Anda di halaman 1dari 4

Praktikum ke-2 Hari/tgl: Rabu,17 September 2014

MK.Ilmu Penyuluhan RK. X.301



Seorang Lelaki di Wamintal
Oleh : Hanna Rambe

Disusun Oleh :
Putri Ajeng Sawitri (I34130102)

Asisten Praktikum:
Widya Amaliah (I34120016)
Laili Ira Maslakhah (I34120026)

1. Bandingkan kegiatan penyuluhan pertanian yang dilakukan Kasim Arifin di Desa
Tanjungpura, Karawang dengan Waimetal Pulau Seram dalam hal:
Perbedaan Karawang Waimetal
a. Subyek atau
sasaran
penyuluhan
Para petani di Karawang Para Petani di Waimetal
b. Pendekatan/
Cara yang
digunakan
Pendekatan dilakukan
adalah Learning proses
dikarenakan pak Kasim
melibatkan diri secara
langsung dalam proyek
pembasmian hama tikus
Pendekatan Learning proses,
ini dikarenakan pak Kasim
juga mengerjakan apa yang
petani lakukan, dan terlibat
langsung dalam pembangunan
irigasi bersama dengan
masyarakat Waimetal.
c. Tujuan


Mendemonstrasikan
menanam padi yaitu
progam Swasembada
Bahan Makanan (SSBM)
dan Proyek pembasmian
hama tikus sehingga
meningkatkan produktivitas
pertanian.
Membangun sistem irigasi
baru di Waimetal sehingga
bisa menghapuskan jam kerja
malam dan pertanian yang
lebih maju.
d. Materi
Penyuluhan
Perhitungan dalam proyek
pembasmian hama tikus
Gotong royong dalam
membangun sistem irigasi
yang juga membutuhkan
perhitungan.


2. Bandingkan kondisi yang menyertai kegiatan penyuluhan pertanian yang
dilaksanakan oleh Kasim Arifin di Karawang dan di Waimetal !
Perbandingan Karawang Waimetal
Syarat-Syarat
Pokok
pembangunan
pertaniaan
Teknologi yang digunakan
masih sangat sederhana
seperti parang dan
petromax. Transportasi dan
syarat poko lainnya juga
belum tersedia.
Teknologi yang sederhana dan
tradisional seperti cangkul,
transportasi juga belum
tersedia sehingga pak Kasim
harus berjalan kaki.
Karakteristik sosial-
budaya masyarakat
pertanian yang
menjadi subyek
penyuluhan
Yang terlihat dari bacaan
yaitu karakter Fatalisme
masyarakat, pasrah pada
keadaan dan sudah
menyerah terhadap tikus
yang tak kunjung habis.
Masih sangat tradisional dan
sederhana, masyarakat juga
takut dalam mengambil resiko
sehingga mereka bertahan
dengan jam kerja malam dari
pada berusaha membuat
irigasi.
Karakteristik sistem
pertanian
Proyek Swasembada Bahan
Makanan (SSBM)
Pertanian yang butuh
pengairan sehingga dibangun
saluran irigasi

3. Bandingkan peranan penyuluhan yang dilakukan Kasim Arifin di kedua lokasi!
Karawang Waimetal
Peranan penyuluh sini adalah sebagai
pengisi kehampaan, dimana pada
awalnya masyarakat sudah pasrah dan
menyerah dengan hama tikus akhirnya
terbantu dengan kehadiran pak Kasim
dan proyeknya dalam membasmi tikus,
dalam hal ini penyuluh juga berperan
sebagai rekan pemberi semangat,
terlihat dari hadiah yang diberikan
sebagai penyemangat dalam membasmi
tikus
Sama halnya dengan di Karawang, peran
penyuluhan sebagai pengisi kehampaan
dengan membantu petani mengatasi
masalah irigasi dan menghapuskan jam
kerja malam, selain itu juga berperan
sebagai rekan pemberi semangat dengan
meyakinkan para petani bahwa proyek
irigasi ini akan berhasil.

4. Faktor-faktor manakah yang mendukung keberhasilan Kasim Arifin dalam
menjalankan tugasnya dimasing-masing lokasi tersebut!
Karawang Waimetal
Faktor pertama yaitu pengertian
tentang produksi tanaman dan ternak,
pengetahuan dan keterampilannya
dalam masalah ilmu hama digunakan
untuk proyek pembasmian tikus.
Faktor lain yang dimiliki pak Kasim
adalah pengertian tentang masyarakat
pedesaan, bagaimana sistem nilai di
masyarakat karawang, pak kasim
bersikap sederhana dengan tutur kata
yang baiksehingga para petani
akhirnya mengikuti apa yang
dilakukannya
Faktor Pengertian tentang produksi
tanaman dan ternak, pengetahuan
yang didapatkannya di IPB
diaplikasikan dalam membangun
saluran irigasi.
Faktor lainnya yaitu pengertian
tentang petani dan cara mereka
belajar terlihat dari cara gotong
royong yang digunakan dalam
membangun saluran irigasi dengan
sistem pembagian waktu yang dibuat
sehingga memudahkan para petani
yang juga harus mengerjakan sawah
dan kebunnya sendiri.
Faktor pengertian tentang masyarakat
pedesaan, mengenai sistem nilai yang
ada di Waimetal terlihat dari
bagaimana cara pak Kasim dalam
berpenampilan dan bersikap.




