Anda di halaman 1dari 7

1.

Fat-fit
Fat Pit merupakan bak penampung sludge, tumpahan minyak, dan air cucian PKS.
Fungsi bak Fat-fit adalah untuk mengutip sisa-sisa minyak yang masih tersisa dalam sludge
dengan sistem pemanasan (70-800
o
C) dan pengendapan sesuai dengan prinsip pemurnian
minyak. Setelah itu cairan sludge dialirkan ke instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) untuk
diproses sebelum di buang ke perairan umum. Sludge yang masih mengandung kadar
minyak, ada yang langsung dibuang ke deoling pond maupun ke bagian fat-fit untuk dikutip
kadar minyaknya. Setelah itu, sisa minyak tersebut dipompakan kembali ke bagian decanting
basin. Selanjutnya sisa minyak yang terkutip ini akan dipompakan ke bagian vibro untuk
diayat kembali, setelah itu minyak kembali dipompakan ke bak RO melalui Vibrating
Screen/Vibro Seperator tadi. Sedangkan minyak yang berasal dari bak RO akan dipompakan
kembali ke bagian CST untuk diolah kembali hingga diperoleh minyak murni, atau kembali
lagi pada proses pemurnian minyak sebelumnya.
Sebenarnya apabila pengutipan minyak dalam stasiun klarifikasi dapat dilakukan
maksimal, maka sisa minyak yang ada di bak Fat-fit relatif sangat sedikit atau dianggap tidak
ada. Jumlah minyak yang ada dalam bak dapat di jadikan sebagai indikator, apakah
pengutipan minyak di stasiun klarifikasi berjalan maksimal atau tidak. Bila jumlah minyak di
bak fat-fit banyak, maka harus dievaluasi stasiun klarifikasinya.
Setelah pengutipan minyak dilakukan sesempurna mungkin, maka limbah minyak tersebut di
buang ke kolam pembuangan limbah untuk diolah hingga limbah tersebut tidak berbahaya
atau tidak beracun, dan selanjutnya limbah dapat dibuang ke perairan umum.

2. Countinuous Setting Tank
Ada dua jenis Settling Tank, yaitu :
a. Continuous Settling Tank (CST).
Yaitu Settling Tank jenis bak bersambung.
b. Cylindrical Continuous Settling Tank (CyST)
Yaitu Settling Tank yang berbentuk silindris.
Continuous Settling Tank (CST) dapat memisahkan Sludge (lumpur) sambil mengalir
dari satu kamar ke kamar bak yang lain. Pemisahan dapat berlangsung dengan baik jika
kecepatan aliran lebih lambat dari kecepatan mengendap dari zat yang BJ- nya lebih dari BJ
minyak.
Pemisahan Sludge akan berjalan dengan baik sejak kamar bak pertama, karena
pemisahan cairan hanya menjadi dua fase yaitu fase ringan dan fase berat. Fase berat
mengalir dari bak yang satu ke bak lainnya melalui dasar tanki sedangkan fase ringan
mengalir dari bagian atas. Semakin banyak bak yang bersambung maka pemisahan minyak
dengan sludge semakin sempurna, demikian juga dengan suhu minyak yang tinggi akan
mempercepat proses pemisahan minyak. Minyak yang terdapat dibagian atas dikutip dengan
menggunakan talang pengutip atau Skimmer dan kemudian dikumpulkan dan dialirkan ke Oil
Tank.
Cylindrical Continuous Settling Tank (CyST) dapat memisahkan Sludge dalam
tanki silindris dengan kemampuan yang sangat tergantung pada kecepatan aliran masuk
cairan dari Crude Oil Tank atau Decanter. Masuknya cairan minyak didalam Cylindrical
Continuous Settling Tank (CyST) bisa dari samping dan mengikuti aliran spiral dan
ada yang masuk langsung kebagian tengah yang dibatasi dengan tabung, dan kemudian
minyak yang memiliki BJ < 1 akan memisah keatas dan dikutip melalui Skimmer. Suhu
cairan dalam tanki dipertahankan 80 - 90C sehingga viskositas minyak dapat dipertahankan.
Untuk memperoleh pemisahan yang baik maka dibuat volume tanki yang memiliki retention
time antara 4-6 jam atau untuk PKS 30 ton/jam dibuat CyST berukuran 90M.
Setelah dikutip oleh Skimmer, minyak akan dialirkan ke Sludge Separatordengan
pipa. Namun sebelum masuk ke Sludge Separator, pada pipa aliran antara Settling
Tank dengan Sludge Separator dipasang dua buah alat alat yaitu Sand Cyclon dan Ayakan
Getar untuk Sludge.
Sementara itu Sludge yang berasal dari Oil Settling Tank dipompakan ke Sludge
Tank dengan melalui Desander


