TUJUAN : Mengetahui sifat fisik alkohol dan fenol Membedakan senyawa alkohol primer, sekunder, tersier dan fenol dengan menggunakan tes Lucas dan Ferri Klorida
A. Pre-lab 1. Jelaskan perbedaan karakteristik antara alkohol primer, sekunder dan tersier! Alkohol adalah suatu senyawa yang tersusun dari unsure-unsur karbon, hydrogen, dan oksigen. Sifat lain dari alcohol juga dapat dilihat dari letak gugus hidroksil pada atom C nya Alkohol primer adalah alkohol jika atom C yang mengikat OH diikat oleh satu atom C yang lain. Alkohol sekunder adalah alkohol jika atom C yang mengikat OH diikat oleh dua atom yang lain, sedangkan alkohol tersier adalah alkohol jika atom C yang mengikat OH diikat oleh tiga atom yang lain (Kamaludin, 2010).
2. Jelaskan perbedaan antara senyawa alkohol dan fenol ! Fenol mempunyai rumus struktur yang serupa dengan alcohol tetapi gugus fungsinya melekat langsung pada cincin aromatic, dan dengan Ar-(sebagai aril) maka rumus umum fenol dituliskan sebagai Ar-OH. Fenol lebih asam dari alcohol, fenol (juga disebut asam karbolat) memilliki tetapan ionisasi asam 1 x 10 -10 , jauh lebih besar daripada nilai K a untuk alkohol pada umumnya, yang berkisar dari 10 -16 sampai 10 -18 . Alasan perbedaan ini ialah lebih tingginya kestabilan basa terkonjugasi (ion fenoksida, C 6 H 5 O - ) akibat muatan negatif yang tersebar di seluruh cincin aromatik. Fenol, meskipun bukan asam kuat, mudah bereaksi dengan natrium hidroksida untuk membentuk garam natrium fenoksida (Oxtoby, 2010).
3. Jelaskan prinsipanalisa tes Lucas dan Ferri Klorida! Prinsip tes Lucas adalah menggunakan prinsip alcohol primer, sekunder, dan tersier. Pada alcohol primer, uji Lucas tidak menghasilkan reaksi apapun. Pada alcohol sekunder, uji Lucas menghasilkan reaksi namun kecepatan reaksinya sangat lambat dan membutuhkan pemanasan untuk meningkatkan terjadinya reaksi antara keduanya. Pada pengujian alcohol tersier, uji Lucas menghasilkan rekasi yang cukup cepat. Pada uji Lucas, reaksi dapat dipercepat dengan pemanasan, terutama untuk alcohol sekunder. Tanda terjadinya reaksi pada uji Lucas adalah terbentuknya butiran atau larutan menjadi keruh. Pada pengujian Fenol, uji Lucas bernilai positiif karena pada fenol, gugus OH menempel pada atom C tersier (Chang, 2005). Cara yang sederhana untuk menunjukkan senyawa fenol adalah dengan menggunakan larutan besi (III) klorida 1% dalam air. Reaksi besi (III) klorida digunakan untuk mengetahui adanya gugus fenolik bebas. Senyawa yang mengandung gugus fenolik bebas dengan reaksi besi (III) klorida memberikan warna merah sampai ungu (Arsyad, 2004).
Diagram Alir 1. Tes Lucas Alat dan bahan
Tabung Reaksi sebanyak 5 buah
Disiapkan dan diberi label
Diisi methanol, etanol, 2propanol, amil alcohol, dan fenol Ditambahkan 3 ml pereaksi HCl dan ZnCl
Ditutup mulut tabung reaksi
Dikocok dan didinginkan
Diamati perubahan setelah 5 menit dan setelah 1 jam
Dicatat waktu selama reaksi berlangsung
Hasil
2. Tes Ferri Klorida
Tabung reaksi sebanyak 5 buah
Disiapkan dan diberi label
Dilarutkaan 1 tetes sampel uji methanol, etanol, 2-propanol, amil alcohol, fenol ke dalam 1 ml akuades
Ditambahkan 1 tetes larutan ferriklorida
Dikocok
Dicatat perubahan warnanya
Alat dan bahan
Hasil
TINJAUAN PUSTAKA A. Sampel dan Bahan
1. Aquades Aquadestilata (aquades) adalah air dari hasil penyulingan, kandungannya murni H 2 O. Tidak sama dengan air mineral bahkan tidak ada kandungan mineralnya. Dalam praktikum, aquades berfungsi untuk membersihkan alat-alat praktikum hingga steril (Purwanto, 2008). Aquades mempunyai warna bening, berwujud cair, titik didih dan titik beku yang serupa dengan air, densitas 1.09, berfungsi sebagai pelarut suatu bahan. Akuades adalah air yang diperoleh dengan cara menyuling dari air biasa. Akuades banyak digunakan di laboratorium, bidang kesehatan, dan campuran obat (Suryatin, 2008).
