Anda di halaman 1dari 10

2002 digitized by USU digital library 1

PARAMETER METABOLIK
DALAM PEMBUATAN PENISILING

MAYA SARAH, S.T,M.T.
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA




Abstrak
Penisilin merupakan salah satu produk antibiotik yang meningkat penggunaannya
dewasa ini. Peningkatan kebutuhan medis akan pensilin telah membuka peluang bagi
pengembangan industri pembuatan penisilin secara komersial yang menuntut
peningkatan kualitas dan kuantitas dari penisilin yang dihasilkan. Perbaikan kualitas
dan kuantitas penisilin dapat tercapai apabila parameter-parameter metabolik dari
proses fermentasi adalah optimum.

Righelato (1968), Pirt (1974), serta Rhu dan Hospodka (1977) telah memaparkan
hubungan antara produktivitas penisilin dengan variabel fisiologi seperti laju
pertumbuhan spesifik. Laju pertumbuhan spesifik kapang Penicillium chrysogenum
harus dipertahankan pada kondisi yang optimum agar biosintesa penisilin dapat
menghasilkan produk penisilin G yang maksimum. Pembuatan penisilin dipengaruhi
juga oleh parameter-parameter metabolik seperti penggunaan sumber karbon,
nitrogen, oksigen, phospat, sulfat dan precursor yang mendorong laju produksi
maksimum.

Parameter-parameter metabolik yang optimum menurut Ryu dan Haspodka untuk
mennghasiklan penisilin G yang maksimum adalah sebagai berikut : laju
pertumbuhan sel spesifik = 0.015 jam
1
, laju penggunaan karbon spesifik yang
dibutuhkan untuk produksi penisilin dan pemeliharaan sel secara berturut-turut
adalah 60 mg heksosa/g sel/jam dan 24 mg heksosa/g sel/jam, lalu penggunaan
oksigen spesifik = 1,6 mmol O
2
/g sel/jam, sedangkan laju penggunaan nitrogen,
phospat, sulfat dan phenylacetic acid spesifik secara berturut-turut adalah 2 mg NH-
3
N/g sel/jam, 0,6 mg PO
4
-phosphorus/g sel/jam,2,8 mg SO
4
-sulfur/g sel/jam dan 1,8
mg phenylacetic acid/g sel/jam.



PENDAHULUAN

Terminologi antibiotik didefinisikan sebagai suatu senyawa organik hasil metabolisme
dari mikroorganisme yang memiliki kemampuan untuk menghambat pertumbuhan
dan bahkan mematikan mikroorganisme lain akibat aktivitas sejumlah kecil senyawa
antibiotik tersebut (Waksman, 1949). Antibiotik memiliki kegunaan yang sangat luas
dibidang farmasi dan pertanian dan dibedakan atas antibiotik yang bersifat anti

2002 digitized by USU digital library 2
bakteri atau anti mikroba, anti jamur dan anti tumor. Penisilin, tetrasiklin, eritromisin
dan streptomisin merupakan contoh-contoh antibiotik yang bersifat anti bakteri.

1.1. Latar Belakang
Penisilin merupakan salah satu antibiotik yang paling efektif selama empat dekade
ini. Peningkatan kebutuhan medis akan penisilin telah membuka peluang bagi
pengembangan industri pembuatan penisilin secara komersial yang menuntut
peningkatan kualitas dan kuantitas dari penisilin yang dihasilkan. Perbaikan kualitas
dan kuantitas penisilin dapat tercapai apabila parameter-parameter metabolik dari
proses fermentasi adalah optimum.

1.2. Perumusan Masalah
Beberapa peneliti seperti Righelato (1968), Pirt (1974), serta Rhu dan Hospodka
(1977) memaparkan hubungan antara produktivitas penisilin dengan variabel
fisiologi seperti laju pertumbuhan spesifik. Laju pertumbuhan spesifik kapang
Penicillium chrysogenum harus dipertahankan pada kondisi tertentu agar biosintesa
penisilin dapat berlangsung secara optimal. Fermentasi untuk pembuatan penisilin
juga sangat dipengaruhi oleh parameter-parameter metabolik seperti laju
penggunaan sumber karbon, nitrogen, oksigen, phospat, sulfat dan precursor yang
mendorong laju produksi maksimum (Rhu & Hospodka, 1980).
1.3. Tujuan
Karya tulis ini bertujuan untuk mengkaji parameter-parameter metabolik optimum
yang dapat diaplikasikan bagi kepentingan peningkatan yield penisilin G dan
pengendalian proses fermentasi yang lebih baik.


BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

Penisilin merupakan antibiotik pertama yang ditemukan secara tidak sengaja oleh
Alexander Fleming pada tahun 1928. Penisilin bersifat non toksik dan merupakan
salah satu dari agen anti mikroba yang paling aktif.

2.1. Penisilin

Penisilin merupakan campuran asam organik berstruktur komplek yang diisolasi
sebagai garam-garam natrium, kalium dan kalsium, seperti yang ditunjukkan pada
gambar 2.1. Pensilin dihasilkan selama pertumbuhan dan metabolisme kapang
Penicillium notatum dan P. chrysogenum. Kultur yang sama dapat menghasilkan
beberapa macam molekul penisilin antara lain penisilin G dan penisilin V (Husein,
1982). Dewasa ini dikenal 5 jenis penisilin hasil proses fermentasi seperti yang
tertera pada tabel 2.1 Penisilin G merupakan penisilin yang paling banyak diproduksi
secara komersial dewasa ini.

Penisilin dapat menjadi non aktif apabila terkena pengaruh panas, sistein, NaOH,
penicilinase (enzim yang terdapat dalam banyak bakteri yang dapat merusak
penisilin) dan asam hidroklorat, seperti yang terdapat dalam lambung (Husein,

2002 digitized by USU digital library 3
1982). Zat lain yang dapat merusak Penisilin antara lain adalah logam-logam berat
seperti Cu, Ag, Fe, dan Zn (Poerwodhiredjo, 1983).

2.2. Biosintesa Penisilin G.

Penisilin merupakan produk biosintesa dari -aminoadipic acid, cysteine dan valine.
Asam -aminoadipic merupakan produk antara dalam biosintesa lysine. Biosintesa ini
dimediasi oleh aktivitas 3 buah enzim yaitu ACV-synthetase (ACVS), isopenicillin-N
synthase (IPNS) dan acyl-CoA : isopenicillin-N acyltransferase (AT) (Christense &
Henriksen, 1995).
Hasil biosintesa tersebut akan dikondensasikan menjadi tripeptide - (-aminoadipyl)
cysteinylvaline. Cincin lactam dan thiaolidine pada senyawa tripeptide - (-
aminoadipyl) cysteinylvaline kemudian akan menutup, sehingga dihasilkan
isopenisilin N. Biosintesa tersebut lalu dilanjutkan dengan pertukaran bagian
-aminoadipyl dari isopenisilin N dengan asam phenylacetic atau asam
phenoxyacetic yang akan menghasilkan penisilin G (Hersbach & Beek, 1984). Proses
biosintesis penisilin ini diterangkan pada gambar 2.2.

Penisilin G dapat dihasilkan melalui 6 rute biosintesis yang berbeda-beda
berdasarkan asal -aminoadipic acid dan cysteine serta bentuk transformasi -
ketobutyrate, seperti yang tercantum pada tabel 2.2. Rute biosintesis penisilin
dengan konversi yield maksimum secara teoritis adalah rute dengan recycle -
aminoadipic acid, sedangkan cysteine yang digunakan berasal dari serine.

2.3. Bahan Baku Pembuatan Penisilin

Penisilin diproduksi secara komersial dengan menggunakan bahan baku utama
berupa glokosa, laktosa, dan cairan rendaman jagung. Mineral-mineral yang
digunakan adalah NaNO
3
, Na
2
SO
4
, CaCO
3
, KH
2
PO
4
, MgSO
4,
7H
2
O, ZnSO
4
, 7H
2
O dan
MnSO
4
. Untuk meningkatkan yield dan modifikasi tipe penisilin yang akan dihasilkan,
maka kedalam media fermentasi ditambahkan juga precursor, misalnya phenylacetic
acid yang digunakan untuk memproduksi penisilin G. Secara umum jumlah dan
komposisi bahan baku yang digunakan dalam proses pembuatan penisilin G
tercantum pada tabel 2.3.

