Anda di halaman 1dari 29

muscle balance

S T R A B I S M U S
STRABISMUS
Juling = jereng
Sumbu penglihatan kedua mata tidak
bersama2 menuju pada benda yang menjadi
pusat perhatiannya, sehingga tidak terbentuk
penglihatan binokuler yang normal
Penglihatan yang normal tercapai bila
kedua bayangan yang terlihat oleh kedua
mata diterima secara tajam oleh fovea
kedua mata

Otak

Bayangan Tunggal
Penglihatan Binokuler
yang normal
Syarat terjadi penglihatan binokuler
normal
Tajam penglihatan kedua mata sesudah
dikoreksi tidak jauh berbeda (aniseikonia)
Otot-otot ekstra okuli kedua bola mata
(masing2 6 otot) dapat bekerja sama
dengan baik
Otak baik sanggup menfusi /
mensintesa 2 bayangan dari kedua retina
menjadi satu bayangan tunggal
Gerakan Bola Mata
Gerak monokuler duksi
Adduksi
Abduksi
Supraduksi
Infraduksi
Gerak binokuler dengan aksis sejajar versi:
Dextroversi
Levoversi
Supraversi
Infraversi
Gerak binokuler dengan aksis berlawanan
vergen
Konvergen
Divergen

Otot penggerak bola mata
Pergerakan bola mata dilakukan oleh 6
pasang otot ekstra okuli yaitu :
Otot Nervus
Rektus medial III
Rektus lateral VI
Rektus superior III
Rektus inferior III
Oblikus superior IV
Oblikus inferior III
Duksi (monocular movement) mata kanan.
Tanda panah menunjukkan arah gerakan mata dari posisi
primer
Binocular Movement
Vergensi : gerakan 2 mata dalam arah
yang berlawanan
JOKE MUSCLES
Posisi bola mata adalah normal bila bayangan
benda yang menjadi perhatiannya jatuh tepat pada
kedua fovea bersamaan pada semua arah
pandangan
Pada pergerakan bola mata yang terkoordinir, satu
otot dari satu mata, berpasangan dengan satu otot
dari mata yang lain untuk melakukan pergerakan
dalam 6 arah jurusan kardinal dari penglihatan
Otot otot yang berpasangan ini disebut
JOKE MUSCLES
OI
RL RM
RI
RS
OS
RS
RM RL
OS
OI
RI
Menurut Hukum Hering :
Pada setiap gerakan mata bersama ke 6
arah kardinal, joke muscles ini mendapat
rangsang kekuatan yang sama
Mata akan searah bila dapat
mempertahankan fusi kedua
mata
Fusi :
Kemampuan otak untuk membuat satu
bayangan gambar yang berasal dari
kedua mata
Fusi akan hilang bila penglihatan satu
mata tidak ada

Posisi Primer:
posisi binokuler pada saat melihat benda
didepan, setinggi mata, berjarak minimal 6
meter dan terletak mid sagital
Supresi :
Otak mengabaikan bayangan benda mata yang
lainnya untuk mencegah terjadinya diplopia
Terjadi akibat :
juling kongenital
satu mata sering berdeviasi
mata deviasi bergantian
Beberapa bentuk strabismus :
1. Heteroforia = FORIA = Stabismus latent
- Pada keadaan normal kedudukan bola
mata sejajar
- Bila fusi diganggu (mis. 1 mata ditutup)
deviasi ( + )
mata berbakat untuk jadi juling
esoforia hiperforia
eksoforia hipoforia
2. Heterotropia = TROPIA = STRABISMUS
Manifest
Kedudukan mata tidak normal & tetap
esotropia hipertropia
eksotropia hipotropia
4. Strabismus Inkomitan
- = strabismus paralitik
- Sudut deviasi bertambah nyata bila mata
digerakkan kearak otot lumpuh
- Sudut deviasi berubah ubah
3. Strabismus Konkomitan
- Sudut deviasi tetap pada kedudukan
kedua mata berubah
- Akibat terjadinya gangguan fusi
- Bisa terjadi pada kekeruhan kornea
sentral, katarak
Penyebab strabismus :
1. Kongenital muncul sebelum usia 6 bulan
2. Hilangnya penglihatan pada satu mata (fusi
terganggu), mis. pada:
katarak
retinoblastoma
lekoma kornea sentral, dll
3. Aniseikonia : beda refraksi OD dan OS > 3
dioptri perbedaan besar & uk. bayangan OD
dan OS
Penyebab strabismus
4. Faktor akomodasi mis hipermetrop
Refractive Esotropia
Ingat Trias : Akomodasi, Konvergensi, Miosis
5. Neuro paralitik mis: parese N.VI pada
Ca.Nasofaring; parese N.III, N.IV
6. Kelelahan mis : Heteroforia
Pasien dengan mata juling akan
mengeluh:
Mata lelah
Penglihatan berkurang pada satu mata
Diplopia
Sering menutup sebelah mata
Gangguan kosmetik