2. Etanol Etanol atau Etil Alkohol adalah cairan bening, tidak berwarna, dengan titik didih 78 derajat celcius dan titik beku -144.1 derajat celcius, bersifat stabil dibawah temperature dan tekanan normal, dan pengoksidasi yang kuat. Secara komersial, etanol dibuat melalui reaksi adisi dimana air digabungkan dengan etilena pada sekitar 280 derajat celcius dan tekanan 300 atm. Etanol mempunyai penerapan sebagai pelarut bahan kimia organic dan senyawa awal untuk pembuatan zat warna, obat sintetis, kosmetik, dan bahan peledak. Etanol adalah satu satunya jenis alcohol rantai lurus yang paling sedikit mengandung racun (Chang, 2005).
3. Metanol Metanol, juga dikenal sebagai metil alkohol, wood alcohol atau spiritus, adalah senyawa kimia dengan rumus kimia CH3OH. Ia merupakan bentuk alkohol paling sederhana. Pada keadaan atmosfer ia berbentuk cairan yang ringan, mudah menguap, tidak berwarna, mudah terbakar, dan beracun dengan bau yang khas (berbau lebih ringan daripada etanol). Ia digunakan sebagai bahan pendingin anti beku, pelarut, bahan bakar dan sebagai bahan aditif bagi etanol industri. (Taufik, 2007).
4. 2-Propanol 2-Propanol mempunyai sinonim Isopropanol atau Dimetilcarbinol. Isopropanol berwujud cair dan tidak berwarna, berbau seperti alcohol dengan titik didih 82 derajat celcius dan titik beku -88 derajat celcius. Kondisi yang harus dihindari oleh isopropanol adalah cahaya dan sumber panas. 2-propanol adalah alcohol sekunder karena atom yang dilekati gugus OH mempunya dua atom karbon dalam gugus metal yang melekat padanya (Nachtrieb, 2004).
5. Fenol Fenol berbentuk padat kristal dengan bau khas dan dapat membakar. Fenol berwarna bening sampai merah muda rumus umumnya adalah C 6 H 5 OH dan strukturnya memiliki gugus OH yang berikatan dengan cincin aromatik dan berbeda dari alcohol dalam sifat fisis dan kimianya. Fenol juga disebut asam karbolat. Fenol memiliki titik didih 181C dan 41C untuk titik lelehnya. Fenol bersifat stabil dan sangat korosif. (Burns, 2005).
B. Reagen
1. Reagen Lucas (HCl dan ZnCl 2 ) HCL adalah suatu senyawa molekular yang disebut hidrogen klorida. Ketika dilarutkan dalam air, molekul HCl terurai menjadi ion H + dan CI - ; dalam keadaan ini, zat tersebut dinamakan asam klorida (Chang, 2005). ZnCl adalah senyawa yang berwujud solid (padat) dan tidak berbau, berwarna putih dengan titik didih 732 derajat celcius dan titik beku 290 derajat celcius. Senyawa ini bersifat stabil dan reaktif dengan agen pengoksidasi dan logam. Seng klorida adalah senyawa padatan putih bersifat higroskopis, digunakan sebagai katalis, zat pendehidrasi, dan fluks solder kertas (Giriarso, 2011).
