Anda di halaman 1dari 6

MATA KULIAH

GEOLOGI STRUKTUR










OLEH :
Ali Misbahul Muaffan
NIM : DBD 113 081

DOSEN PENGAMPU :
Yermia Ronald, ST., M.Sc.



UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2013/2014

Hubungan Kedudukan Lapisan dan Topografi
Penyebaran singkapan batuan akan tergantung bentuk permukaan bumi. suatu urutan
perlapisan batuan yang miring, pada peta yang datar, akan terlihat sebagai lappisan-lapisan
yang sejajar. Akan tetapi pada permukaan yang beragam, batas-batas lapisan akan mengikuti
aturan sesuai dengan kedudukan lapisan dan tofografi. Aturan yang dipakai adalah bahwa
suatu batuan akan tersingkap sebagai titik, dimana titik tersebut merupakan perpotongan
antara ketinggian (dalam hal ini dapat dipakai kerangka garis kontur) dengan lapisan batuan
(dalam hal ini dipakai kerangka garis lurus).
Aturan diatas dapat dipakai untuk menggambarkan penyebaran batuan dipermukaan
dengan mencari titik-titik tersebut, apabila jurus-jurus untuk beberapa ketinggian dapat
ditentukan. Sebaliknya dari suatu penyebaran singkapan dapat pula ditetukan kedudukan
lapisan dengan mencari jurus-jurusnya. Sehubungan dengan itu terdapat suatu keteraturan
antara bentuk tofografi, penyebaran singkapan, dan kedudukan lapisan. Pada suatu bentuk
torehan lembah keteraturan ini mengikuti hukum V.
Hukum "V" (V Rule) adalah Hukum yang menjelaskan hubungan antara lapisan yang
mempunyai kemiringan dengan bentuk topografi berelief akan menghasilkan suatu pola
singkapan yang beraturan, dimana aturan tersebut dikenal dengan hukum "V". Aturan-aturan
tersebut adalah sebagai berikut :
a) Lapisan horizontal akan membentuk pola singkapan yang mengikuti pola garis kontur.
b) Lapisan dengan kemiringan yang berlawanan dengan arah kemiringan lereng maka
kenampakan lapisan akan memotong lembah dengan pola singkapan membentuk huruf
"V" yang berlawanan dengan arah kemiringan lembah.
c) Pada lapisan tegak akan membentuk pola singkapan berupa garis lurus dimana pola
singkapan ini tidak dipengaruhi oleh keadaan topografi.
d) Lapisan yang miring searah dengan arah kemiringan lereng dimana kemumgan lapisan
lebih besar danpada kemiringan lereng akan membentuk pola smgkapan dengan huruf
"V" mengarah sama (searah) dengan arah kemiringan lereng.
e) Lapisan dengan kemiringan yang searah dengan kemiringan lereng dimana besar
kemiringan lapisan lebih kecil dari kemiringan lereng , maka pola singkapannya akan
membentuk huruf "V" yang berlawanan dengan arah kemiringan lereng /lembah.
f) Lapisan yang kemiringan nya searah dengan kemiringan lembah dan besarnya kemiringan
lapisan sama dengan kemiringan lereng/lembah maka pola singkapan tampak.


Pengertian Singkapan Batuan
Singkapan batuan dapat didefinisikan sebagai bagian dari tubuh batuan yang masih
utuh, (belum terubah oleh pelapukan ). Proses singkapan batuan diakibatkan oleh adanya
erosi (pengikisan) oleh gaya-gaya yang bekerja pada lapisan penutupnya. Oleh karena itu,
singkapan pada batuan biasanya tidak menerus dan jarang atau kurang, karena tertutup oleh
tanah pelapukan yang tebal, hutan tropis yang lebat dan tanah garapan.
Strike dan Dip
Dalam teknik penelitian lapisan dan struktur geologi juga harus mengetahui
kedudukan batuan di permukaan bumi dengan mengukur arah penyebarannya dan juga
kemiringan pada batuan. Dalam ilmu Geologi, kedua elemen tersebut dinamakan Strike dan
Dip. Strike atau Jurus adalah arah garis yang dibentuk dari perpotongan bidang planar dengan
bidang horizontal ditinjau dari arah utara. Sedangkan Dip adalah derajat yang dibentuk antara
bidang planar dan bidang horizontal yang arahnya tegak lurus dari garis strike. Bidang planar
ialah bidang yang relatif lurus, contohnya ialah bidang perlapisan, bidang kekar, bidang sesar.
Strike Dip pada batuan umumnya muncul pada batuan hasil pengendapan (sedimen). tetapi
juga dapat ditemukan pada batuan metamorf yang berstruktur foliasi. Penulisan strike dan dip
N (Derajat Strike) E/ (Derajat Dip) dan dibaca North to East (Nilai Strike) and (Nilai Dip).
Strike dip pada perlapisan batuan dapat diukur dengan menggunakan kompas
Geologi. Kompas Geologi mempunyai kemampuan untuk mengukur strike dip karena
memiliki klinometer dan juga bulls eye. Klinometer adalah rangkaian alat yang berguna
untuk mengukur kemiringan dan Bulls eye adalah tabung isi gelembung udara berguna untuk
memposisikan kompas geologi agar menjadi horizontal. Disamping menggunakan kompas
Geologi, strike dip bidang dapat ditentukan dengan metode 3 titik. Intinya adalah mengetahui
pelamparan batuan berikut kemiringannya di lapangan.
Cara Penulisan ( Notasi ) dan Simbol Struktur Bidang
Untuk menyatakan kedudukan suatu struktur bidang secara tertulis agar dengan mudah dan
cepat dipahami, dibutuhkan suatu cara penulisan dan simbol pada peta geologi.
Penulisan ( Notasi ) struktur bidang dinyatakan dengan :
- Jurus / Kemiringan
- Besar Kemiringan, arah kemiringan





