Anda di halaman 1dari 4

4.

1 Hasil
No Ciri sifat
fisik
PDA Alami TEA NA PDA Alami
Tabung Cawan Tabung Cawan Tabung Cawan Tabung Cawan
1 Warna Putih Putih Kuning Kuning Kuning
muda
Kuning
muda
Kuning Kuning
2 Fasa
(padat/cair)
Padat Padat Padat Padat Padat Padat Padat Padat
3 Turbiditas
(jernih/keruh)
Jernih Jernih Keruh Keruh Jernih Jernih Jernih Jernih
4 Kontaminasi - - - - - - - -
5 Jenis
mikroba
- - - - - - - -

4.2 Pembahasan
Media adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat hara
(nutrient) yang berguna untuk membiakkan mikroba. Media juga merupakan
makanan atau campuran dari beberapa bahan makanan yang disiapkan untuk
pertumbuhan mikroorganisme.
Pada percobaan ini membuat medium untuk nutrient mikroba. Bahan yang
sering digunakan dalam pembuatan media adalah Agar, agar dapat diperoleh
dalam bentuk batangan, granula atau bubuk dan terbuat dari beberapa jenis
rumput laut. Kegunaannya adalah sebagai pemadat (gelling) yang pertama kali
digunakan oleh Fraw & Walther Hesse untuk membuat media. Jika dicampur
dengan air dingin, agar tidak akan larut. Untuk melarutkannya harus diaduk dan
dipanasi, pencairan dan pemadatan berkali-kali atau sterilisasi yang terlalu lama
dapat menurunkan kekuatan agar, terutama pada pH yang asam. Dalam
pembuatan media diperlukan juga beberapa zat hara atau nutrisi, nutrisi tersebut
biasanya diperoleh dari komponen-komponen nutrien tambahan lainnya seperti,
pepton, meat extract, yeast extract dan karbohidrat.
Nutrien dalam media ini berperan sebagai sumber energi bagi mikroba,
sebagai bahan pembangun sel dan aseptor elektron. Sehingga dengan adanya
nutrien-nutrien menjadikan mikroba dapat hidup dan berkembangbiak.
Berdasarkan bentuknya media dapat dibedakan menjadi media padat, media cair
dan media semi padat. Adapun berdasarkan komposisi nutriennya, media terbagi
menjadi media sintetik dan non sintetik.
Pembuatan medium Tauge ekstrak agar (TEA) termasuk medium semi
alamiah karena tersusun atas bahan alami (tauge) dan bahan sintesis (Sukrosa dan
agar). TEA digunakan untuk menumbuhkan khamir dan kapang.
Fungsi bahan yang digunakan pada medium TEA :
1. Tauge : Sebagai sumber vitamin, nitrogen organik dan senyawa karbon.
2. Sukrosa : Sebagai sumber gula dan energi.
3. Agar : Untuk memadatkan medium TEA.
4. Aquadest : Untuk melarutkan agar, sukrosa, dan tauge.
Pada pembuatan medium Potato dextrose agar (PDA) termasuk medium
semi alamiah karena tersusun atas bahan alami (kentang) dan bahan sintesis
(Sukrosa dan agar). PDA digunakan untuk menumbuhkan jamur.
Fungsi bahan yang digunakan pada medium PDA :
1. Kentang : Sumber karbon (karbohidrat), vitamin dan energi.
2. Sukrosa : Sebagai sumber gula dan energi.
3. Agar : Untuk memadatkan medium PDA.
4. Aquadest : Untuk melarutkan agar, dextrose, dan kentang.
Ada beberapa perbedaan antara medium yang dibuat dari bahan alami
dengan medium yang dibuat dari bahan sintesis. Salah satunya dapat dilihat dari
bentuk awalnya. Medium dari bahan alami umumnya berbentuk cair sedangkan
yang sintesis berbentuk padat. Karena bentuknya yang cair, maka dalam
pembuatannya medium dari bahan alami memerlukan agar untuk memudahkan
pembekuan medium. Masing-masing dari bahan medium tersebut juga
mempunyai kelebihan dan kekurangannya. Contohnya, medium sintesis lebih
tahan lama jika dibandingkan dengan medium alami yang dibuat dengan bahan
alami langsung tanpa bahan kimia.
Praktikum pembuatan medium ini sangat memperhatikan kesterilan dari
alat yang dipakai. Terutama pada saat pemindahan larutan medium dari
erlenmeyer ke dalam cawan petri. Teknik kerja aseptis harus diterapkan dalam
pengerjaannya. Teknis aseptis yang dilakukan antara lain menyemprotkan cairan
desinfektan ke meja dan tangan praktikan. Kemudian pemindahan harus dilakukan
di dekat api lampu bunsen. Karena sebelum dan setelah menuang medium,
erlenmeyer dan cawan petri yang digunakan harus dilewatkan di atas nyala api
(sterilisasi). Tetapi jika medium sudah mengental, proses pemindahan sudah tidak
dapat dilakukan. Maka dari itu, setelah proses sterilisasi dengan autoklaf selesai,
medium didinginkan hanya sebentar jangan sampai menjadi benar-benar dingin.
Medium yang dibuat dalam praktikun ini akan menghasilkan 2
kemungkinan, yaitu berhasil atau gagal. Berhasil jika pada saat pengamatan
terlihat mikroorganisme yang tumbuh dalam medium adalah mikroorganisme
yang kita inginkan. Gagal jika mikroorganisme yang tumbuh dalam medium
adalah bukan mikroorganisme yang kita butuhkan atau dengan kata lain medium
yang kita buat telah terkontaminasi.
Suatu medium juga dikatakan gagal, jika saat pengamatan, medium yang
telah kita buat sebelumnya tidak menunjukkan bentuk sebagaimana seharusnya
medium tersebut. Medium yang baik harus mempunyai permukaan medium yang
rata dan homogen. Jika terdapat penggumpalan maka medium tersebut termasuk
dalam medium yang gagal.
Tetapi pada praktikum kali ini, semua medium yang dibuat baik alami
maupun sintesis memberikan hasil yang baik.