Cairan rendaman jagung adalah media fermentasi dasar yang terdiri dari asam
amino, polipeptida, asam laktat dan mineral-mineral. Kualitas cairan rendaman
jagung sangat bergantung pada derajat pengenceran hingga diperoleh konsentrasi
yang diinginkan, sedangkan besarnya jumlah nutrient dan alkali yang ditambahkan
kedalam media dasar disesuaikan dengan jumlah media fermentasi dasar ini.

2.4. Deskripsi Proses Pembuatan penisilin

Proses fermentasi penisilin didahului oleh tahapan seleksi strain Penicillium
chrysogenum pada media agar di laboratorium dan perbanyakan pada tangki
seeding. Penicillium chrysogenum yang dihasilkan secara teoritis dapat mencapai
konversi yield maksimum sebesar 13 29 %.

Media fermentasi diumpankan ke dalam fermentol pada suasana asam (pH 5,5).
Proses fermentasi ini diawali dengan sterilisasi media fermentasi melalui pemanasan
dengan steam bertekanan sebesar 15 lb (120
0
C) selama jam. Sterilisasi ini
dilanjutkan dengan proses pendinginan fermentol dengan air pendingin yang masuk
ke dalam fermentol melalui coil pendingin. Fermentol yang digunakan merupakan

2002 digitized by USU digital library 4
fessel vertikal bertekanan yang terbuat dari carbon steel dan dilengkapi dengan coil
pemanas, coil pendingin, pengaduk tipe turbin dan sparger yang berfungsi untuk
memasukkan udara steril.

Saat temperatur mencapai 75
o
F (24
o
C), media ini diinokulasi pada kondisi aseptik
dengan mengumpankan spora-spora kapang Penicillium chrysogenum. Selama
proses fermentasi berlangsung dilakukan pengadukan, sementara udara steril
dihembuskan melalui sparger kedalam fermentol. Proses fermentasi ini akan
berlangsung secara batch terumpani selama 100 150 jam dengan tekanan operasi
5 15 psig. Temperatur operasi dijaga konstan selama fermentasi penisilin
berlangsung dengan cara mensirkulasikan air pendingin melalui coil. Busa-busa yang
terbentuk dapat diminimalkan dengan penambahan agen anti-foam. Kapang aerobik
dibiarkan tumbuh selama 5 6 hari saat gas CO
2
mulai terbentuk.

Ketika penisilin ini dihasilkan jumlahnya telah maksimum, maka cairan hasil
fermentasi tersebut didinginkan hingga 28
o
F (2
o
C), dan diumpankan kedalam rotari
vacum filter untuk memisahkan miselia dan penisilin. Miselia akan dibuang, sehingga
diperoleh filtrat berupa cairan jernih yang mengandung penisilin. Untuk
mendapatkan penisilin yang siap dikomsumsi, maka tahapan dilanjutkan dengan
proses ekstraksi dan kristalisasi.

2.5. Pengaruh Faktor Lingkungan
Fermentasi pensilin sangat dipengaruhi oleh kondisi operasi proses dan
lingkungannya. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam proses pembuatan
penisilin ini antara lain adalah : Temperatur, pH, Sistem Aerasi, Sistem Pengadukan,
Penggunaan zat anti busa, dan upaya pencegahan kontaminasi pada medium.

2.5.1. Temperatur

Fermentasi untuk pembuatan penisilin akan menghasilkan produk yang maksimum
apabila temperatur operasi dijaga pada 24
0
C. Temperatur berkaitan erat dengan
pertumbuhan mikroorganisme, karena kenaikan temperatur dapat meningkatkan
jumlah sel mikroorganisme baru. Apabila temperatur sistem meningkat melebihi
temperatur optimumnya, maka produk yang dihasilkan akan berkurang, karena
sebagian dari media fermentasi akan digunakan oleh mikroorganisme untuk
mempertahankan hidupnya.