2. Reagen Feri Klorida (FeCl 3 ) FeCl adalah senyawa berwujud padat dengan titik didih 316 derajat celcius dan titik beku 306 derajat celcius, bersifat stabil. Besi (III) klorida adalah padatan berwarna cokelat-hitam. FeCl mudah terhidrolisis dalam udara lembab, larut dalam pelarut organic, dan daya hantar listrik rendah. Besi III Klorida atau feri klorida merupakan suatu senyawa kimia yang merupakan komoditas skala industri. Senyawa ini umum digunakan dalam pengolahan limbah, produksi air minum, maupun sebagai katalis baik di industri maupun di laboratorium (Commons, 2009).
HASIL PERCOBAAN DAN PENGAMATAN
a. Tes Lucas
Sampel Sampel+Reagen Lucas Hasil Uji (+)/(-) Awal 15 Menit 10 Menit + Panas
PEMBAHASAN a) Uji Lucas Prinsip Uji Lucas adalah mengidentifikasi jenis alcohol dengan penambahan reagen lucas dimana akan terjadi reaksi substitusi gugus OH pada alcohol dengan Cl pada reagen, sehingga terbentuk alkil klorida yang tak larut dalam air atau larutan.
Analisa Prosedur Pada pengujian lucas yang pertama kita lakukan adalah menyiapkan alat dan bahan praktikum. Lalu, disiapkan tabung reaksi sebanyak 5 buah yang sudah dibersihkan setelah itu masing-masing tabung reaksi diberi nama sampel yang diuji. Lalu dimasukkan metanol, etanol, 2-propanol dan fenol ke dalam tabung reaksi menggunakan pipet ukur sebanyak 0,5 ml (masukkan sesuai dengan label). Kemudian ditambahkan 3 ml pereaksi lucas menggunakan pipet ukur. Setelah ditambahkan pereaksi lucas maka tabung reaksi harus ditutup dengan cepat menggunakan sumbat gabus agar reaksi nya tidak menguap. Setelah ditutup dengan sumbat gabus, kocok tabung reaksi dengan kuat agar larutan dapat bercampur setelah itu diamati sampai 15 menit. Karena setelah 15 menit tidak terjadi perubahan / tidak ada kabut maka kami melakukan pemanasan tabung reaksi pada waterbath selama 15 menit. Pada saat pemanasan sumbat gabus harus di regangkan agar tabung reaksi tidak pecah. Dan ternyata sampai saat terakhirpun tidak ada yang menghasilkan kabut.
Analisa Hasil Dari hasil praktikum yang kami lakukan, maka didapat data hasil percobaan dari 4 sampel. Pertama, sampel etanol pada tahap awal larutan masih berwarna kuning bening, setelah 15 menit warna juga masih tetap kuning bening dan tidak ada kabut lalu kami panaskan dan tunggu selama 10 menit larutan tetap tidak berkabut jadi hasilnya negatif. Kedua, sampel 2-propanol hasilnya sama seperti etanol yaitu negatif / tidak berkabut. Ketiga, sampel metanol pada tahap awal larutan masih berwarna bening kuning, setelah 15 menit warna juga masih tetap bening kuning dan tidak ada kabut dan setelah dipanaskan tetap tidak terdapat kabut di tabung reaksi maka hasilnya adalah negatif. Dan terakhir adalah fenol hasilnya pun sama seperti etanol, 2-propanol dan metanol yaitu negatif. Dari percobaan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa ke empat sampel adalah alcohol primer karena tidak menimbulkan kabut dan menghasilkan negative (-).
Pembahasan sampel dengan Literatur 2-propanol adalah alcohol sekunder karena atom yang dilekati gugus OH mempunya dua atom karbon dalam gugus metal yang melekat padanya (Nachtrieb, 2004). Namun nyatanya pada percobaan ini, sampel 2-propanol tidak menghasilkan kabut dan warnanya tetap kuning bening terang. Padahal seharusnya alcohol sekunder akan membentuk kabut meskipun reaksinya lambat hal ini bisa disebabkan karena sampel 2-propanol yang kita pakai sudah terlalu lama, bahkan mungkin telah melewati masa kadaluarsanya sehingga larutan 2-propanol sudah banyak menguap dan tidak dapat bereaksi secara maksimal.