3. Sludge Centrifuge
Sludge centrifuge berfungsi untuk memisahkan minyak dengan sludge. Memisahkan ini
dilakukan dengan prinsip centrifuge, dimana campuran minyak dengan sludge akan diputar
dengan kecepatan 1400 rpm sehingga sludge dan minyak akan memisah. Sludge mengalir
lebih cepat menuju nozzle yang nantinya akan mengalir ke sludge pit. Sedangkan minyak
akan menuju pipa recycle yang nantinya akan dikembalikan lagi untuk diproses di DCO tank.
Gambar Sludge centrifuge

4. Decanter Dua Phase ( Two-Phase Decanter)
Alat ini bekerja memisahkan fraksi minyak dengan fraksi air dan fraksi padat atau fraksi
padat dengan cairan, dengan penggunaan tersendiri.
Gambar decanter dua phase

Pemisahan fraksi padat dengan fraksi cair.
Cairan minyak yang masuk dari Crude Oil Tank ke dalamDecanter dipisahkan menjadi
dua fraksi yaitu fraksi padat dan cair. Fraksi padat yang berbentuk lumpur padat diangkut
dengan bak trailer ke kebun, sedangkan fraksi cair dipompakan ke dalam Settling Tank untuk
diolah lebih lanjut. Tujuan pengolahan ini merupakan cara pengurangan bahan padatan dalam
cairan dengan maksud agar pemisahan minyak dalam settling tank
Decanter dapat ditempatkan sebagai pengganti Oil Purifieryakni minyak yang berasal
dari Settling Tank atau Buffer Tank diolah menjadi dua fraksi yaitu fraksi minyak dan fraksi
cairan yang masih mengandung Sludge. Karena prinsip kerja alat ini menggantikan Oil
Purifier maka mekanisme pemisahan berpegang kepada kemurnian minyak,
akibatnya Sludge yang keluar masih mengandung minyak, sehingga perlu diolah lagi dengan
menggunakanSludge Separator atau Decanter, sedangkan fraksi minyak bersih langsung
diolah ke Vacuum Drier.
Decanter sebagai pengganti Sludge Separator, yaitu mengolah cairan yang berasal
dari Sludge Tankdipisahkan. Cairan dipisahkan menjadi cairan minyak danSludge. Cairan
minyak yang dipisahkan dipompakan keSettling Tank, sedangkan fraksi Sludge dibuang
ke Fa tPituntuk diteruskan ke unit pengolah limbah.

5. Decanter Tiga Phase (Three-Phase Decanter)
Alat ini bekerja dengan prinsip yang sama dengan two-phase Decanter, hanya terdapat
perbedaan dari fase fraksi. Pada alat ini dihasilkan 3 fraksi yaitu fraksi minyak,fraksi
air (cair) dan fraksi padat.
Alat ini dapat ditempatkan sebagai pengganti Oil Purifierdan akan menghasilkan fraksi
minyak, fraksi air dan padatan. Fraksi air yang masih mengandung minyak dilanjutkan
pengolahannya pada Sludge Separator, danSludge dan minyak akan terpisah.
Gambar decanter tiga phase



6. Oil Purifier
Purifier sering disebut juga Oil Centrifuge, yang berfungsi memurnikan minyak dari
kotoran yang tidak dikehendaki. Purifier yang banyak digunakan ialah buatan Westfalia dan
-Alfa laval. Kedua alat ini mempunyai prinsip kerja yang sama akan tetapi kedua alat ini
memiliki perbedaan daya pisah fraksi ringan dan berat.
Oil Centrifuge Westfalia memisahkan fraksi berat dengan Berat Jenis (BJ) 1,
artinya VM dan minyak berada dalam satu fraksi, sehingga NOS dan kotoran yang
tergolong dalam fraksi berat saja, yang dipisahkan.
Oil Centrifuge -Alfa laval memisahkan minyak dari NOS dan air, sehingga -Alfa
laval akan dapat menurunkan kadar air dalam minyak dari 0,6 0,1% menjadi 0,4 0,6%.
Disamping itu,-Alfa laval dapat diatur kapasitas olahnya, namun hal ini sering
mempengaruhi kualitas minyak yang dihasilkan.
Gambar Purifier