a. Jurus / Kemiringan
Sistem Azimuth, hanya mengenal satu tulisan yaitu N XE/Y, Besarnya X antara 0
360 dan besarnya Y antara 0 90.
Sistem Kwadran , penulisan tergantung kepada posisi kwadran yang diinginkan
sehingga mempunyai beberapa cara penulisan, misalnya:
- Sistem Azimuth, N 145 E/30, maka menurut sistem kwadrannya adalah : N 35 W/30
SW atau S 35 E/30 SW.
- Sistem Azimuth , N 90 E/45, maka menurut sistem kwadrannya adalah : N 90 E/45
S atau N 90 W/45 S atau N 90 E/45 S atau S 90 W/45 S.
b. Besar Kemiringan, Arah Kemiringan (Dip, Dip Direction)
Misalnya : Sistem azimuth N 145E/30, maka penulisan berdasarkan sistem "Dip, Dip
direction ", adalah : 30, N 235E. Penggambaran Simbol Struktur Bidang :
1. Garis jurus hasil pengukuran diplot dengan tepat sesuai arah pembacaan kompas di titik
lokasi dimana struktur bidang tersebut diukur.
2. Tanda arah kemiringan digambarkan pada tengah-tengah den tegak lurus garis jurus
searah jarum jam atau harga jurus ditambah 90 searah jarum jam. Panjang tanda
kemiringan ini kurang lebih sepertiga panjang garis jurus.
3. Tulis besar kemiringan pada ujung tanda kemiringan.
Kedudukan lapisan batuan diukur dengan kompas geologi dilapangan. Oleh karena itu
kerangka yang dipakai umumnya arah Utara dan Selatan. Dikenal dua jenis skala kompas,
yaitu skala azimuth (0-360), dan skala kwadran (0-90) arah Timur (E) atau Barat (W) dan
Utara (N). Suatu lapisan mempunyai jurus berarah 120 dari utara ke timur dan kemiringan
45 kearah selatan-barat, dituliskan sebagai berikut :
- Skala azimuth N120 E/45 SW atau
- Skala kwadran S60 E/45 SW
Cara Mengukur Struktur Bidang dengan Kompas Geologi.
1) Pengukuran Jurus
Bagian sisi kompas (sisi "E") ditempelkan pada bidang yang diukur. Kedudukankompas
dihorisontalkan, ditunjukkan oleh posisi level dari nivo "Mata Sapi" ( Bull's Eye Level ),
maka hargayang ditunjuk oleh jarum utara kompas adalah harga jurus bidang yang
diukur. Benlah tanda garis pada bidang tersebut sesuai dengan arah jurusnya.
2) Pengukuran Kemiringan.
Kompas pada posisi tegaktempelkan sisi 'W' kompas pada bidang yang diukur dengan
posisi yang tegak lurus jurus pada garis jurus yang telah dibuat pada butir (1). Kemudian
Dinometer dieter sehingga gelembung udaranya tepat berada ditengah (Posisi Level).
Harga yang ditunjukkan oleh penunjuk pada skala klinometer adalah besarnya sudut
kemiringan dari bidang yang diukur.
3) Pengukuran Arah Kemiringan
Tempelkan sisi "S" kompas pada bidang yang diukur. Posisikan kompas, sehingga.
horizontal (nivo "mata lembu" level), baca angka yang ditunjuk oleh jarum utara kompas.
Harga ini merupakan arah kemiringan (dip direction) dari bidang yang diukur.

Anda mungkin juga menyukai