Mekanisme Reagen lucas akan melarutkan alkohol gugus OH yang kurang nukleofilik akan terlepas dan bereaksi dengan H + membentuk H 2 O sedangkan alkohol kehilangan - OH akan digantikan dengan Cl - pada reagen lucas sehingga terbentuk alkil klorida
b) Uji Ferri Klorida Prinsip Uji Ferri Klorida adalah mendeteksi keberadaan fenol pada suatu senyawa dengan penambahan larutan FeCl 3 dan menghasilkan warna ungu, merah, hijau atau biru sebagai akibat reaksi gugus OH pada fenol bereaksi pada larutan FeCl 3 . Warna yang diperoleh tergantung pada konstituen yang terikat pada fenol.
Analisa Prosedur Disiapkan 5 tabung reaksi yang bersih lalu beri label sesuai nama sampel uji. Setelah itu dimasukkan 1 ml aquades kedalam masing-masing tabung reaksi yang sudah diberi nama sampel uji nya menggunakan pipet ukur dan dilarutkan 5 tetes sampel uji (methanol, etanol, 2-propanol dan fenol ) menggunakan pipet tetes lalu ditambahkan juga 2 tetes larutan ferril klorida 5% dan digojok dengan kencang. Pada methanol tidak terdapat perubahan warna. Pada Etanol juga tidak ada perubahan warna. Pada 2-propanol juga tidak ada perubahan warna. Sedangkan pada fenol terjadi perubahan warna menjadi ungu dengan sangat cepat. Dari hasil percobaan diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa fenol memang mengandung senyawa yang dapat disubtitusi dengan ferri klorida.
Analisa Hasil Dari praktikum yang kami lakukan maka didapat hasil uji ferri klorida yaitu dengan sampel 1, etanol setelah diberi pereaksi FeCl 3 tidak terdapat perubahan warna maka hasil uji nya adalah (-). Pada sampel 2, 2-propanol setelah diberi pereaksi FeCl 3 tidak terdapat perubahan warna maka hasil ujinya juga (-). Pada sampel 3, metanol setelah diberi pereaksi FeCl 3 juga tidak terdapat perubahan warna dan hasilnya (-). Sedangkan pada sampel 4, Fenol terdapat perubahan warna menjadi ungu yang membukikan bahwa terdapat senyawa fenol didalam larutan tersebut dan hasilnya (+) ini disebabkan sebagai akibat dari adanya reaksi gugus OH pada fenol yang bereaksi dengan larutan FeCl 3 dan warna yang diperoleh tergantung substituen yang terikat pada fenol.
Mekanisme Reaksi substitusi antara sampel dengan reagen FeCl 3 dimana H + dalam fenol digantikan dengan Fe 3+ yang berasal dari reagen FeCl 3 . Lalu fenol akan melepas H + yang berikatan dengan Cl - dan membentuk HCl, sedangkan fenol yang kehilangan H + akan diganti dengan Fe 3+ sehingga membentuk FeO pada cincin benzene yang menyebabkan perubahan warna menjadi ungu. PERTANYAAN
1. a. Bahas dan bandingkan data-data hasil uji Lucas dari beberapa sampel dalam percobaan ini!
Pada uji lucas dengan empat sampel, Pertama, sampel etanol pada tahap awal larutan masih berwarna kuning bening, setelah 15 menit warna juga masih tetap kuning bening dan tidak ada kabut lalu kami panaskan dan tunggu selama 10 menit larutan tetap tidak berkabut jadi hasilnya negatif. Kedua, sampel 2-propanol hasilnya sama seperti etanol yaitu negatif / tidak berkabut. Ketiga, sampel metanol pada tahap awal larutan masih berwarna bening kuning, setelah 15 menit warna juga masih tetap bening kuning dan tidak ada kabut dan setelah dipanaskan tetap tidak terdapat kabut di tabung reaksi maka hasilnya adalah negatif. Dan terakhir adalah fenol hasilnya pun sama seperti etanol, 2-propanol dan methanol yaitu negatif. Dari percobaan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa ke empat sampel adalah alcohol primer karena tidak menimbulkan kabut dan menghasilkan negative (-).
b. Tuliskan mekanisme reaksi yang mendasari prinsip uji Lucas pada identifikasi gugus alkohol
Mekanisme reagen lucas akan melarutkan alkohol gugus OH yang kurang nukleofilik akan terlepas dan bereaksi dengan H + membentuk H 2 O sedangkan alkohol kehilangan -OH akan digantikan dengan Cl - pada reagen lucas sehingga terbentuk alkil klorida.