7. Vacuum Dryer
Minyak yang keluar dari Oil Purifier atau Decanter masih mengandung air, maka perlu
dikurangi hingga batas maksimum yang didasarkan pada mutu standar.
Pengisian minyak kedalam alat ini tidak dapat dilakukan dengan bantuan pompa, akan tetapi
masuknya minyak dengan cara di isap oleh kevakuman alat pengering. Oleh sebab itu
pengaturan pemasukan minyak dan pengaturan tekanan uap memerlukan perhatian yang
khusus untuk memenuhi kapasitas dan mutu minyak produksi.
Pemisahan air (bahan mudah menguap) dari minyak dalam Vacuum Drier dipengaruhi oleh :
a. Suhu minyak;
Pemisahan air atau partikel lain yang mudah menguap semakin efektif bila suhu
minyak masuk sudah tinggi. Pemanasan dalam vacuum drier tidak dilakukan,
,pemanasan minyak hanya dilakukan pada proses sebelumnya, yaitu pada Oil
Purifier atau Decanter.
b. Kehampaan udara;
Partikel lebih mudah menguap dalam keadaan hampa udara. Kehampaan udara
tergantung dari kemampuan Steam Injector atau pompa vacuum, dan juga dipengaruhi oleh
fluktuasi debit minyak masuk.
c. I nteraksi suhu minyak dan kehampaan;
Pengurangan kadar air dan partikel mudah menguap lainnya akan terjadi dengan
sempurna, bila suhu diatas 70C dengan tekanan dibawah 50 TORR.
d. Pengaturan kapasitas alat;
Semakin maksimum penggunaan kapasitas alat maka penguapan air semakin lambat
dan menghasilkan minyak yang bermutu jelek.

8. Rendemen
Tujuan utama Pabrik Kelapa Sawit/Palm Oil Mill adalah keseimbangan operasional
dengan biaya yang memadai (sesuai anggaran) sehingga untuk mencapai Oil Extraction
Rendement (OER) Crude Palm Oil (CPO) dan Palm Kernel (PK) yang tinggi dengan
efisiensi yang tinggi, dan tercapainya mutu produksi . OER yang lazim disebut Rendemen
adalah persentase produk yang kita hasilkan dibanding dengan bahan baku yang terolah.
Contoh: PKS olah TBS sebanyak 1000 ton , mendapatkan CPO 210 ton dan mendapatkan
PK 51 ton.
Maka OER CPO = 21% dan OER PK = 5,1% Rendemen yang tinggi belum tentu
sebagai tanda pabrik beroperasi dengan baik, tetapi effisiensi yang tinggi telah membuktikan
bahwa pabrik beroperasi dengan baik bila diikuti dengan biaya operasi yang rendah,inilah
titik operasi optimum yang diinginkan oleh pemilik Pabrik Kelapa Sawit/Palm Oil Mill
Karena berfokus pada effisiensi yang tinggi serta biaya yang rendah, supaya pabrik mampu
bersaing dengan competitor lain, maka bila mana dalam sutau Pabrik Kelapa Sawit/Palm Oil
Mill effisiensi nya rendah dan biaya yang tinggi maka dapat di pastikan pabrik tersebut tidak
beroperasi dengan baik dan PKS tersebut dapat mengalami kerugian serta mengancam
keselamatan berinvestasi. Secara garis besar Effisiensi adalah persentase yang dapat kita
hasilkan ( berdaya guna ) dibanding dengan upaya yang kita lakukan untuk hasil tadi. Cara
Perhitungan Extaction Efficiency ( Berlaku untuk Oil & Kernel ) sebagai berikut:
Efficiency = Rendemen/ Total losses + rendemen )x 100
Konsep dasar rendement dan efisiensi adalah : adanya suatu pedoman yang benar benar
dapat dipedomani sehingga dalam operasional pabrik kita mengetahui dan memahami batasan
angka-angka operasional yang harus dicapai. Hal kedua adalah untuk mencapai angka-angka
yang dipedomani haruslah dimengerti dan difahami keseimbangan daya dalam operasional
mengoperasikan pabrik. Oleh sebab itu Standard Operational Procedure ( SOP ) harus benar-
benar difahami dan dilaksanakan. Dalam praktek nya di Pabrik Kelapa Sawit/Palm Oil Mill
terdapat beberapa kehilangan-kehilangan minyak dan inti dari pengolahan TBS yang lazim
nya di sebut Losses, Losses produksi yang berupa minyak & inti dikategorikan menjadi 2
yaitu : Kehilangan dalam batas-batas yang diizinkan Kehilangan diluar batas-batas yang
diizinkan Losses di PKS dapat terjadi dimana saja, kapan saja, sebab apa saja dan oleh
siapa saja serta seberapa saja. Kunci utama pengendalian losses adalah sumber daya
manusia,dan peranan terbesar penyebab dan akibat yang timbul oleh losses adalah pada
sumber daya manusianya. Karena losses tidak dapat ditiadakan,keadaan ini menyebabkan
efisiensi juga tidak pernah mencapai 100 %, namun SDM dan sistem serta perangkat-
perangkatnya dipersiapkan untuk memperkecil angka losses dengan sasaran kapasitas produk
yang tinggi, kapasitas olah yang tinggi,mutu produk yang memenuhi,penggunaan tenaga
kerja yang terbatas,penggunaan bahan-bahan dan material serta daya dan energi yang
minimum dengan sasaran biaya operasional yang serendah-rendahnya.

Anda mungkin juga menyukai