Anda di halaman 1dari 8

1.A.

WAWASAN AKHLAK
Muslim adalah manusia sempurna yang memberikan seluruh hak kepada yang
berhak. Ia menunaikan kewajibannya secara total. Inilah salah satu sisi dari ubudiyah
kepada Allah. Muslim adalah manusia yang tidak meninggalkan satu pun
kewajibannya. Manusia yang tidak ada yang menandingi keutuhan kemanusiaannya.
Hak-hak yang ada dalam diri seorang Muslim dengan sedikit perinciannya adalah
sebagai berikut :
1.A.I. HAK ALLAH (AKHLAK KEPADA ALLAH)
Hak Allah ialah Anda mengimani Dzat, shifat dan afal-Nya, perintah Allah
untuk mengimani para Rasul, Malaikat, Kitab-kitab, hari akhir dan taqdir serta
apa yang dibawa para Rasul.
Hak Allah ialah mengakui-Nya sebagai Ilah dan tidak memperilahkan yang lain.
Karena itu tidak ada ketaatan kepada yang selain-Nya kecuali dalam ketaatan-Nya,
tidak lebih mencintai selain-Nya atau menyamakan cinta kepada-Nya dengan cinta
kepada selain-Nya, tidak berdoa kepada selain-Nya, tidak bertawakkal &
bergantung kepada selain-Nya dan tidak menghambakan diri selain kepada-Nya.
Hak Allah ialah mengingat-Nya. Karena itu tidak boleh melalaikan-Nya baik dalam
amal ataupun tingkah laku.
Hak Allah ialah kerja sama kaum Muslimin untuk menegakkan satu negara
(dawlah) yang dapat menegakkan ketentuan-ketentuan Allah dan melaksanakan
perintah-Nya. Hak Allah ialah berjihad di jalan-Nya sehingga hanya Kalimah-Nya
yang tertinggi di alam ini.
Ringkasnya, hak Allah ialah menunaikan seluruh hak-hak yang ada kepada
pemiliknya, mengerjakan semua itu semata-mata karena Allah, hanya
menginginkan keridhaan dan Jannah-Nya.
Dengan demikian membela syariat-Nya adalah sebagian dari hak Allah. Begitu
juga menegakkan Dawlah-Nya, membentuk pribadi Muslim, menyatukan ummah
jika terpecah, meneladani Rasulullah SAW, berjihad di jalan-Nya.
1.A.II. HAK KEDUAORANGTUA (AKHLAK KEPADA ORANG TUA)
Dan Kami Wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada dua orang ibu-
bapaknya, (QS. Al-Ankabutt 29:8)
Hak kedua orang tua ialah, mentaati, menafkahi, melayani, mencintai keduanya
sebagaimana kedua orang tua tersebut melakukan hal itu ketika anaknya kecil.
Kemudian bergaul dengan keduanya dengan baik. Sedangkan hak ibu lebih besar
dari hak bapak.
Berbuat baik kepada kedua orang tua yang musyrik juga kita diharuskan.
Kecuali jika mereka menyuruh sesuatu yang bertentangan dengan Islam.
Dan Tuhan-mu telah Memerintahkan supaya kamu jangan menyembah
selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan
sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-
duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali
janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ah dan
janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka
perkataan yang mulia. (al Israa 17:23)
Abdullah bin Masud ra. berkata: Saya bertanya pada Rasulullah saw.:
Apakah Amal perbuatan yang lebih disukai oleh Allah? Nabi: Berbakti
pada kedua ayah bunda. Saya bertanya, kemudian apalagi? Jawabnya:
Jihad (berjuang dalam jalan Allah) (HR. Bukhari, Muslim)
Abu Hurairah ra. berkata: Datanglah seorang kepada Nabi saw. dan
bertanya: Siapakah yang berhak aku layani dengan sebaik-baiknya?
Jawab Nabi: Ibumu Kemudian siapa? Jawab Nabi: Ibumu. Kemudian
siapa? Jawab Nabi: Ibumu. Lalu siapa lagi? Jawab Nabi: Ayahmu. (HR.
Bukhari, Muslim)
Seorang laki-laki berkata, Ya Rasulullah SAW, adakah sesuatu
kebaikan yang dapat aku persembahkan kepada kedua orang tuaku
sepeninggal mereka berdua? Jawab Rasulullah SAW, Yah, menshalatkan
keduanya, memohonkan ampun keduanya, menepati janji keduanya
setelah keduanya meninggal, menyambung tali keluarga yang tidak
disambung keduanya dan menghormati teman-teman keduanya. (HR.