2.5.2. pH

Pengaturan pH dilakukan untuk mencegah terjadinya fluktuasi pH sistem. Menurut
Moyet dan Coghill kehilangan penisilin dapat terjadi pada pH dibawah 5 atau pH
diatas 7,5. PH medium dipengaruhi oleh jenis dan jumlah karbohidrat (glukosa atau
laktosa) dan buffer. Karbohidrat akan difermentasi menjadi asam-asam organik.
Fermentasi glukosa yang berlangsung cepat akan menurunkan pH, sedangkan
laktosa terfermentasi dengan sangat lambat sehingga perubahan pH berlangsung
lambat pula. Konsentrasi gula hasil fermentasi ini berfungsi mempertahankan
kenaikan pH agar tetap lambat. Larutan buffer dapat digunakan untuk
mempertahankan pH sistem. Kalsium karbonat merupakan senyawa yang sering
digunakan untuk tujuan ini. Kalsium karbonat mempunyai kemampuan untuk
meningkatkan pH sistem saat ditambahkan media fermentasi.
2.5.3. Sistem Aerasi


2002 digitized by USU digital library 5
Aerasi yang cukup merupakan hal penting untuk memaksimalkan penisilin, sebab
aerasi dapat menghasilkan oksigen yang dihasilkan oleh kapang Penicillum
chrysogenum untuk metabolismenya. Aerasi pada fermento diberikan melalui proses
pengadukan atau dengan tekanan sebesar 20 lb/in
2
akan mengurangi penisilin yang
dihasilkan

2.5.4. Pengadukan

Pemilihan jenis pengaduk dan kecepatan pengadukan yang sesuai akan memperbaiki
hasil penisilin ketika laju aerasi konstan. Kecepatan pengadukan proses fermentasi
umumnya berkisar pada range 250 500 cm/detik. Pembentukan busa yang
berlebihan selama proses fermentasi dapat dieliminasi dengan penambahan tributinit
sutrat. Secara umum, busa akan menurunkan pH apabila konsentrasinya terus
bertambah.

2.5.5. Sterilisasi

Kontaminasi dapat dihindarkan dengan cara sterilisasi sistem perpipaan, fermentol,
dan peralatan lain yang kontak langsung dengan penisilin. Uap panas umumnya
digunakn untuk sterilisasi media fermentasi dan peralatan tersebut. Zat anti busa
dan udara untuk aerasi juga hasus disterilkan terlebih dahulu sebelum diumpankan
kedalam media fermentasi.

2.5.6. Parameter Metabolik

Penisilin dikategorikan sebagai metabolik sekunder yang disintesa oleh kapang
Penicillium chrysogenum. Metabolik sekunder adalah hasil metabolisme yang bukan
merupakan kebutuhan pokok mikroorganisme untuk hidup dan pertumbuhannya.
Tetapi dalam kondisi kritis metabolik sekunder dapat juga berfungsi sebagai nutrien
darurat bagi mikroorganisme untuk bertahan hidup. Netabolik ini biasanya disintesis
pada akhir siklus pertumbuhan sel mikroorganisme (pada fase idiofase) ketika
nutrient sudah mulai habis pada fase ini sel mikroorganisme lebih tahan terhadap
keadaan ekstrim seperti temperatur yang terlalu tinggi, radiasi, bahan-bahan kimia
dan produk metabolisme sekunder yang dihasilkannya sendiri.

Pembentukan produk metabolik dan pertumbuhan sel-sel berhubungan erat dengan
penggunaan nutrien dan pengaturan metabolik. Laju pertumbuhan spesifik
merupakan salah satu variabel terpenting dalam sistem biologis dan merupakan
parameter yang dapat mempengaruhi produktivitas penisilin. Laju pertumbuhan
spesifik mikroorganisme dapat dikontrol secara dini oleh parameter-parameter
metabolik seperti laju pembentukan produk, laju penggunaan karbon, laju
penggunaan oksigen, nitrogen, phospat, sulfat dan precursor phenylacetic acid.

Biosintesa penisilin dapat dihambat oleh penggunaan nutrien yang sangat cepat oleh
kapang Penicillium chrysogenum seperti fermentasi yang memannfaatkan glukosa
sebagai sumber karbon. Untuk itu proses fermentasi untuk pembuatan penisilin
menggunakan 2 buah sumber karbon, yaitu glukosa dan laktosa. Glukosa akan
dikonsumsi secara cepat oleh kapang Penicillium chrysogenum selama fase
tropofase. Setelah glukosa habis, penekanan terhadap penggunaan laktosa menjadi
hilang, dan mikroorganisme memasuki idiofase dengan mengkonsumsi laktosa
secara lambat.