Pemeriksaan strabismus :
1. Anamnese
2. Tajam penglihatan / visus
3. Hirschberg test
4. Duksi & versi
5. Cover test
6. Alternate cover test
7. Cover un cover test
Hirschberg test :
Tujuan
untuk menilai derajat deviasi bola mata
dengan melihat reflek sinar pada kornea
Alat senter
Cara
senter disinarkan setinggi mata penderita,
sebagai sinar fiksasi dari jarak 30 cm








OD OS
Normal
15

ET
30

ET
45

ET
Duksi & versi :
Duksi: pergerakan satu b.m. tanpa
memperhitungkan posisi mata yang lain
Versi: pergerakan kedua b.m. kearah
yang sama secara bersamaan

Cover test :
Tujuan :
untuk memeriksa adanya tropia pada satu
mata
Dasar :
Mata yang tropia akan terus menerus
berusaha fiksasi pada mata dominan
Bila mata yang deviasi ditutup, tidak ada
gerakan mata yang dominan
Bila mata yang dominan ditutup, mata yang
deviasi mengambil alih fiksasi

Cara
Pasien melihat obyek
jarak 6 meter atau 30
cm
Ditutup salah satu
mata
Dilihat sifat gerakan
pada mata yang tidak
ditutup
Cover uncover test
Tujuan :
untuk mengetahui adanya fusi & foria
Dasar :
Foria merupakan deviasi laten. Bila pada foria fusi
kedua mata diganggu deviasi laten akan terlihat
Cara :
Mata ditutup bergantian dengan okluder dari mata
kanan ke kiri & sebaliknya . Dilihat kedudukan mata
dibawah okluder

Penanganan Strabismus
Tujuan
Mendapatkan penglihatan binokuler tunggal
Kosmetik
Prinsip
Memperbaiki visus kedua mata visus
Memperbaiki posisi kedua mata hingga
mencapai kedudukan normal ortoforia
Melatih pasien menyatukan kedua bayangan
dari kedua matanya fusi

