Anda di halaman 1dari 3

I.

Fisika Dasar Gelombang Suara


Frekuensi gelombang suara yang dapat didengar oleh telinga manusia berkisar antara 25Hz-
20kHz. Frekuensi gelombang suara di atas 20kHz disebut gelombang ultrasonik.
1

1 kiloHertz (kHz) = 10
3
Hertz (Hz) atau 10
3
getar per detik
I MegaHertz (MHz) = 10
3
kHz = 10
6
Hz
Semakin tinggi frekuensi gelombang suara, panjang gelombangnya akan semakin
pendek. Semakin pendek panjang gelombang suara yang ditransmisikan ke dalam medium,
daya penetrasinya akan semakin berkurang. Pada pemeriksaan USG, semakin pendek panjang
gelombang yang ditransmisikan ke dalam medium, daya resolusinya akan semakin baik.
Daya resolusi adalah kemampuan membedakan 2 titik terdekat secara terpisah.
1

Frekuensi gelombang ultrasonik yang digunakan pada alat USG diagnostik
disesuaikan dengan keperluan. Pemeriksaan USG pada kehamilan trimester II dan III
dilakukan melalui dinding perut ibu (transabdominal). Frekuensi gelombang ultrasonik yang
digunakan berkisar antara 3-5 MHz, yang mampu memberikan kedalaman penetrasi hingga
15-20 cm. Pada kehamilan trimester I pemeriksaan USG paling baik dikerjakan melalui
vagina (transvaginal). Frekuensi gelombang ultrasonik yang digunakan adalah 7,5 Mhz atau
lebih, yang mempunyai kedalaman penetrasi sekitar 5-10 cm, tetapi memberikan kualitas
resolusi yang lebih baik.
1

Pada peristiwa perambatan gelombang suara, yang dihantarkan oleh medium adalah
energi mekanis dari gelombang suara. Banyaknya energy mekanis yang dihantarkan setiap
detik melalui suatu bidang medium tegak lurus terhadap arah rambat gelombang suara
disebut intensitas gelombang suara. Selama melewati medium, intensitas gelombang suara
mengalami pengurangan yang besarnya semakin bertambah dengan semakin jauhnya jarak
yang ditempuh oleh gelombang suara. Peristiwa ini disebut atenuasi. Terjadinya atenuasi
dapat disebabkan oleh mekanisme refleksi, refraksi, absorbsi, dan pembauran (scattering)
gelombang suara.
1

Refleksi adalah mekanisme pemantulan intensitas gelombang suara oleh permukaan
medium. Semakin besar intensitas gelombang suara yang dipantulkan, akan semakin sedikit
intensitas gelombang suara yang ditransmisikan di dalam medium. Udara dan tulang
merupakan medium yang mempunyai daya reflektor sangat kuat, sehingga sulit dilalui oleh
gelombang suara. Cairan, darah dan berbagai jaringan lunak tubuh memiliki daya reflektor
yang lemah, sehingga mudah dilalui oleh gelombang suara.
1

Bila gelombang suara mencapai permukaan medium lain yang berbeda sifat
akustiknya dan dalam arah yang tidak tegak lurus, makan intensitas yang ditransmisikan akan
diubah arahnya. Perubahan arah ini akan mengikuti hukum Snell, dan peristiwa ini disebut
refraksi. Absorbsi merupakan mekanisme perubahan energi mekanis (intensitas) gelombang
suara menjadi energi panas. Jaringan tulang memiliki daya absorbs yang kuat; sedangkan
cairan/darah dan jaringan lunak mempunyai daya absorbs yang lemah. Mekanisme
pembauran terjadi apabila gelombang suara melalui permukaan medium yang tidak rata, atau
melalui medium berupa partikel-partikel kasar, maka gelombang suara akan dipantulkan ke
berbagai arah secara tidak beraturan.
1

Pengaruh atenuasi dalam pemeriksaan USG adalah sebagai berikut :
Atenuasi akan membatasi kemampuan alat USG dalam memeriksa struktur jaringan
tubuh hanya sampai pada tingkat kedalaman tertentu
Atenuasi berbeda pada berbagai jaringan tubuh dan memberikan gambaran USG yang
berbeda. Jaringan tubuh masing-masing memiliki koefisien atenuasi yang berbeda,
sehingga pada pemeriksaan USG akan memberikan gambaran yang berbeda.
Atenuasi dapat menimbulkan gambaran artifak yang dapat mempersulit pemeriksaan
USG dan menyebabkan kesalahan diagnosis.
Alat USG tidak dapat digunakan untuk memeriksa struktur jaringan tulang atau organ
yang berisi udara atau gas (paru,usus). Organ janin tidak berisi gas, sehingga
pemeriksaan paru dan usus janin dapat dikerjakan dengan USG.
II. Bioefek gelombang ultrasonik
Pada peristiwa perambatan gelombang ultrasonik, di dalam medium terjadi
perubahan-perubahan siklik berupa getaran partikel, perubahan tekanan, perubahan densitas,
dan perubahan suhu. Secara teoritis, gelombang ultrasonic mempunyai potensi yang dapat
merusak struktur jaringan tubuh janin, terutama pada kehamilan trimester I dimana proses
organogenesis sedang terjadi dan merupakan saat yang paling rentan untuk mengalami
gangguan.
2
Jaringan tulang paling banyak menyerap gelombang ultrasonic, sehingga paling
banyak mengalami perubahan panas. Semakin besar intensitas (power) dan frekuensi
gelombang ultrasonic yang ditansmisikan ke dalam jaringan, maka panas yang ditimbulkan
pada jaringan akan semakin besar. Perfusi jaringan dan konduktivitas panas di dalam jaringan
merupakan mekanisme yang paling dominan dalam mengurangi efek termal yang
ditimbulkan oleh pemaparan gelombang ultrasonic. Hipertermia yang terjadi pada masa
organogenesis dapat menimbulkan cacat pada janin (teratogenik), pertumbuhan janin
terhambat, dan kematian janin. Oleh karena efek termal ini, pemeriksaan USG obstetric
sebaiknya dihindari pada ibu yang sedang mengalami demam, terutama pada kehamilan
trimester I.
2

Anda mungkin juga menyukai