2002 digitized by USU digital library 6
Pengetahuan mengenai laju suplai nutrien tersebut akan digunakan untuk mendisain
proses fermentasi penisilin yang lebih baik dengan minimalisasi jumlah precursor
yang digunakan hingga tingkat kebutuhan yang dilanjutkan oleh laju metabolik
selular. Pengetahuan tersebut menjadi dasar bagi peningkatan produktivitas proses
fermentasi penisilin.


BAB 3
PEMBAHASAN

Produktivitas dari proses pembuatan penisilin sangat dipengaruhi oleh parameter-
parameter metaboliknya Ryu dan Hospodka (1980) meneliti hubungan antara laju
pertumbuhan spesifik dan laju produksi spesifik penisilin dengan proses batch
terumpani. Esperimen tersebut bertujuan untuk menentukan tingkat laju
pertumbuhan spesifik yang harus dipertahankan selama proses produksi berlangsung
agar produktifitas penisilin maksimum tercapai. Untuk itu dilakukan kajian terhadap
laju penggunaan spesifik karbon, nitrogen, phospat, sulfat, precursor yang optimum
untuk mendukung laju produksi tersebut.

3.1. Laju Produksi Maksimum
Menurut Ryu dan Hospodka, laju produksi spesifik penisilin akan maksimum apabila
laju pertumbuhan sel mencapai nilai optimum sebesar 0,015 jam
-1
seperti yang
ditunjukkan pada gambar 3.1. Proses penggantian fraksi sel tua oleh sel baru hasil
biosintesis berlangsung dengan bersamaan laju degenerasi sel yang masih aktif. Hal
tersebut menunjukkan bahwa biosintesis penisilin secara langsung berhubungan
dengan aktivitas anabolik dan siklus hidup dari sel.

Laju pertumbuhan spesifik harus dipertahankan pada nilai optimumnya selama
proses fermentasi berlangsung sehingga tidak mengakibatkan peningkatan
konsentrasi sel secara berlebihan. Peningkatan tersebut dapat menyebabkan
viskositas media fermentasi menjadi tinggi, sehingga terjadi penurunan koefesien
(K
L
a). Apabila kebutuhan oksigen atau laju penggunaan oksigen volumetrik melebihi
laju perpindahan oksigen, kondisi sel akan memburuk, sehingga laju pertumbuhan
spesifik dari penisilin akan menurun. Hubungan antara laju pertumbuhan spesifik
dari penisilin dan konsentrasi sel, laju penggunaan oksigen dan laju perpindahan
oksigen tertera pada gambar 3.2.

3.2. Laju Penggunaan Senyawa Karbon
Peningkatan laju pertumbuhan spesifik akan mengakibatkan peningakatan laju
penggunaan senyawa karbon. Semua karbon yang dikomsumsi pada awal fermentasi
sebesar 24 mg atau 0,13 mmol ekivalen heksosa (ekivalen/g sel/jam) (BM heksosa
= 180) hanya digunakan untuk pemeliharaan sel saja, sedangkan laju pertumbuhan
spesifik pada kondisi ini adalah nol seperti yang diilustrasikan gambar 3.3.

Harga konstanta yield untuk sumber karbon, Y adalah sebesar 80 mg sel/mmol
heksosa atau 450 mg sel/g heksosa. Karena laju pertumbuhan spesifik harus dijaga
pada 0,015 jam
-1
agar diperoleh laju produksi spesifik yang maksimum, maka laju

2002 digitized by USU digital library 7
penggunaan laju spesifik sumber karbon yang optimum adalah 0,33 mmol
heksosa/g sel/jam atau 60 mg heksosa/g sel/jam. Nilai ini termasuk laju komsumsi
minyak atau sumber karbon lain yang digunakan.

3.3. Laju Penggunaan Oksigen
Laju penggunaan spesifik oksigen yang optimum dapat ditentukan berdasarkan
hubungan antara laju produksi spesifik dan laju penggunaan oksigen spesifik.
Berdasarkan gambar 3.4. maka dibutuhkan laju penggunaan oksigen sebesar 1,6
mmol O
2
/g sel/jam agar laju produksi penisilin menjadi maksimum.

