sempaja seperti senam ibu hamil, senam lansia Posyandu Apel, senam lansia Posyandu Melati, senam lansia Posyandu Tulip, Yoga, tes kebugaran staf puskesmassempaja. 3. Pelayanan kesehatan olahraga meliputi konsultasi kesehatan olahraga di puskesmas dan posyandu, pengukuran tingkat kebugaran pada staf puskesmas sempaja dan para calon jemaah haji, penanganan cedera olahraga akut, aktif sebagai tim kesehatan EVEN olahraga seperti pertandingan PERSISAM vs PERSERA Lamongan dan PERSISAM vs PERSEPAM Madura pada bulan Januari, pertandingan PERSISAM vs GRESIK dan PERSISAM vs AREMA pada bulan Juli.
10. UPAYA PERAWATAN KESEHATAN MASYARAKAT/ PUBLIC HEALTH NURSING (PHN) 10.1Tujuan : 1) Melaksanakan pembinaan keluarga & kelompok - kelompok khusus seperti panti asuhan & panti wredha ( jompo ) 2) Memberikan pelayanan perawatan paripurna 10.2Kegiatan Kegiatan sesuai dengan tujuan, maka kegiatan PKM dititikberatkan pada : 1) Keluarga 2) Kelompok khusus 10.3 Laporan Kegiatan Untuk program kegiatan PHN ini sendiri, pada Puskesmas Sempaja belum berjalan dengan maksimal. Menurut penuturan dari penanggung jawab program, kendala yang dihadapi adalah belum adanya buku panduan yang tepat untuk menjalankan program kegiatan ini. Akibatnya hingga saat ini program kegiatan PHN belum bisa terlaksana secara maksimal.
49
11. UPAYA KESEHATAN KERJA 11.1 Pengertian Upaya kesehatan kerja merupakan upaya yang terutama ditujukan pada masyarakat pekerja informal dalam rangka upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit yang berkaitan dengan pekerjaan dan lingkungan kerja. 11.2 Tujuan Meningkatkan kemampuan tenaga kerja untuk menolong dirinya sendiri sehingga terjadi peningkatan produktivitas kerja. 11.3 Sasaran Tenaga kerja yang mempunyai dampak besar dalam menunjang pertumbuhan ekonomi, tapi kurang memperoleh pelayanan kesehatan yang memadai seperti petani, nelayan, penyelam mutiara, perajin industri kecil atau perajin industri tumah tangga, pekerja bangunan, kaki lima, pekerja wanita khususnya usia muda, dll.
12. UPAYA KESEHATAN GIGI DAN MULUT UPK ini memiliki 1 dokter gigi yang khusus menangani pasien dengan permasalahan gigi dan mulut dengan 1 perawat sehingga perhatian lebih terfokus pada pasien tersebut. 12.1Kegiatan 1) Upaya kesehatan gigi masyarakat a. Pelatihan kader UKGM. b. Pemeriksaan gigi geligi dan gusi pada balita dan bumil. c. Penyuluhan oleh kader dan petugas kepada masyarakat pengunjung posyandu. d. Perujukan pasien dengan masalah kesehatan gigi dan mulut ke Puskesmas Sempaja. 2) Usaha kesehatan gigi sekolah (UKGS) a. Pemeriksaan gigi seluruh murid TK dan murid kelas 1 SD meliputi pemeriksaan karies gigi dan gigi geligi, jaringan penyangga gigi dan kebersihan mulut.
50
b. Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut. 3) Pelayanan medik dasar di puskesmas a. Dilaksanakan setiap hari kerja. Perawatannya berupa pencabutan gigi susu dan gigi permanen, penambalan dengan bahan amalgam, pembersihan karang gigi, penambalan sementara, insisi abses serta pengobatan lainnya. b. Penyuluhan terhadap individu pasien yang datang serta melayani kasus-kasus rujukan dan merujuk kasus-kasus yang tidak dapat dilayani di puskesmas. c. Pencatatan dan pelaporan
13. UPAYA KESEHATAN JIWA UPK ini memiliki 1 dokter umum yang menangani pasien dengan permasalahan kejiwaan dengan 1 perawat sehingga perhatian lebih terfokus pada pasien tersebut. 13.1 Tujuan Untuk mencapai tingkat kesehatan jiwa setinggi tingginya dalam masyarakat. 13.2 Kegiatan 1) Mengenali penderita yang memerlukan bantuan spesialis jiwa 2) Memberikan pertolongan psikiatri pertama 3) Merencanakan pengobatannya 4) Mengurus pengirimannya ( bila perlu ) 5) Memberikan penyuluhan kesehatan tentang kesehatan jiwa 6) Perawatan lanjut bagi penderita yang telah dinyatakan sembuh
14. UPAYA KESEHATAN MATA 14.1 Kegiatan Kunjungan Dokter Spesialis Mata 1 x / bulan pada hari selasa minggu kedua. Pelayanan yang disediakan adalah pemeriksaan dan konsultasi mata.