Abu Dawud)
Ridha Rabb ada dalam ridha kedua orang tua dan kemarahan Rabb
ada dalam kemarahan kedua orang tua. (HR. Tirmidzi)
Nabi saw. bersabda: Sungguh kecewa, sungguh kecewa dan hina,
sungguh kecewa, siapa yang mendapatkan kedua ayah bundanya atau
salah satunya sampai tua, kemudia ia tidak dapat masuk sorga. (HR.
Muslim)
Hadits ini seolah-olah menggambarkan bagaimana mudahnya seorang akan masuk
sorga, asalkan ia masih berbakti kepada keduanya dan mendapat doa dan
keridhoan orang tuanya yang merasa puas kepadanya.
Dosa-dosa besar ialah: Menyekutukan Allah, dan durhaka pada kedua
ayah-bunda dan membunuh manusia dan sumpah palsu (sumpah yang
menenggelamkan ke dalam neraka). (HR. Bukhari)
Bahwasanya Nabi saw. bersabda: Daripada dosa-dosa besar ialah
seseorang yang memaki kedua ayah-bundanya. Sahabat bertanya: Ya
Rasulullah adakah seorang yang memaki ayah-bundanya? Jawab Nabi:
Ya. Dia memaki ayah orang lain, maka dibalas memaki pada ayahnya
atau dia memaki ibu orang lain, lalu dibalas memaki pada ibunya (HR.
Bukhari, Muslim)
1.A.III. HAK-HAK KAUM KERABAT (AKHLAK KEPADA KAUM KERABAT)
Dan diantara hak kaum kerabat ialah menghubungi mereka semampunya
dengan berbagai cara. Menyambungkan tali keluarga/silaturahmi ini merupakan
sebagian dari kewajiban Muslim. Sekurang-kurangnya melakukan kunjungan,
saling mengucapkan salam, berkirim-kiriman surat dan bertukar hadiah.
Rasulullah SAW bersabda : Sedekah kepada orang miskin (bernilai) satu
sedekah, dan kepada kaum kerabat (dinilai) dua sedekah.
Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (memperguna-kan) Nama-
Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan
silaturahmi. Sesungguhnya Allah selalu Menjaga dan Mengawasi kamu.
(QS. An-Nisaa 4:1)
Seorang bertanya : Ya Rasulullah, beritahukan kepadaku amal yang
dapat memasukkan ke dalam sorga, dan menjauhkan dari api neraka?
Jawab Nabi: Menyembah kepada Allah dan tidak menyekutukan dengan-
Nya sesuatu apapun, dan mendirikan shalat dan mengeluarkan zakat
dan menghubungi famili kerabat. (HR. Bukhari, Muslim)
Bersabda Nabi saw.: Bukan yang disebut menghubungi persaudaraan itu,
seorang yang membalas hubungan kebaikan. Tetapi menghubungi
persaudaraan itu yaitu jika keluarga sahabat itu memutuskan hubungan
lalu dihubungiunya. (HR. Bukhari)
Anas ra. berkata: Bersabda Rasulullah saw.: Siapa ingin dilapangkan
rizqinya dan ditunda umurnya (ajalnya) hendaknya menghubungi famili.
(HR. Bukhari, Muslim)
Ditunda ajal, ialah diberi berkat dalam umurnya, sehingga bekasnya sangat
besar dan luas sekali.
Orang-orang yang merusak Janji Allah setelah diikrarkan dengan teguh
dan memutuskan apa-apa yang Allah Perintah-kan supaya dihubungkan
dan mengadakan kerusakan di bumi, orang-orang itulah yang
memperoleh kutukan dan bagi mereka tempat kediaman yang buruk
(Jahannam) (QS. Ar Rad 13:25)
Tiada akan masuk sorga orang yang memutuskan hubungan famili. (HR.
Bukhari, Muslim)
1.A.IV. HAK-HAK TETANGGA (AKHLAK KEPADA TETANGGA)
Hak tetangga yang paling minimal ialah tidak menyakitinya, tidak menyakiti
kehormatan, harta, jiwa dan anak. Tetangga jelek ialah yang membikin orang selalu
dalam kewaswasan, ketakutan, kesempitan dan kesengsaraan. Seseorang yang
tidak memberikan dan menunaikan hak minimal tetangga ini akan dimasukkan ke
neraka, meski ia berbuat banyak kebaikan.
Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda, Tidaklah akan masuk
surga seseorang yang tetangganya tidak aman dari bahayanya. (HR.
Muslim)
Para sahabat menyebut kepada Rasulullah SAW seorang wanita yang
rajin shalat, tetapi dia suka menyakiti tetangganya. Rasulullah SAW
bersabda, Ia di neraka
Hak tetangga yang lain ialah memperhatikan keberadaannya.
Tidaklah beriman orang yang ia kenyang, sedangkan tetangga di
sebelahnya kelaparan dan ia tahu.
Setelah itu disusul dengan berbuat ihsan, melakukan hubungan dan kebajikan
dengan tetangga.
Abu Dzarr ra. berkata: Bersabda Rasulullah saw.: Hai Abu Dzarr, jika
engkau memasak kuwah, maka perbanyaklah airnya, dan perhatikan
tetanggamu. (HR. Muslim)
Yaitu berikan kepada mereka selayaknya.
Abu Hurairah ra. berkata: Rasulullah saw. bersabda: Hai wanita
muslimat, jangan merasa rendah kalau akan memberi hadiah pada
tetangga, walau sekedar kikl (ujung kaki) kambing. (HR. Bukhari, Muslim)
Karena hadiah itu akan menimbulkan rasa kasih sayang antara satu pada yang
lain, maka jangan sampai terhalang memberikan hadiah itu, karena belum dapat
memberi hadiah yang besar dan berharga. Singkatnya segala apa yang pantas
untuk dirinya boleh dihadiahkan kepada tetangganya.
Sebaik-baik teman di sisi Allah ialah yang terbaik kepada temannya dan
sebaik-baik tetangga di sisi Allah ialah yang terbaik kepada tetangganya
(HR. Attirmidzi)
Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan
sesuatu pun. Dan berbuat baiklah terhadap kedua ibu bapak, karib
kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan
tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnus sabil, dan hamba sahayamu.
Sesungguhnya Allah tidak Menyukai orang-orang yang sombong dan
membangga-banggakan diri (QS. An Nisa 4:36)
1.A.V. HAK KERJA (AKHLAK DALAM BEKERJA)
Seorang Muslim, sebagai refeksi dari kesadarannya terhadap hak kerja, ia
selalu menekuni pekerjaannya.
Sesungguhnya Allah menyukai kamu apabila mengerjakan suatu
pekerjaan ditekuninya.
Hak lain ialah tidak menipu di dalam bekerja.
Barangsiapa menipu maka bukan dari golonganku.
Jika dia seorang pedagang, maka tidak boleh menipu dan curang.
Berkenaan dengan pegawai pemerintah atau pekerja umum atau khusus, maka
hak pegawai atau pekerja terhadap pekerjaannya, ia harus kuat dalam bekerja,
terpercaya dan dapat menjaga pekerjaan, mengetahui detil dan pelaksanaannya.
1.A.VI. HAK MUSLIM (AKHLAK KEPADA SESAMA MUSLIM)
Hak Muslim terhadap Muslim ada lima: menjawab salam, menjenguk
orang sakit, mengiringi jenazah, mendatangi undangan dan mendoakan
akan orang yang bersin.(HR. Khamsah) Muslim menambahkan, Jika
kamu diundang maka penuhilah dan jika kamu dimintai nasihat maka
nasihatilah
Karena itu hak Muslim sesama Muslim ialah saling menasehati.
Agama itu nasihat. Kami bertanya kepada beliau, Nasihat kepada
siapa? Jawab Rasulullah SAW, Terhadap Allah, Quran, Rasul-Nya,
pemimpin-pemimpin dan seluruh kaum Muslimin.
Muslim itu saudara Muslim lainnya, tidak menghinakan, menipu dan
menzhaliminya. Sesungguhnya salah seorang dari kamu adalah cermin
saudaranya, maka jika ia melihat sesuatu yang membahayakan, maka
singkirkanlah darinya.
Dan diantara hak Muslim adalah mengucapkan salam kepada sesama Muslim.
Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda, Yang berkendaraan
lebih dahulu mengucapkan salam kepada yang berjalan kaki; yang
berjalan kaki mengucapkan salam kepada yang duduk, dan rombongan
yang sedikit mengucapkan salam kepada rombongan yang banyak. (HR.
Muslim)
Termasuk dalam kategori salam ini ialah berjabat tangan.
Tidaklah dua Muslim yang bertemu kemudian mereka berjabat tangan,
melainkan Allah mengampuni dosa keduanya sebelum keduanya
berpisah.
Berjabat tanganlah kamu, karena berjabatan tangan itu dapat
menghilangkan kedengkian dan iri hati.
Dan hak Muslim lainnya ialah mendapat kunjungan ketika ia sakit.
Barangsiapa menjenguk orang sakit, maka ia selalu berada dalam
pekerjaan surga sampai ia kembali.
Hak Muslim atas Muslim lainnya ialah mendoakan saudaranya yang sedang
bersin.
Jika salah seorang dari kamu bersin maka ucapkanlah Alhamdulillah
atas setiap keadaan. Dan ucapkan kepadanya, saudaranya atau
temannya Yarhamukallah. Dan jika temannya mengucapkan itu, maka
katakana Yahdini wayahdikumullah wa yushlih balakum. (HR. Bukhari)
Dan jika seorang Muslim mengundang saudaranya maka ia berhak didatangi.
Karena itu kewajiban yang diundang adalah mendatangi undangan tersebut.
Barangsiapa diundang kemudian dia tidak memenuhi undangan
tersebut, maka ia telah membangkang Allah dan Rasul-Nya. Dan
barangsiapa masuk dengan tanpa diundang, maka ia masuk sebagai
pencuri.
Jika ada dua orang yang mengundang, maka penuhilah yang paling
dekat pintunya. Jika keduanya berdekatan pintu maka yang paling dekat
bertetangga. Dan penuhilah yang lebih dulu mengundang.
Seorang Muslim tidak boleh bersangka buruk terhadap saudaranya. Ini adalah
salah satu hak dia atasnya. Juga tidak memata-matai, tidak mendengki, tidak
membenci, tidak memberi nama jelek yang tidak disukainya, tidak menzhalimi,
tidak menghina dan tidak merusak harta, darah dan kehormatannya.
Dari Anas bin Malik, bahwa Rasulullah SAW bersabda, Janganlah
saling membenci, mendengki dan bermusuhan; dan hendaklah kamu
menjadi hamba Allah yang bersaudara. Dan tidak dihalalkan bagi
seorang Muslim tidak bertegur sapa dengan saudaranya selama lebih
dari tiga hari. (HR. Muslim)
Dari Abu Hurairah ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda, Takutlah
dengan berburuk sangka, karena buruk sangka itu sedusta-dusta
perkataan. Janganlah memata-matai, mencari-cari kesalahan orang,
menyaingi, saling mendengki, saling bermusuhan dan saling mendendam.
Dan jadilah kamu sebagai hamba Allah yang bersaudara.
Hak Muslim lainnya ialah, menolong, membela, menutup aibnya, meringankan
kesukarannya, memenuhi hajatnya, memuliakan, menghormati yang besar,
menyayangi yang kecil dan menolak orang yang mengghibahnya.
Bukan dari golonganku, orang yang tidak menyayangi yang kecil dan
menghormati yang tua dan menyuruh yang maruf dan mencegah yang
munkar. (HR. Tirmidzi)
Adalah Rasulullah SAW jika datang seorang yang memerlukan sesuatu,
menghadapkan kepada sahabat-sahabatnya, sambil berkata,Tolonglah,
kamu akan mendapat pahala dan Allah memutuskan atas lisan Nabi-Nya
sekehendak-Nya.
Barangsiapa menjaga kehormatan saudaranya, Allah akan menolak api
dari wajahnya dari hari kiamah. (HR. Tirmidzi)
Barangsiapa menolong orang yang teraniaya sehingga meneguhkan
haknya, maka Allah akan meneguhkan kakinya di atas shirath ketika
telapak-telapak kaki berguncang.
Barangsiapa melapangkan kesusahan dari kesusahan dunia seorang
Mumin, Allah akan melapangkan dari kesusahannya di hari kiamat.