Kapang Penisilium chrysogenum juga menentukan oksigen untuk pertumbuhannya
sebesar 1,2 mmol O2/g sel/jam untuk mendapatkan laju produksi penisilin yang
maksimum. Karena kebutuhan oksigen untuk produktivitas penisilin maksimum lebih
besar dari kebutuhan oksigen untuk laju pertumbuhan spesifik, maka biosintesis
penisilin menunjukkan energi sebesar 0,4 (= 1,6 1,2) mmol 0
2
/g sel/jam. Dari
gambar 3.5. bahwa konstanta yield rata-rata dari oksigen adalah 40 mg sel/mmol O
2

atau 1,1 g sel/g O
2
.

3.4. Laju Penggunaan N,P, Sulfat dan Procesor
Laju penggunaan spesifik untuk nitrogen, phospat, sulfat dan phenylacetic acid yang
optimum menurut Ryu dan Haspodka secara berturut-turut adalah 2 mg NH
3
-N/g
sel/jam, 0,6 mg PO
4
-phosphours/g sel/jam, 2,8 SO
4
-sulfur/g sel/jam dan 1,8 mg
phenylacetic acid/g sel/jam.

Laju penggunaan spesifik untuk masing-masing spesifik untuk strain Penicillium
chrysogenum akan berbeda-beda misalnya muatan dari suatu strain yang memiliki
laju produksi penisilin spesifik yang lebih tinggi akan membutuhkan komponen
nitrogen, phospat, sulfat dan precursor phenylacetic acid yang lebih banyak pula.
Harga yeild, Y, rasio maintenance, M, dan laju pertumbuhan spesifik kritis,
c
, untuk
strain Penicillium chrysogenum yang ditentukan berdasarkan eksperimen Ryu dan
Hospodka ini ternyata mendekati hasil eksperimen beberapa penelitian terdahulu.

Laju penggunaan spesifik dapat digunakan untuk mendisain pengembangan proses
fermentasi untuk pembuatan penisilin. Besarnya laju suplai nutrein dan precursor
yang optimal tergantung pada laju penggunaan spesifik yang digunakan.

Besarnya parameter-parameter metabolik untuk suatu proses dengan konsentrasi sel
aktif sebesar 40 g/liter disajikan pada 3.1. Peningkatan produktivitas penisilin yang
signifikan untuk proses batch terumpani ini tercapai dalam periode fermentasi sel,
140 hari dan penisilin yang terbentuk adalah sebesar 7,5 unit (U) penisilin/mg
sel/jam. Profil konsentrasi tipikal untuk fermentasi penisilin dengan proses batch
terumpani yang dikontrol dengan baik diilustrasikan pada gambar 3.6.








2002 digitized by USU digital library 8





BAB 4
KESIMPULAN

Produktivitas penisilin G sangat dipengaruhi oleh parameter-parameter metabolik
seperti laju pembentukan produk, laju penggunaan karbon, oksigen, nitrogen,
phospat, sulfat dan precursor phenylacetic acid.

Untuk mendapatkan produk penisilin G yang maksimum, maka proses fermentasi
harus dilakukan dengan parameter-parameter metabolik yang optimum. Parameter-
parameter metabolik yang optimum menurut Ryu dan Haspodka adalah sebagai
berikut :
1. Laju produksi spesifik penisilin G menjadi maksimum apabila laju pertumbuhan
spesifik sel mencapai nilai optimumnya sebesar 0,015 jam
-1
.
2. Laju penggunaan spesifik karbon optimum yang dibutuhkan :
Untuk produksi penisilin yang maksimum = 60 mg heksosa/g sel/jam.
Untuk pemeliharaan sel saat produksi penisilin maksimum = 24 mg heksosa/g
sel/jam.
3. Laju penggunaan spesifik oksigen optimum untuk mendapatkan laju produksi
penisislin G yang maksimum adalah 1,6 mmol O
2
/g sel./jam dengan rincian :
Untuk pertumbuhan spesifik = 1,2 mmol O
2
/g sel/jam
Untuk pembentukan energi selama biosintesis berlangsung = 0,4 mmol O
2
/g
sel/jam.
4. Laju penggunaan spesifik nitrogen, phospat, sulfat dan phenylacetic acid yang
optimum untuk mendapatkan laju produksi penisilin G yang maksimum adalah :
Laju penggunaan nitrogen optimum = 2 mg NH
3
-N/g sel/jam
Laju penggunaan phospat optimum = 0,6 mg PO
4
-phosphorus/g sel/jam
Laju penggunaan sulfat optimum = 2,8 mg SO
4
-sulfur/g sel/jam
Laju penggunaan precursor phenylacetic acid = 1,8 mg phenylacetic acid/g
sel/jam

Parameter-parameter metabolik optimum tersebut dapat diaplikasikan untuk
kepentingan peningkatan yeild penisilin hingga dihasilkan produk penisilin G yang
maksimum dan pengendalian proses fermentasi yang lebih baik.








