Anda di halaman 1dari 3

1

I. PENDAHULUAN


1.1. Latar Belakang
Dalam bidang hortikultura dikenal berbagai jenis tanaman sayur yang
diusahakan dalam skala kecil, misalnya di pekarangan. Namun tidak sedikit pula
jenis tanaman sayur yang diusahakan dalam skala yang luas. Jenis sayuran
banyak yang mempunyai nilai ekonomi tinggi, berfungsi sebagai bahan makanan
yang bergizi, menyehatkan masyarakat, namun kenikmatan rasanya tidak akan
menarik bilamana tidak dilengkapi dengan jenis sayuran yang berfungsi sebagai
pelezat (Rismunandar, 1989). Tanaman sayuran merupakan komoditi pertanian
yang berprospek cerah sebab permintaan terhadap komoditi ini cukup tinggi.
Sayuran sudah menjadi bagian menu sehari hari masyarakat Indonesia sehingga
tidak mengherankan jika tanaman ini selalu tersedia di pasaran (Setiawan, 1995).
Bawang daun (Allium fistulosum L). Jenis lainnya adalah A.
ascalonicum, yang masih sejenis dengan bawang merah. Kadang-kadang bawang
prei juga disebut sebagai bawang daun namun keduanya merupakan tanaman yang
berbeda. Bawang daun digunakan sebagai penyedap rasa sekaligus pengharum
masakan adalah batangnya yang berwarna putih. Bawang daun dapat ditanam
secara monokultur maupun sebagai tanaman sela atau tumpang sari dan mudah
tumbuh dalam iklim Indonesia (AAK, 1998)
Bawang daun merupakan salah satu sayuran penyedap masakan yang
umum digunakan oleh masyarakat Indonesia dan dunia. Banyak jenis-jenis
masakan tradisional dan manca negara yang memerlukan sayuran ini sebagai
2



bahan tambahan penyedap rasa masakan. Berdasarkan hal ini diketahui bahwa
bawang daun merupakan tanaman sayuran yang memiliki potensi ekonomi yang
tinggi untuk memenuhi pasar dalam negeri maupun luar negeri.
Kondisi tanah di Riau didominasi tanah PMK yang diketahui miskin akan
unsur hara dan pH nya juga rendah sehingga kurang cocok untuk budidaya sayur-
sayuran termasuk tanaman bawang daun, untuk memperpaiki produksi ini maka
harus dilakukan perlakuan khususnya untuk tanah yang akan dijadikan sebagai
lahan budidaya tanaman bawang daun yaitu melakukan pemupukan.
Pemupukan yang dilakaukan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan tanaman akan
unsur hara yang di butuhkan selama pertumbuhan tanaman. Pupuk yang
diberikan dapat berupa pupuk organik maupun pupuk anorganik. Namun,
penggunaan pupuk anorganik saat ini kurang ekonomis disamping harganya yang
relative mahal, juga dampak negatif bagi lingkungan.
Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari sisa-sisa tanaman, hewan
dan manusia. Berbagai macam pupuk organik yang ada selain pupuk kandang
yang dapat meningkatkan kesuburan tanah salah satunya pupuk organik cair
biozep.
Biozep adalah salah satunya pupuk organik cair yang mengandung unsur
makro NPK. Menurut Kementerian Pertanian RI Nomor : 70/ Permentan/
SR.140/10/2011 tanggal 25 Oktober 2011 tercantum persyaratan teknis minimal
pupuk organik cair yang diberikan pihak pemerintah kepada masyarakat.
Mengingat prospek yang dimiliki bawang daun dengan keadaan kondisi
tanah di Provinsi Riau serta keunggulan yang dimiliki pupuk organik cair biozep.
3



Maka dari itu penulis tertarik untuk mengangkat judul Pengaruh Dosis
Pemberian Pupuk Organik Cair Biozep Terhadap Pertumbuhan dan
Produksi Tanaman Bawang daun.
1.2. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk
organik cair biozep dan mendapatkan dosis terbaik terhadap pertumbuhan dan
produksi tanaman bawang daun
1.3. Hipotesis
Pemberian dosis pupuk Organik Cair Biozep memberikan pengaruh nyata
terhadap pertumbuhan dan produksi bawang daun

Anda mungkin juga menyukai