Barangsiapa melepaskan kesukaran seorang Mumin Allah akan
melepaskan kesukarannya di dunia dan di akhirat. Dan barangsiapa
menutupi (aib) seorang Muslim, Allah akan menutupi (aibnya) di dunia
dan di akhirat. Dan Allah selalu menolong hamba-Nya selama hamba
tersebut menolong saudaranya. Barangsiapa berjalan di jalan menuntut
ilmu, Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga.
Hak Muslim lainnya ialah turut merasakan penderitaannya dan menanggung
tugas-tugasnya.
Dari Numan bin Basyir, Rasulullah SAW bersabda, Perumpamaan
orang-orang Mumin dalam saling saying menyayangi, saling mengasihi
dan saling menyintai, laksana satu tubuh, apabila salah satu anggotanya
merasa sakit, maka seluruh tubuhnya merasa terganggu, seperti terkena
tidak bisa tidur dan demam. (HR. Muslim)
1.A.VII. HAK NONMUSLIM (AKHLAK KEPADA NONMUSLIM)
Kaum Muslimin dilarang memaksa mengubah agama mereka dan tidak boleh
membantah keyakinannya kecuali dengan cara yang lebih baik.
1.A.VIII. HAK-HAK NEGARA (AKHLAK KEPADA NEGARA)
Jika negara itu kafr, maka kewajiban Muslim berjihad terhadapnya.
Sedangkan jika negara itu negara Muslim yang fasiq, seorang Muslim setidak-
tidaknya tidak memberikan dukungan kepada kefasiqannya.
Tetapi jika daulah tersebut benar-benar menjalankan syariat Islam dan menjadi
Daulah Islamiyah Shalihah, maka seluruh kaum Muslimin yang berada di dalamnya
wajib mentaati Amir mereka dalam hal yang maruf, baik dalam keadaan lapang
ataupun sukar, dalam persoalan yang tidak disenangi ataupun yang disenanginya.
1.A.IX. HAK MAKHLUK LAIN
Semua makhluk Allah dari mulai batu-batuan, jalan, binatang, orang-orang
kafr yang berada di luar negara Islam, jin, malaikat, ruh, alam ghaib, makanan,
minuman dan seluruh yang ada di dunia ini, mempunyai hak masing-masing atas
seorang Muslim.
Rasulullah Saw. bersabda: Ketika seseorang berjalan dalam suatu
perjalanan, dia merasakan sangat haus. Lalu, dia menemukan sumur
dan turun kedalamnya untuk mengambil air. Ketika hendak minum, tiba-
tiba terlihat seekor anjing yang menjulurkan lidahnya karena kehausan.
Orang itu berkata, Anjing ini kehausan seperti diriku. Lalu , dia mengisi
sepatunya dengan air dan membawa ke atas dengan mulutnya,
kemudian diberikannya pada anjing itu. Allah Swt bersyukur kepadanya,
lalu mengampuni dosanya. Para sahabat bertanya, Wahai Rasulullah,
apakah kami mendapat pahala karena menyayangi binatang? Beliau
menjawab, Dalam kasih sayang kepada setiap yang bernyawa terdapat
pahala.
Rasulullah saw. bersabda: Seorang perempuan telah disiksa karena
kucing yang telah dikurungnya hingga mati, maka ia masuk ke dalam
neraka, karena ketika ia mengurung tidak diberinya makan dan tidak
dilepaskan untuk mencari makan sendiri dari binatang-binatang bumi
yang menjadi makanannya. (HR. Bukhari, Muslim)
Rasulullah memerintahkan barangsiapa yang hendak menyembe-lih hewan,
hendaklah ia mengasah atau mempertajam pisaunya dan mempercepat proses
penyembelihannya. Janganlah ia menyembelih binatang, sementara binatang lain
melihatnya. Jadi memang begitulah, kasih sayang dalam Islam mencakup atas
segala makhluk.
Sesungguhnya Allah mewajibkan untuk berbuat baik kepada sesuatu.
Oleh karena itu jika kamu membunuh, maka perbaikilah cara
membunuhnya, dan apabila kamu menyembelih maka perbaikilah cara
menyembelihnya dan tajamkanlah pisaunya serta mudahkanlah
penyembelihan-nya itu. (HR. Muslim)
Maraji
Imam Abu Zakaria Yahya bin Syaraf Annawawy, Tarjamah Riadhus Shalihin
Said Hawwa, Al Islam Sistim Akhlak

Anda mungkin juga menyukai