Kontaminasi
Kontaminasi adalah proses tercemarnya suatu zat terhadap zat lain yang
tidak diinginkan. Dalam praktikum ini bila pengerjaan proses praktikum tidak
steril maka akan tercemar oleh mikroba seperti khamir dan kapang.
Selama penyimpanan, makanan atau bahan makanan sangat mudah
ditumbuhi oleh kapang. Iklim tropis yang dimiliki Indonesia dengan curah
hujan, suhu dan kelembaban yang tinggi sangat mendukung pertumbuhan
kapang penghasil mikotoksin. Kontaminasi mikotoksin tidak hanya
menurunkan kualitas bahan pangan/pakan dan mempengaruhi nilai ekonomis,
tetapi juga membahayakan kesehatan manusia dan hewan. Berbagai penyakit
dapat ditimbulkan oleh mikotoksin, seperti kanker hati yang disebabkan oleh
aflatoksin, salah satu jenis mikotoksin yang paling banyak ditemukan di
negara beriklim tropis. Karena adanya kontaminasi mikotoksin tidak kasat
mata, terlebih lagi pada makanan olahan, maka diperlu kewaspadaan dalam
memilih makanan terutama bahan makanan atau makanan olahan yang telah
disimpan dalam waktu lama.

Destruksi
Destruksi merupakan proses pemusnahan pada hasil pekerjaan
mikrobiologi yang telah mengandung mikroorganisme sebelum dilakukan
pencucian. Proses destruksi ini penting untuk dilakukan, hal ini bertujuan
untuk membersihkan semua mikroorganisme yang terdapat pada alat alat yang
telah digunakan pada saat percobaan. Karena kita tidak dapat memastikan
bahwa alat alat itu bersih sebelum di destruksi, bisa saja terdapat bakteri atau
mikroorganisme yang dapat membahayakan diri kita. Proses ini umumnya di
lakukan dengan memasukkan semua wadah atau alat hasil percobaan (yang
sudah d kontakan dengan mikroorganisme) ke dalam autoklaf, kemudian di
aktifkan pada suhu 121 derajat celcius selama 30 menit. Bila telah selesai,
wadah yang mengandung media dan mikroba hasil percobaan (yang telah cair)
dapat di buang ke pembuangan umum, kemudian alat dicuci bersih dengan air
sabun.

Anda mungkin juga menyukai