5. Menurut anda, di Indonesia masih relevankah kegiatan penyuluhan yang dilakukan
pak Kasim di kedua lokasi tersebut! Jelaskan sesuai pengalaman anda!
Menurut saya, cara sepersi itu masih sangat layak di terapkan di Indonesia, hal
ini dikarenakan Indonesia yang sangat beraneka ragam baik suku, ras maupun
agama sehingga penyesuaian diri dari seorang penyuluh sangat diperlukan.
Menyatu dengan masyarakat yang akan diberi penyuluhan bisa mempermudah
untuk mencapai tujuan. Penyuluh bisa merasakan apa yang dirasakan petani
sehingga mengetahui apa yang sebenarnya mereka butuhkan.
6.
Analisis pendekatan TOT atau FF
Karakteristik Karawang Wamintal
Tujuan utama Memperdayakan petani
(FF)
Memperdayakan petani
(TOT)
Analisis
kebutuhan dan
prioritas
Petani difasilitasi pihak
luar (FF)
Petani difasilitasi pihak
luar (FF)
Alih teknologi
dari pihak luar ke
petani
Prinsip-prinsip, metode-
metode dan seperangkat
pilihan-pilihan (FF)

Prinsip-prinsip, metode-
metode dan seperangkat
pilihan-pilihan (FF)
menu - -
Perilaku petani Mendengar pesan,
bertindak sesusai juklak,
mengadopsi,
mengadaptasi, atau
menolak teknologi
(TOT)
Mendengar pesan,
bertindak sesusai juklak,
mengadopsi,
mengadaptasi, atau
menolak teknologi (TOT)
Hasil yang ingin
dicapai pihak luar
mengutamakan
Pilihan-pilihan yang
lebih luas/banyak bagi
petani, petani
ditingkatkan kemampuan
adaptasinya (FF)
Pilihan-pilihan yang lebih
luas/banyak bagi petani,
petani ditingkatkan
kemampuan adaptasinya
(FF)
Metode
penyuluhan yang
utama
Agen penyuluh ke petani
(TOT)
Kasim sebagai penyuluh
membantu petani
memecahkan kasus hama
tikus yang merusak
pertanian
Agen penyuluh ke petani
(TOT)
Kasim sebagaipenyuluh
emperdayakan warga
wamintal untuk bergotong
royong membangun
sistem irigasi
Peranan agen
penyuluhan
pertanian
Fasilitaror &pencari dan
memberikan penyuluhan
(FF)
Fasilitaror &pencari dan
memberikan penyuluhan
(FF)
Menurut analisis saya, pada bacaan 1 dan bacaan 2 cenderung
menggunakan pendekatan dengan metode Farmer First dibandingkan Transfer of
Technology.
Pendekatan Blueprint atau Learning Process
Karekteristik Karawang Wamintal
Asal gagasan Ibukota (BP) Ibukota (BP)
Tahap pertama Pengumpulan data dan
rencana (BP)
Penyadaran dan aksi
(LP)
Desain/rancangan Statis, oleh ahli (BP) Perlibatan, keterlibatan
rakyat (LP)
Organisasi
pendukung
Akar rumput dengan
penyebaran lateral (LP)
Akar rumput dengan
penyebaran lateral (LP)
Sumberdaya utama Dana dan teknisi dari
pusat (BP)
SDM lokal dan asset
mereka (LP)
Pengembangan dan
pelatihan staff
Belajar melalui aksi
berbasis lapangan (LP)
Belajar melalui aksi
berbasis lapangan (LP)
Pelaksanaan Gradual, lokal, sesuai
perkembangan subjek
(LP)
Gradual, lokal, sesuai
perkembangan subjek
(LP)
Isi tindakan Beragam (LP) Beragam (LP)
Komunikasi Vertikal, intruksi ke
bawah, laporan ke atas
(BP)
Lateral: saling belajar
dan berbagi
pengalaman (LP)
Kepemimpinan Personal dan
keberlanjutan (LP)
Personal dan
berkelanjutan (LP)
Evaluasi Internal dan
kontinyu(LP)
Internal dan
kontinyu(LP)
Eror/kesalahan Diterima secara lapang
( LP)
Diterima secara lapang
( LP)
Efek/pengaruh Memberdayakan (LP) Memberdayakan (LP)
Berasosiasi dengan Profesionalisme baru
(LP)
Profesionalisme baru
(LP)
Pada bacaan 1 (Karawang) , sebagian menggunakan metode Blue Print, tetapi lebih
banyak menggunakan metode Learning Process. Sedangkan untuk bacaan 2
(Waimital) hampir semua menggunakan metode Learning Process.

Anda mungkin juga menyukai