51
Tabel 2.24 Jadwal Kunjungan Spesialis Mata Untuk Tahun 2013 BULAN TANGGAL Januari 15 Februari 12 Maret 19 April 19 Mei 14 Juni 12 Juli 16 Agustus 13 September 10 Oktober 22 Nopember 19 Desember 10
15. UPAYA LABORATORIUM SEDERHANA 15.1 Tujuan Memberikan pelayanan laboratorium yang efisien sebagai bagian yang menunjang pemberantasan penyakit menular, penyelidikan epidemiologi & pembinaan kesehatan. 15.2 Fasilitas Laboratorium Tabel 2.25 Fasilitas laboratorium yang tersedia di puskesmas sempaja Peraturan Walikota Samarinda Puskesmas Sempaja Pemeriksaan darah a. Eritrosit b. Hemoglobin c. LED d. Leukosit e. Trombosit f. Kolesterol g. Kolesterol HDL Pemeriksaan darah a. Hemoglobin b. LED c. Leukosit d. Trombosit e. Asam urat f. GDS dan GDP
52
h. Kolesterol LDL i. Trigliserida j. Asam urat k. SGOT l. SGPT m. Protein total n. Albumin o. Globulin p. Bilirubin q. Ureum r. Kreatinin s. GDS dan GDP Imunologi a. WIDAL b. Tes Kehamilan Imunologi a. WIDAL
Urinalisis a. PH b. Berat jenis c. Glukosa d. Protein e. Protein urobilinogen f. Bilirubin g. Darah samar h. Benda keton i. Sedimen j. Tes narkoba Urinalisis a. PH b. Glukosa c. Protein d. Sedimen e. Tes narkoba Feses a. Telur cacing b. Amoeba c. Sisa makanan
Hemostasis a. Golongan darah ABO b. Rhesus Hemostasis a. Golongan darah ABO
Mikrobiologi a. Malaria b. Filaria c. Jamur d. BTA e. Pewarnaan gram Mikrobiologi a. Malaria b. BTA c. Pewarnaan gram
53
15.2 Kegiatan 1) Di ruangan laboratorium a. Penerimaan pasien b. Pengambilan spesimen c. Penanganan spesimen d. Pelaksanaan pemeriksaan e. Penanganan sisa spesimen f. Pencatatan, pengecekan dan penyampaian hasil spesimen 2) Terhadap spesimen yang akan dirujuk a. Pengambilan spesimen b. Penanganan spesimen c. Pengemasan spesimen d. Pengiriman sediaan dalam rangka system rujukan e. Pengambilan, pencatatan dan penyampaian hasil pemeriksaan 3) Di ruang klinik dilakukan oleh perawat atau bidan, meliputi: a. Persiapan pasien b. Pengambilan spesimen c. Menyerahkan spesimen untuk diperiksa 4) Di luar gedung, meliputi: a. Melakukan tes skrening Hb b. Pengambilan spesimen untuk kemudian dikirim ke laboratorium Puskesmas c. Memberikan penyuluhan
16. UPAYA PENCATATAN DAN PELAPORAN DALAM RANGKA SISTEM INFORMASI KESEHATAN 16.1 Kegiatan Dilakukan oleh semua Puskesmas ( pembina, pembantu dan keliling ). Pencatatan dan pelaporan mencakup: 1) Data umum dan demografi wilayah kerja Puskesmas 2) Data ketenagaan di Puskesmas
54
3) Data sarana yang dimiliki Puskesmas 4) Data kegiatan pokok Puskesmas yang dilakukan baik di dalam maupun di luar gedung Puskesmas 16.2 Laporan Kegiatan Laporan dilakukan secara periodik ( setiap bulan, triwulan enam bulan dan tahunan ).