2002 digitized by USU digital library 9

DAFTAR PUSTAKA

Austin, T, Shreves chemical proces industries, edisi 5, McGraw-Hill Book Co,
Singapore 1984.
Hersbach, G. J.M. van Beek, C.P., van Dijck, P.W.M., Biotechnology of industrial
antibiotics. The penicillins : properties, biosynthesis, and
fermentation, edisi 1, Marcel Dekker, Inc, New York, 1984.
Ryu D.D., Hospodka, Quantitative physiology of Penicillium chrysogenum in
penicillin fermentation, Biotechnology and Bioengineering, vol XXII, hal
289-298, John Wiley and Sons, Jnc, 1980.
Christensen, L.H., Henriksen,C.M., Nielsen, J., Villadsen, J., Egel-Mitani, M.,
Continuous cultivation of Penicillium chrysogenum. Growth on
glucose and penicillin production, Journal of Biotechnology, vol 42, hal
95-107, 1995.
Henriksen, C.M., Christensen, L.H., Nielsen, J., Villadsen, J., Growth energetics
and metabolic fluxes in continuous cultures of Penicillium
chrysogenum, Journal of Biotechnology, vol 45, hal 149-164, 1996.

























2002 digitized by USU digital library 10
Tabel 2.1 Jenis-jenis penisilin hasil proses fermentasi
(Diolah dari sumber : Faith, Keyes dan Clark, 1955 dan Judoamidjojo,
Darwis dan Said, 1992)

Gugus R Nama Kimia Nama
Trivial
BM Aktifitas
(unit/mg)
C
6
H
6-
CH
2-
6- (phenyllacetamido) Penisilin G 334 1667
CH
3
CH
2
= CHCH
2-
6-(2-hexenamido) penicilin Penisilin F 312 1600
CH
3
(CH
2
)CH
2-
6 (hexenamido) penicilin Penisilin
dihidro
314 1500
CH
3
(CH
2
)CH
2-
6- (heptamamido) penicilin Penisilin K 342 2300
HO - CH
2-
6(p-hydroxyphenly-
acetamido) penicilin
Penisilin X 350 900

Tabel 2.3 Komposisi bahan baku umum untuk pembuatan penisilin G (Sumber:
Hersbach, Beek dan Dijk, 1984)

No Komposisi Jumlah
1 Glukosa 0 10 kg/m
3
2 Laktosa 20 50 kg/m
3

3 Padatan Cairan Rendaman
Jagung
15 50 kg/m
3

4 NaNO
3
0 5 kg/m
3

5 Na
2
SO
4
0 1 kg/m
3

6 CaCO
3
0 10 kg/m
3

7 KH
2
PO
4

8 MgSO
4
.7H
2
O
9 ZnSO
4.
7H
2
O


10 MnSO
4

11 Precursor : Phenylacetic acid

Tabel 3.1 Laju Penggunaan sepsifik suatu mutan strain P. chrysogenum KAIS
12690 (Sumber : Ryu dan Haspodka, 1980)

Nutrien Laju penggunaan spesifik, Q
( optimum = 0,015 jam
-1)
Laju umpan
( optimum = 0,015
jam
-1
dan X = 40
g/liter
Karbon (basis
heksosa)
0, 33 mmol/g sel/jam 13,2 mmol/liter/jam
Oksigen 1,6 mmol/g sel/jam
(optimum)
1,2 mmol/g sel/jam
1
64 mmol/liter/jam
Nitrogen (basis NH
3
) 0,2 mg/g sel/jam 80 mg/liter/jam
Phospat (basis PO
4
) 2,8 mg/g sel/jam 24 mg/liter/jam
Sulfur (basis SO
4
) 2 mg/g sel/jam 112 mg/liter/jam
Precursor (basis
phenylacetic acid)
2 mg/g sel/jam 72 mg/liter/jam

Anda mungkin juga menyukai