End of Session

Anda mungkin juga menyukai

  • MajalahDetik 136
    MajalahDetik 136
    Dokumen184 halaman
    MajalahDetik 136
    Gilang Ridha Fathurrahman
    Belum ada peringkat
  • Road To Internsip
    Road To Internsip
    Dokumen40 halaman
    Road To Internsip
    Gilang Ridha Fathurrahman
    Belum ada peringkat
  • AFASIA
    AFASIA
    Dokumen30 halaman
    AFASIA
    Agista Khoirul
    Belum ada peringkat
  • Kekerasan Seksual Materi WD - SH
    Kekerasan Seksual Materi WD - SH
    Dokumen42 halaman
    Kekerasan Seksual Materi WD - SH
    Gilang Ridha Fathurrahman
    Belum ada peringkat
  • Nnjjijsip WS
    Nnjjijsip WS
    Dokumen1 halaman
    Nnjjijsip WS
    Gilang Ridha Fathurrahman
    Belum ada peringkat
  • PBL I BHL Iv
    PBL I BHL Iv
    Dokumen7 halaman
    PBL I BHL Iv
    Gilang Ridha Fathurrahman
    Belum ada peringkat
  • Juknis Jampersal Tahun 2012
    Juknis Jampersal Tahun 2012
    Dokumen76 halaman
    Juknis Jampersal Tahun 2012
    Agung Dwi Laksono
    100% (1)
  • Post Tehjhkjll
    Post Tehjhkjll
    Dokumen11 halaman
    Post Tehjhkjll
    Gilang Ridha Fathurrahman
    Belum ada peringkat
  • K3 - Toxoplasmosis 2013 Toxoplasma Gondii
    K3 - Toxoplasmosis 2013 Toxoplasma Gondii
    Dokumen13 halaman
    K3 - Toxoplasmosis 2013 Toxoplasma Gondii
    Stella Gracia Octarica
    Belum ada peringkat
  • Gfyughjkklklitt
    Gfyughjkklklitt
    Dokumen4 halaman
    Gfyughjkklklitt
    Gilang Ridha Fathurrahman
    Belum ada peringkat
  • BPM Tropmed 2013-2014
    BPM Tropmed 2013-2014
    Dokumen38 halaman
    BPM Tropmed 2013-2014
    Gilang Ridha Fathurrahman
    Belum ada peringkat
  • NEMAGHJD
    NEMAGHJD
    Dokumen76 halaman
    NEMAGHJD
    Gilang Ridha Fathurrahman
    Belum ada peringkat
  • LOAIASIS
    LOAIASIS
    Dokumen12 halaman
    LOAIASIS
    Inas Ghausani
    Belum ada peringkat
  • BK Prak PK HI - 2008
    BK Prak PK HI - 2008
    Dokumen56 halaman
    BK Prak PK HI - 2008
    ganot
    Belum ada peringkat
  • Brian Implant
    Brian Implant
    Dokumen1 halaman
    Brian Implant
    Gilang Ridha Fathurrahman
    Belum ada peringkat
  • Osteo Sarko Ma
    Osteo Sarko Ma
    Dokumen13 halaman
    Osteo Sarko Ma
    Gilang Ridha Fathurrahman
    Belum ada peringkat
  • Feses Warna Hitam
    Feses Warna Hitam
    Dokumen1 halaman
    Feses Warna Hitam
    Gilang Ridha Fathurrahman
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen2 halaman
    Daftar Pustaka
    Gilang Ridha Fathurrahman
    Belum ada peringkat
  • Ident PA 2009
    Ident PA 2009
    Dokumen11 halaman
    Ident PA 2009
    Gilang Ridha Fathurrahman
    Belum ada peringkat
  • Modul B3 - Water Seal Drainage
    Modul B3 - Water Seal Drainage
    Dokumen12 halaman
    Modul B3 - Water Seal Drainage
    Gresmita Rindi
    Belum ada peringkat
  • Prognosis
    Prognosis
    Dokumen1 halaman
    Prognosis
    Gilang Ridha Fathurrahman
    Belum ada peringkat
  • PBL I BHL Iv
    PBL I BHL Iv
    Dokumen7 halaman
    PBL I BHL Iv
    Gilang Ridha Fathurrahman
    Belum ada peringkat
  • Kelompok Digest & Tutor
    Kelompok Digest & Tutor
    Dokumen6 halaman
    Kelompok Digest & Tutor
    KhozatinZuniFitmawati
    Belum ada peringkat
  • Aplikasi Klinis Pemeriksaan Mikro
    Aplikasi Klinis Pemeriksaan Mikro
    Dokumen1 halaman
    Aplikasi Klinis Pemeriksaan Mikro
    Gilang Ridha Fathurrahman
    Belum ada peringkat
  • Katarak
    Katarak
    Dokumen50 halaman
    Katarak
    Annie Korwa
    Belum ada peringkat
  • Laporan DK 2 Soal No
    Laporan DK 2 Soal No
    Dokumen1 halaman
    Laporan DK 2 Soal No
    wismaketapang
    Belum ada peringkat
  • Nervus Facialis
    Nervus Facialis
    Dokumen4 halaman
    Nervus Facialis
    nooniiSR
    Belum ada peringkat
  • Sistem Lacrimal
    Sistem Lacrimal
    Dokumen37 halaman
    Sistem Lacrimal
    Yanda Amitie Putri
    Belum ada peringkat
  • L.72a - Imejing Orbitamata
    L.72a - Imejing Orbitamata
    Dokumen65 halaman
    L.72a - Imejing Orbitamata
    Gilang Ridha Fathurrahman
    Belum ada peringkat