17. UPAYA KESEHATAN USIA LANJUT Pelayanan kesehatan usia lanjut meliputi upaya promotif yaitu upaya untuk menggairahkan semangat hidup bagi usia lanjut agar mereka tetap dihargai dan tetap berguna bagi diri mereka sendiri, keluarga maupun masyarakat. Pemegang program UPK ini adalah seorang ahli kesehatan masyarakat. Unit kegiatan harian UPK ini di puskesmas adalah adanya poli lansia yang dilakukan 1 dokter umum yang khusus menangani pasien lansia dengan 1 perawat sehingga perhatian lebih terfokus pada pasien lansia. 17.1 Tujuan Meningkatkan kesehatan dan kemandirian lansia baik secara jasmani, rohani dan sosial. 17.2 Sasaran 1. Langsung a. Kelompok usia menjelang usia lanjut (45-59 tahun) b. Kelompok usia lanjut dalam masa prenisivirum (60-69 tahun) c. Kelompok usia lanjut dalam masa senescens ( 70 tahun) 2. Tidak langsung a. Keluarga dimana usia lanjut berada b. Organisasi sosial yang berkaitan dengan permasalahan usia lanjut c. Masyarakat luas 17.3 Kegiatan 1. Pembentukan Posyandu Lansia yang diadakan 1 kali/bulan di posyandu yang sama dengan melibatkan dokter umum, perawat, pemegang
55
program, petugas laboratorium, petugas gizi, dan petugas apotek. Jenis kegiatan yang dilakukan di Posyandu Lansia adalah : a) Penilaian Kemandirian 1) Makan minum 2) Berjalan 3) Mandi, buang air besar/kecil 4) Berpakaian 5) Naik turun tangga b) Pemeriksaan status mental 1) Mengetahui gangguan mental emosional yang terjadi pada usia lanjut melalui pertanyaan : 2) Mengalami susah tidur 3) Sering merasa gelisah 4) Sering murung atau menangis sendiri 5) Sering khawatir c) Pemeriksaan status gizi Untuk mengetahui status gizi usia lanjut melalui : 1) Pengukuran tinggi badan 2) Penimbangan berat badan d) Penyuluhan dan konseling Bertujuan memberikan pengetahuan kepada usia lanjut untuk memahami perilaku hidup sehat. e) Penilaian terhadap penyakit dasar Penyakit-penyakit yang menjadi penilaian terhadap usia lanjut di Puskesmas Sempaja meliputi anemia, penyakit tekanan darah tinggi atau tekanan darah rendah, diabetes melitus dan penyakit ginjal. f) Pengobatan dan rujukan Pengobatan dan rujukan dilakukan terhadap usia lanjut yang memerlukan yaitu usia lanjut yang sakit pada saat kegiatan dilakukan. g) PMT penyuluhan atau pemulihan
56
Bertujuan memberikan contoh makanan sesuai kebutuhan & kondisi usia lanjut. h) Kunjungan rumah Bertujuan mengetahui keadaan anggota kelompok yang tidak hadir pada saat kegiatan misalnya sakit. i) Kegiatan lain 1) Kegiatan olah raga (senam, gerak jalan santai, dll) 2) Kerohanian 3) Rekreasi 4) Arisan 5) Iuran kematian 6) Forum diskusi 7) Penyaluran dan pengembangan hobi Kegiatan yang bersifat produktif (disesuaikan dengan kondisi) 2. Puskesmas Santun Usila a) Senam lansia di PKM b) Penyuluhan kesehatan kelompok c) Pengobatan dasar bagi pasien lansia
Tabel 2.26 Laporan kelainan yang ditemukan pada kunjungan usia lanjut di Poayandu dan Puskesmas Sempaja Periode Januari- November 2013 Sasaran Jumlah Gg. kemandiri an Gg. mental emosi Gizi lebih Gizi kurang Hipertensi
18. UPAYA PEMBINAAN PENGOBATAN TRADISIONAL 18.1 Tujuan 1) Melestarikan bahan-bahan tanaman yang dapat digunakan untuk pengobatan tradisional.
57
2) Melakukan pembinaan terhadap cara-cara pengobatan tradisional. 18.2 Laporan Kegiatan : Program kegiatan pembinaan pengobatan tradisional ini di Puskesmas Sempaja sendiri telah berjalan. Namun berdasarkan penuturan dari penanggung jawab program, program ini belum terlaksana secara maksimal, dikarenakan kondisi pembinaan dari kader-kader dari tiap wilayah kerja Puskesmas Sempaja tersebut.
58
BAB III PENUTUP
Puskesmas Sempaja telah menyelenggarakan program kerja melalui 18 upaya kesehatan pokok terbaru sejak awal tahun 2013. Pelaksanaan 18 upaya kesehatan pokok tersebut dinilai kurang dapat berjalan maksimal. Hal ini terbukti dari tidak tersedianya data-data terkait beberapa program kerja puskesmas sempaja yang telah berjalan. Beberapa program kerja yang dinilai cukup berjalan baik adalah promosi kesehatan, kesehatan lingkungan, KIA dan KB, penanggulangan penyakit menular, peningkatan gizi, dan pengobatan dasar yang pada dasarnya berkembang dari 6 program kerja wajib puskesmas yang sebelumnyaa telah berjalan cukup lama. Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, dimana setiap bulan Puskesmas Sempaja mengadakan mini lokakarya yang bertujuan untuk membahas pelaksanaan kegiatan secara mendetail. Namun, beberapa bulan terakhir ini tidak berjalan dengan baik. Pertemuan-pertemuan lain yang sifatnya situasional bila ada hal-hal penting yang menyangkut kegiatan dan tanggung jawab puskesmas tetap berjalan. Sedangkan untuk evaluasi dilakukan pada akhir tahun untuk melihat pencapaian masing-masing program, pembahasan permasalahan yang timbul, pembahasan kemungkinan pemecahan masalah, serta pengajuan program-program yang akan dilaksanakan pada tahun yang sedang berjalan. Dari uraian diatas, diharapkan peran aktif pihak puskesmas untuk terlibat dalam memotivasi, menjalankan program kerja puskesmas dan evaluasi secara optimal berdasarkan besarnya masalah yang dihadapi dan kemampuan sumber daya yang ada, dengan tetap mengembangkan dan membina peran serta masyarakat dalam upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat di wilayah kerja.