2. Bahas dan bandingkan data-data hasil uji Ferri Klorida dari beberapa sampel dalam percobaan ini!
Pada pengujian ferri klorida dengan beberapa sampel yaitu etanol, 2-propanol, metanol dan fenol hanya fenol yang menghasilkan hasil uji positif (+) ini dikarenakan adanya reaksi substitusi antara sampel dengan reagen FeCl 3 dimana H + dalam fenol digantikan dengan Fe 3+ yang berasal dari reagen FeCl 3 . Lalu fenol akan melepas H + yang berikatan dengan Cl - dan membentuk HCl, sedangkan fenol yang kehilangan H + akan diganti dengan Fe 3+ sehingga membentuk FeO pada cincin benzene yang menyebabkan perubahan warna menjadi ungu.
KESIMPULAN Prinsip uji lucas adalah mengidentifikasi jenis alcohol dengan penambahan reagen lucas dimana akan terjadi reaksi substitusi gugus OH pada alcohol dengan Cl pada reagen, sehingga terbentuk alkil klorida yang tak larut dalam air atau larutan. Prinsip uji ferri klorida adalah mendeteksi keberadaan fenol pada suatu senyawa dengan penambahan larutan FeCl 3 dan menghasilkan warna ungu, merah, hijau atau biru sebagai akibat reaksi gugus OH pada fenol bereaksi pada larutan FeCl 3 . Warna yang diperoleh tergantung pada konstituen yang terikat pada fenol. Pada praktikum ini kita dapat mengetahui sifat fisik alcohol dan fenol. Dan kita juga telah dapat membedakan senyawa alcohol primer, sekunder, tersier, dan fenol dengan menggunakan tes uji lucas dan uji ferri klorida. Pada tes uji lucas ke empat sampel menghasilkan hasil uji negative (-) karena tidak menghasilkan kabut hal ini mungkin bisa disebabkan karena adanya kesalahan teknis saat praktikkum dan penggunaan bahan sampel yang telah lama (tua) seperti pada sampel 2-propanol. Lalu pada tes uji ferri klorida hanya fenol yang menghasilkan hasil uji positif karena terjadi substitusi antara sampel dengan reagen FeCl 3 dimana H + dalam fenol digantikan dengan Fe 3+
yang berasal dari reagen FeCl 3 . Lalu fenol akan melepas H + yang berikatan dengan Cl - dan membentuk HCl, sedangkan fenol yang kehilangan H + akan diganti dengan Fe 3+ sehingga membentuk FeO pada cincin benzene yang menyebabkan perubahan warna menjadi ungu.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad. 2004. Kamus Kimia. Jakarta : Gramedia Pustaka Burns, Ralph A. 2005. Fundamental of Chemistry. Prentice Hall, Inc. New Jersey. Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar Konsep-konsep Inti Edisi Ketiga Jilid I. Jakarta : Erlangga. Commons, Chris. 2009. Chemistry Two. Third Edition. Heinemann. Victoria Giriarso, Jodhi Pramuji. 2011. Kamus Kimia. Jakarta : Gagas Media Kamaludin, Agus.2010.Cara Cepat Kuasai Konsep Kimia dalam 8 Jam.Yogyakarta : Andi Offset Nachtrieb, Gillis. 2004. Prinsip Prinsip Kimia Modern. Jakarta : Erlangga Oxtoby.2010.Prinsip-Prinsip Kimia Modern.Jakarta : Erlangga Purwanto.2008. Kimia Dasar Organik. Jakarta : Erlangga. Suryatin, Budi. 2008. Kimia. Jakarta : Grasindo Taufik.2007.Kimia Dasar Edisi II.Jakarta: Erlangga